Anda di halaman 1dari 12

PAPER

MANAJEMEN RUMINANSIA PEDAGING


PAKAN TAMBAHAN

Oleh
ALFAN KURNIAWAN 201710350311095
ARIS LISTIYO N 201710350311098
BAYU INDRADI 201710350311102
M. NIZAR PAMUNGKAS 201710350311113
RETA JUNI PUSPITA 201710350311121
DANI KURNIAWAN 201710350311122

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


MALANG
2019
PAKAN TAMBAHAN
Pentingnya ilmu pakan ternak demi kesuksesan usaha peternakan Anda. Bagi seorang
peternak, bisa dikatakan sukses ketika berhasil membangun peternakan yang besar, memiliki
hewan ternak yang banyak, dan memiliki hasil yang besar pula dari sana. Memang untuk
beternak tidaklah semudah yang dilihat. Butuh pengetahuan, pengalaman, dan ketekunan sejati
sebagai peternak dan memberikan yang terbaik pada peternakan yang dimilikinya. Dengannya,
Anda dapat menjalankan peternakan dengan lebih baik, berkembang dengan pesat dan
mendapatkan hasil seperti yang Anda dan peternak lain inginkan.
Terlepas dari pengalaman yang dimiliki, bagi seorang peternak ulung maupun peternak
pemula, satu hal yang tidak dapat dinomor duakan adalah pengetahuan tentang pakan ternak.
Karena hal ini sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak
Anda.Dengan pengetahuan pakan yang tepat, maka peternak dapat fokus pada apa yang ingin
ditingkatkan, ingin mempercepat pertumbuhan hewan ternak, penggemukan, atau
memaksimalkan dan menjaga kualitas dari hasil hewan ternak tersebut.
Di dalam Ilmu Makanan Ternak terdapat beberapa istilah penting yang perlu dipahami
diantaranya adalah :
Zat nutrien adalah zat-zat gizi di dalam bahan pakan yang sangat diperlukan untuk hidup
ternak meliputi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau
seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya (Tillman ., 1998)
1. Ransum (pakan)
Merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang diberikan untuk seekor
ternak selama sehari semalam. Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien yang
diperlukan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok, produksi maupun
reproduksi Pada umumnya ransum untuk ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan dan pakan
konsentrat. Pakan pokok (basal) dapat berupa rumput, legum, perdu, pohon–pohonan serta
tanaman sisa panen sedangkan pakan konsentrat antara lain berupa biji-bijian, bungkil, bekatul
dan tepung ikan.
2. Ransum seimbang
Adalah ransum yang diberikan selama 24 jam yang mengan ung semua zat nutrien
(jumlah dan macam nutriennya) dan perbandingan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak (Chuzaemi, 2002). Pengetahuan tentang kualifikasi
bahan pakan diperlukan untuk menyusun ransum seimbang. Penyusunan ransum seimbang yang
sesuai dengan kebutuhan ternak, diharapakan akan dapat menghasilkan produksi yang optimal.
3. Pemberian Pakan Pedet
pemberian pakan
Dalam cara merawat anak sapi agar cepat besar pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet
diharapkan semaksimal mungkin agar mendapatkan asupan nutrisi yang optimal.Nutrisi yang
baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai positif saat sudah di sapih, dara dan siap jadi
bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal itu dapat dicapai dengan baik, hal ini
cukup penting dalam proses penggemukan anak sapi. Untuk mempercepat pertumbuhan anak
sapi, tidak boleh hanya berpatok menggunakan bahan pakan serat hijauan. Karena itu kurang
optimal dan juga prosesnya cukup lama. sebaiknya untuk anak sapi atau pedet cepat tumbuh

1
besar gunakan bahan pakan berupa hijauan daan konsetrat seperti ampas tahu, bekatul, kulit
kacang kedelai dan makanan buatan pabrik lainya.

