Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) seorang ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Seorang ASN dituntut untuk memahami nilai-nilai
dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan profesinya. Nilai-
nilai dasar tersebut antara lain akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Kelima dasar tersebut
memiliki peranan penting demi menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai
dengan harapan dari pemerintah.
Pembentukan PNS yang mampu melaksanakan tugas dan
perannya sebagai pelayan masyarakat secara professional didasarkan
pada penanaman nilai-nilai dasar profesi PNS yang dilaksanakan
melalui jalur pendidikan dan pelatihan dasar.Berdasarkan Peraturan
Kepala LAN Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III,
pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di
tempat pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasikan serta
membuatnya menjadi kebiasaan dan merasakan manfaatnya,
sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
profesional.
Dalam pembelajaran Pelatihan Dasar Calon ASN, setiap peserta
pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi
pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri

1
yang difasilitasi dalam agenda Habituasi. Adapun materi pembelajaran
yang didapatkan ketika on campus antara
campus antara lain materi mengenai nilai-
nilai dasar profesi ASN yang terdiri dari ANEKA (Akuntabel,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan
materi mengenai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI(Manajemen
 ASN, Pelayanan Publik
Publik dan Whole of Government ).
).
Calon ASN dituntut untuk merancang dan mengimplementasikan
nilai-nilai dasar profesi ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam
NKRI, dalam melaksanakan tugasnya di unit kerja masing-masing
dalam bentuk sebuah “Rancangan Aktualisasi”. Rancangan aktualisasi
adalah suatu bentuk perencanaan yang menggambarkan tentang cara
Calon ASN dalam menterjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah
konsep menjadi konstruk, menjadikan gagasan sebagai kegiatan.
Dengan demikian calon ASN diharapkan untuk mampu
mengaplikasikan secara langsung nilai-nilai dasar profesi ASN
tersebut dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing serta visi dan misi unit kerja. Dalam hal ini penulis
mengaktualisasikan
mengaktualisasikan nilai dasar ASN di SD 4 Kedungsari.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan jaman. Pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab. Demi
mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut dibutuhkan tenaga
pendidik yang profesional pada setiap jenjang pendidikan.
Pendidik sebagai seorang ASN harus memegang teguh nilai-
nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai
dasar tersebut yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,

2
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA). Nilai-nilai dasar inilah yang
menjadi pedoman seorang pendidik guna menciptakan pendididkan
yang berkualitas.
Salah satu masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya minat baca peserta didik. Dalam mengatasi hal tersebut
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
23 Tahun
Tahun 2015, pemerintah mencanagkan sebuah program yaitu
yaitu
Gerakan Literasi Sekolah. Upaya tersebut merupakan upaya
menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah dan masyarakat
sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Selain itu tujuan utama
terciptanya Gerakan Literasi Sekolah adalah untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudidayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Rendahnya minat baca dan menulis terlihat di SD 4 Kedungsari
Hal ini terbukti dengan tersedianya perpustakaan sekolah. Namun
pada kenyataanya kunjungan siswa ke perpustakaan untuk membaca
sangat rendah,
rendah, dari
dari jumlah 50 siswa rata-rata yang mengunjungi
perpustakaan per hari hanya 5-10 siswa.
Suksesnya sebuah pendidikan ditentukan oleh sumber daya
yang ada di dalamnya, diantara sumber daya tersebut adalah
perpustakaan. Perpustakaan merupakan media yang sangat penting
bagi penunjang proses sebuah pembelajaran. Dijelaskan dalam
berbagai sumber diantaranya dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa sumber daya
pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan,
masyarakat, dana, sarana dan prasarana. Perpustakaan merupakan
salah satu sumber belajar yang berpengaruh besar dalam dunia
pendidikan. Khususnya perpustakaan sekolah, mempunyai peranan
yang sangat dominan dalam pembangunan di bidang pendidikan.
Salah satu peranan perpustakaan sekolah meningkatkan prestasi

3
belajar siswa. Dengan adanya perpustakaan diharapkan siswa dapat
mengembangkan keterampilan untuk mencari informasi bagi
keperluan mereka secara mandiri. Hal ini tentunya dengan cara
memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin, dengan cara
membaca dan memahami buku-buku yang tersedia, baik buku
pelajaran, keagamaan maupun umum.
Keberadaan dan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber
belajar sangatlah penting, karena memiliki fungsi dan peran srtategis
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Perpustakaan sekolah
 juga memiliki peran meningkatkan minat baca pada peserta didiknya
sehingga, diperlukan program-program inovatif yang dapat menarik
perhatian siswa untuk datang ke perpustakaan sekolah. Oleh karena
itu, sekolah harus berupaya agar perpustakaan sebagai sumber
belajar bisa dimanfaatkan dengan baik sesuai apa yang menjadi
kebutuhan sertamelakukan upaya-upaya yang nyata dan peran aktif
dari seluruh unsur masyarakat sekolah.
Berdasarkan pengamatan di SD 4 Kedungsari Kecamatan
Gebog Kabupaten Kudus, kondisi perpustakaannya masih dalam
kondisi baik akan tetapi tidak berjalan secara aktif. Penataan ruangan
dialih fungsikan sebagai tempat penyimpanan sarana yang lain,
sehingga perpustakaan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Permasalahan yang terjadi di atas memerlukan solusi
pemecahan masalah, agar sekolah dapat berperan maksimal dalam
memberikan pelayanan, dan memenuhi kebutuhan akan pendidikan
pada peserta didik, maka perlu membuat rancangan aktualisasi nilai
dasar profesi ASN dengan judul “  Peningkatan Minat Baca Anak
Melalui Optimalisasi Fungsi Perpustakaan sebagai Sumber Belajar
Siswa di SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus”.
Dengan rancangan aktualisasi ini diharapkan ASN dapat
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di sekolah dasar.

4
A. Identifikasi Isu
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di SD 4
Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus sesuai dengan nilai-
nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) dan sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rancangan kegiatan aktualisasi
dan habituasi dibuat berdasarakan identifikasi isu dengan
mempertimbangkan keaktualan, problematik, kekhalayakan dan
kelayakan isu tersebut (metode APKL). Aktual artinya Benar-benar
terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.Problematik
artinya Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya. Kekhalayakan artinya Isu yang
menyangkut hajat hidup orang banyak, dan Kelayakan artinya Isu
yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.Kemudian prioritas isu ditentukan dengan
analisis USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5). Urgency
artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth
artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.
Prioritas isu yang telah ditentukan kemudian diidentifikasi
berdasarkan sumber isu, aktor yang terlibat, peran masing-masing
aktor yang terlibat dan keterkaitan dengan mata pelatihan yang
relevan, dan kegiatan-kegiatan yang digagas untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada di SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus.
Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis yang
dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen
 ASN,Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik) dapat
ditampilkan pada tabel berikut:

5
Tabel 1. 1 Penetapan Isu
Identifikasi Sumber Kondisi saat Kondisi yang
No diharapkan
Isu Isu ini
1 Rendahnya Pelayanan Masih Tertanamnya
minat baca Publik kurangnya budaya membaca
siswa minat baca dalam diri siswa.
siswa
2 Rendahnya Pelayanan Siswa malas Siswa bersemangat
minat belajar Publik belajar, masih dalam belajar baik
siswa adanya siswa di sekolah maupun
yang tidak di rumah untuk
mengerjakan mendapatkan
PR prestasi belajar
yang baik

3 Kurangnya Pelayanan  Ada beberapa Semua siswa


kedisiplinan Publik siswa yang memiliki karakter
siswa masih terlambat disiplin dan taat
masuk sekolah pada aturan.
dan tidak
membawa buku
pelajaran.
4 Kurangnya Pelayanan Masih adanya Semua siswa aktif
keaktifan Publik siswa yang dalam proses
siswa dalam kurang aktif pembelajaran
pembelajaran dalam proses sehingga tujuan
pembelajaran pembelajaran dapat
tercapai.

5 Penggunaan Pelayanan Guru hanya Guru mencari


bahan ajar Publik menggunakan referensi lain yang
yang masih sumber belajar relevan dengan
terpaku pada berupa buku materi pembelajaran
satu buku saja, jarang agar menambah
yang mencari pengetahuan siswa.
referensi lain
sebagai sumber
belajar.

b. Penetapan Isu

 Adapun penetapan isu dilakukan dengan menggunakan analisis


sebagai berikut:

6
a. Analisis Kualitas Isu Menggunakan Analisis APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
Penetapan kualitas isu dilakukan melalui analisis isu
dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu.
 Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan
menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk
diselesaikan melalui gagasan kegiatan yang dilakukan.
 Analisis isu dilakukan dengan pendekatan APKL yaitu Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL
merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan
kualitas isu dengan memperhatikan tingkat actual,
problematic, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang
ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis
 APKL, maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang
selanjutnya akan diidentifikasi.

