Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN

KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SERTA


IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI LULUSAN
DI SMA NEGERI 22 KOTA BANDUNG

Yandi Useandi

Program Studi Magister Manajemen Konsentrasi Manajemen Pendidikan Fakultas Pascasarjana


Universitas Pasundan Bandung

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh


kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap kinerja guru serta implikasinya
terhadap prestasi lulusan di SMA Negeri 22 Kota Bandung. Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen konsentrasi manajemen
pendidikan. Bagi sekolah sejenis maupun praktisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi yang berguna tentang pentingnya peran kepemimpinan kepala sekolah
dan kompetensi guru terhadap kinerja guru dalam upaya meningkatkan prestasi lulusan.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 22 Kota Bandung. Metode penelitiannya
menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Sedangkan tipe
penelitiannya berupa deskriptif dan verifikatif. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan
metode statistika analisis jalur (path analysis).
Hasil pengujian penelitian ditemukan adanya pengaruh signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan total pengaruh sebesar 16,54 %, pengaruh
signifikan antara kompetensi guru terhadap kinerja guru dengan total pengaruh sebesar 62,91%,
pengaruh signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap kinerja
guru dengan persentase pengaruh sebesar 79,4%, kinerja guru memberikan kontribusi pengaruh
terhadap prestasi lulusan sebesar 69,53%, kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan
terhadap prestasi lulusan melalui kinerja guru dengan total pengaruh sebesar 18,5%, kompetensi
guru berpengaruh signifikan terhadap prestasi lulusan melalui kinerja guru dengan total
pengaruh sebesar 59,7%.

