Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa


Indonesia
Kata pengantar

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Implementasi Makna
Semboyan Bhineka Tunggal Ika” tepat pada waktunya. Terimakasih pula kepada
semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian
hak, pengertian kewajiban, pengertian warga negara, asas kewarganegaraan dan
hak kewajiban warga Negara berdasarkan UUD 1945. Akhirnya saya sampaikan
terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca
pada umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan
makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI

Materi
1. Makna Bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai Pancasila Masa Prasejarah
3. Nilai-nilai Pancasila Masa Kerajaan Sriwijaya Dan Majapahit
4. Nilai Patriotisme Bangsa Indonesia Melawan Penjajah
5. Proses Perumusan Pancasila Dan UUD 1945
6. Masalah Proklamasi Kemerdekaan
1. Makna Bangsa Indonesia

Sebelum mengetahui siapa bangsa Indonesia itu, terlebih dahulu


dikemukakan tentang nama Indonesia. Nama yang pernah dipakaiadalah
Hindia Timur, Insulinde, Nusantara, Indonesia dan pada masa penjajahan
Belanda menggunakan nama Hindia-Belanda. Di antara nama-nama itu
yang kemudian populer adalah nama Indonesia, sementara bukan asli
namun ciptaan orang Barat. Hal ini cukup beralasan, karena nama
Indonesia cukup tepat untuk menyebut kepulauan Indo (=India) dan nesos
(= pulau). Selain itu nama Indonesia cukup revolusioner, memiliki makna
kemerdekaan, kemerdekaan dan kebesaran. Nama Indonesia pertama kali
dikemukakan oleh James Richardson Logan dalam Jurnal Kepulauan India
dan Asia Timur (1847-1859) di Pulau Penang, pada tahun 1850. Kata
Indonesia juga digunakan oleh WEMaxwell dan S.Raffles dalam karyanya
yang terkait dengan bahasa Melayu dikemukakan dalam rangkaian karyanya
yang berjudul Kepulauan Indonesia. Alidolf Sesusuar Bastian seorang
etnolog dalam bukunya Indonesia atau Belanda Inipn des Malayischen
Archipels (1884-1889) yang membuat nama Indonesia semakin terkenal.
Nama Indonesia lama tidak muncul, baru digunakan kembali saat lahirnya
pergerakan nasional di Negeri Belanda yang dimotori oleh para siswa
dengan memanggil nama Perhimpunan Indonesia. Sebutan bangsa
Indonesia juga mengubah proses, sebab Belanda selalu menyebut inlander
(Bumi Putera). Alasannya kepulauan itu hanya etnologis, yaitu mewakili
sebagian besar dari daerah Indonesia, selain itu mewakili rakyatnya tidak
mencerminkan satu kesatuan yang disebut bangsa. Mereka terpecah-pecah
dalam bangsa Jawa, Madura, Sunda, dan Aceh, sedangkan Belandalah
sebagai pengikatnya. Baru setelah UUD. Belanda pada 20 September 1948
diubah nama Nederlandsch Indie diubah menjadi Indonesie dan semua
penduduk yang berada di wilayah itu disebut bangsa Indonesia. Indonesia
sebagai suatu bangsa tetap ada walaupun dalam waktu yang lama telah
dijajah oleh bangsa asing, yaitu sebagai satu kesatuan dan keseluruhan.
Terkait dengan ini Muh.Yamin menggunakan istilah bangsa negara, karena
telah mempunyai negara sebagai perumahannya. Siapa bangsa Indonesia
itu? Masalah ini ada hubungannya dengan teori tentang bangsa, yaitu:
a. Cultuur-natie theorie: menurut teori ini bangsa adalah sekelompok
manusia yang memiliki persamaan kebudayaan.

b. Staats-natie theorie: menurut teori ini bangsa adalah sekelompok


manusia yang hidup dalam lindungan satu negara.

c. Gevoels-en wits theorie: menurut teori ini bangsa adalah sekelompok


manusia yang mempunyai perasaan dan kemauan untuk hidup bersama Di
antara ketiga teori tersebut teori ketiga mendekati pengertian tentang
bangsa Indonesia dengan menambah faktor geografis.