Tabel 1. 2 Parameter APKL


No Indikator Keterangan
1 Aktual ( A ) Isu yang sering terjadi atau dalam
proses kejadian sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.

2 Problematik ( P ) Isu yang memiliki dimensi masalah


yang kompleks sehingga perlu
dicarikan segera solusinya

3 Kekhalayakan ( K ) Isu yang secara langsung


menyangkut hajat hidup orang
banyak

4 Layak ( L ) Isu yang masuk akal dan realistis


serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya

Tabel 1. 3 Penetapan Isu dengan Metode APKL


No Identifikasi isu Kriteria Keterangan

7
A P K L
1. Rendahnya minat + + + + Memenuhi
baca siswa (M)

2. Rendahnya minat + + + + Memenuhi


belajar siswa (M)

3. Kurangnya + + - + Tidak Memenuhi


kedisiplinan siswa (TM)

4. Kurangnya + - + + Tidak Memenuhi


keaktifan siswa (TM)
dalam pembelajaran
5. Penggunaan bahan - + + - Tidak Memenuhi
ajar yang masih (TM)
terpaku pada satu
buku

b. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG ( Urgency,


 S eri ous nes s , dan G rowth )
 Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang
akan ditindak lanjuti menggunakan Analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth) adalah Adapun indikator analisis USG
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 4 Analisis Isu dengan Metode USG
No Kompon Keterangan
en

1. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas


dikaitkan demgan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu

2 Seriousn Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas


ess dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalu
masalah penyebab isu tidak dipecahkan
(bisa mengakibatkan masalah lain)

3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi


berkembang dikaitkan kemungkinan

8
masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika dibiarkan.

Tabel 1. 5 Tabel parameter USG


Urgency / Seriousness / Growth /
Nilai
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan

1. Isu tidak Isu tidak begitu Isu lamban


mendesak untuk serius untuk di berkembang
segera bahas karena
diselesaikan tidak berdampak
ke hal yang lain

2. Isu kurang Isu kurang serius Isu kurang cepat


mendesak untuk untuk segera berkembang
segera dibahas karena
diselesaiakn tidak kurang
berdampak ke
halyang lain

3. Isu cukup Isu cukup serius Isu cukup cepat


mendesak untuk untuk segera berkembang,
segera dibahas karena segera dicegah
diselesaikan akan berdampak
ke hal yang lain

4. Isu mendesak Isu serius untuk Isu cepat


untuk segera segera dibahas berkembang
diselesaikan karena akan untuk segera
berdampak ke hal dicegah
yang lain

5. Isu sangat Isu sangat serius Isu sangat cepat


mendesak untuk untuk segera berkembang
segera dibahas karena untuk segera
diselesaikan akan berdampak dicegah
ke hal yang lain

 Analisis penetapan USG yang dijelaskan pada tabel


berikut
Tabel 1. 6 penetapan isu USG
Indikator Jumla Peringka
No Isu
U S G h t

9
(1- (1- (1-
5) 5) 5)

1 Rendahnya
minat baca 5 5 5 14 I
siswa

2 Rendahnya
minat belajar 4 4 3 11 II
siswa

10
Tabel Analisis Isu dengan Metode APKL dan USG

KRITERIA A KRITE
No NO SUMBER ISU

A P K L KET U S G ∑

Pelayanan Kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga


1 1 + + + + MS 5 5 4 14
Publik kebersihan lingkungan sekolah di SD 4 Kedungsari

Pelayanan Kurang op timalnya fungsi perpustakaan sebagai


2 2 + + + + MS 5 5 5 15
Publik sumber belajar siswa di SD 4 Kedungsari

Pelayanan Kurangnya sarana prasarana cuci tangan siswa di SD


3 3 + + + + MS 4 5 4 13
Publik 4 Kedungsari

Manajemen Belum maksimalnya pemanfaatan alat peraga di SD 4


4 4 + + + + MS 4 4 4 12
ASN Kedungsari

KETERANGAN: SKALA LINKERT :


1. A = Aktual 5. U = Urgency 8. MS = Memenuhi Syarat 1 = Tidak U/S/G
2. P = Problematik 6. S = Seriousness 9. TMS = Tidak Memenuhi Syarat 2 = Kurang U/S/G
3. K = Khalayak 7. G = Growth 3 = Cukup U/S/G
4. L = Layak 4 = U/S/G
5 = Sangat U/S/G

11
Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan
memenuhi kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih l anjut
dengan menggunakan analisis USG. Analisis USG merupakan alat
analisis yang dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat
kegawatan, keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau
masalah. Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan
rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil,
nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai
5 berarti sangat besar. Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu
prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan.
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih
dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan
dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang
terpilih adalah“Peningkatan Minat Baca Siswa dengan Optimalisasi
Fungsi Perpustakaan di SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus”.

B. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Dampak Isu Peningkatan Minat Baca Siswa dengan Optimalisasi
Fungsi Perpustakaan di SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus jika tidak dilakukan upaya peningkatan adalah:
1. Menurunnya minat baca siswa sehingga berpengaruh pada hasil
belajar siswa
2. Tidak adanya sumber belajar tambahan bagi siswa di sekolah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada rancangan
aktualisasi ini adalah:
1. Bagaimana cara meningkatkan minat baca siswa dengan
mengoptimalkan fungsi perpustakaan siswa di SD 4 Kedungsari
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus?
2. Bagaimana mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang

12
diusulkan dengan substansi mata pelatihan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, WoG dan nilai-nilai dasar ASN (Nilai ANEKA)
yang mendasari kegiatan baik secara langsung maupun tidak
langsung?
3. Bagaimana keterkaitan antara visi,misi, dan nilai organisasi
dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat?

D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada rancangan aktulisasi ini adalah :
1. Untuk menigkatakan minat baca siswa dengan mengoptimalkan
fungsi perpustakaan di SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus.
2. Mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan
substansi mata pelatihan Manajemen ASN, Pelayanan Publik,
WoG dan Nilai ANEKA yang mendasari kegiatan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
3. Mengetahui keterkaitan antara visi,misi, dan nilai organisasi
dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat
E. Manfaat
Manfaat dari rancangan aktualisasi ini yaitu :
1. Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai dasar ANEKA
sebagai landasan dalam menjalankan profesi di tempat kerja.
b. Menjadi penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi
nilai dasar di unit kerja serta dasar pelaporan aktualisasi nilai-
nilai dasar ANEKA di SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus.
2. SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
a. Membantu mewujudkan visi dan misi SD 4 Kedungsari
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.

13
b. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di SD 4 Kedungsari
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.
3. Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan pendidikan yang prima sebagai wujud
aktualisasi nilai dasar ANEKA.
b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas
pendidikan.

14
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai
oleh kecintaanya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan Negara yang seutuhnya.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku
PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu
mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa
Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD
1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara

15
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana
yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga
negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan
tanggung jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945
untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah
Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.
Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan
bernegara bagi PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan
PNS dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk
membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan
masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena
dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari
himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa
yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan
 jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah
melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.

16
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban
dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk
cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara
lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air
kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian
antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila.

17
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis
dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam
budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan
hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya para atlet bekerja
keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun
mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya
untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet
bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket
demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
2. Analisis Isu Kontemporer
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family ), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society ), dan Dunia (Global ). Perubahan
global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua

18
bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus
perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan
semua yang tidak mau berubah. Perubahan global ditandai
dengan hancurnya batas (border ) suatu bangsa, dengan
membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari
satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama
berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang
tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan pada tataran makro merupakan factor utama yang
akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi
pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan
Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu
memahami berbagai dampak positif maupun negatifnya.

19
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
 juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry , korupsi,
 proxy war . Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gosip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.Kesadaran bela negara itu hakikatnya
kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela
negara. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara.