Kata kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru, Kinerja Guru, Prestasi Lulusan
1. PENDAHULUAN tercapainya tujuan suatu organisasi.
Komponen-komponen yang harus
1.1 Latar Belakang berkaitan tersebut diantaranya ialah
komite sekolah, kepala sekolah, tenaga
Pendidikan merupakan bagian yang pendidik atau guru, kurikulum, lingkungan
sangat penting dari kehidupan masyarakat sekolah, fasilitas, sarana dan prasarana yang
untuk mengembangkan dan memajukan memadai, tenaga pendidikan lainnya yang
pembangunan nasional dari daerah sangat mendukung terhadap tujuan sekolah
tertinggal maupun daerah maju. Dengan serta hasil yang diperoleh (output). Jika
adanya teknologi yang berkembang dan komponen-komponen tersebut sejalan dan
modern saat ini, diharapkan dunia selaras dengan apa yang di cita-cita kan
pendidikan akan mampu merata keadaanya organisasi atau sekolah, maka niscaya
untuk diarahkan agar meningkatkan harkat organisasi atau sekolah tersebut akan
dan martabat manusia serta kualitas terjadi suatu yang positif didalamnya
sumber daya manusia sehingga seluruh serta akan berkembang sangat baik.
rakyat Indonesia hidup sejahtera dan Kemudian setelah itu, kondisi
berkembang dalam menjalani organisasi atau sekolah, lingkungan dan
kehidupannya. Tanpa diimbangi dengan suasana yang sangat efektif dan efisien di
pendidikan yang cukup dan baik kepada dalamnya serta dengan komponen-
setiap generasi penerus bangsa, maka niat komponen yang mendukung dalam
pemerintah untuk memajukan demi tujuan organisasi atau sekolah berjalan
mewujudkan masyarakat Indonesia agar dengan baik akan berdampak kepada
semakin sejahtera dan berkembang sesuai siswanya, diantaranya dampak yang terjadi
isi pembukaan Undang-Undang Dasar adalah menghasilkan prestasi lulusan
1945 Republik Indonesia akan sulit dengan raihan nilai UN yang tinggi. Hal ini
terwujud dan cenderung akan menjadi terjadi karena siswa merasa nyaman
terhambat bahkan bisa juga semakin dalam suasana pembelajaran yang
terpuruk dibandingkan dengan negara didukung oleh sarana dan prasarana yang
lainnya. memadai dan dorongan semangat dari
Dalam dunia pendidikan yang paling orang–orang yang berada di lingkungan
utama ialah sekolah, sekolah merupakan sekolah. Kemudian siswa akan
suatu lembaga tempat dimana seseorang bersemangat serta antusias dalam
memperoleh ilmu pengetahuan formal dan menerima rangsangan ilmu pengetahuan
sebagainya. Sebuah sekolah harus memiliki yang diberikan oleh para pendidik atau
visi, misi, fungsi dan tujuan karena sekolah guru agar kemampuan peserta didiknya
merupakan suatu lembaga atau organisasi. berkembang dengan baik.
Demi mewujudkan visi, misi, fungsi dan Prestasi lulusan siswa dapat
tujuan sekolah, maka untuk itu diperlukan dipengaruhi oleh cara belajar siswa dan
tenaga profesional, manajemen kelola selain itu prestasi lulusan siswa juga dapat
organisasi yang baik dan sumber daya dipengaruhi oleh beberapa faktor
lainnya yang mendukung. diantaranya faktor internal dan eksternal
Sekolah sebagai tempat menimba ilmu serta pendekatan belajar kepada peserta
merupakan sebuah sistem yang memiliki didik. Prestasi lulusan dinilai dari hasil
komponen-komponen yang saling usaha kegiatan belajar siswa oleh tenaga
berkaitan satu sama lainnya, semua pendidik atau guru selama pembelajaran,
komponen yang berkaitan tersebut harus kemudian hasil kegiatan siswa disalin ke
memberikan manfaat dan pengaruh demi
buku laporan dalam bentuk nilai, ialah kinerja yang terjadi di sekolah yaitu
keterangan dan sebagainya atas pencapaian kinerja guru akan berdampak dan dirasakan
peserta didik yang telah dicapai selama langsung oleh siswa dan orang tua serta
pembelajaran. pihak terkait.
Dengan begitu, maka tenaga pendidik Oleh karena itu, maka kinerja guru
atau guru akan mudah untuk mengontrol harus menjadi perhatian berbagai pihak
dan mengawasi bagaimana tingkat demi keberlangsungan peserta didik yang
keberhasilan prestasi lulusan peserta mengarahkan agar peserta didik di sekolah
didiknya dalam mengikuti proses lebih berkembang dan berprestasi dalam
pembelajaran yang mereka ikuti. Jika proses kegiatan belajar mengajar dan
terdapat peserta didik yang prestasi lulusan lainnya di sekolah. Kinerja guru akan
dengan nilai kurang memenuhi kriteria yang optimal dijalankan oleh guru jika semua
diharapkan, maka tenaga pendidik atau guru komponen pihak sekolah dari kepala
harus mampu menganalisa penyebabnya sekolah, guru, siswa dan orang tua serta
dan harus bisa mengevaluasi, mengarahkan pihak terkait saling bersinergi satu sama
serta membimbing peserta didik tersebut lainnya. Kemudian selain dukungan
agar prestasi lulusan nilainya menjadi tinggi berbagai komponen-komponen terhadap
dan memenuhi kriteria yang sudah kinerja guru, kinerja guru akan semakin
ditetapkan. baik bilamana disertai dengan hati yang
Suatu prestasi lulusan peserta didik tulus, jiwa yang bersih serta menyadari
dengan nilai yang tinggi, tidak akan segala kekurangan yang berada dalam
terwujud tanpa ada guru profesional yang dirinya dan senantiasa berusaha untuk
membimbing di sekolah. Guru merupakan meningkatkan atas kekurangan terhadap diri
sosok atau figur yang sangat penting sendiri untuk berusaha meningkatkan ke
dalam hal memberikan ilmu bagi peserta arah yang lebih baik. Kinerja guru akan
didiknya. Dengan sosok atau figur guru semakin efisien dan optimal bila ditunjang
yang teladan, maka kemampuan peserta dan didukung dengan kompetensi guru yang
didik niscaya akan bertambah dan dapat baik.
mengembangkan wawasan keilmuannya Kompetensi merupakan suatu
dengan baik. Guru merupakan bagian kemampuan guru dalam melaksanakan
dari sumber daya manusia yang berada di profesi dibidang ahlinya yaitu
sekolah. Salah satu sumber daya keguruannya. Dalam melaksanakan tugas di
manusianya ialah dengan melakukan profesi keguruannya, guru harus
kinerja guru dengan baik dan benar. memahami bagaimana standar kompetensi
Kinerja guru di sekolah mempunyai dan kompetensi dasar serta tujuan
peranan yang sangat penting dalam pembelajaran tersebut agar kompetensi
tujuan suatu sekolah diantaranya adalah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan
menjadikan siswanya memiliki prestasi oleh semua pihak yang terkait didalamnya.
lulusan dengan nilai yang tinggi. Kompetensi guru sebagai pemacu dalam
Faktor kinerja selalu menjadi sorotan pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
oleh berbagai pihak, salah satu contoh hingga menengah meliputi beberapa
sorotan dalam masyarakat ialah kinerja kompetensi diantaranya adalah
pemerintahan. Kinerja pemerintahan akan kompetensi pedagogik, kompetensi
berdampak dan dirasakan langsung oleh kepribadian, kompetensi profesional, dan
masyarakat yang mengalaminya sedangkan kompetensi sosial. Dengan demikian,
contoh sorotan dalam satuan pendidikan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
harus mampu mengahasilkan potensi- 1. Masih kurangnya motivasi kepala
potensi bakat siswa yang luar biasa dalam sekolah dalam memberikan kesempatan
proses kegiatan belajar mengajar untuk kepada guru untuk meningkatkan
mendapatkan prestasi lulusan siswa dengan pengetahuan dan keterampilan dengan