Dengan demikian maka bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang


mempunyai keinginan untuk hidup bersama karena nasib yang sama,
bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu sebagai satu kesatuan dari
Sabang sampai Merauke. Atas dasar itu bangsa Indonesia secara geografis
terletak di antara dua samudra, yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik,
serta terletak di antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia.
Wilayah itu berada di daerah tropis yang terletak di b derajat garis lintang
Utara dan 11 derajat lintang Selatan, serta antara garis bujur 95 derajat
sampai 141 derajat bujur Timur. Kata Indonesia terkait dengan hal tersebut
di atas mempunyai makna bangsa, yaitu seluruh penduduk yang mendiami
wilayah pengertian negara, yaitu organisasi kekuasaan yang merdeka dan
berdaulat di wilayah itu; dalam arti bahasa, yaitu bahasa resni negara
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang sah di seluruh Negara
Kesatuan Indonesia. Dan dalam arti geopolitik yaitu Indonesia adalah tanah
air kita atau tumpah darah kita dari Sabang sampai Merauke Posisi silang ini
menyebabkan Indonesia menjadi wilayah terbuka, sehingga hubungan
dengan negara tetangga dan perubahan politik, ekonomi, sosial, budaya dan
agama tidak dapat dihindarkan. Hal ini membawa pengaruh yang luar biasa
Baqi Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki budaya dan peradaban
tinggi yang pernah dikemukakan oleh sarjana Belanda JLA.Brandes, yaitu
telah mengakui budaya religi, perbintangan, pertanian, pengairan, gamelan,
wayang, pemerintahan, hukum adat, perniagaan dan matra kelautan. Fakta
di atas memberikan fondasi yang kuat bagi bangsa Indonesia dalam
perkembangan sejarah selanjutnya, sementara memilih pengganti yang baru
datang ke wilayah ini, tidak Indonesia asli masih tetap memberikan identitas
khas pada masa kehidupan bangsa Indonesia. Atas dasar itu kiranya tidak
terlalu berlebihan karena Pancasila sebaga dasar falsafah dan dasar Negara
Indonesia berurat akar dari sejarah awal bangsa indonesia

2.Nilai-nilai Pancasila dalam masa prasejarah


A. Nilai Religi
Adanya persetujuan mayat pada Palaeolithicum yang dianggap sebagai
penguburan, sebagian besar Wajakensis dan mungkin Pithecanthropus Erectus,
serta dalam menentang tantangan alam tenaga gaib sangat tampak. Selain itu
ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan untuk
aktivitas religi, seperti upacara mendatangkan hujan, pemujaan matahari, dan
penjenasahan. Jika itu yang dimaksud dengan kepercayaan terhadap pemujaan
roh leluhur dan penempatan menhir atau arca di tempat-tempat yang dianggap
tinggi sebagai tempat leluhur leluhur, tempat yang penuh dengan pengertian
dan batas antara dunia manusia dan roh leluhur dijelaskan masa prasejarah
telah diketahui nilai-nilai kehidupan religi dalam makna animisme dan
dinamisme sebagai wujud dari perilaku keagamaan.

b. Nilai Peri Kemanusiaan


Nilai perikemanusiaan ini tampak dalam perlindungan kehidupan saat ini
seperti yang terungkap berikut ini: Pertama, penghargaan terhadap hakikat
kebahagiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia
yang sudah diterima. Hal ini menggambarkan kehidupan yang dilakukan
dengan baik terhadap sesama manusia, yang pada hakikatnya merupakan
wujud kesadaran akan nilai perikemanusiaan. Kedua mereka tidak hidup
terbatas di wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara kelompok
pedalaman dengan pantai, dan persebaran kapak. Selain itu juga menjalin
hubungan dengan bangsa-bangsa lain di wilayah Asia Tenggara, seperti
kecakapan menuang perunggu dari Vietnam Utara, menanam padi dari
Myanmar dan ASsam Utara, juga melakukan pelayaran hingga ke Pulau
Madagaskar dan Jepang Selatan. Sampai awal abad Masehi juga melakukan
hubungan dengan India dan Cina, yang menyebabkan antara lain kepandaian
menulis.