Sebelum menggunakan pakan hijauan, Sebaiknya berikan pakan konsetrat terlebih


dahulu agar pencernaan anak sapi dalam mencerna rumput hijauan seperti rumput gajah, jerami
padi, daun jagung, daun tebu, alang – alang dan rumput liar lainnya. Takaran untuk pemberian
pakan di sesuaikan dengan berat badan anak sapi atau pedet. Pada umunya sebanyak 25% dari
berat badan anak sapi atau pedet. pembuatan pakan konsetrat harus memperhatikan bahan yang
di gunakan untuk membuatnya. Anda bisa memberikan dalam bentuk basah atau pun kering.
Berikan 2 atau 3 jam sebelum memberikan pakan hijauan untuk anak sapi atau pedet anda.

a. Proses Pencernaan Pada Sapi Pedet.


Untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada anak sapi atau pedet, ada
baiknya jika kita memahami terlebih dahulu susunan dan perkembangan pada alat pencernaan
anak sapi. Perkembangan pada alat pencernaan ini yang akan menuntun ke bagaimana langkah
– langkah pemberian pakan yang benar. Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut,
yaitu seperti: Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku) dan
Abomasum (perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah
berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % telah dewasa. Sebaliknya untuk
rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat sudah dewasa. Ketika kecil pedet hanya akan
mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dengapn cara bertaha anak sapi akan mengkonsumsi
konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur
lembut dan belajar menkonsumsi rumput.

b. Jenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / Pedet


Pakan Cair/Likuid
Pakan Cair/Likuid
Salah satu pakan cari yakni Kolostrum. kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari
ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu
normal. Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS) Pada fase pemberian susu untuk anak
sapi atau pedet, air susu sapi asli bisa diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer
yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama kalau diberi air
susu sampai umur 4 minggu. Milk replacer yang baik dibuat menggunakan bahan baku yang
berasal dari produk air susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam
jumlah terbatas. Milk replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet sudah berusia antara 3 – 5
minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang masih berusia kurang dari 2 minggu. Pedet
yang masih berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati – patian dan protein selain
casein (protein susu).

Pakan padat/kering
Pakan padat/kering

Manajemen Pemberian Pakan untuk awal atau pemula (Calf Starter) Pemberian calf
starter dapat dimulai sejak pedet sudah berumur 2 – 3 minggu (fase pengenalan). Pemberian calf
starter bertujuan untuk membiasakan pedet agar bisa mengkonsumsi pakan yang padat dan dapat
mempercepat proses penyapihan hingga usia sekitar 4 minggu. Tetapi untuk sapi calon bibit dan
donor penyapihan dini sangat kurang diharapkan. Penyapihan atau penghentian pemberian air

2
susu dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 – 0.7
kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet sekitar 60 kg atau sekitar umur 1 – 2 bulan. Tolak ukur
kualitas pada calf starter yang baik yaitu bisa memberikan pertambahan bobot badan 0.5 kg/hari
dalam kurun waktu hingga 8 minggu. Kualitas calf starter yang dipersyaratkan adalah: Protein
Kasar 18 – 20%, TDN 75 – 80%, Ca dan P, 2 banding 1, kondisi segar, palatable, craked

Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu induknya, hanya untuk
diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut sebenarnya belum
dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan.
Perkenalan pemberian rumput sejak pedet berumur 2 – 3 minggu :Berikan rumput yang
berkualitas baik dan juga mempunyai tekstur yang halus. Jangan memberikan silase kepada
pedet atau anak sapi (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan
NPN yang banyak yang tergantung dalam silase. Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah
memasuki fase penyapihan dengan induknya

Pemberian Tambahann Vitamin Untuk Penggemukan Anak Sapi


Dalam cara merawat anak sapi agar cepat besar hal ini juga tidak kalah penting dari yang
lain. Dalam pembuatan pakan konsetrat tambahkan juga formula tau vitamin untuk
meningkatkan nafsu makan. Sudah banyak suplemen untuk anak sapi atau pedet yang di jual
online maupun offline. Misalnya Viterna, Hormonik atau Tangguh. Tangguh biasanya untuk
fermentasi pakan, ssedangkan viterna, poc nasa bisa di campurkan dengan komboran atau air
minum sapi . Tapi anda harus memperhatikan dosis pada obat – obatan ini. Sebaiknya baca juga
aturan pemakainnya
.b. Jenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / Pedet
Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
- Pakan cair/likuid : kolostrum, air susu normal, milk replacer.
- Pakan padat/kering : konsentrat pemula (calf starter).