nilai yang tinggi dan lebih baik lagi. menyertakan pada pelatihan-pelatihan
Kompetensi guru di sekolah akan berjalan sesuai dengan bidangnya masing-
dengan baik bila di dukung oleh seorang masing.
kepala sekolah yang sangat peduli terhadap 2. Masih kurangnya kepala sekolah
orang-orang yang terkait dalam dalam memberdayakan tenaga pendidik
organisasinya. melalui kerja sama atau kooperatif
Kepala sekolah merupakan salah satu 3. Kehadiran guru di sekolah masih
sumber daya manusia yang berperan belum memanfaatkan waktu dengan
sangat penting dalam mengatur dan optimal.
mengendalikan seluruh sumber daya yang 4. Terdapat beberapa guru yang kurang
terkait di bidang satuan pendidikan mampu membina hubungan
khususnya di sekolah. Kepala sekolah interpersonal yang baik dengan siswa.
merupakan sosok penting dalam sekolah 5. Belum optimalnya kinerja guru di SMA
karena kepala sekolah bertanggung jawab Negeri 22 Kota Bandung.
atas kemajuan dan mundurnya serta baik 6. Masih kurangnya kinerja guru dalam
buruknya sebuah sekolah. Kepemimpinan dimensi evaluasi atau penilaian.
kepala sekolah dalam satuan pendidikan di 7. Belum optimalnya raihan nilai rata-rata
sekolah merupakan motor penggerak bagi UN jurusan IPA di SMA Negeri 22
semua sumber daya sekolah yang Kota Bandung.
diharapkan mampu untuk menggerakkan 8. Belum optimalnya raihan nilai rata-rata
guru agar lebih efektif, membangun dan UN jurusan IPS di SMA Negeri 22
membina hubungan baik antar Kota Bandung.
lingkungan sekolah supaya tercipta suasana
yang kondusif, menggairahkan, produktif 1.3 Rumusan Masalah
dan bersama-sama agar mampu
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan Berdasarkan dengan identifikasi masalah
dan evaluasi terhadap berbagai jenis yang telah dipaparkan di atas, maka
kebijakan dan perubahan yang telah rumusan masalah yang akan diteliti dalam
dilakukan secara efektif dan efisien supaya penelitian ini adalah:
semua diarahkan untuk menghasilkan
1. Bagaimana kepemimpinan kepala
produk atau lulusan yang berkualitas serta
sekolah di SMA Negeri 22 Kota
memiliki kompetensi yang unggul.
Bandung.
2. Bagaimana kompetensi guru di
1.2 Identifikasi Masalah SMA Negeri 22 Kota Bandung.
3. Bagaimana kinerja guru di SMA
Berdasarkan latar belakang tersebut, Negeri 22 Kota Bandung.
maka peneliti mengidentifikasikan beberapa 4. Bagaimana prestasi lulusan di
permasalahan yang muncul. Adapun SMA Negeri 22 Kota Bandung.
masalah-masalah tersebut diantaranya 5. Seberapa besar pengaruh
sebagai berikut: kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru di SMA
Negeri 22 Kota Bandung.
6. Seberapa besar pengaruh secara teoretis dan secara praktis, yang
kompetensi guru terhadap kinerja dipaparkan sebagai berikut :
guru di SMA Negeri 22 Kota
Bandung. 1. Secara Teoritis
7. Seberapa besar pengaruh
a. Hasil penelitian ini untuk
kepemimpinan kepala sekolah dan
memperoleh pemahaman dan
kompetensi guru terhadap kinerja
menambah pengetahuan
guru di SMA Negeri 22 Kota
secara teoritis mengenai
Bandung.
pengaruh kepemimpinan
8. Seberapa besar pengaruh kinerja
kepala sekolah dan
guru terhadap prestasi lulusan di
kompetensi guru terhadap
SMA Negeri 22 Kota Bandung.
kinerja guru serta implikasinya
terhadap prestasi lulusan
1.4 Tujuan penelitian khususnya.
Berdasarkan rumusan masalah yang
2. Secara Praktis
telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis, a. Bagi penulis, hasil penelitian
mengkaji dan mengetahui: ini dapat dipergunakan sebagai
bahan masukan guna
1. Kepemimpinan kepala sekolah di SMA
meningkatkan kualitas
Negeri 22 Kota Bandung.
pendidikan di SMA Negeri 22
2. Kompetensi guru di SMA Negeri 22
Kota Bandung.
Kota Bandung.
b. Bagi lembaga, hasil penelitian
3. Kinerja guru di SMA Negeri 22 Kota
ini dapat dipergunakan sebagai
Bandung.
bahan masukan dan gagasan
4. Prestasi lulusan di SMA Negeri 22
dalam memperbaiki
Kota Bandung.
kekurangan dan
5. Besar pengaruh kepemimpinan kepala
meningkatkan mutu
sekolah terhadap kinerja guru di SMA
pendidikan melalui
Negeri 22 Kota Bandung.
peningkatan kepemimpinan
6. Besar pengaruh kompetensi guru
kepala sekolah dan
terhadap kinerja guru di SMA Negeri
kompetensi guru serta kinerja
22 Kota Bandung.
guru sehingga dapat
7. Besar pengaruh kepemimpinan kepala
meningkatkan prestasi lulusan
sekolah dan kompetensi guru terhadap
khususnya di SMA Negeri 22
kinerja guru di SMA Negeri 22 Kota
Kota Bandung.
Bandung.
c. Bagi dunia pendidikan, hasil
8. Besar pengaruh kinerja guru terhadap
penelitian ini diharapkan
prestasi lulusan di SMA Negeri 22
dapat memberikan masukan
Kota Bandung.
guna terciptanya pengelolaan
sekolah yang memiliki mutu
1.5 Manfaat Penelitian tinggi. Kemudian hasil
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian ini dapat dijadikan
penelitian, maka yang diharapkan penulis sebagai informasi dan bahan
melalui penelitian ini adalah manfaat referensi rujukan bagi guru
dan praktisi pendidikan serta Kepala sekolah adalah pimpinan
siswa pada umumnya. sekolah yang harus memiliki fungsi dan
peranan guna meningkatkan kulitas sekolah
2. KAJIAN PUSTAKA nya itu sendiri di mata masyarakat umum.
Kualitas suatu organisasi atau sekolah akan
2.1 Manajemen meningkat bila dijalankan dengan baik dan
optimal di dalam organisasi atau sekolah
Manajemen berasal dari kata to
tersebut jika terdapat orang-orang yang
manage yang artinya mengatur. Pengaturan
berkompeten di bidangnya. Untuk
dilalui melalui proses dan diatur
mengoptimalkan kualitas sekolahnya
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
tersebut, maka seorang kepala sekolah harus
manajemen itu (Malayu S. P. Hasibuan,
memberikan kepuasan dan ispirasi serta
2006: 1). Teori manajemen dijelaskan oleh
contoh teladan yang baik bagi guru serta
Malayu S. P. Hasibuan (2006: 2) bahwa
pihak yang terkait di dalamnya.
“Manajemen adalah ilmu dan seni
Kepala sekolah menurut Peraturan
mengatur proses pemanfaatan sumber
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28
daya manusia dan sumber daya lainnya
Tahun 2010 adalah sebagai berikut: Kepala
secara efektif dan efisien untuk mencapai
sekolah/madrasah adalah guru yang diberi
suatu tujuan tertentu“.
tugas tambahan untuk memimpin taman
Kemudian menurut Stoner dan
kanak-kanak/raudhotul athfal (TK/RA),
Freeman yang telah diterjemahkan oleh
taman kanak-kanak luar biasa (TKLB),
Ambar Teguh Sulistiyani Rosidah (2009:
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI),
8) mengemukakan bahwa: Manajemen
sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah
adalah proses perencanaan,
menengah pertama/madrasah tsanawiyah
pengorganisasian, pemimpinan, dan
(SMP/MTs), sekolah menengah pertama
pengendalian upaya anggota organisasi dan
luar biasa (SMPLB), sekolah menengah
proses penggunaan semua lain-lain sumber
atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah
daya organisasi untuk tercapainya tujuan
menengah kejuruan/madrasah aliyah
organisasi yang telah ditetapkan.
kejuruan (SMK/MAK), atau sekolah
Kemudian hal senada dikemukakan
menengah atas luar biasa (SMALB) yang
oleh Mary Parker Follet yang telah
bukan sekolah bertaraf internasional (SBI)
diterjemahkan oleh Ernie dan Kurniawan