20
B. Nilai - Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil
 Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan antikorupsi. Lima nilai
dasar yang biasa disingkat ANEKA ini merupakan modal awal PNS
dalam menjalankan tugasnya. Sebelum mengimplementasikan nilai
dasar PNS, ada satu tahap yang dilalui yaitu tahap internalisasi.
Internalisasi merupakan proses pemahaman atas nilai yang
terkandung dari masing-masing poin ANEKA yaitu :
1. Akuntabilitas merupakan kesadaran adanya tanggung jawab dan
kemauan untuk bertanggung jawab. PNS memiliki tugas pokok
fungsi yang wajib untuk dijalankan. Setiap PNS hendaknya sadar
akan tugasnya. Tidak hanya sekadar sadar. Mereka juga harus
bertanggung jawab atas apa yang telah dilaksanakan. Sebagai
abdi masyarakat, PNS memiliki tanggung jawab yang besar. Maka
tidak salah jika setiap PNS melakukan perencanaan yang matang
sebelum melaksanakan tugasnya. Adanya transparansi juga
penting untuk dilaksanakan. Tanpa transparansi PNS akan
kesulitan dalam menjalankan tugas. Ada 9 aspek akuntabilitas
antara lain :
a.  Kepemimpinan
 b.  Transparansi
c.  Integritas
d.  Tanggungjawab
e.  Keadilan
f.  Kepercayaan
g.  Keseimbangan
h.  Kejelasan
i.  Konsistensi
2. Nasionalisme yaitu sikap menjunjung tinggi nilai-nilai
pancasila.Setiap sila dalam Pancasila mengandung nilai-nilai
kemuliaan. Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Kedua,

21
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketiga, Persatuan
Indonesia. Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kelima,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sila ini
merupakan pondasi dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Sebagai motor penggerak suatu negara, PNS harus mampu
menjadi teladan.
3. Etika Publik yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat
Seorang PNS harus mampu memberi pelayanan yang ramah
selama menjalankan tugasnya. Dalam kondisi apapun, PNS tidak
boleh terlihat sombong, angkuh, galak, apalagi tidak sopan.Aspek
etika publik antara lain :
a. Jujur f. Kerjasama
 b. Integritas g. Peduli
c. Disiplin h. Empati
d. Sopan i. Respek
e. Transparan j. Keluwesan
4. Komitmen Mutuyaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi
mutu.Ada empat indikator dari nilai  –  nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik yang
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari kuantitas dan mutu hasil
kerja, melainkan kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisien
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.

22
Sedangkanm efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilakukan sehingga dapat diketahui ada tidaknya penggunaan
sumber daya yang berlebihan, penyalahgunaan alokasi,
penyimpanagan prosedur dan mekanisme yang tidak sesuai
dengan alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik merupakan hasil pemikiran baru
yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapan. Ada lima dimensi
karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010:11) yaitu :
1) Tangibles,
Tangibles, yaitu bukti langsung yang meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.
2) Reliability , yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan.
3) Responsiveness,
Responsiveness, yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.

23
4)  Assurance,
 Assurance, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan
sifat dapat dipercaya.
5) Empaty , yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan perhatian yang tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar
biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah
pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang
lebih luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar
telah melakukan identifikasi nilai  – nilai
 – nilai dasar anti korupsi. Ada 9
(sembilan) nilai –
nilai – nilai
 nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a.  Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat
berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri dari perbuatan curang.
 b.  Kepedulian
Dengan adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan
seseorang memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi
dengan jiwa sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar.
c.  Kemandirian
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk
tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak

24
yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat.
d.  Kedisiplinan
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.
g.  Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h.  Keberanian
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
i.  Keadilan
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil
merupakan kemampuan seseorang untuk memperlakukan
orang lain sesuai dengan hak dan kewajibannya.

25
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka adanya
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Karena PNS memegang
peranan besar dalam kelancaran pemerintahan dan pembangunan,
maka PNS memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam
berjalannya sistem pemerintahan serta pelayanan lembaga Negara
kepada masyarakat.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Pelaksana Kebijakan Publik
 ASN berfungsi, berperan dan bertugas untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut, harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2. Pelayan publik
 ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan memenuhi kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu ASN dituntut untuk memberikan pelayanan secara
professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa

26
 ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 ASN senantiasa taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
Negara, dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan pribadi/golongan. Dalam Undang-undang ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asas persatuan
dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan kedudukan ASN dalam NKRI yaitu:

1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.


2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan Intervensi semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,
namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.

27
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen
 Aparatur Sipil Negara, 2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,

28
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
3. Whole of G overnment 
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency , yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno
& Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
D. Tinjauan Umum Tentang Minat Baca
1. Minat
a. Pengertian minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu
atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk
dilakukan. Pada dasarnya setiap orang akan lebih senang
melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya (yang
disukai) dari pada melakukan sesuatu yang kurang disukai
(Lusi Nurryanti, 2008 :59).
Menurut Slameto (2003:180) minat adalah suatu rasa suka
dan keterikatan pada suatu hal aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri denga situasi diluar diri. Minat
bukan dibawa sejak lahir,melainkan di proses kemudian, minat
terhadap suatu yang dipengaruhi belajar selanjutnya serta

29
mempengaruhi minat-minat baru. Jadi, minat terhadap suatu
merupakan hasil belajar dan menyokong hasil belar
selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal yang tidak
merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal
tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan
membantu seseorang yang mempelajari. Sedangkan menurut
Jeanne Ellis Ormrod (2008: 101) “minat ( interest ) persepsi
bahwa suatu aktivitas menimbulkan rasa ingin tahu dan
menarik; biasanya disertai oleh keterlibatan kognitif dan efek
yang positif.
Sejalan dengan defenisi di atas, Getzel (Mimin Haryati,
2007: 41) juga menjelaskan bahwa secara umum termasuk
karateristik efekstif dan14 jika seseorang memiliki minat
terhadap sesuat maka orang tersebut akan melakukan langkah-
langkah nyata untuk mencapainya.
Sementara itu, Tidjan, dkk. (2008: 87) menjelaskan bahwa
bila individu mempunyai minat maka akan mendorong individu
untuk15 berbuat. Minat akan memperbesar motif individu
sehingga perlu ditimbulkan minat pada siswa. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Hurlock (2010: 114) mengemukakan bahwa
minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang
untuk melakukan apa yang meraka inginkan bila merekabebas
memilih. Bila mereka merasa berminat. Ini kemudian
mendatang kepuasan.
b. Fungsi minat
Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan
menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus
asal dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa rasa
ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

30
usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan
menimbulkan uasaha yang gigih serius dan tidak mudah putus
dalam menghadapi tantangan.
Elizabet B. Hurlock (dalam Abdul Wahid, 1998: 109-110)
mengemukakan fungsi minat bagi kehidupan anak seperti
berikut.
1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita
2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat
3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas
4) Minat yang dibentuk sejak kecil/masa kanak-kanak
sering terbawa seumur hidup kaena minat membawa
kepuasan.
The Liang Gie (2004: 57) mengemukakan bahwa dalam
hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai
peranan dalam melahirkan perhatian yang serta merta,
memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah
ganguan perhatian dari luar.
Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar
karena bila sesuatu yang dilakukan tidak sesuai dengan minat
siswa maka siswa tersebut tidak akan melakukan suatu hal
yang sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya.
Sedangkan bila suatu itu menarik minat siswa, maka ia akan
mudah dipelajari dan disimpan karena adaminatnya.
Fungsi minat lebih besar sebagai motivating force  yaitu
sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk melakukan
sesuatu. Siswa yang berminat pada pelajaran akan tampak
terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa
yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Meraka hanya
bergerak untuk mau belajaran tapi sulit untuk terus tekun
karena tidak ada pendoronngnya.