Agar pemberian setiap pakan tepat waktu dan tepat jumlah, maka karakteristik nutrisi setiap
pakan untuk pedet perlu diketahui sebelumnya.
b.1 Kolostrum

Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna
kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu normal.
Komposisi kolostrum :

a. Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak kandungan proteinnya,


100X untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal.
b. Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet
supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
c. Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare.
d. Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein.
e. Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari
penyakit infeksi.
f. Kolostrum dapat juga menghambat perkembangan bakteri E. coli dalam usus pedet
(karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama.

3
Mutu Kolostrum :

Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan


akan lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin). Kualitas kolostrum akan rendah apabila :
Lama kering induk bunting, kurang dari 3 – 4 minggu, sapi terus diperah sampai saat
melahirkan. Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat
melahirkan maupun saat akan diperah.
b.2 Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS)
Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk
Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot
badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang-kadang
pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan
pedet kegemukan. Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari produk air
susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam jumlah terbatas. Milk
replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 – 5 minggu dan jangan diberikan
kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu. Pedet yang berusia kurang dari 2 minggu
belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein (protein susu). Milk replacer yang
baik mempunyai standar komposisi sebagi berikut : Protein 20%, lemak 12%, serat kurang dari
0.25% dan juga mengandung antibiotik untuk mencegah diare. Selain antibiotik juga dapat
memberikan faedah dalam nafsu makan, kehalusan bulu yang halus, pertambhan bobot badan
dan efisien penggunaan pakan. Anti biotik yang sering digunakan adalah Klortetrasiklin dan
oksitetrasiklin. Frekuensi pemberian sama dengan pemberian air susu harus lebih dari 1X dalam
1 hari dan yang terpenting harus teratur waktu dan jumlahnya.

4. Sapi bakalan

Sapi bakalan siap di gemukan dengan bobot badan 400 kg, kemampuan mengkonsumsi
bahan kerinng adalah 400 x 2,4% 9,6 kg kebutuhan ini dibagi dua bagian yaitu 40% pakan
tambahaan dan 60% jerami atau rumput gajah.

Jerami dibutuhkan 60% x 9,6 kg = 5,7 kg. Sisanya yaitu 3,84 kg berupa pakan tambahan
(konsentrat) misalnya dedak,tepung, jagung, onggok,atau yang lainya, tergantung ,ana yang di
peroleh.

Kadar tambahan jerami umumnya 86% sehingga riil jumlah jerami == 100/86 x 5,76 kg =
6,7 kg. Kadar bahan kering dedak padi 84%, sehingga rill jumlah deddak padi = 100/84 x 3,84
kg = 4,57 kg. Jadi untuk sapi bobot 400 kg dibutuhkan jerami seberat 6,7 kg dan dedak 4,6 kg

Pola pemberian pakan

Pemberian pakan ternak disesuaikan dengan umur, berat badan dan produksinya. Umumnya
pada masa pertumbuhan dan produksin, membutuhkan protein energi lebih banyak dibanding
masa lainya. Sapi yang sedang berproduksi disediakan pakan berdasarkan berat badan dan
tingkat produksi yang akan di capai.

5. Sapi penggemukan
Ransum sapi yang digemukkan ditujukan untuk membentuk daging dan lemak badan.
Untuk itu ransum harus mengandung protein dan energi yang memenuhi kebutuhan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan tubuh serta dan pembentukan lemak. Penggemukan oleh

4
perusahaan swasta, dilakukan tergantung daerah dan persediaan bahan pakan serta musim.
Sistem penggemukan tersebut adalah :
a. Penggemukan dengan pakan kering (Dry lot fattening)