atau yang tidak dikembangkan menjadi
(2010: 5) menjelaskan bahwa manajemen
sekolah bertaraf internasional (SBI).
adalah “Seni dalam menyelesaikan sesuatu
Kemudian menurut Wahjosumidjo
melalui orang lain”.
(2011 : 83) mengemukakan bahwa kepala
Berdasarkan pernyataan di atas, maka
sekolah adalah: Seorang tenaga fungsional
dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
guru yang diberi tugas untuk memimpin
manajemen adalah suatu kemampuan
suatu sekolah dimana diselenggarakan
seseorang, dimana seseorang tersebut
proses belajar mengajar, atau tempat
mampu merencanakan, mengatur dan
dimana terjadi interaksi antara guru yang
memperdayagunakan sumber daya yang
memberi pelajaran dan murid yang
dimiliki oleh organisasi agar berjalan
menerima pelajaran.
dengan efektif dan efisien.
Hal senada juga dikemukakan oleh
Rahman dkk (2006: 106) bahwa “Kepala
2.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
sekolah adalah seorang guru (jabatan
fungsional) yang diangkat untuk menduduki
jabatan struktural (kepala sekolah) di mendidik, mengajar, membimbing,
sekolah”. mengarahkan, melatih, menilai, dan
Dengan begitu, maka bisa disimpulkan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
bahwa kepala sekolah merupakan pemimpin anak usia dini jalur penididikan formal
tertinggi dilingkungan sekolah untuk pendidikan dasar dan pendidikan
memimpin suatu sekolah dan memiliki menengah.
tugas tambahan selain menjadi guru di Berdasarkan uraian di atas, maka
sekolah, kepala sekolah harus mengelola dapat dikatakan bahwa kompetensi yang
dan memanfaatkan sumber daya-sumber dimiliki seorang guru sangatlah penting
daya yang berada di sekolah dengan baik guna menjalankan sebagai profesinya dan
untuk menentukan maju atau mundurnya tugas serta tanggung jawab agar kualitas
suatu sekolah yang dipimpinya. pendidikan tercipta dengan secara optimal.
Kompetensi guru merupakan dasar dari
2.3 Kompetensi Guru pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang
digambarkan dan ditampilkan dalam bentuk
Kompetensi guru merupakan suatu perilaku yang baik dan penuh dengan rasa
kemampuan dasar yang dimiliki seorang tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru dalam melaksanakan dan
pengajar serta pendidik di satuan menjalankan pekerjaannya sehingga dapat
pendidikan tempat bekerja. Pendapat itu tercipta suasana yang sangat baik bagi dunia
kemudian dikemukakan menurut Mulyasa pendidikan dan memajukan dunia
(2009: 26) berpendapat bahwa kompetensi pendidikan di Indonesia.
adalah kemampuan melaksanakan suatu
(tugas) yang diperoleh melalui pendidikan. 2.4 Kinerja Guru
Kemudian menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Kinerja guru dapat dilihat dari
tentang guru dan dosen, menyatakan bahwa bagaimana pelaksanaan tugasnya dalam
”Kompetensi adalah seperangkat kegiatan sehari-hari di tempat bekerja yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku di satuan pendidikan yaitu dalam
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai melaksanakan pembelajaran,
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan pembimbingan, pengevaluasian terhadap
tugas keprofesionalan”. peserta didik di satuan pendidikannya.
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun Martinis Yamin dan Maisah (2010: 87)
2008 tentang guru (pasal 3 ayat 1) mengatakan bahwa: Kinerja pengajar adalah
mengemukakan bahwa: Kompetensi perilaku atau respons yang memberi hasil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang mengacu kepada apa yang mereka
merupakan seperangkat pengetahuan, kerjakan ketika dia mengahadapi suatu
keterampilan dan perilaku yang harus tugas. Kinerja tenaga pengajar menyangkut
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan semua kegiatan atau tingkah laku yang
diaktualisasikan oleh guru dalam dialami tenaga pengajar, jawaban yang
melaksanakan tugas keprofesionalan. mereka buat, untuk memberi hasil atau
Kemudian menurut Undang-Undang tujuan.
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Kemudian secara khusus Rachman
tentang guru dan dosen (pasal 1 ayat 1) Natawijaya (2006: 22) mendefinisikan
mengemukakan bahwa: Guru adalah kinerja guru sebagai “Seperangkat perilaku
pendidik profesional dengan tugas utama nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia
memberikan pembelajaran kepada siswa”.
Dengan demikian, kinerja guru merupakan Berdasarkan di atas, maka prestasi
kemampuan seseorang atau pendidik yang belajar bisa dikatakan sebagai hasil belajar
memberikan pembelajaran terhadap siswa yang menghasilkan prestasi lulusan
peserta didik untuk menjadikan peserta yang tinggi dari mengikuti serangkaian
didiknya menjadi lebih baik dan pembelajaran di sekolah secara keseluruhan
berkembang dalam proses belajar nya. dan perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan siswa meliputi aspek
2.5 Prestasi Lulusan kognitif, afektif dan psikomotorik serta
perubahan tingkah laku lainnya yang
Prestasi belajar merupakan capaian positif.
hasil belajar siswa selama dalam proses Kemudian senada dengan pernyataan di
pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar atas menurut Muhibin Syah (2004: 141)
akan mudah dicapai bila di imbangi dengan mengemukakan bahwa “Prestasi belajar
kerja keras siswa dalam proses merupakan hasil dari sebagian faktor yang
pembelajaran tersebut misalnya dengan mempengaruhi proses belajar secara
mengerjakan latihan-latihan tugas di rumah keseluruhan”.
yang diberikan ketika mengikuti pelajaran Berdasarkan di atas, maka prestasi
maupun dengan ikut serta melalui kursus di belajar bisa dikatakan sebagai hasil belajar
luar jam sekolah. Dengan begitu, prestasi siswa yang menghasilkan prestasi lulusan
belajar siswa akan semakin berkembang yang tinggi dari mengikuti serangkaian
dan maju serta mengahasilkan prestasi pembelajaran di sekolah secara keseluruhan
lulusan yang baik dan tinggi dengan dan perubahan tingkah laku yang
melaksanakan pembelajaran tanpa di berhubungan dengan siswa meliputi aspek
sekolah saja. kognitif, afektif dan psikomotorik serta
Menurut Moh. Surya (2004: 75) perubahan tingkah laku lainnya yang positif
mengemukakan bahwa: Prestasi belajar bagi siswa.
siswa adalah hasil perubahan atau
perubahan tingkah laku yang menyangkut 3. Metodologi Penelitian
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap
setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil Dalam setiap melakukan suatu penelitian
pengalaman individu dalam interaksi diperlukan suatu metode agar sesuai dengan
dengan lingkungannya. masalah dan tujuan penelitiannya.
Sedangkan menurut I.L Pasaribu dan B. Penelitian pendekatan yang digunakan
Simanjuntak (1983: 91) menyatakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
bahwa: Prestasi belajar adalah isi dan penelitian pendekatan kuantitatif. Menurut
kapasitas seseorang. Maksudnya adalah Sugiyono (2014: 8) bahwa: Penelitian
hasil yang diperoleh seseorang setelah kuantitatif adalah sebagai metode penelitian
mengikuti pendidikan ataupun pelatihan yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
tertentu. Ini bisa ditentukan dengan digunakan untuk meneliti pada populasi