31
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
untuk memperoleh hasil yang baik seorang siswa harus
mempunyai minat sehingga akan mendorong ia untuk terus
berusaha.
c. Unsur unsur minat
 Abdul Wahid (1998: 56) mengemukakan bahwa seseorang
dikatakan berminat terhadap suatu bila individu memiliki
beberapa unsur seperti berikut:
1) Motif
2) Perhatian
3) Kemauan
4) Perasaan

2. Membaca
a. Pengertian membaca
Bond dan Wagner membaca merupakan suatu proses
menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud
oleh pengarangnya, dan merefpleksikan atau bertindak sebagai
mana yang dimaksud dari konsep-konsep itu. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca tidak
hanya mengoperasikan pelbagai23 keterampilan untuk
memehami kata-kata dan kalimat, tapi juga kemampuaan
menginterpretasikan, mengevaluasi, sehingga memperoleh
pemahaman yang komprehensif (Ibrahim Bafadal, 2009: 193)
Lebih lanjut Puji Santosa (2009: 6.3) berpendapat, membaca
merupakan kegiatan memahami bahasa tulis. Pesan dari
sebuah teks atau barang cetak lainnya dapat diterima apabila
pembaca dapat membacanya dengan tepat, akan tetapi
terkadang pembaca juga salah dalam menerima pesan dari
teks atau barang cetak manakala pembaca salah dalam
membacanya

32
b. Manfaat membaca
 Alvin Toffler manfaat membaca “ The illiterate of the future
will no be the person who cannot read. It will be a person who
does not know how to learn”. Di masa yang akan datang,
seorang yang buta huruf bukan semata-mata tidak dapat
membaca. yang paling celaka, dia akan menjadi orang yang
tidak tahu bagaimana cara belajar (Masri Sarab Putra, 2008: 8).
Bruns, dkk., (Farida Rahim, 2005: 1). Mengumukakan bahwa
kemampuan membaca merupakan suatu yang vital dalam
suatu masyarakat terpelajar. Namu, anak-anak yang tidak
memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi
untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus
menerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value)
membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar
dibanding dengan anak-anak yang tidak menemukan
keuntungan dari kegiatan membaca.
Membaca adalah hal yang amat penting dalam kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan
melibatkan melibatkan kegiatan membaca. Contoh jika kita
berpergian dan tidak bisa membaca tanda petunjuk jalan ,maka
kita akan tersesat.
c. Tujuan membaca
Tujuan utaman membaca adalah memperoleh pemahaman.
Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang
berusaha memahami isi bacaan /teks secara menyeluruh.
Seseorang dikatakan memehami bacaan secara baik apabila
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang
digunakan penulis,
2) Kemampuan menangkap makna tersurat dan makna
tersirat, dan

33
3) Kemampuan membuka kesimpulan. Semua aspek-aspek
kemampuan membaca tersebut dapat dimiliki oleh seorang
pembaca yang telah memiliki tingkat kemampuan membaca
tinggi. Namun, tingkap pemahamannya tentu terbatas.
 Artinya, mereka belum dapat menangkap maksud persis
sama dengan yang dimaksud oleh penulisn (Samsul
Somadayo, 2001: 11)
3. Minat baca
a. Penegrtian minat baca
Menurut Darmono (2004: 182) minat membaca merupakan
kecenderungan jiwa untuk mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan
keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca.
Senada dengan pendapat diatas, Tarigan (1982)
menyatakan minat baca merupakan kemampuan seseorang
berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menangkap makna
yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan
pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang
mendalam terhadap makna bacaan (Dalman, 2014: 141)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat
baca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh
ketekunan dalam rangka membangun pola komunikas dengan
diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan
informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang dilakukan
dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul
dari dalam dirinya. Minat baca juga dapat didefenisikan sebagai
bentuk perilaku terarah guna melakukan kegiatan membaca
sebagi tingkat kesenangan yang kuat. Di sini minat baca d
iartikan sebagai keinginan yang kuat dari seseorang untuk
membaca. Oleh sebab itu, semakin tingkat minat baca seorang,
maka semakin kuat keinginannya untuk membaca.

34
b. Upaya meningkatkan minat baca
Upaya untuk meningkatkan minat baca anak menurut Hasyim
(dalam http://www1. bpkpenabur or.id ) adalah agar tiap
keluarga memiliki perpustakaan keluarga, sehingga
perpustakaan bisa dijadikan tempat yang menyenangkan ketika
berkumpul bersama, sedangkan di tingkat sekolah, rendahnya
membaca minat anak-anak bisa diatasi dengan perbaikan
perpustakaan di sekolah, guru, dosen maupun para
pustakawan sekolah sebagai tenaga pendidikan, harus
mengubah mekanisme proses pembelajaran menuju membaca
sebagai suatu sistem pelajaran sepanjang hayat (Dalman,
2014: 144).
4. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar penting
dalam proses pembelajaran. Menurut UU Perpustakaan No.43 2007
“Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para siswa sebagai penggunaan
perpustakaan.”
Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di
lingkungan sekolah, bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan
bertugas untuk melayani sivitas akademika sekolah tersebut”. (Surochman,
2007:2)

Bafadal (2009 : 5) menyebutkan bahwa penyelenggaraan


perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan
bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan
perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa dan guru
menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Yusuf &
Suhendar (2007 : 3) menyebutkan tujuan didirikannya perpustakaan tidak
terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara

35
keseluruhan, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa,
serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.

1) Fungsi Perpustakaan Sekolah


Bafadal (2009 : 6) menyebutkan bahwa perpustakaan
sekolah itu merupakan sumber belajar, karena kegiatan yang
paling tampak pada setiap kunjungan siswa adalah belajar, baik
belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan
mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain
yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang
diberikan di kelas.
 Apabila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi
perpustakaan sekolah, maka ada yang tujuannya untuk belajar,
untuk berlatih menelusuri buku-buku perpustakaan sekolah,
untuk memperoleh informasi, bahkan ada yang tujuannya hanya
untuk mengisi waktu senggang atau sifatnya rekreatif.Beberapa
fungsi perpustakaan sekolah menurut Bafadal (2009 : 6) adalah
sebagai berikut.
a. Fungsi Edukatif
Segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan
sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu
para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan
dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga
di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya lebih lanjut.
b. Fungsi Informatif
Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang
bersifat memberikan informasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
c. Fungsi Rekreasi
Fungsi ini bukan merupakan fungsi utama dari dibangunnya
perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja

36
guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat
sekolah akan hiburan intelektual.
d. Fungsi Riset dan Penelitian
Koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk
membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

3) Fungsi Perpustakaan Sekolah


Manfaat perpustakaan sekolah menurut Bafadal (2009 : 5)
adalah sebagai berikut.
a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa
terhadap membaca.
b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa.
c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan
belajar mandiri yang akhirnya siswa dapat belajar dengan
mandiri.
d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses
penguasaan teknik membaca.
e. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan
kecakapan berbahasa.
f. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa untuk
bertanggung jawab.
g. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru
menemukan sumber-sumber pengajaran.
i. Perpustakaan sekolah dapat membentuk siswa, guru-guru
dan staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

37
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Nama sekolah : SD 4 KEDUNGSARI
NPSN : 20317606
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SD
SK Pendirian Sekolah : 421.2/008/08/71/86
Tanggal SK Pendirian : 1 FEBRUARI 1986
 Alamat : Jalan Raya Bogol Kedungsari RT 01
RW 04 , Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus Kode Pos 59354
e-mail : sd4sampet@gmail.com

2. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Sekolah


a. Visi SD 4 Kedungsari

“Berbudi pekert luhur trampil dalam kehidupan


berwawasan IPTEK dan IMTAQ untuk penuntasan wajib
belajar 12 Tahun”
b. Misi SD 4 Kedungsari
1. Menanamkan sikap dan keyakinan /aqidah melalui
pengamalan ajaran agama.
2. Meningkatkan ketrampilan siswa dengan kerjasama yang
harmonis anatar warga sekolah dan lngkungan.
3. Meningkatkan dan mengembangkan minat bakat peserta
didik dibidang olahraga, kesenian dan bidang lainnya.

38
4. Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, Bahasa,
Olahraga, dan seni budaya sesuai dengan bakat minat dan
potensi siswa.
5. Meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pelestarian
nilai-nilai budaya yang dilandasi iman dan taqwa untuk
menciptakan manusia yang berkualtas.
c. Tujuan Pendidikan di SD 4 Kedungsari
Tujuan Umum
Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendiidkan lebih lanjut.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan perilaku peserta diidk yang berakhlak mulia,
beriman menuju ketaqwaan terhadap Allah SWT.
2. Meningkatkan prestasi lulusan peserta diidk yang siap
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Meraih prestasi dalam berbagai ajang lomba/seleksi pada
tingkat kecamatan, kabupaten dan propinsi.
4. Meningkatkan ketrampilan karya peserta didik.
5. Terwujudnyameningkatkan kepedulian terhadap lingkungan
sekolah.
d. Nilai SD 4 Kedungsari
Berdasarkan visi, misi, dan tujuan SD 4 Kedungsari
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus,mengandung nilai-nilai
yang dikembangkan yaitu profesional, akuntabel, inovatif,
kerjasama, orientasi mutu, dan transparan.
1. Profesional
SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
adalah lembaga pendidikan yang bekerja keras untuk
mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang
tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.

39
2. Akuntabel
Setiap Kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan
dapa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
3. Inovatif
SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
mendukung kreativitas dan mengembangkan inisiatif untuk
selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsinya.
4. Kerjasama
Sebagai lembaga pendidikan SD 4 Kedungsari Kecamatan
Gebog Kabupaten Kudus menjalin kerjasama yang baik
antara personil yang ada dalam sekolah maupun luar
sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
5. Orientasi Mutu
SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan.
6. Transparan
SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog Kabupaten
Kudusterbuka dalam informasi tentang penyelenggaraan
pendidikan, yakni informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang
dicapai.