C. Nilai Kesatuan
Adanya menyetujui bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia,
sehingga muncul dalam kosa kata dan budaya. Hal ini sesuai dengan teori
partisipasi bahasa yang sesuai dengan H.Kern dan benda-benda budaya
Prasejarah Von Heine Gildern. Karena percakapan tentang menguasai laut,
musim, perahu, dan astronomi, menyebabkan timbulnya kepentingan khas
budaya Indonesia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika lautan juga
merupakan tempat tinggal selain daratan. Itu sebabnya mereka menyebut
negerinya dengan istilah Tanah Air

d. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan bersama-sama Kehidupan mereka
berkelompok di desa-desa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh suku yang
dipilih oleh Primus Inter Pares (yang pertama di antara yang sama). Seorang
pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang adat, norma dan kemampuan
memimpin rapat antarkepala keluarga dan orang-orang yang mendukung di
desa. Rapat-rapat ini menunjukkan kesadaran kehadiran nilai musyawarah.

e. Nilai Keadilan Sosial


Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam sepenuhnya-royong, berarti
masyarakat pada saat itu telah berhasil menyelamatkan diri dalam memenuhi
kebutuhan untuk membantu diri sendiri di alam semesta. Mereka sudah
meninggalkan pola hidup foodgathering menuju pola hidup foodproducing,
yaitu dari pengumpulan makanan berubah menjadi keuangan dan mananam.
Kepandaian bercocok tanam ini dapat digunakan untuk menimbun
(mengumpulkan) makanan dan buah-buahan untuk kepentingan bersama.

3.Nilai-nilai Pancasila pada masa sriwijaya dan majapahit


Masa sejarah Indonesia dimulai dengan kedatangan India, yaitu saat
diketemukan prasasti Kutai pada tahun 400 A.D. dalam huruf Pallawa dan
bahasa Sanskerta. Berdasarkan isi prasasti Kerajaan Kutai dipimpin oleh Raja
Mulawarman anak Aswawarman cucu Kudungga. Kemudian pada tahun-tahun
berikutnya muncul Kerajaan Tarumanegara, Holing, Melayu, Sriwijaya, Mataram
Hindu Kanjuruhan, Medang, Kediri, Singasari dan Majapahit. Masa kejayaan
Indonesia pada masa itu ditandai dengan kebesaran Sriwijaya dan Majapahit.
Kedua kerajaan ini merupakan tonggak sejarah yang penting, karena memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai bangsa bernegara, yaitu berdaulat, memiliki
wilayah kekuasaan dan rakyat. Atas dasar itu, maka pembahasan selanjutnya
akan mendukung pada nilai-nilai Pancasila pada masa kebesaran Sriwijaya dan
Majapahit.
A. Nilai-nilai Pancasila Masa Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya
pada awalnya berpusat di Muara Takus, yaitu pada pertemuan antara sungai
Kampar Kanan dan Kampar Kiri, kemudian pada tahun 683 pindah ke
Palembang. Peninggalan sejarah yang dijadikan sumber analisis nilai-nilai
Pancasila adalah arca Budha Bukit Siguntang, prasasti Kedukan Bukit, Talang
Tuwo, Telaga Batu, Stupa, batu Siddhayatra dan posisi strategis Palembang
sebagai ibu kota Sriwijaya.
1) Nilai Ketuhanan
Adanya peninggalan patung Budha langgam (motif) Amarawati sebagai hasil
karya seni agama Budha Hinayana. Kemudian berkembang agama Budha
Mahayana sesuai dengan berita seorang musafir Cina l-tsing yang
membicarakan agama aliran ini selama 4 tahun. Penemuan beberapa prasasti
juga menunjukkan Sriwijaya sangat peduli terhadap kehidupan keagamaan.
Selain itu Sriwijaya juga sebagai pusat pengembangan Tantrisme, yang
dibuktikan oleh dua pendeta Tantris, yaitu Vajrabodhi dan Amoghavajra.
Diketemukan banyak tulisan Siddhayatra di sekitar Palembang, sebanyak 30
buah juga menandakan maraknya kehidupan beragama, lebih-lebih setelah
semakin berkembang agama Budha di India. Bahkan pada masa berikutnya
Sriwijaya mengumpulkan stupa dan candi untuk menghormati Sang Budha
serta Padmapati dan Vajrapani.