memberikan tes pada akhir pendidikan itu atau sampel tertentu, pengumpulan data
Kemudian senada dengan pernyataan di menggunakan instrumen penelitian, analisis
atas menurut Muhibin Syah (2004: 141) data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
mengemukakan bahwa “Prestasi belajar tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
merupakan hasil dari sebagian faktor yang ditetapkan.
mempengaruhi proses belajar secara Sesuai dengan penelitian ini, maka
keseluruhan”. dari tujuan penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui gambaran atau pengaruh kinerja guru serta menguji variabel
kepemimpinan kepala sekolah dan dependen yaitu prestasi lulusan. Unit
kompetensi terhadap kinerja guru serta observasi dan lokasi pada penelitian ini
implikasinya terhadap prestasi lulusan. adalah kepala sekolah dan guru di SMA
Mengenai metode penelitian, menurut Negeri 22 Kota Bandung yang berlokasi di
Arikunto (2013: 203) menjelaskan bahwa Jalan Rajamantri Kulon No. 17A Kota
“Metode penelitian adalah cara yang Bandung. Dengan obyek penelitian yaitu
digunakan oleh peneliti dalam kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi
mengumpulkan data penelitinya”. Adapun guru, kinerja guru dan prestasi lulusan.
metode yang penulis gunakan dalam Lokus dalam penelitian ini adalah semua
penelitian ini adalah dengan menggunakan guru yang berjumlah 70 orang.
metode deskriptif dan verifikatif.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 4. Hasil dan Pembahasan Penelitian
(2012: 54) menjelaskan bahwa “Penelitian
deskriptif adalah suatu metode penelitian 4.1 Hasil
yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang Berdasarkan pada hasil observasi
berlangsung pada saat ini atau saat yang dengan menggunakan kuesioner,
lampau”. Metode deskrptif digunakan wawancara dengan berbagai pihak yang
untuk menjawab rumusan masalah pada terkait serta penganalisaan secara mendalam
penelitian ini. Hasil observasi tersebut, terhadap jawaban responden serta
kemudian disusun secara sistematis dan keterkaitannya dengan teori-teori yang
dianalisis untuk diambil kesimpulan. berlaku dan fenomena-fenomena yang
Metode verifikatif menurut Sugiyono terjadi dilapangan, maka perlu adanya
(2014: 55) adalah “Penelitian yang pembahasan analisis deskriptif. Tabel
bertujuan untuk mengetahui hubungan dibawah ini menunjukkan nilai rata-rata dan
antara dua variabel atau lebih”. Dalam kriteria jawaban responden berada pada
penelitian deskriptif yang akan dilakukan kriteria sangat rendah sampai sangat tinggi
oleh penulis, data atau informasi akan untuk lebih jelasnya.
diperoleh melalui metode verifikatif.
Metode verifikatif digunakan untuk menguji Nilai Rata-Rata Kriteria Jawaban
teori dan penelitian akan mencoba Responden
menghasilkan informasi ilmiah yaitu status
hipotesis yang berupa kesimpulan No Variabel Rata- Kriteria
sementara. Metode verifikatif diharapkan
mengahsilkan kesimpulan apakah suatu Rata
hipotesis diterima apa ditolak
Penelitian deskriptif dengan
1 Kepemimpinan 2.59 Tidak
menggunakan metode verifikatif dalam
penelitian ini digunakan untuk mengkaji
Kepala Sekolah Baik
dan menguji serta dapat memberikan
kesimpulan besarnya pengaruh setiap
(X1)
variabel yang terdapat pada penelitian ini
yaitu variabel independen yang terdiri dari
kepemimpinan kepala sekolah dan
kompetensi, variabel intervening yaitu
2 Kompetensi 3.36 Cukup dengan baik dan transparan dengan
memperoleh nilai rata-rata 2.37 dan dimensi
Guru (X2) Baik manager dengan indikator kepala sekolah
selalu memberdayakan guru dengan
membentuk tim kerja untuk melaksanakan
3 Kinerja Guru (Y) 3.24 Cukup program kerja setiap kegiatan sekolah
dengan memperoleh nilai rata-rata 2.54
Baik serta dimensi leader dengan indikator
kepala sekolah mengambil keputusan
dengan tepat serta melibatkan pertimbangan
4 Prestasi Lulusan 3.02 Cukup
dari guru, komite sekolah maupun pihak
yang dianggap berkepentingan dengan
(Z) Baik memperoleh nilai rata-rata 2.56.
Adapun pernyataan tertinggi adalah
Sumber : Data diolah oleh peneliti pada dimensi educator dengan indikator
kepala sekolah selalu memberikan dorongan
semangat dan motivasi kepada tenaga
4.2 Pembahasan Deskriptif kependidikan dengan nilai rata-rata 3.54
dan dimensi innovator dengan indikator
4.2.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah di kepala sekolah mampu memberikan dan
SMA Negeri 22 Kota Bandung menentukan gagasan baru untuk
pembaharuan sekolah dengan nilai rata-rata
Berdasarkan pada hasil penelitian yang 3.51. Sehingga kepala sekolah dalam hal ini
telah dilakukan, maka Kepemimpinan masih perlu meningkatkan fungsi sebagai
Kepala Sekolah yang diukur oleh 7 dimensi, administrator, manager dan leader.
15 indikator, serta 15 item pertanyaan
memiliki nilai rata-rata 2.59 dengan kriteria 4.2.2 Kompetensi Guru di SMA Negeri
tidak baik. Kepemimpinan Kepala Sekolah 22 Kota Bandung
memiliki peran penting dalam memberikan
kompetensi guru dan kinerja guru serta Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dampaknya pada prestasi lulusan melalui dilakukan, maka kompetensi guru yang
dimensi yang seharusnya dimiliki seperti : diukur oleh 4 dimensi, 13 indikator, serta 13
educator, manager, administrator, item pertanyaan memiliki nilai rata-rata
supervisor, leader, innovator, dan motivator, 3.36 dengan cukup baik, kompetensi
dari hasil tersebut dinilai kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk
kepala sekolah masih kurang dan perlu melaksanakan satu pekerjaan atau tugas
ditingkatkan. yang dilandasi atas keterampilan dan
Dalam penelitian ini masih terdapat pengetahuan serta didukung oleh sikap
aspek yang lemah mengenai Kepemimpinan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Kepala Sekolah. Berdasarkan persepsi dari Kompetensi menunjukkan keterampilan
responden, urutan nilai rata-rata jawaban atau pengetahuan yang dicirikan dengan
masing-masing pertanyaan diurutkan profesionalisme dalam satu bidang tertentu
berdasarkan nilai rata-rata terendah yaitu yang terpenting, sebagai unggulan bidang
pada dimensi administrator dengan tersebut.
indikator kepala sekolah selalu mengelola Dalam penelitian ini masih terdapat
pengadministrasian pelaksanaan program aspek yang lemah mengenai kompetensi
guru, berdasarkan persepsi dari responden, indikator kemampuan dalam menyusun alat
urutan nilai rata-rata jawaban masing- evaluasi untuk proses KBM dengan
masing pernyataan diurutkan berdasarkan memperoleh nilai rata-rata 2.56 pada
nilai terendah yaitu pada dimensi dimensi evaluasi. Adapun pernyataan
kompetensi profesional dengan indikator tertinggi adalah kemampuan dalam
kemampuan untuk mengembangkan materi mengelola kelas dengan memperoleh nilai
pembelajaran yang diampu secara kreatif rata-rata 3.46 pada dimensi pelaksanaan
dengan nilai rata-rata 2.50 dan pada dimensi pembelajaran dan indikator kemampuan
kompetensi sosial dengan indikator dalam menguasai materi bahan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan pembelajaran pada dimensi perencanaan
komunitas profesi sendiri dan profesi lain pembelajaran dengan memperoleh nilai
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain rata-rata 3.56.