Penggemukan pada sistem ini mengutamakan pemberian pakan biji-bijian seperti


jagung, limbah pengolahan minyak (bungkil) dan konsentrat. Pemberian pakan pada sistem ini
disebut dry lot feeding.
b. Kombinasi antara dry lot fattening dan pasture fattening.
Penggemukan sistem ini dilakukan di daerah tropis pada musim kering. Pada
permulaan musim kering di mana padang rum ut masih hijau, sapi digembalakan di padang
rumput kemudian pada akhir musim kering penggemukan dilakukan dengan cara dry lot
fattening.
Di Indonesia, penggemukan juga dilakukan oleh peternak diwonosobo dan boyolali.
Petani peternak membeli sapi – sapi jantan muda yang beratnya kurang 200 kg. Penggemukan
dilakuka 5-6 bulan menggunakan sistem kereman. Pakan yang diberikan berupa rumput dan
konsentrat yang terdiri dari campuran dedak dan ubi kayu yang diparut. Keuntungan lain yang
diperoleh dari peng ukan sistem kereman adalah berupa pupuk kandang.
Ransum untuk sapi jantan
Berikut ini adalah contoh ransum sapi jantan dengan bobot badan 300 kg dengan
kenaikan berat badan 1 kg/hari dengan bahan pakan penyusun ransum adalah jerami padi, dedak
halus kampung, gaplek dan bungkil kelapa. Konsumsi BK adalah 3% berdasar berat badan.
Imbangan hijauan dan konsentrat adalah 20 : 80, penggunaan bungkil kelapa dibatasi 10% dari
konsentrat.

Menentukan jumlah konsumsi bahan kering, jerami padi,kosentrattrat dan bungkil kelapa yang
akan diberikan pada ternak.
Jumlah bahan kering yang dibutuhkan = 3% X 300 kg = 9 kg.
Jumlah jerami padi yang akan diberikan = 20% X 9 kg = 1,8 kg.
Jumlah konsentrat yang akan diberikan = 80% X 9 kg = 7,2 kg.
Jumlah bungkil kelapa = 20 % X 7,2 kg = 1,44 kg.

5
Tabel 10. Kandungan zat nutrien bahan pakan.

BK PK TDN Ca P
B a ha n p a k a n
(% ) (% ) (% ) (% ) (% )
0 ,0 8
a. Jerami padi 60 2,4 59 0,21
b. Bungkil kelapa 86 21,60 66 0,08 0,67
c. Dedak halus kampung 86 6,3 60,5 0,70 1,5
d. gaplek 86 1,7 69 0,10 0,04

Tabel 11. Zat makanan yang dapat disediakan oleh jerami padi dan
bungkil kelapa.
1. Penggemukan Sapi
Beberapa faktor teknis yang menetukan dalam nilai ekonomis usaha penggemukan
sapi potong yaitu bangsa, jenis kelamin (seks), umur, bobot badan dan kondisi awal, dan
pemberian pakan. Bangsa sapi bakalan yang digunakan dalam penggemukan ikut
menentukan keuntungan atau keberhasilan terkait dengan pencapaian pertambahan bobot
badan yang optimal. Jenis kelamin ternak merupakan faktor yang menjadi pertimbangan
dalam pemilihan sapi bakalan. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa sapi jantan
memiliki pertumbuhan (PBBH) yang lebih baik, persentase karkas yang lebih tinggi,
efisiensi pakan lebih tinggi, cenderung memiliki persentase lemak yang lebih rendah dari
pada sapi betina. Umur sapibakalan yang ideal untuk penggemukan adalah ternak dewasa
yaitu antara 1,5-2,5 tahun dan pada saat dijual tidak melebihi umur 3 tahun. Bobot badan
dan kondisi awal sapi bakalan yang akan digemukan berpengaruh terhadap lama
penggemukan, bobot badan ideal untuk pasar sebesar 400-500 kg.
Pemberian pakan bagi usaha penggemukan komersial (feedlot) dengan masa
penggemukkan 3 bulan dikenal dengan teknologi grain feed, maka kualitas pakan diatur
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan hasil yang menunjang pertumbuhan yang
optimal dan menghasilkan kualitas daging yang baik. Teknologi grain feed menggunakan
hijauan sebasar 15-20% dan pakan konsentrat sebesar 80-85%, tergantung dari nilai
ekonomi yang didasarkan pada konversi pakan yang diperoleh. Ransum sapi yang
digemukkan memerlukan bahan kring sebanyak ≥3% dari bobot badan, dan kandungan
protein minimal 9% dan energi (TDN) sebesar 60-70%. Pakan hijauan yang diberikan
meliputi rumput, leguminosa dan limbah pertanian. Rumput dapat diberikan 10% dari BB,
leguminosa seperti lamtoro, turi atau gamal dapat diberikan anatara 20-60% dari total
hijauan dan dapat menurunkan jumlah pemberian konsentrat. Limbah pertanian seperti
jerami padi, jerami jagung dll disarankan tidak lebih dari 3% BB. Konsentrat yang
diberikan harus mengandung BK > 88%, PK > 12%, LK < 6%, SK 12-17%, TDN > 64% dan
abu< 10%. Penggunaan limbah industri pertanian aksimal untuk bungkil kelapa 20%,
bungkil kedele 25%, dedak padi 100% dan ampas sagu 15% dari konsentrat.