40
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KAB. KUDUS
UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG
SD 4 KEDUNGSARI
 Alamat : Jalan Raya Bogol Kedungsari Rt 01 Rw 04,Gebog, Kudus Kode Pos 59354

DOKUMEN PENETAPAN DAN PENGESAHAN


STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SD 4 KEDUNGSARI
TAHUN 2018/2019
Pada hari ini Senin tanggal 17 Juli 2018 telah ditetapkan Struktur
Organisasi Sekolah SD 4 Kedungsari tahun 2018/2019 sebagai berikut :
KEPALA SEKOLAH : SUWARTINAH,S.Pd SD
KETUA KOMITE : IMAM SYAEKU
GURU KELAS I : SRI HARINI,S.Pd.SD
GURU KELAS II : ERNA WIBAWATI,S.Pd.SD
GURU KELAS III : AGUS FARIDZ SISWANTO, S.Pd.SD
GURU KELAS IV : MULYADI,S.Pd
GURU KELAS V : NIEK PANGESTI,S.Pd.SD
GURU KELAS VI : RUSNI,S.Pd.SD
BENDAHARA BOS : NIEK PANGESTI,S.Pd.SD
SEKRETARIS /ADMIN : ABDUL GHOFUR,S.Pd
BENDAHARA GAJI : MULYADI,S.Pd
PEMBINA PRAMUKA : SRI HARINI,S.Pd
BIMBINGAN KONSELING : MULYADI,S.Pd
PEMBINAAN MENTAL : ROMADHON,A.Ma
PENJAGA : ALI MURTADHO
Demikian struktur organisasi sekolah ini ditetapken dan disyahkan
serta dapat diberlakukan mulai tanggal ditetapkan.nKeputusan ini dapat
diadakan perubahan sewaktu-waktu

Ditetapkan di Kedungsari
Tanggal 17 Juli 2018
Kepala SD 4 Kedungsari

Suwartinah,S.Pd.SD
NIP.19620602 198201 2 006

41
42
43
Tabel 3.1 Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Tambahan Guru SD 4
Kedungsari

Mata Pelajaran
NAMA Jumlah Kelas Jam Per
NO dan /
NIP / Siswa Minggu
Tugas Tambahan

1. SUWARTINAH, Kepala Sekolah 24


S.Pd.SD
-
NIP. 19620602 198201
2 006
2. MULYADI,S.Pd. Guru Kelas IV/ 9 Siswa 27
NIP. 19591010 197802 Wali Kelas
1002
3. NIEK Guru Kelas V/ 8 Siswa 25
PANGESTI,S.Pd. Wali Kelas
NIP. 19610416 197911
2 001
4. SRI HARINI, S.Pd.SD Guru Kelas I / 6 Siswa 28
Wali Kelas
NIP. 19630119
198304 2 002
5. RUSNI,S.Pd, SD Guru Kelas VI / 12 Siswa 25
Wali Kelas
NIP. 19661021 200501
2 004
6. ROMADHON,A.Ma Guru PAI 29 Siswa 10
NIP. 19591005 198405 Kelas IV -VI
1 001
7. SAIFUDIN Guru Penjas 29 Siswa 10
LATIEF,S.Pd Kelas IV-VI
NIP. 19681119 200604
1 001
8. USWATUN Guru PAI / Kelas II-III/ 24

44
Mata Pelajaran
NAMA Jumlah Kelas Jam Per
NO dan /
NIP / Siswa Minggu
Tugas Tambahan

HASANAH,S.Pd.I 15 Siswa
NIP. 19840602 201903
2 010
9. ABDUL GHOFUR Guru Penjas 21 Siswa 12
S.Pd. Kelas I-III
NIP. -
ERNA WIBAWATI, Guru Kelas II/ 6 Siswa 24
S.Pd Wali Kelas
FAIS DIDIK HUMAIDI, Guru Bahasa 50 Siswa 12
S.Pd Inggris Kelas I-
VI
SABILIL HUDA,S.Pd.I GURU PAI 6 Siswa 4
Kelas I
 ALI MURTADHO TENAGA
KEBERSIHAN
Sumber: SD 4 Kedungsari Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus

1) Job diskripsi
a) Kepala sekolah
(1) Peran sebagai educator, kepala sekolah berperan
dalam pembentukan karakter yang didasari nilai-
nilai pendidik.
(2) Perang sebagai manager,kepala sekolah berperan
dalam mengelola sumber daya untuk mencapai
tujuan institusi secara efektif dan efisien.
(3) Perang sebagai administrator, kepala sekolah
berperan dalam mengatur tata laksana sistem
administrasi di sekolah sehingga efektif dan efisien

45
(4) Peran sebagai supervisor, kepala sekolah berperan
dalam upaya membantu mengembangkan
profesionalitas guru dan tenaga kependidikan
lainnya.
(5) Peran sebagai leader, kepala sekolah berperan
dalam mempengaruhi orang-orang untuk bekerja
sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama.
(6) Peran sebagai innovator, kepala sekolah adalah
pribadi yang dinamis dan kreatif yang tidak
terjebak dalam rutinitas
(7) Peran sebagai motivator, kepala sekolah harus
mampu memberi dorongan sehingga seluruh
komponen pendidikan dapat berkembang secara
profesional
(8) Peran sebagai entrepreneur, kepala sekolah
berperan untuk melihat adanya peluang dan
memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekolah

b) Komite sekolah
(1) Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan
pendidikan.
(2) Pendukung baik yang berwujud finansial,
pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan.
(3) Pengontrol dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan.
(4) Mediator antara pemerintah dengan masyarakat di
satuan pendidikan.
c) Guru

46
(1) Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan
lengkap
(2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
(3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar,
ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir
(4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
(5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan
dan pengayaan
(6) Mengisi daftar nilai anak didik
(7) Melaksanakan kegiatan membimbing
(pengimbasan pengetahuan), kepada guru lain
dalam proses pembelajaran
(8) Membuat alat pelajaran/alat peraga
(9) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya
seni
(10) Mengikuti kegiatan pengembangan dan
pemasyarakatan kurikulum
(11) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
(12) Mengadakan pengembangan program
pembelajaran
(13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar
anak didik
(14) Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai
pelajaran
(15) Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
(16) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk

kenaikan pangkat
Disamping itu guru juga diberi tugas tambahan
sebagai bendahara bos, Operator sekolah dan
tugas kegiatan lain untuk melaksanakan kegiatan-

47
kegiatan seperti lomba dan acara hari besar
keagamaan.
d) Penjaga
(1) Melaksanakan tugas pengamanan sekolah
(2) Memonitor lingkungan sekolah sebanyak 3 (tiga)
kali
(3) Mengawasi dan menjaga keamanan lahan parkir
sekolah
(4) Memelihara dan menjaga barang-barang milik
sekolah
(5) Mengatasi hal-hal yang mengganggu

1. Deskripsi SDM, Sarana Prasarana dan Sumber Daya Lain


a. Deskripsi Sumber Daya Manusia (SDM)
Guru Tetap (PNS) :9
Guru Tidak Tetap (Honor) :4
Staf :1
Jumlah Keseluruhan : 14
b. Sarana dan Prasarana
Tabel 3. 1 Sarana dan Prasarana

No Nama Ruang Ukuran Keadaan

1 Ruang Kelas 1 6x7 Cukup Baik

48
2 Ruang Kelas 2 6x7 Cukup Baik

3 Ruang Kelas 3 6x7 Cukup Baik

5 Ruang Kelas 4 6x7 Cukup Baik

6 Ruang Kelas 5 6x7 Cukup Baik

7 Ruang Kelas 6 6x7 Cukup Baik

8 Kantor(Kepsek/Guru/Komite) 7x7 Baik

9 Ruang Perpustakaan 9x7 Baik

10 Ruang UKS 2X2 Cukup

11 Ruang Ibadah 5X5 Baik

12 Kamar Mandi/WC Guru 2x 2 Baik

13 Kamar Mandi/WC Siswa PA 2x2 Baik

14 Kamar Mandi/WC Siswa PI 2x2 Baik

A. Tugas Jabatan Peserta Diklat


1. Tugas Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pegawai ASN turutsertadalammewujudkancita-cita dan
tujuannegara.Tugaspegawai ASN tercantumdalamUndang  –
UndangNomor5 tahun 2014 adalah:
a. Melaksanakankebijakanpublik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina
Kepegawaiansesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undangan;
b. Memberikanpelayananpublik yang profesional dan berkualitas;
dan
c. Mempereratpersatuan dan kesatuan Negara
KesatuanRepublik Indonesia.
TugasASN lainnya juga diaturdalamundang-undang ASN
nomor 5 tahun 2014 pasal 5 mengaturtentangkodeetik dan