dengan nilai rata-rata 2,64. Berdasarkan pada hasil analisis
Adapun pernyataan tertinggi adalah deskriptif dengan memberikan beberapa
memiliki kemampuan untuk menguasai pernyataan dalam bentuk kuesioner dengan
teori belajar dan prinsip-prinsip nilai rata-rata secara keseluruhan diperoleh
pembelajaran yang mendidik dengan nilai bahwa kinerja guru cukup baik dan terdapat
rata-rata 4.04 pada dimensi pedagogik dan beberapa indikator terlemah yang harus
indikator memiliki kemampuan untuk segera diperbaiki oleh sekolah yaitu masih
bertindak sesuai dengan norma, agama, belum optimalnya guru dalam penggunaaan
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional berbagai media dan sumber belajar untuk
Indonesia dengan nilai rata-rata 4.33 pada tujuan pembelajaran dan penyusunan alat
dimensi kompetensi kepribadian. Sehingga evaluasi, maka hal ini harus terus
kompetensi guru dalam hal ini perlu diperhatikan dan harus ditingkatkan agar
ditingkatkan terutama yang terdapat dalam tujuan kinerja tercapai dengan optimal.
dimensi kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. 4.2.4 Prestasi Lulusan di SMA Negeri
22 Kota Bandung
4.2.3 Kinerja Guru di SMA Negeri 22
Kota Bandung Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka prestasi lulusan yang
Berdasarkan pada hasil penelitian yang diukur oleh 3 dimensi, 13 indikator, serta 13
telah dilakukan, maka kinerja guru yang item pertanyaan memiliki nilai rata-rata
diukur oleh 3 dimensi, 10 indikator, serta 10 3.02 dengan cukup baik, prestasi
item pernyatan memiliki nilai rata-rata 3.24 merupakan suatu hasil yang diraih oleh
dengan cukup baik, dalam penelitian ini peserta didik melalui kinerja dan
masih terdapat aspek yang lemah mengenai kompetensi guru di sekolah.
kinerja guru, berdasarkan persepsi dari Dalam penelitian ini masih terdapat
responden, urutan nilai rata-rata jawaban aspek yang lemah mengenai prestasi
masing-masing pernyataan diurutkan lulusan, berdasarkan persepsi dari
berdasarkan nilai rata-rata terendah yaitu responden, urutan nilai rata-rata jawaban
pada dimensi pelaksanaan pembelajaran masing-masing pernyataan diurutkan
dengan indikator kemampuan dalam berdasarkan nilai terendah yaitu pada
menggunakan berbagai media dan sumber dimensi afektif dengan indikator peserta
belajar untuk tujuan pembelajaran dengan didik selalu rajin, tepat waktu dan disiplin
memperoleh nilai rata-rata 2.63 dan dalam mengikuti KBM di kelas dengan nilai
rata-rata 2.47 dan pada dimensi bahwa semakin rendah kepemimpinan
psikomotorik dengan indikator peserta didik kepala sekolah maka akan tidak
memiliki minat, bakat dan potensi yang meningkatkan kinerja guru. Hasil analisis
baik dalam kegiatan ekstrakurikuler di statistik melalui perhitungan dengan uji t
sekolah dengan nilai rata-rata 2.34. dapat di lihat dari nilai t hitung (2,732) > t
Adapun pernyataan tertinggi adalah tabel (1,996) sehingga H0 ditolak. Dengan
pada dimensi kognitif dengan indikator demikian hipotesis pertama ini dapat
peserta didik memiliki wawasan yang luas dibuktikan kebenarannya.
dalam pembelajaran dengan nilai rata-rata Kepemimpinan kepala sekolah (X1)
3.56 dan pada indikator peserta didik yang diukur oleh kinerja guru (Y) memiliki
mudah untuk memahami materi pelajaran kontribusi yang positif dan signifikan.
dengan nilai rata-rata 3.74. Sehingga Dengan kata lain bahwa tinggi rendahnya
prestasi lulusan dalam hal ini perlu kinerja guru dijelaskan oleh kepemimpinan
ditingkatkan terutama yang terdapat dalam kepala sekolah tersebut. Besarnya
dimensi psikomotor dan afektif. kontribusi kepemimpinan kepala sekolah
Hasil penelitian deskriptif (X1) yang secara langsung mempengaruhi
menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala kinerja guru (Y) sebesar 4,92%.
sekolah di SMA Negeri 22 Kota Bandung Menyikapi lebih lanjut hasil temuan
ini berada pada kriteria tidak baik, penelitian ini terutama dikaitkan dengan
kompetensi guru berada pada kriteria cukup kajian teoritis mengenai pentingnya
baik, kinerja guru berada pada kriteria kepemimpinan kepala sekolah.
cukup baik dan prestasi lulusan berada pada Kepala sekolah sebagai pemimpin
kriteria cukup baik, hasil penelitian secara lembaga atau organisasi yang bergerak
verifikatif menunjukkan adanya dalam bidang pendidikan, memiliki peranan
menunjukkan adanya pengaruh penting dalam pengelolaan sumber daya
kepemimpinan kepala sekolah terhadap yang ada untuk tercapainya suatu tujuan,
kinerja guru secara signifikan, pengaruh maka kepala sekolah pada satuan
kompetensi guru terhadap kinerja guru pendidikan perlu dilihat dari berbagai aspek
secara signifikan, pengaruh kepemimpinan kepemimpinannya yaitu bagaimana kepala
kepala sekolah dan komptensi guru sekolah dapat menjadi sebagai educator,
terhadap kinerja guru secara simultan manager, administrator, supervisor, leader,
signifikan, dan pengaruh kinerja guru innovator, dan motivator, Mulyasa
terhadap prestasi lulusan secara signifikan. (2009:98)
Dalam kaitannya dengan peningkatan
4.3 Pembahasan Verifikatif kinerja guru, kepala sekolah tidak hanya
sebagai manajer yang mengatur segala
4.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala sesuatu tentang proses belajar mengajar,
Sekolah (X1) Terhadap Kinerja Guru tetapi harus tampil sebagai instructional
(Y) leader (pemimpin pengajar) yang bertugas
Pengujian atas hipotesis pengaruh mengawasi jalannya kegiatan belajar
kepemimpinan kepala sekolah (X1) mengajar di sekolah yang dipimpinnya
terhadap kinerja guru (Y) diperoleh (Mulyasa dalam purwanti, dkk, 2014:393).
kesimpulan statistik bahwa kepemimpinan Kepemimpinan kepala sekolah
kepala sekolah (X1) berpengaruh terhadap merupakan salah satu ukuran baik tidaknya
kinerja guru (Y) secara signifikan dengan kinerja guru di sekolah. Kebijakan
nilai jalur 0.222 maka dapat diartikan organisasi, kondisi kerja, keamanan kerja,
hubungan antara atasan dan bawahan, rekan lain melalui strategi membujuk dan
kerja merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi. Sedarmayanti (2013:127)
mempengaruhi kinerja guru. Kualitas mengatakan kompetensi merupakan faktor
pengawasan dalam organisasi dari pimpinan kunci penentu bagi seseorang dalam
akan mendorong karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang sangat baik.
termotivasi melakukan pekerjaannya. Dalam hal ini berarti kinerja guru SMA
Hasil peneitian ini diperkuat oleh Negeri 22 Kota Bandung dibangun sudah
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh sesuai dengan komptensi yang dimiliki
Hartono & Buchory (2014) yang telah guru.
menganalisis pengaruh kepemimpinan Hasil peneitian ini diperkuat oleh
kepala sekolah terhadap kinerja guru, penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
dimana dalam penelitiannya Hendro Setyono & Ahmad Sudjadi (2011)
mengemukakan bahwa secara parsial yang telah menganalisis pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru,
positif dan signifikan terhadap kinerja guru. dimana dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa secara parsial
4.3.2 Pengaruh Kompetensi Guru (X2) kompetensi guru berpengaruh positif dan
Terhadap Kinerja Guru (Y) signifikan terhadap kinerja guru.