2) Nilai Perikemanusiaan
Penganut agama Budha yang tidak mengenal kasta atau perbedaan
antarmanusia. Hal ini berkembang di Sriwijaya sebagai kerajaan yang hidup
dari dunia niaga. Budha Mahayana membantu tentang kesejahteraan, cita-
citanya adalah untuk mencapai kesenangan bersama. Selain itu Sriwijaya
untuk kemakmuran rakyatnya baik dalam bidang politik, ekonomi dan
keagamaan, serta kolaborasi yang baik, misalnya dengan Airlangga, India dan
Cina. Sriwijaya dalam perjalanan sejarahnya juga sering menimbulkan konflik
dengan kerajaan lain, misalnya kolamandala di India, namun demikian
Sriwijaya mengembangkan semboyan politik "Kami cinta perdamaian, tetapi
lebih suka pada kemerdekaan".

3) Nilai Persatuan Indonesia


Prasasti Telaga Batu tentang tata tertib negara yang berisi izin untuk
menyetujui dan prasasti Talang Tuwo yang berhak ketenteraman dan
kesejahteraan dalam negeri. Kemudian dalam prasasti, Kota Kapur
menunjukkan wilayah terimbas setelah pindah negara aman dan sejahtera ke
arah Bangka dan Jawa Barat. Set selanjutnya menguasai Tanah Genting Kra di
Semenanjung Malaka. Persatuan diperluas ke wilayah Timur, yaitu dengan
politik perkawinan antara Airlangga dengan salah satu putri raja Sriwijaya,
yang bernama Sanggramawijayatunggawarman., Dan penggunaan bahasa
Kwun-lun atau Melayu Kuno dalam kehidupan bermasyarakat di Sriwijaya.

4) Nilai Musyawarah
Menurut sejarahwan de Casparis data prasasti yang tidak menyebutkan nama
raja, sehingga diterbitkan Sriwijaya tidak diperintah oleh raja, tetapi oleh
Dewan Negara. Di dewan inilah semua keputusan yang terkait dengan
kerajaan selalu diputuskan oleh musyawarah. Hal ini masih berlaku di
Sumatera Tengah dengan adanya Dewan Nagari. Sriwijaya tidak mengubah
wilayah kekuasaannya, asal tetap patuh, dan dalam wilayah kekuasaannya
yang dikuasai selalu di musyawarah. Misalnya waktu Sriwijaya menyerang
kerajaan Darmawangsa Teguh di Jawa, meminta musyawarah wilayah
kekuasaannya di Wurawari dalam strategi perang. Hal ini menunjukkan
Sriwijaya dalam melakukan tidak mengaktifkan otoriter.

5) Nilai Keadilan Sosial


Sriwijaya mengundang memajukan perdagangan tidak hanya berisifat insulair,
tetapi juga antar antar insulair bahkan internasional. Upaya ini menyebabkan
Sriwijaya menjadi negara yang makmur hampir selama 700 tahun (dari abad ke
VIl - XIV). Kemakmuran ini menjadikan Sriwijaya mampu menyejahterakan
rakyatnya.
4. Nilai Patriotisme Bangsa Indonesia Melawan Penjajah
Patriotisme bangsa Indonesia merupakan perwujudan dari rasa cinta tanah
air dalam bentuk kesadaran nasional untuk hidup bersama, yang dilandasi oleh
pembentukan spiritual, perasaan setia kawan dalam upaya menciptakan
bangsa.
Manifestasi dari patriotisme bangsa Indonesia adalah:
a) Hak menentukan nasib sendiri sebagai negara merdeka, berdaulat ke dalam
dan ke luar.
b) Dijiwai oleh suatu ideologi nasional, yaitu semangat nasionalisme
Indonesia.
c) Mewujudkan aspirasi nasional dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya dan agama.
Cita-cita patriotisme bangsa Indonesia maju dengan cara perjuangan melawan
penjajahan Barat. Bangsa-Bangsa Barat menguasai Indonesia karena rempah-
rempahnya, sehingga dikumpulkan-ikut datang bangsa Portugis, Spanyol,
Inggris dan akhirnya Belanda. Mulai saat ini Diperlukan Belanda menjajah
Indonesia selama kurang lebih 350 tahun. Akibat dari penjajahan ini
kedaulatan bangsa Indonesia hilang, persatuan dihancurkan, dan kemakmuran
lenyap. Hal ini berarti apa yang telah dipunyai oleh bangsa Indonesia pada
zaman Sriwijaya dan Majapahit lenyap. Sejak saat itu dimulailah semangat
patriotisme bangsa Indonesia untuk melawan penjajah.