49
kodeperilaku ASN, yang bertujuanuntukmenjagamartabat dan
kehormatan ASN. Kodeetik dan
kodeperilakutersebutadalahsebagaiberikut :
a. Melaksanakantugasnyadenganjujur, bertanggungjawab, dan
berintegritastinggi;
b. Melaksanakantugasnyadengancermat dan disiplin;
c. Melayanidengansikaphormat, sopan, dan tanpatekanan;
d. Melaksanakantugasnyasesuaidenganketentuanperaturanperu
ndang-undangan;
e. Melaksanakantugasnyasesuaidenganperintahatasanataupejab
at yang
berwenangsejauhtidakbertentangandenganketentuanperatura
nperundang-undangan dan etikapemerintahan;
f. Menjagakerahasiaan yang menyangkutkebijakan negara;
g. Menggunakankekayaan dan barangmilik negara
secarabertanggungjawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar
tidakterjadikonflikkepentingandalammelaksanakantugasnya;
i. Memberikaninformasisecarabenar dan
tidakmenyesatkankepadapihak lain yang
memerlukaninformasiterkaitkepentingankedinasan;
 j. Tidakmenyalahgunakaninformasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan
 jabatannyauntukmendapatataumencarikeuntunganataumanfa
atbagidirisendiriatauuntuk orang lain;
k. Memegangteguhnilaidasar ASN dan selalumenjagareputasi
dan integritas ASN; dan
melaksanakanketentuanperaturanperundang-
undanganmengenaidisiplinPegawai ASN.
2. Jabatan Fungsional Guru

50
Jabatanfungsional guru diaturdalamPeratutan Menteri Negara
PendayagunaanAparatur Negara dan ReformasiBirokrasi
(Permenegpan RB) No. 16 Tahun 2009
menjelaskanbahwajabatanfungsional guru
adalahjabatanfungsional yang mempunyairuanglingkup, tugas,
tanggungjawab, dan wewenanguntukmelakukankegiatanmendidik,
mengajar, membimbing dan mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasipesertadidik pada
pendidikanmenengahsesuaidenganperaturanperundang-
undangan yang diduduki oleh PNS.
Jabatanfungsional guru juga menjadikewajiban dan
tanggungjawabseorang guru. Kewajibanseorang guru diantaranya
adalahmerencanakan, melaksanakanserta mengevaluasiselama
proses belajarmengajarberlangsung. Seorang guru juga
berkewajibanuntukmeningkatkanmutupendidikandenganmengemb
angkankualitas dan
kompetensiakademiksesuaidenganperkembanganzaman.Guruwaji
bbersifatobjektifdan meningkatkannilaikesatuan dan
persatuandalamdiripesertadidik. Kewajibanseorang guru yang
lainnyaadalahmenjunjungtinggiaturan dan kodeetik guru yang
telahditetapkan.Lalutanggungjawabseorang guru
adalahmenyelesaikansegalatugasnyaselama masa
tugasberlangsung.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru
Tugas guru dijelaskandalam BAB XI Pasal 39 ayat
(2),Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen serta pasal 52 Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang telah
diubah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2017.

51
Beban kerja guru yang termuat di dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. Membimbing dan melatih peserta didik;
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Beban kerja guru tersebut dilaksanakan paling sedikit
memenuhi 24(duapuluhempat) jam tatapmuka dan paling banyak
40 (empatpuluh) jam tatap muka dalam I (satu) minggu.Tugas guru
secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 35
Tahun 2010 tentang petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan
 Angka Kreditnya, diantaranya:
a. Menyusunkurikulumpembelajaran pada satuanpendidikan
b. Menyusunsilabuspembelajaran
c. MenyusunRencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP)
d. Melaksanakankegiatanpembelajaran
e. Menyusunalatukursoalsesuaimatapelajaran
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasilbelajar pada
matapelajaran di kelasnya
g. Menganalisishasilpenilaianpembelajaran
h. Melaksanakanpembelajaran, perbaikan dan
pengayaandenganmemanfaatkanhasilpenilaian dan evaluasi
i. Melaksanakanbimbingan dan konseling di kelas yang
menjaditanggungjawabnya (khusus guru kelas)
 j. Menjadipengawaspenilaian dan evaluasiterhadap proses dan
hasilbelajartingkatsekolah/ madrasah dan nasional
k. Membimbing guru pemuladalam program induksi

52
l. Membimbingsiswadalamkegiatanekstrakurikuler proses
pembelajaran
m. Melaksanakanpengembangandiri
n. Melaksanakanpublikasiilmiah dan/ ataukaryainovatif
o. Melakukanpresentasiilmiah

C. Role Model
Rancangan aktualisasi selanjutnya akan dilaksanakan sebagai
habituasi atau pembiasaan. Guru baru tentu membutuhkan proses
adaptasi untuk membiasakan diri di lingkungan kerja yang baru pula.
Oleh karena itu maka guru baru membutuhkan role model. Role model
adalah sosok guru yang dijadikan sebagai panutan atau teladan
karena profesionalitasnya ddalam bekerja.

Guru yang dijadikan role model sebagai panutan adalah Kepala


SD 4 Kedungsari, Ibu Suwartinah, S.Pd.SD. Alasan beliau dijadikan
role model   pada pelaksanaan rencana aktualisasi ini yaitu karena
beliau adalah sosok pemimpin yang Akuntabel.Seperti yang diketahui
penulis, bahwa di dalam keseharian, beliau layak dijadikan contoh dan
panutan. Sebagai sosok pemimpin, sifat yang ramah berhasil
membawa suasana ceria di dalam maupun di luar kantor (etika
publik). Sebagai manajemen di sekolah, beliau telah berhasil
mengkoordinasikan tugas dan fungsi guru sebagai mana mestinya
(anti korupsi), dikarenakan beliau selalu bemusyawarah terlebih
dahulu dengan guru guru lain sebelum melaksanakan kegiatan
(penerapan sila ke 4 pancasila nasionalisme). Sebagai fasilitator
beliau selalu menjembatani baik guru, siswa maupun stakeholder
untuk melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggung jawab
(komitmen mutu) (akuntabilitas). Sebagai motivator, beliau tidak
pernah lelah untuk menyemangati guru, untuk tidak mudah menyerah
dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan.

53
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Rencana Aktualisasi Dan Keterkaitan Dengan ANEKA


Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di SD 4 Kedungsari
dengan nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) dan berprinsip pada Manajemen Aparatur Sipil Negara
(ASN), Layanan Publik dan Whole of Government (WoG).
Rancangan kegiatan tersebut sudah dianalisis dan
mempertimbangkan identifikasi isu, dan untuk merencanakan kegiatan
aktualisasi, langkahnya adalah melakukan identifikasi isu yang terjadi
dan actual di tempat kerja. Setelah itu memilih isu yang benar-benar
penting berdasarkan penilaian dari kriteria Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak (APKL) dan kriteria Urgency, Seriousness,
dan Growth (USG) untuk dicarikan solusi dan dikategorikan sesuai
dengan mata pelatihan dari Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan
publik sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab I.
Sumber isu yang diangkat berasal dari Manajemen Aparatur Sipil
Negara (ASN), Layanan Publik dan Whole of Government (WoG),
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
inisiatif kegiatan peserta yang disetujui mentor dan coach, dan
penugasan dari atasan. Dengan langkah-langkah atau tahapan
tersebut sehingga muncul rencana kegiatan aktualisasi.
Rancangankegiatanaktualisasi di SD 4 Kedungsari disajikan
secara rinci seperti tabel berikut:

54
1. Isu Terpilih
Isu terpilih yang akan diangkat penulis dalam rancangan aktualisasi, dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 4. 1 Isu Terpilih