Pengujian atas hipotesis variabel 4.3.3 Pengaruh Kepemimpinan Kepala


kompetensi guru (X2) terhadap kinerja guru Sekolah (X1) dan Kompetensi Guru (X2)
(Y) diperoleh kesimpulan statistik bahwa Terhadap Kinerja Guru (Y)
kompetensi guru (X2) berpengaruh terhadap
kinerja guru (Y) secara signifikan dengan Pengujian atas hipotesis variable
nilai jalur 0.716 maka dapat diartikan kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan
bahwa semakin tinggi kompetensi guru kompetensi guru (X2) terhadap kinerja guru
maka akan meningkatkan kinerja guru. (Y) diperoleh kesimpulan statistik bahwa
Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat variabel tersebut memiliki pengaruh total
nilai t hitung (8,821) > t tabel (1,996) sebesar 79.4%. Artinya bahwa hasil tersebut
sehingga H0 ditolak. Dengan demikian menandakan bahwa 79.4% variabel kinerja
hipotesis ke empat dapat dibuktikan guru (Y) dapat diterangkan dengan variabel
kebenarannya. kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan
Kompetensi guru (X2) yang diukur kompetensi guru (X2). Sedangkan sisanya
oleh Kinerja Guru (Y) memiliki kontribusi 20.56% dipengaruhi oleh variabel lain
yang positif dan signifikan. Dengan kata diluar model yang tidak diteliti.
lain bahwa tinggi rendahnya kinerja guru Menyikapi lebih lanjut hasil temuan
dijelaskan oleh kompetensi guru tersebut. penelitian ini terutama dikaitkan dengan
Besarnya kontribusi Kompetensi Guru (X2) kajian teoritis mengenai kepemimpinan
yang secara langsung mempengaruhi kepala sekolah dan komptensi guru.
Kinerja Guru (Y) sebesar 51,29%. Hubungan kepemimpinan kepala sekolah
Menyikapi lebih lanjut hasil temuan dengan kompetensi guru dapat dilihat dari
penelitian ini terutama dikaitkan dengan kualitas pendidikan dari sebuah sekolah
kajian teoritis mengenai kompetensi guru. dimana terdapat guru yang memiliki
Kompetensi merupakan keinginan untuk kompetensi dalam sebuah kepemiminan
memberikan dampak pada orang lain dan kepala sekolah yang baik begitupun
kemampuan untuk mempengaruhi orang sebaliknya. Sehingga dalam hal ini kinerja
guru dapat lebih maksimal jika hubungan pendidikan perlu dilihat dari berbagai aspek
antara kepemimpinan kepala sekolah dan tidak hanya merencanakan pembelajaran,
kompetensi guru dalam keadaan baik. melaksanakan pembelajaran dan
Hasil peneitian ini diperkuat oleh mengevaluasi hasil belajar siswa namun
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh juga dimensi dari komptensi guru tersebut.
Fajar Apriani (2009) dan Siagian (2007) Menurut Mulyasa (2009: 37) mengatakan
yang telah menganalisis hubungan antara bahwa “ Keberhasilan pembelajaran
kepemimpinan kepala skeolah dan berkaitan erat dengan kinerja guru yang me
kompetensi guru, dimana dalam njalankan tugasnya. Dengan demikian,
penelitiannya mengemukakan bahwa kinerja guru berpengaruh terhadap prestasi
kepemimpinan kepala sekolah dan belajar siswa di sekolah.
kompetensi memiliki hubungan, dengan Kemudian hal ini sejalan dengan apa
hasil verifikatif memiliki pengaruh yang dikemukakan oleh Rika Wirani (Tesis,
signifikan terhadap kinerja guru. 2010) bahwa “Terdapat pengaruh positif
antara kinerja guru terhadap prestasi belajar
4.3.4 Pengaruh Kinerja Guru (Y) siswa “. Kinerja guru merupakan termasuk
Terhadap Prestasi Lulusan (Z) ke dalam salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa untuk
Pengujian atas hipotesis pengaruh mengasilkan lulusan yang baik dan tinggi.
kinerja guru (Y) terhadap prestasi lulusan Seorang tenaga pendidik atau guru yang
(Z) diperoleh kesimpulan statistik bahwa sangat memiliki kualitas tinggi tentunya
kinerja guru (Y) berpengaruh terhadap akan menampilkan performance yang
prestasi lulusan (Z) secara signifikan efektif dan mempunyai kinerja yang
dengan nilai jalur 0.834 maka dapat optimal dalam pembelajaran terhadap
diartikan bahwa semakin rendah kinerja peserta didik, artinya sebagai tenaga
guru maka akan tidak meningkatkan pendidik dapat melaksanakan dan
prestasi lulusan. Hasil analisis statistik melakukan perencanaan pembelajaran,
melalui perhitungan dengan uji t dapat di pelaksanaan pembelajaran atau pengelolaan
lihat dari nilai t hitung > t tabel (12,458 > pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran
1,995) sehingga H0 ditolak. Dengan dengan baik sesuai dengan ketentuan
demikian hipotesis pertama ini dapat kurikulum sekolah yang berlaku. Kemudian
dibuktikan kebenarannya. dengan begitu, maka akan memberikan
Kinerja guru (Y) yang diukur oleh hasil belajar yang positif bagi peserta
prestasi lulusan (Z) memiliki kontribusi didiknya berdasarkan kemampuan masing-
yang positif dan signifikan. Dengan kata masing individu.
lain bahwa tinggi rendahnya prestasi
lulusan dijelaskan oleh kinerja guru 5. Simpulan dan Rekomendasi
tersebut. Besarnya kontribusi kinerja guru
(Y) yang secara langsung mempengaruhi 5.1 Simpulan
prestasi lulusan (Z) sebesar 69.53%.
Menyikapi lebih lanjut hasil temuan Berdasarkan dari hasil analisa dan
penelitian ini terutama dikaitkan dengan pengolahan data pada bab sebelumnya
kajian teoritis mengenai pentingnya kinerja mengenai pengaruh kepemimpinan kepala
guru. Guru disekolah memiliki peranan sekolah dan kompetensi guru terhadap
penting dalam menciptakan siswa yang kinerja guru serta implikasinya terhadap
berprestasi, maka kinerja guru pada satuan prestasi lulusan di SMA Negeri 22 Kota
Bandung, maka diperoleh disimpulkan 5. Kepemimpinan kepala sekolah (X1)
sebagai berikut: berpengaruh signifikan terhadap kinerja
1. Kepemimpinan kepala sekolah di SMA guru (Y) dengan total pengaruh sebesar
Negeri 22 Kota Bandung termasuk 16,54 %.
dalam kategori cukup baik, dengan 6. Kompetensi guru (X2) berpengaruh
indikator terlemah yaitu kepala sekolah signifikan terhadap kinerja guru (Y)
selalu mengelola pengadministrasian dengan total pengaruh sebesar 62,91%.
pelaksanaan program dengan baik dan 7. Kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan
transparan, kemudian indikator kompetensi guru (X2) mempunyai
kepala sekolah selalu memberdayakan pengaruh signifikan terhadap kinerja
guru dengan membentuk tim kerja guru (Y) dengan persentase pengaruh
untuk melaksanakan program kerja sebesar 79,4%.
setiap kegiatan sekolah, dan indikator 8. Kinerja guru (Y) memberikan
kepala sekolah mengambil keputusan kontribusi pengaruh terhadap prestasi
dengan tepat serta melibatkan lulusan (Z) sebesar 69,53%.
pertimbangan dari guru, komite sekolah
maupun pihak yang dianggap 5.2 Rekomendasi
berkepentingan
2. Kompetensi guru di SMA Negeri 22 Berdasarkan uraian simpulan di
Kota Bandung termasuk dalam kategori atas, maka dapat dikemukakan beberapa
cukup baik, dengan indikator terendah rekomendasi untuk meningkatkan
yaitu kemampuan untuk kepemimpinan kepala sekolah dan
mengembangkan materi pembelajaran kompetensi guru terhadap kinerja guru
yang diampu secara kreatif dan pada serta implikasinya terhadap prestasi
indikator kemampuan untuk lulusan, berikut adalah rekomendasi yang
berkomunikasi dengan komunitas diharapkan memberi masukan yang
profesi sendiri dan profesi lain secara bermanfaat bagi pihak terkait, sebagai
lisan dan tulisan atau bentuk lain. brikut :
3. Kinerja guru di SMA Negeri 22 Kota 1. Bagi kepala sekolah
Bandung termasuk dalam kategori Adapun rekomendasi bagi kepala
cukup baik, dengan indikator terlemah sekolah, selaku pemimpin organisasi
yaitu kemampuan dalam menggunakan yang menjalankan kepemimpinan pada
berbagai media dan sumber belajar institusi sekolah adalah sebagai berikut:
untuk tujuan pembelajaran dan a. Kepala sekolah dalam
indikator kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya,
menyusun alat evaluasi untuk proses hendaknya harus lebih terbuka
KBM. dan transparan dalam mengelola
4. Prestasi lulusan di SMA Negeri 22 pengadministrasian pelaksanaan
Kota Bandung termasuk dalam kategori program sekolah sehingga tidak
cukup baik, dengan indikator terlemah timbul polemik dari orang-orang
yaitu peserta didik selalu rajin, tepat yang dipimpinnya.
waktu dan disiplin dalam mengikuti b. Sebagai kepala sekolah harus
KBM di kelas dan pada indikator memberdayakan guru dan
peserta didik memiliki minat, bakat dan membentuk tim kerja untuk
potensi yang baik dalam kegiatan melaksanakan program kerja
ekstrakurikuler di sekol
setiap kegiatan sekolah untuk berpengaruh terhadap keberhasilan
terjalin iklim kerja yang baik. kegiatan belajar mengajar di
c. Kepala sekolah dalam mengambil sekolah. Dalam hal kinerja guru
keputusan seharusnya melibatkan pada dimensi perancanaan
pertimbangan dari guru, komite pembelajaran, pelaksanaan
sekolah maupun pihak yang pembelajaran dan evalusi
dianggap berkepentingan agar pembelajaran perlu ditingkatkan.
terjadi hubungan yang bersinergi Guru harus mampu mempersiapkan
dan baik bagi seluruh pihak. dan menyampaikan materi secara
d. Kepala sekolah dalam menjalankan baik dan benar sesuai dengan
kepemimpinannya harus analisis kemampuan siswa dengan
memperhatikan keseimbangan menggunakan berbagai media dan
antara pemahaman tugas dan sumber belajar agar pembelajaran
pemeliharaan hubungan yang baik di sekolah sangat menarik dan siswa
dengan guru, siswa dan lainnya. sangat antusias penuh semangat
Karena pemimpin yang baik adalah mengikuti pelajarannya. Memilih
pemimpin yang mampu metode pembelajaran yang sesuai
menyeimbangkan antara untuk disampaikan terhadap siswa
pelaksanaan tugas dan menjalin serta dan menutup dengan memberikan
membangun hubungan dengan baik. kesimpulan serta mengevaluasi
2. Bagi guru supaya siswa memahami benar
Berdasarkan hasil penelitian yang pelajaran yang diikutinya. Dengan
diperoleh dari data-data primer demikian, maka prestasi lulusan
dilapangan, peneliti ingin siswa yang dihasilkan sekolah akan
menambahkan rekomendasi guna semakin meningkat dan unggul.
meningkatkan kompetensi guru, 3. Bagi sekolah
kinerja dan prestasi lulusan siswanya Rekomendasi bagi pihak sekolah
sebagai berikut: adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kompetensi a. Memberikan kesempatan bagi
guru, salah satu caranya yaitu seluruh guru untuk mengembangkan
dengan mengikuti diklat dan diri dengan cara mengikuti kegiatan
program pengembangan guru serta pendidikan dan latihan, seminar dan
memperbaharui pengetahuan dalam pelatihan profesi serta lainnya
pembelajaran yang dimiliki dengan secara berkelanjutan dan
selalu meng-up date di berbagai berkesinambungan sehingga
media maupun lainnya yang dapat menghasilkan pendidik yang
dijadikan rujukan dalam profesional di bidangnya.
pembelajaran di sekolah karena b. Memberikan sarana dan prasarana
perkembangan ilmu pengetahuan penunjang yang memadai untuk
dan teknologi pada zaman ini kegiatan pembelajaran, sehingga
berkembang semakin pesat. proses pembelajaran berjalan dengan
b. Dalam upaya peningkatan kinerja baik.
guru, guru harus lebih inisiatif dan 4. Bagi peneliti selanjutnya
aktif serta bertanggung jawab dalam Adapun rekomendasi yang peneliti
menjalankan tugasnya sebagai ajukan bagi peneliti selanjutnya adalah
pendidik, karena hal tersebut sebagai berikut:
a. Perlu diadakannya penelitian Penilaian Kinerja Guru, Jakarta,
selanjutnya mengenai faktor-faktor Kemendiknas.
lain di luar kepemimpinan kepala
sekolah dan kompetensi guru yang Fahmi, Irham, (2010), Manajemen Kinerja,
dapat mempengaruhi kinerja guru Teori dan Aplikasi, Bandung,
serta implikasinya terhadap prestasi Alfabeta.
lulusan siswa seperti iklim sekolah,
motivasi dan kompensasi ataupun Fajar, Apriani (2009) Pengaruh
lainnya. Kompetensi, Motivasi, dan
b. Dijadikan rujukan untuk melakukan Kepemimpinan Terhadap Efektivitas
penelitian-penelitian selanjutnya Kerja. Jurnal hlm. 13-17 Vol. 16. No.
berkenaan dengan kepemimpinan 1.
kepala sekolah, kompetensi guru,
kinerja guru dan prestasi lulusan Hasibuan S. P. Malayu, (2006),
sebagai upaya peningkatan Manajemen: Dasar, Pengertian, dan
profesional guru dalam mengajar. Masalah, Jakarta, Bumi Aksara.