5.Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945


Sejak tahun 1944 Jepang mulai terdesak oleh sekutu dalam berbagai wilayah
dalam perang Asia Timur Raya, sehingga Jepang pada 7 September 1944
mengeluarkan pengumuman secara resmi tentang janji kemerdekaan
Indonesia. Sesuai dengan janji ini lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan dan
bendera Merah Putih boleh dikibarkan di samping lagu Kimigayo dan bendera
Hinomaru.
indonesia merdeka memerlukan landasan ideal dan struktural sebagai
pondasi negara dan pencapaian cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terkait dengan itu secara ringkas akan dikemukaan proses perumusan
Pancasila dan UUD 1945 yang dijadikan pilihan sebagai landasan ideal dan
struktural bagi Indonesia merdeka.
A. Proses Perumusan Pancasila
Langkah konkret Jepang untuk memberi dukungan kemerdekaan bagi
Indonesia diwujudkan dalam bentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau
Badan Penyelamatan Usaha Persiapan Kemerdekaan pada tanggal 29 April
1945. , ekonomi, tata pemerintahan dan lain-lain yang dibutuhkan dalam
upaya membentuk Negara Indonesia merdeka.
Tokoh yang terlibat menjadi anggota, yaitu dr. Radjiman
Wedyodiningrat, sebagai ketua, R.P Soeroso sebagai ketua muda
merangkap kepala sekretariat. Rapat pertama pada 28 Mei 1945 dengan
acara pelantikan Badan Penyelamatan Kemerdekaan oleh Letnan Jenderal
Kumakici Harada sebagai Panglima Tentara Jepang ke XVI.
Kerja badan ini dimulai pada 29 Mei 1945 1 Juni 1945. dr. Radjiman
Widyodiningrat dalam pembukaan sidang meminta pandangan para
anggota tentang dasar Negara Indonesia merdeka. Ada tiga anggota yang
memberikan tanggapan tentang dasar negara yaitu Muh. Yamin, Soepomo
dan Soekarno. Tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945.

B. Proses Perumusan UUD 1945


Pada akhir sidang BPUPKI 1 Juni 1945 Badan Penyelidik membentuk
panitia kecil yang terdiri atas delapan orang, yaitu Soekarno sebagai ketua
dan anggotanya Bung Hatta, Sutardjo, Kartohadikusumo, Wachid Hasyim, Ki
Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Muh.Yamin dan A.A.Maramis.
Pada pertemuan 22 Juni 1945 panitia kecil ini berhasil membentuk Panitia
Sembilan untuk mengakomodasikan pendapat dari golongan Islam dan
golongan kebangsaan tentang agama dan negara. Panitia ini berhasil
mencapai kesepakatan dalam bentuk rancangan pembukaan hukum dasar
yang dikenal dengan Piagam Jakarta.
Pada sidang kedua 10-17 Juli 1945 Badan Penyelidik yang telah berhasil
membentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, Soekarno sebagai
ketua dan beranggotakan 19 orang mempunyai tugas menyelesaikan
persoalan Undang-Undang Dasar termasuk masalah pembukaan dan
batang tubuhnya. Sidang 11 Juli 1945 Panitia Perancang Undang-Undang
menyetujui secara bulat isi preambul yang diambil dari Piagam Jakarta.
Penvelesaian naskah Undang-Undang Dasar disampaikan kepada panitia
kecil yang dibuat oleh Panitia Perancang Undang-Undang Dasar dan
diketuai oleh Soepomo.
Pada sidang 14 Juli 1945 Panitia Perundang Undang-Undang Dasar
memberikan hasil pemeriksaan tiga hal, yaitu:
1) Pernyataan Indonesia merdeka yang disusun berdasarkan tiga alinea
pertama Piagam Jakarta.
2) Pembukaan Undang-Undang Dasar yang diambil dari bahasa Filipina dan
terakhir dari Piagam Jakarta yang dikutip Dasar Negara Pancasila
3) Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh).
Secara kronologis proses perumusan Pancasila dan UUD. 1945 dapat
berbicara sebagai suatu visi kebangsaan yang dicita-citakan. Hal ini dapat
dilihat sebagai suatu peristiwa yang dilihat Suatu proses dikumpulkan dari
berbagai ide-ide perorangan yang dituangkan dalam konsep ketatanegaraan
dari suatu bangsa yang mendambakan kemerdekaan dan masa depan.