6. STRATEGI PENYUSUNAN RANSUM SEIMBANG


Ransum yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan syarat mutlak
dihasilkannya produktivitas yang optimal. Penyusunan ransum tidak boleh merugikan peternak,
misalnya peningkatan berat badan yang tidak dapat memenuhi target, salah pemberian pakan
karena terlalu banyak dalam memperkirakan kandungan nutrien pakan ataupun karena adanya
zat anti nutrisi. Untuk menyusun ransum seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan nutrien
sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan status faali sapi potong diperlukan tahapan sebagai
berikut :

6
a. Menyiapkan tabel kebutuhan zat nutrien

Bahan pakan harus dapat menyediakan nutrien yang diper ukan sebagai komponen
pembangun serta pengganti sel–sel tubuh yang rusak serta menciptakan hasil produksinya.
Kebutuhan nutrien dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: tingkat pertumbuhan (status faali);
ukuran tubuh ternak, lingkungan, keturunan, penyakit, parasit, jenis ternak, ketidakserasian
pakan dan kekurangan nutrien. Kebutuhan zat nutrien ini dinyatakan dengan kandungan energi,
protein, vitamin dan mineral.
Pakan harus mampu menyediakan hampir semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh ternak
dalam suatu perbandingan yang serasi sesuai dengan status faali; pakan tidak perlu berlebihan
bahkan harus efisien sehingga dapat memberikan keuntungan. Terdapat empat hal penting yang
harus diperhatikan dalam menentukan kebut han zat nutrien pada sapi potong,yaitu: jenis
kelamin (jantan atau betina), berat badan, taraf pertumbuhan/status fisiologis (pedet, sapihan,
bunting dan lain–lain) serta tingkat produksi.
Banyak tabel kebutuhan zat nutrien yang telah diterbitkan namun tabel kebutuhan yang
diterbitkan oleh “National Academics of Science” yang disebut dengan National research
council (NRC) adalah tabel yang banyak diadopsi. Namun demikian terdapat patokan yang
mudah untuk menghitung kebutuhan pakan,yaitu kebutuhan bahan kering (BK) pakan/ekor/hari
diperkirakan sebanyak 2,8–% BB (Kearl, 1982).
b. Menyiapkan tabel komposisi/kandungan nutrien bahan pakan
Pakan seimbang, selain harus dapat memenuhi kebutuhan nutrien ternak harganya juga
harus murah; oleh sebab itu sebaiknya menggunakan bahan pakan lokal yang tersedia di tempat.
Hindari atau minimalkan bahan pakan yang berasal dari luar daerah yang pada umumnya mahal
karena ada tambahan biaya transport; nam n bisa digunakan bila memang harganya murah. Hal
lain yang harus dipertimbangkan adalah penggunaan bahan pakan utama yang berasal dari
import. Pengunaannya harus dihindari ataupun dibatasi seperti jagung, bungkil kedelai, tepung
ikan maupun tepung tulang. Sebanyak 40%-60% kebutuhan jagung untuk pakan, 60 – 70 %
tepung ikan dan 100% bungkil kedelai masih berasal dari impor. Optimalisasi penggunaan
bahan pakan asal limbah pertanian, perkebunan maupun agroindustri diharapkan selain
menurunkan biaya ransum juga mampu menghasilkan produktivitas secara optimal.
Syamsu et al., (2003) menyatakan bahwa limbah pertanian memiliki potensi yang cukup
besar sebagai sumber pakan,diperkirakan potensi produksinya mencapai sekitar 51.546.297,3
ton/th. Produksi terbesar adalah jerami padi (85,81%) kemudian berturut – turut adalah jerami
jagung (5,84%), jerami kacang tanah (2,84%), jerami kedelai (2,54%), pucuk ubi kayu (2,29%)
dan jerami ubi jalar (0,68%). Limbah pertanian ini mempunyai kandungan nitrogen (N) yang
rendah, kand ngan selulosa (karbohidrat terstruktur) yang tinggi serta pada umumnya kandungan
mineral terutama kalsium (Ca), fosfor (P), Cobalt (Co), tembaga (Cu), sulfur (S) dan sodium
(Na) rendah. Karakteristik tersebut mengakibatkan kecernaan rendah serta dapat me batasi
konsumsi pakan.
Suplementasi dengan multinutrien perlu dilakukan untuk membentuk keseimbangan
kondisi rumen dan memenuhi kebutuhan zat trien (Preston dan Leng, 1987). Keseimbangan
kondisi rumen dibutuhkan untuk meningkatkan kecernaan sehingga dapat meningkatkan
efisiensi pakan. Tabel kandungan nutrien beberapa macam bahan tertera pada Lampiran 2.
c. Penyusunan formula ransum
Terdapat tiga (3) macam metode yang biasa digunakan dalam penyusunan formula
ransum yaitu pearson square method, least cost formulation dan trial and error. Pearson square
method adalah metode penyusunan pakan yang berasal dari perhitungan 4 macam bahan. Least