Daftar Pustaka Hasibuan S.P. Malayu, (2009), Manajemen


Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi
Achmad Sudjadi, (2011), Pengaruh Aksara.
Kompetensi Kuru, Insentif, dan
Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Jalal, Fasli dan Supriadi, Dedi, (2001),
Kinerja Guru SMA Negeri 1 Reformasi Pendidikan Dalam Konteks
Patimuan Kabupaten Cilacap. Jurnal Otonomi Daerah, Yogyakarta, Adicita
Vol. 7. No. 2. Nusa.

Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-Dasar Jamalullail Abdul Wahab, Che Fuzlina


Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Mohd Fuad, Hazita Ismail and
Aksara. Samsidah Majid, 2014, Head
Master’s Transformational
Arikunto, Suharsimi, (2013), Prosedur Leadership and Their Relationship
Penelitian, Suatu Pendekatan with Teacher’s Job Satisfcation and
Praktik, Jakarta: PT, Rineka Cipta. Teacher’s Commitments International
Education Studies; Vol. 7, No. 13;
Azwar, Saifuddin, (2010), Reliabilitas dan 2014, p, 40-48.
Validitas, Yogyakarta, Pustaka K. Khazaei, A. Khalkali, N. Eslami, (2011),
Belajar. Relationship between Organizational
Citizenship Behaviour and
Dharma, Surya, (2011), Manajemen Performance of School Teachers in
Kinerja: Falsafah Teori dan West of Mazandaran Province, Iran,
Penerapannya, Pustaka Pelajar. World Applied Science Journal 13
(2): 324-330).
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Mangkunegara, Prabu Anwar, (2011),
,(2012), pedoman Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung, PT, Remaja Mutu Pendidikan, Jatinangor,
Rosdakarya. Alqaprint.

Marwansyah, (2014), Manajemen Sumber Riduwan dan Kuncoro, Achmad, Engkos,


Daya Manusia, Bandung, Alfabeta. (2008), Cara Menggunakan Dan
Memaknai Analisis Jalur (Path
Mulyasa E, (2013), Uji Kompetensi dan Analysis), Bandung, Alfabeta.
Penilaian Kinerja Guru, Bandung, PT,
Remaja Rosdakarya. Riduwan, (2008), Belajar Mudah Penelitian,
Bandung, Alfabeta.
Mulyasa E, (2009), Menjadi Guru
Profesional, Bandung, PT, Remaja Rivai, Veithzal dan Mulyadi, Deddy,
Rosdakarya. (2013), Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi, Jakarta, PT, Raja
Mulyasa E, (2013), Menjadi Kepala Grafindo Persada.
Sekolah Profesional, Bandung, PT,
Remaja Rosdakarya. Rosidah, Sulistiyani, Teguh, Ambar (2009),
Manajemen.Sumber Daya Manusia:
Mulyasa E, (2015), Manajemen dan Konsep, Teori dan Pengmebangan
Kepemimpinan Kepala Sekolah, dalam Konteks Organisasi Publik,
Jakarta, Bumi Aksara. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Natawijaya, Rachman (2006), Manajemen Safaria,Triantoro, (2004), Kepemimpinan.


Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Gajah Mada University Press.
Sedarmayanti (2010), Manajemen Sumber
Peraturan Menteri Pendidikan dan Daya Manusia, Reformasi Birokrasi
Kebudayaan Republik Indonesia dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
Nomor 5 Tahun 2015 Bandung, PT, Refika Aditama.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Sedarmayanti, (2009), Sumber Daya


Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Manusia dan Produktivitas Kerja,
Penugasan Guru Sebagai Kepala Bandung, CV, Mandar Maju.
Sekolah/Madrasah.
Siagian, P. Sondang, (2007), Organisasi,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Kepemimpinan & Perilaku
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun Adminsitrasi, Jakarta, PT, Gunung
2007 Tentang Standar Kualifikasi Agung.
Akademik Dan Kompetensi Guru.
Simanjuntak , B dan Pasaribu L, I, (1983),
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Metode Belajar dan Kesulitan Belajar,
Tentang Guru. Bandung, Tarsito.

Rahman dkk, (2006), Peran Strategis Sugiyono, (2014), Metode Penelitian


Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung, Alfabeta.
Wahjosumidjo, (2011), Kepemimpinan
Sugiyono, (2014), Statistika Untuk Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik
Penelitian, Bandung, Alfabeta. dan Permasalahannya, Jakarta, PT,
Raja Grafindo Persada.
Sukmadinata, Syaodih, Nana, (2012),
Metode Penelitian Pendidikan, Winkle, WS, (1997), Psikologi Pendidikan
Bandung, PT, Remaja Rosdakarya. dan Evaluasi Belajar, Jakarta,
Gramedia.
Sule, Tisnawati, Ernie dan Saefullah,
Kurniawan, (2010), Pengantar Wirawan, (2012), Evaluasi Kinerja Sumber
Manajemen, Jakarta, Kencana. Daya Manusia (Teori, Aplikasi, dan
Penelitian), Jakarta, Salemba Empat.
Surya, Mohamad, (2004), Psikologi
Pembelajaran dan Pengajaran, Yamin, Martinis dan Maisah (2010),
Bandung, Pustaka Bani Quraisy. Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta,
Gaung Persada.
Sutrisno, Edi, (2011), Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta, Kencana.

Suwatno dan Priansa, Juni, Donni, (2013),


Manajemen SDM, dalam Organisasi
Publik dan Bisnis, Bandung, Alfabeta.

Syah, Muhibin, (2004), Psikologi


Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
Bandung, PT, Remaja Rosda Karya.

Tu’u, Tulus, (2004), Peran Disiplin Pada


Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta,
Rineka Cipta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen.

Anda mungkin juga menyukai