1. Rendahnya minat baca siswa


2. Rendahnya minat belajar siswa
Identifikasi Isu : 3. Kurangnya kedisiplinan siswa
4. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran
5. Penggunaan bahan ajar yang masih terpaku pada satu buku
Isu yang
: Rendahnya minat baca siswa di SD 4 Kedungsari
diangkat
Gagasan yang
: Meningkatkan minat baca siswa melalui optimalisasi fungsi perpustakaan di SD 4Kedungsari
diangkat
1. Menyediakan Bahan Bacaan Yang Menarik
2. Melaksanakan Program “BARING” Baca dan Ringkas ,15 Menit Sebelum Pelajaran
Dimulai
Kegiatan : 3. Membuat Kamus Dinding , Kata Kata Yang Sulit dii Tempel di Kamus Dinding dan di
 Artikan
4. Melaksanakan Program “SERIBU” Seminggu Meringkas Buku
5. Lomba Meringkas “LORAS”

55
2. Pemecahan Isu
 Adapun pemecahan isu berdasarkan isu terpilih, penulis menyusun rencana ke giatan yang diu raikan dalam
tabel berikut:
Tabel 4. 2 Pemecahan Isu

No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Substansi Mata terhadap Visi Nilai
Pelatihan Misi Organisasi
Organisasi

1. Menyediakan 1. Konsultasi dengan 1. Terwujutnya Etika Publik: Kegiatan Penguatan nilai


Bahan Bacaan kepala sekolah persamaan  Koordinasi dengan pengaaan organisasi
Yang Menarik mengenai persepsi kepala sekolah bacaan yang berilmu
pengadaan bahan dalam dan wali kelas menarik dapat
bacaan yang pengadaan dilakukan dengan meningkatkan
menarik dengan buku baik dan sopan minat baca
baik dan sopan Nasionalisme siswa sehingga
  Musyawarah prestasi belajar
dalam pengadaan siswa akan
buku ( sila ke 4) meningkat, hal
2. Membuat atau 2. Tersedianya Anti Korupsi: ini sesuai
membeli bahan bahan bacaan dengan visi
bacaan untuk yang menarik  Dalam pengadaan SDN 2 Tumang
kegiatan literasi untuk siswa bahan bacaan
yaitu”Terwujud
dilakukan secara
nya generasi
transparan

56
 Membeli sesuai penerus yang
dengan berprestasi
kebutuhan tidak di berdasarkan
kurangi iman, taqwa,
Akuntabilitas : berilmu dan
  Mengadakan berakhlak
bahan bacaan mulia”
yang menarik
dengan penuh
tanggung jawab
Komitmen mutu:
  Program
penyediaan
sumber bacaan
yang menarik
sebagai upaya
meningkatkan
sarana prasarana
sekolah
3. Penataan bahan 3. Tersedianya Nasionalisme :
bacaan di pojok buku di buku
baca kelas 4 di pojok baca  (Sila 3): Bersama-
sama guru dan
siswa menata
pojok baca

57
2. Melaksanakan 1. Konsultasi dengan 1. Terwujutnya Etika public Kegiatan Penguatan nilai
program Kepala Sekolah persamaan tersebut dapat organisasi
mengenai kegiatan persepsi  Koordinasi dengan
BARING baca berkontribusi berilmu
BARING dengan dengan kepala kepala sekolah
dan ringkas 15 untuk
baik dan sopan sekolah dengan baik dan
menit sebelum sopan mendukung
pelajaran mengenai visiSDN 2
kegiatan   sosialisasi
dimulai kegiatan kepada Tumang yaitu
BARING
siswa dilakukan “Terwujudnya
dengan baik dan generasi
santun penerus yang
Nasionalisme: berprestasi
berdasarkan
 Konsultasi dengan
iman, taqwa,
kepala sekolah
berilmu dan
dengan baik dan
berakhlak
sopan melalui
mulia”
kegiatan
musyawarah (sila Dikaenakan jika
4) siswa sudah
2. Sosialisasi kepada 2. Siswa dapat Etika public mempunyai
siswa mengenai memahami minat
kegiatan BARING bagaimana   sosialisasi
membaca,
dengan jelas tata cara kegiatan kepada
maka siswas
kegiatan siswa dilakukan
dengan baik dan tersebut
BARING
santun menjadi lebih
berprestasi

58
3. Memotivasi siswa 3. Siswa Nasionalisme :
dengan yel yel termotivasi
supaya siswa untuk   (Sila3)
bersemangat dalam membaca Melaksanakan
membaca kegiatan dengan
semangat
kebersamaan dan
kekompakan
Akuntabilitas :

  Melaksanakan
bimbingan dengan
dasar kerjasama
dan penuh
tanggungjawab
Komitmen mutu:

 Pembuatan yel-yel
kelas
4. Meminta siswa 4. Terselenggara Akuntabilitas:
untuk memilih nya kegiatan
bahan bacaan yang membaca 15    Melaksanakan
sudah di sediakan menit sebelum tugas dengan
di pojok baca dan pembelajaran penuh
meminta siswa tanggungjawab
membaca selama
10 menit disertai
meringkas selama

59
5 menit

5. Kegiatan ini 5. Meningkatkan Komitmen Mutu:


dilakukan setiap ketrampilan
hari Selasa, Rabu, dan minat   Melaksanakan
Kamis selama 15 baca siswa kegiatan
menit sebelum membaca 15
pembelajaran menit sebelum
dimulai pembelajaran
secara continyu
3. Membuat 1. Konsultasi dengan 1. Terwujutnya Etika Publik: Kegiatan kamus Penguatan nilai
Kamus Dinding , kepala sekolah persamaan  Konsultasi dengan dinding ini organisasi
Kata Kata Yang mengenai program persepsi kepala sekolah dapat berilmu
Sulit dii Tempel Kamus Dinding dengan kepala mengenai program berkontribusi
di Kamus dengan baik dan sekolah Kamus Dinding untuk
Dinding dan di sopan mengenai dengan baik dan menumbuhkan
kegiatan
 Artikan sopan minat belajar
Kamus
siswa tentang
Dinding
apa yang ia
2. Sosialisasi kepada 2. Siswa dapat Etika Publik:
sukai hal ini
siswa mengenai memahami  Sosialisasi dengan
sesuai dengan
progam Kamus tata cara siswa dengan baik
Dinding dengan program misi organisasi
dan sopan
kejelasan kamus dinding yaitu
“Memberikan
3. Menyiapkan bahan 3. Tersedianya Anti Korupsi: bimbingan
dan alat yang alat dan bahan

60
diperlukan untuk Kamus   Menyiapkan terhadap siswa
membuat kamus Dinding bahan dan alat sesuai bakat
dinding secara yang diperlukan dan
bersama-sama. untuk membuat kemampuan.”
kamus dinding
secara transparan
Akuntabilitas :

  Transparansi
dalam menyiapkan
alat dan bahan
pembuatan kamus
dinding secara
tanggung jawab
Komitmen mutu:
 Membuat kamus
dinding bersama
siswa untuk
melengkapi
sarana dan
prasarana sekolah
Nasionalisme :

 (Sila 3): Bersama-


sama guru dan
siswa membuat
kamus dinding

61
 (sila 4) melakukan
musyawarah
dalam pembuatan
kamus dinding

4. Meminta siswa 4. Terlaksananya Akuntabilitas:


mencari kata-kata program
sulit dari materi kamus dinding   Melaksanakan
pembelajaran pada tugas dengan
hari itu, setelah itu penuh
siswa diminta tanggungjawab
menuliskan kata
sulit di kamus
dinding.

5. Guru bersama 5. Menambah Akuntabilitas:


siswa mengartikan pengetahuan
kata kata sulit siswa   Melaksanakan
tersebut secara tugas dengan
bersama-sama penuh
tanggungjawab
Nasionalisme :

 (Sila 3): Bersama-


sama guru dan
siswa mengartikan
kata kata sulit

62
4. Melaksanakan 1. Konsultasi dengan 1. Terwujutnya Etika Publik: Kegiatan Penguatan nilai
Program kepala sekolah persamaan  Konsultasi denganSERIBU dapat organisasi
“SERIBU” mengenai program persepsi kepala sekolah berkontribusi berilmu
Seminggu SERIBU dengan dengan kepala mengenai program untuk
Meringkas Buku baik dan sopan sekolah SERIBU dengan menumbuhkan
mengenai baik dan sopan minat baca
program
buku di perpus
SERIBU.
sehingga
pestasi siswa
2. Sosialisasi kepada 2. Meningkatkan Etika Publik: akan
siswa mengenai pemahaman   Sosialisasi meningkat, hal
program SERIBU siswa mengenai program ini sesuai
mengenai SERIBU dengan dengan
kegiatan baik dan sopan visiSDN 2
SERIBU
Tumang yaitu
“Terwujudnya
3. Membuat jadwal 3. Adanya jadwal Akuntabilitas :
generasi
kunjungan kelas di kunjungan ke
perpustakaan perpustakaan  Guru bertanggung penerus yang
 jawab dalam berprestasi
pembuatan jadwal berdasarkan
kunjungan iman, taqwa,
perpustakaan berilmu dan
4. Setelah selesai 4. Meningkatkan Akuntabilitas : berakhlak
pembelajaran minat siswa mulia”
setiap kelas untuk   Guru

