Materi Pancasila
Materi Pancasila
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Implementasi Makna
Semboyan Bhineka Tunggal Ika” tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada
semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian
hak, pengertian kewajiban, pengertian warga negara, asas kewarganegaraan dan
hak kewajiban warga Negara berdasarkan UUD 1945. Akhirnya saya sampaikan
terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca
pada umumnya.
Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan
makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI
Materi
1. Makna Bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai Pancasila Masa Prasejarah
3. Nilai-nilai Pancasila Masa Kerajaan Sriwijaya Dan Majapahit
4. Nilai Patriotisme Bangsa Indonesia Melawan Penjajah
5. Proses Perumusan Pancasila Dan UUD 1945
6. Masalah Proklamasi Kemerdekaan
1. Makna Bangsa Indonesia
C. Nilai Kesatuan
Adanya menyetujui bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia,
sehingga muncul dalam kosa kata dan budaya. Hal ini sesuai dengan teori
partisipasi bahasa yang sesuai dengan H.Kern dan benda-benda budaya
Prasejarah Von Heine Gildern. Karena percakapan tentang menguasai laut,
musim, perahu, dan astronomi, menyebabkan timbulnya kepentingan khas
budaya Indonesia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika lautan juga
merupakan tempat tinggal selain daratan. Itu sebabnya mereka menyebut
negerinya dengan istilah Tanah Air
d. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan bersama-sama Kehidupan mereka
berkelompok di desa-desa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh suku yang
dipilih oleh Primus Inter Pares (yang pertama di antara yang sama). Seorang
pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang adat, norma dan kemampuan
memimpin rapat antarkepala keluarga dan orang-orang yang mendukung di
desa. Rapat-rapat ini menunjukkan kesadaran kehadiran nilai musyawarah.
2) Nilai Perikemanusiaan
Penganut agama Budha yang tidak mengenal kasta atau perbedaan
antarmanusia. Hal ini berkembang di Sriwijaya sebagai kerajaan yang hidup
dari dunia niaga. Budha Mahayana membantu tentang kesejahteraan, cita-
citanya adalah untuk mencapai kesenangan bersama. Selain itu Sriwijaya
untuk kemakmuran rakyatnya baik dalam bidang politik, ekonomi dan
keagamaan, serta kolaborasi yang baik, misalnya dengan Airlangga, India dan
Cina. Sriwijaya dalam perjalanan sejarahnya juga sering menimbulkan konflik
dengan kerajaan lain, misalnya kolamandala di India, namun demikian
Sriwijaya mengembangkan semboyan politik "Kami cinta perdamaian, tetapi
lebih suka pada kemerdekaan".
4) Nilai Musyawarah
Menurut sejarahwan de Casparis data prasasti yang tidak menyebutkan nama
raja, sehingga diterbitkan Sriwijaya tidak diperintah oleh raja, tetapi oleh
Dewan Negara. Di dewan inilah semua keputusan yang terkait dengan
kerajaan selalu diputuskan oleh musyawarah. Hal ini masih berlaku di
Sumatera Tengah dengan adanya Dewan Nagari. Sriwijaya tidak mengubah
wilayah kekuasaannya, asal tetap patuh, dan dalam wilayah kekuasaannya
yang dikuasai selalu di musyawarah. Misalnya waktu Sriwijaya menyerang
kerajaan Darmawangsa Teguh di Jawa, meminta musyawarah wilayah
kekuasaannya di Wurawari dalam strategi perang. Hal ini menunjukkan
Sriwijaya dalam melakukan tidak mengaktifkan otoriter.