7
cost formulation adalah penyusunan ransum ekonomis dengan dasar linear programming.
Metode trial and error dapat dilakukan peternak dengan cara mengubah – ubah komposisi
(persentase) bahan pakan dalam ransum dengan mempertimbangkan kriteria rasional, ekonomis
dan aplikatip. Saat ini telah pula beberapa soft ware atau program yang dapat digunakan untuk
penyusunan formula ransum seperti MIXID atau aplikasi EXCEL.

Pakan Tambahan Zat Aditif Untuk Penggemukan Sapi Potong

A. Pengertian Feed Additive


Additive adalah suatu bahan atau kombinasi bahan yang ditambahkan, biasanya dalam
kuantitas yang kecil, kedalam campuran makanan dasar atau bagian dari padanya, untuk
memenuhi kebutuhan khusus, contohnya additive bahan konsentrat, additive bahan suplemen,
additive bahan premix, additive bahan makanan (Hartadi et. al., 1991).
Additive adalah susunan bahan atau kombinasi bahan tertentu yang sengaja
ditambahkan ke dalam ransum pakan ternak untuk menaikkan nilai gizi pakan guna memenuhi
kebutuhan khusus atau imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak. Murwani
et al., (2002) menyatakan bahwa additive adalah
bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk meningkatkan
produktifitas ternak maupun kualitas produksi. Sedangkan menurut Murtidjo (1993), additive
adalah imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak. Penambahan bahan
biasanya hanya dalam jumlah yang sedikit, misalnya additive bahan konsentrat, additive bahan
suplemen dan additive bahan premix. Maksud dari penambahan adalah untuk merangsang
pertumbuhan atau merangsang produksi. Macam-macam additive antara lain antibiotika,
hormon, arsenikal, sulfaktan, dan transquilizer.
Feed additive merupakan bahan makanan pelengkap yang dipakai sebagai sumber
penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan atau juga antibiotika (Anggorodi, 1985). Fungsi
feed additive adalah untuk menambah vitamin-vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum,
menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan pengaruh stress,
merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu
makan, meningkatkan produksi daging maupun telur.