63
melakukan mengunjungi bertanggungjawab
kunjungan di perpustakaan terhadap
perpustakanaan 5. Siswa dapat pelaksanaan
sesuai jadwal yang mengetahui kegiatan SERIBU
sudah di tentukan tata cara  Guru bertanggung
5. Masing masing meminjam dan  jawab terhadap
siswa memilih buku mengembalika hilang atau
apa yang ingin n buku di rusaknya buku di
diringkas. perpustakaan perpus
6. Siswa meminjam 6. Dapat Etika Publik:
buku yang telah di meningkatkan
pilih ke petugas minat baca  Guru melayanin
perpus/ guru siswa peminjaman dan
7. Setiap siswa 7. Dapat pengembalian
diminta meringkas meningkakan buku di
selama satu pemahaman perpustakaan
minggu siswa tentang dengan baik dan
8. Meminta siswa buku yang ia sopan
mengembalikan baca Komitmen mutu:
buku yang telah dia
 Guru meletakkan
pnjam dengan teliti
buku sesuai
dengan tempatnya
semula supaya
perpus terjaga
kerapiannya

.5 Lomba 1. Konsultasi dengan 1. Terwujutnya Etika Publik: Loras Penguatan nilai

64
Meringkas kepala sekolah persamaan  berkontribusi
Konsultasi dengan organisasi
(LORAS) mengenai program persepsi dewan guru supaya siswa berilmu
LORAS dengan dengan kepala tentang siapa dapat bersaing
baik dan sopan sekolah yang menang secara sehat
mengenai dengan baik dan sehingga
progam sopan prestasi siswa
LORAS
akan terus
2. Sosialisasi dengan 2. Siswa lebih Etika Publik: meningkat, hal
siswa mengenai mengerti   Sosialisasi ini sesuia
program LORAS tentang mengenai program dengan v
progam LORAS dengan
LORAS isi SDN 2
baik dan sopan Tumang yaitu
“Terwujudnya
3. Hasil ringkasan 3. Guru dapat Akuntabilitas : generasi
siswa pada mengetahui penerus yang
program SERIBU siapa saja   Guru berprestasi
dikumpulkan ke siswa yang mengumpulkan berdasarkan
guru meringkas dan hasil ingkasan iman, taqwa,
siapa yang siswa dengan berilmu dan
tidak penuh tanggung berakhlak
meringkas  jawab mulia”
4. Guru menilai hasil 4. Guru dapat Etika Publik:
ringkasan siswa mengetahui  Konsultasi dengan
hasil ringkasan dewan guru
mana yang tentang siapa
berhak yang menang

65
mendapat dengan baik dan
 juara sopan
Akuntabilitas :

 Guru menilai hasil


meringkas dengan
penuh tanggung
 jawab dan adil
Nasionalisme :

 Guru menilai
dengan adil dan
tidak
membedabedakan
murid sesuai
dengan pancasila
sila ke 2
Anti Korupsi:

 Penilaian hasil
lomba dilakukan
secara seadil
adilnya
5. Hasil ringkasan 5. Mengoptimalk Komitmen mutu:
terbaik akan di an program  Guru dapat
tempel di mading mading di mengoptimalkan
sekolah kegiatan mading
sekolah

66
6. Siswa yang 6. Menumbuhkan Anti Korupsi:
mendapat juara semangat
akan mendapat berkompetisi  Dalam pemberian
hadiah dalam diri hadiah, guru tidak
siswa mengurangi nilai
hadiah yang
diberikan

B. Jadwal Rancangan Aktualisasi

67
 Adapun jadwal kegiatan habituasi rancangan aktualisasi dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 4. 3 Jadwal Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan MEI JUNI

5 7 8 1 2 4 5 8 9 1 2 3 5 6 8 9 1 2 5 6 8 9 1 2 3 5 6
1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1
1 Menyediakan v v v v v v , I
N G
Bahan Bacaan A A
H B
Yang Menarik I
D R
A TI
M F
2 Melaksanakan v v v v v v A
H H R L
program N A A U
N DI
“BARING” A L L A
H O O L A
D K K
U
B
Y
KI
3 Membuat A v v v v v v v v
E E
A
R
v v v v
R DI
Kamus Dinding M U U S U S U
I
A G G G IB
R D
R A
IR IR
A
G G G L H T
4 Melaksanakan L NI v v v v v v NI NI N R
A H H A
H
E
Program M M K M K A
W D D S
E
“SERIBU” A A A T U P
O S
R N N P E
5 Lomba U v v S
IA IA
A /
BI R
Meringkas L J J N
M
U
(LORAS) U U A L
T E
A B
U E
6 Membuat v v v v v v v v B S v v v v
laporan M N
E A
aktualisasi P D

68
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam melaksanakan aktualisasi di tempat kerja kemungkinan ada hal -
hal yang menjadi kendala bagi peserta. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
maka diperlukan strategi untuk menghadapi kendala tersebut agar tidak
menimbulkan ketidakefisienan waktu pelaksanaan yang terbatas.Antisipasi
dan strategi menghadapi kendala dituangkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4. 4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Strategi menghadapi
No Kegiatan Kendala yang dihadapi kendala

1 Menyediakan 1. Kurangnya dana 1. Guru bisa


Bahan Bacaan untuk pembelian membuat sendiri
Yang Menarik bahan bacaan bahan bacaan ,
dengan story bird
2 Melaksanakan 1. Siswa tidak 1. Mengawasi dan
program “BARING” membaca dengan memotivasi siswa
baca dan ringkas sungguh-sungguh agar ikut
,15 menit sebelum 2. Siswa berebut membaca
pelajaran dimulai memilih buku 2. Guru meminta
bacaan siswa maju untuk
membacakan
hasil ringkasanya
3. Memberikan
pengarahan pada
siswa untuk
bergantian
3 Membuat Kamus 1. Siswa kurang aktif 1. Memotivasi dan
Dinding , Kata Kata dalam mencari membimbing
Yang Sulit dii kata-kata sulit siswa agar aktif
Tempel di Kamus 2. Memerlukan waktu dalam mencari
Dinding dan di dalam menyiapkan kata-kata sulit
 Artikan dan membuat 2. Meminta bantuan
kamus dinding siswa dalam
menyiapkan dan
pembuatan
kamus dinding
4 Melaksanakan 1. Ada siswa yang 1.  Memberikan
Program “SERIBU” tidak mau hukuman bagi
Seminggu merigkas ataupun siswa yang tidak
Meringkas Buku belum selesai meringkas atau
2. Siswa tidak belum selesai
mengembalikan 2.  Mengecek
buku bacaan kembali jumlah
setelah membaca buku yang
buku. dikembalikan
siswa
5 Lomba Meringkas 1. Siswa ada yang 1. Melakukan
(LORAS) tidak terima penilaian secara
dengan hasil lomba transparan

70
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Kegiatan habituasi diawali dengan perancangan aktualisasi.
Penyusunan rancangan aktualisasi didahului dengan identifikasi isu. Isu -isu
yang ditemukan kemudian dianalisis menggunakan perangkat analisis
 APKL dan USG untuk menemukan corre isu. Isu yang ditemukan di SD 4
Kedungsari adalah rendahnya minat membaca siswa. Untuk memecahkan
isu tersebut penulis menyusun 5 rangkaian kegiatan dalam upaya
optimalisasi kegiatan yang dapat meningkatkan minat baca siswa.
Penyelesaian atas isu tersebut menggunakan penerapan nilai-nilai dasar
 ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan
anti korupsi setra kedudukan ASN di didalam NKRI seperti Whole of
Goverment, pelayan publik, dan manajemen ASN.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi diharapakan dapat
menjadi pedoman dalam pelaksanaan 5 kegiatan pelaksanaan aktualisasi
nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi. Yang mampu menyelesaikan isu dan
meningkatkankinerjapesertapelatihandasardalammenjalankantugas dan
fungsi di lingkungan unit kerja.

B. Dampak
 Apabila 5 kegiatan dalam rancangan ini tidak dilaksanakan maka minat
baca siswa SD 4 Kedungsari tidak dapat ditingkatkan, sehingga minat
membaca dan menulis siswa tetap rendah dan akan menyebabkan
prestasi belajar siswa akan rendah.
.

71

Anda mungkin juga menyukai