Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN NILAI RUPIAH SAAT INI

Beberapa hari belakangan ini, sebuah kabar baik sedang dirasakan oleh tanah air kita,
Indonesia. Kabar baik tersebut disebabkan oleh naiknya nilai tukar mata uang Indonesia, yaitu
nilai kurs Rupiah. Meskipun sebelumnya, sebuah analis memperkirakan bahwa Rupiah berpotensi
untuk semakin melemah seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan
China. Dan ramalan tersebut pun memang tidak sepenuhnya salah, karena hasil ini tercapai setelah
melalui banyak perkembangan nilai Rupiah yang tidak menentu, yaitu kadang menguat dan kadang
pula melemah.

Dimulai dari 30 September 2019 kemarin, berikut ini perkembangannya.

 Pukul 09.59 WIB, nilai tukar Rupiah di pasar spot kembali menguat 2 poin atau 0,01 persen
ke level Rp14.171 per dolar AS
 Pukul 11.03 WIB, nilai tukar Rupiah kembali melemah 2 poin atau 0,01 persen ke level
Rp14.175 per dolar AS
 Pukul 13.20 WIB, nilai tukar Rupiah di pasar spot melemah 7 poin atau 0,05 persen ke
level Rp14.180 per dolar AS
 Pukul 15.12 WIB, nilai tukar Rupiah melemah 12 poin atau 0,08 persen ke level Rp14.185
per dolar AS
 Pukul 15.58 WIB, nilai tukar Rupiah berakhir melemah 22 poin atau 0,16 persen di level
Rp14.195 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik tipis 0,002 poin ke posisi 99,111.

Keadaan semakin memburuk dengan perkembangan di hari berikutnya. Pada Selasa, 1 Oktober
2019, nilai kurs Rupiah semakin lemah menjadi Rp14.216 per dolar AS (USD).

Namun ternyata , tidak berhenti di situ, perkembangannya masih berlanjut. Hingga akhirnya
mengalami kenaikan sekian persen dari yang sebelumnya. Nilai tukar Rupiah menempati posisi
Rp14.196 per dolar AS (USD) pada pasar perdagangan spot pada Rabu, 2 Oktober 2019 sore hari.

Lagi-lagi mengalami kenaikan, nilai tukar Rupiah berada di tingkat Rp14.172 per dolar AS
(USD) pada penutupan hari Kamis 3 Oktober 2019. Nilai ini menguat sedikit dibanding hari
sebelumnya. Pada hari itu pula, mayoritas mata uang utama negara - negara di Asia menguat,
terkecuali Thailand yang sayangnya mengalami pelemahan mata uang Baht. Dolar Hong Kong
menguat 0,02 persen, Dolar Singapura menguat 0,02 persen, Yen Jepang menguat 0,08 persen,
Ringgit Malaysian menguat 0,09 persen, dan Won Korea Selatan menguat 0,11 persen.
Semakin menguat, nilai tukar Rupiah naik lagi sampai berada di posisi Rp14.144 per dolar AS
(USD) pada perdagangan pasar spot Jumat, 4 Oktober 2019 pagi hari. Posisi ini sudah menguat
sebanyak 0,2 persen jika dibandingkan penutupan hari kemarin. Begini rentetan perkembangannya
pada Jumat, 4 Oktober 2019.

 Nilai tukar Rupiah di pasar spot dikabarkan menguat 37 poin atau 0,26 persen ke level
Rp14.135 per dolar AS pada pukul 08.55 WIB.
 Nilai tukar Rupiah di pasar spot dikabarkan menguat 39 poin atau 0,28 persen menjadi
Rp14.133 per dolar AS pada pukul 09.49 WIB.
 Nilai tukar Rupiah di pasar spot dikabarkan menguat 37 poin atau 0,26 persen menjadi
Rp14.135 per dolar AS pada pukul 10.47 WIB.
 Nilai tukar Rupiah di pasar spot dikabarkan menguat 40 poin atau 0,28 persen menjadi
Rp14.132 per dolar AS pada pukul 14.02 WIB.
 Nilai tukar Rupiah menguat 37 poin atau 0,26 persen yaitu menjadi Rp14.135 per dolar AS
pada pukul 15.21 WIB
 Nilai tukar Rupiah berakhir dengan menguat 34 poin atau 0,24 persen di level Rp14.138
per dolar AS pada penutupan di hari tersebut, pukul 15.59. Sementara itu, indeks dolar AS
terpantau turun tipis 0,01 persen atau 0,008 poin ke posisi 98,856.

Kepala Riset Monex Investindo, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa kenaikan nilai tukar
Rupiah disebabkan oleh investor yang kini mulai wanti-wanti dengan tanda-tanda pelemahan
ekonomi pihak AS yang belum berhenti selama seminggu ini.

Seorang analis Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar, juga mengatakan bahwa nilai
Rupiah berpotensi menguat setelah data makro ekonomi Amerika Serikat yang kian memburuk.

Hal tersebut ditunjukkan oleh hal-hal berikut. Pertama, laporan dari Institute for Supply
Management menunjukkan indeks manufaktur AS ke angka 47,8, yang merupakan level terendah
dalam sepuluh tahun terakhir ini. Kedua, laporan ketenagakerjaan nasional ADP menunjukkan
bahwa perusahaan swasta hanya menambah 135 ribu pekerjaan pada September atau lebih rendah
dibanding data Agustus yakni 157 ribu pekerjaan. Selain itu naiknya nilai Rupiah juga terdorong
dari sisi domestik setelah situasi politik dalam negeri sudah kian kondusif berhubung aksi
demonstrasi berangsur mereda.

SUMBER :
 Liputan6.com
 Bisnis.com
 CNBC Indonesia

Anda mungkin juga menyukai