B. Macam-macam Feed Additive


Macam ragam pakan additive antara lain additive pada bahan pakan (contohnya
agensia antioksidan, agensia cita rasa), additive untuk manipulasi pencernaan dan absorpsi
nutrien (contohnya buffer, enzim), additive untuk kesehatan ternak (contohnya obat cacing),
additive melalui hormonal (contohnya hormon pertumbuhan, hormon reproduksi), additive
untuk meningkatkan kualitas produk (contohnya agensi pewarna, agensi antiradikal).
Biasanya feed additive diberikan dalam ransum ternak untuk menghasilkan
pertumbuhan yang diinginkan. Beberapa feed additve yang diberikan antara lain :
1. Flavoring agent, pemberi bau untuk meningkatkan palatabilitas pakan contoh cairan sukrosa
2. Enzim untuk memperbaiki daya cerna
3. Vitamin, Sebagai sumber vitamin A dapat digunakan Vit. A palmitat, Vit. A acetat dan minyak
ikan. Sumber vitamin D2 digunakan Vit. D pada semua tanaman yaitu hasil aktivasi sterol dalam
tanaman oleh sinar ultraviolet. Sumber vitamin D3 digunakan Vit. D pada hewan yang
merupakan hasil aktivasi sterol pada hewan oleh sinar ultraviolet misalnya minyak ikan. Sumber
vitamin E digunakan senyawa vit. E aktif, misalnya dl alpha tokoferil asetat. Sumber vitamin K
dapat menggunakan MCBC dan MPB.
4. Sumber mineral : Tepung tulang, Tepung kerang (CaCo3) , Garam (NaCl).
5. Antibiotik, Antibiotik dalam dosis rendah diketahui efektif terhadap pengontrolan infeksi
subklinis dan merangsang pertumbuhan hewan bila ditambahkan dalam air minum atau kedalam
pakan.
6. Sumber-sumber karotenid ditambahkan kedalam ransum untuk memperbaiki pigmentasi dari
broiler dan kuning telur.
7. Hormon atau zat lain yang digunakan untuk memperbaiki proses metabolisme dari ayam.

8
· Estrogen dipergunakan untuk memperbaiki pertumbuhan dan memperbaiki karkas ayam.
· Beberapa macam obat( termasuk hormon) dipergunakan untuk menghentikan jatuh bulu
(molting) atau untuk mempercepat molting ayam yang sudah berproduksi lama.
8. Asam amino adalah monomer dari protein. Sebagai bahan pakan tunggal asam amino tidak
tersedia di alam, namun tersedia secara buatan. Asam amino yang biasanya kekurangan dalam
pakan adalah asam amino metionin dan lisin. Oleh karena itu, di pasaran asam amino yang
tersedia adalah DL- metionin dan L-lisin yang mempunyai kemurnian 99%.
Berbagai macam feed additive yang bersifat non nutritive menurut Wahyu (1997)
antara lain: (1) Makanan tambahan pelengkap untuk memperbaiki tekstur dan kekuatan pakan
pellet; (2) Flavoring agent yaitu zat pemberi bau enak yang dipergunakan untuk meningkatkan
palatabilitas pakan; (3) enzim-enzim yang memperbaiki daya cerna di bawah kondisi tertentu;
(4) Antibiotika, senyawa-senyawa arsen dan nitrofurans dipergunakan pada tingkat rendah
untuk melindungi pakan dari serangan perusakan oleh mikroorganisme dan mencegah
timbulnya keracunan yang disebabkan oleh mikroflora dalam usus; (5) Antibiotika yang
mempunyai spektrum luas (broad spectrum) dan daya absorpsi yang baik ditambahkan ke dalam
pakan untuk memerangi penyakit khusus; (6) Senyawa-senyawa kimia tertentu dipergunakan
untuk meningkatkan daya penyembuhan dari antibiotika terhadap penyakit; (7) Obat-obat
pencegah cacing dalam saluran pencernaan; (8) Antioksidan untuk mencegah kerusakan asam-
asam lemak yang tidak jenuh dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak karena proses
peroksidasi; (9) sumber-sumber karotenoid ditambahkan dalam pakan untuk memperbaiki
pigmentasi dari broiler dan kuning telur dan (10) Hormon-hormon yang digunakan untuk
memperbaiki metabolisme ayam.

C. Pemberian Feed Additive


Penggunaan makanan tambahan pelengkap dalam penyunan ransum terutama yang
merupakan bahan tambahan bukan zat makanan dengan maksud memperbaiki konsumsi, daya
cerna, proteksi, absorbsi dan atau transportas zat-zat makanan untuk memperbaiki nilai gizi
ransum dan menurunkan biaya pakan dan dalam produksi broiler atau telur.
Ransum ayam broiler dan ayam petelur disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
konsentrasi zat-zat makanan maksimum yang dapat diperoleh dengan harga layak untuk
pertumbuhan, produksi dan efisiensi penggunaan ransum maksimum. Untuk menjamin zat-zat
makanan tersebut ditelan, dicerna, dilindungi dari kerusakan, diserap dan diangkut dari sel-sel
tubuh, maka pelengkap makanan tak bergizi tertentu atau yang disebut additive dimasukkan ke
dalam ransum sebagai tambahan sampai terjadi suatu konsentrasi optimum dan keseimbangan
zat-zat makanan (Rasyaf, 1994).
Contoh Feed additive yang digunakan untuk ayam broiler antara lain adalah Broiler
Weight. Adapun keistimewaan dari bahan ini antara lain adalah: (1) Tidak mengandung
antibiotika dan senyawa arsen sehingga dapat diberikan setiap hari tanpa menimbulkan efek
samping; (2) Memperbaiki konversi pakan sehingga mempercepat pertambahan berat badan
dalam waktu singkat; (3) Tidak mempengaruhi aroma atau cita rasa daging ayam broiler atau
pedaging dan (4) Mencegah penyakit defisiensi vitamin (penyakit karena kekurangan vitamin).

Bahan Aditif yang dilarang dalam penggemukan sapi

Di pertengahan tahun 2015, ada beberapa perusahaan penggemukan sapi (feedloter)


yang diduga menggunakan bahan aditif hewan kelompok Beta Agonist 2 sebagai campuran
pakan ternak guna memicu pertumbuhan berat badan dan meningkatkan kwalitas daging sapi.
Sayangnya bahan-bahan aditif tersebut dilarang oleh pemerintah dikarenakan bahan aditif
tersebut tidak terdaftar di Kementrian Pertanian dan terindikasi membahayakan bagi hewan,
manusia dan lingkungan. Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang
ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk
memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.[1

9
Obat-obat yang masuk dalam kelompok Beta Agonist 2 yaitu Salbutamol, Clenbuterol,
Albutamol, Salmoterol, Farmoterol, Cimaterol dan Zilpaterol.

Pelarangan pemerintah dilandasi Undang-undang No. 41 tahun 2014 tentang Peternakan


dan Kesehatan Hewan. Dalam Pasal 50 ayat 1 menyatakan “setiap orang dilarang menggunakan
obat hewan tertentu pada ternak yang produknya untuk konsumsi manusia yang mengakibatkan
terjadinya residu pada produk hewan tersebut”.Berdasarkan hasil monitoring dan survey yang
dilakukan oleh Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH), pada Maret
2015 masih ditemukan perusahaan penggemukan sapi yang menggunakan obat hewan jenis Beta
Agonist 2 (Clenbuterol/ Salbutamol) dalam pakan sapi potong. Baik dalam feed aditif maupun
bahan pakan ternak. Sebagai tindak lanjutnya, maka pemerintah telah meminta perusahaan
penggemukan sapi untuk menandatangai beberapa komitment diantaranya: Pertama, tidak
menggunakan lagi obat hewan yang telah dilarang. Kedua, feedloter wajib memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) pengawasan internal dan ekternal.

Dari kejadian tersebut, kita bisa mengambil sisi hikmahnya. Berhati-hatilah dalam penggunaan
campuran bahan kimia apapun, walaupun hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Carilah sisi keberkahan, walaupun yang didapat tidak banyak. Produk sapi yang kita hasilkan,
harus bisa menyehatkan untuk sapinya, manusia yang memakan dagingnya ataupun berguna
bagi lingkungan sebagai pengolah dari kotoran yang dihasilkan oleh sapi

10
11

Anda mungkin juga menyukai