6. Masalah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

A. Proses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Setelah jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Panglima Tentara
Umum Selatan membawahi kawasan Asia Tenggara dan berkedudukan
di Dalath Saigon, Marsekal Terauchi menggunakan tokoh-tokoh yang ikut
serta dalam pembuatan panitia pembuatan Kemerdekaan Indonesia.
Mereka itu Ir. Soekarno, Drs. Muh.Hatta, dan dr. Radjiman
Widyodiningrat. Tujuannya segera merealisasikan kemerdekaan
Indonesia Tanggal 9 Agustus para tokoh bertolak dari Kemayoran dengan
pesawat terbang Jepang menuju Saigon. Penerbangan perjudian dan
hina, kata Suharto, dokter pribadi keluarga Soekarno. Ikut dalam
percakapan selain tiga tokoh, yaitu beberapa orang Jepang, di antara
yang lain Wiyoshi seorang penerjemah dan Suharto. Inti kedatangan di
Dalath adalah untuk pengesahan pembentukan PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan Muh.
Hatta sebagai wakil ketua. PPKI beranggotakan 21 orang. Negara
merdeka. Semua yang berhubungan dengan Negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 para tokoh yang diundang ke Dalath
Saigon tiba kembali di Jakarta. Mereka tidak tahu kapan saatnya Jepang
sudah menyerah kepada sekutu. Berita kekalahan Jepang hanya
diketahui oleh beberapa orang muda, di disetujui St. Syahrir. Berita ini ia
sampaikan kepada Muh. Hatta sambil menanyakan masalah kebebasan
Indonesia jika perlu segera dan jangan meminta PPKI.
Pada saat kekalahan Jepang ini melakukan perlawanan nasional terbagi
dalam dua kelompok, yaitu golongan tua yang dimotori oleh Soekarno,
Muh.Hatta, Radjiman Widyodiningrat, dan A. Subardjo, yang
berkecimpung dalam pergerakan nasional selama 20 tahun, dan
golongan muda yang dimotori oleh Chairul Saleh, Sukarni, Adam Malik,
Subianto, Margono, Wibisono, Darwis, Djohar Nur dan masih banyak lagi
mahasiswa lain, yang baru terjun dalam pergerakan pada masa
pendudukan Jepang.
Kedua golongan itu tidak lama lagi Indonesia merdeka, hanya berbeda
dalam cara memerdekakannya. Golongan tua memiliki pendapat
tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia perlu memfokuskan
eksponen yang harus menghindari konflik dan pertumpahan darah.
Sementara golongan muda menyetujui kemerdekaan Indonesia segera
diproklamasikan tidak menunggu waktu dan menunggu ikut campurnya
badan yang telah dibentuk Jepang (PPKI). Pertemuan ini mendorong
golongan muda mengambil keputusan rapat untuk membulatkan tekad
tentang proklamasi kemerdekaan. Rapat diadakan pada tanggal 15
Agustus 1945 pukul 20.00 di ruangan Pathologisch Laboratorium
Pegangsaan Timur. Rapat dihadiri oleh Chairul Saleh, Sunyoto, Darwis,
Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Eri Sadewa,
Wikono dan Armansyah. Keputusan rapat tentang kebebasan Indonesia
adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri tidak dapat digantung-
gantungkan pada orang dan kerajaan lain. Segala ikatan dan hubungan
dengan ikatan kebebasan dari Jepang harus diputuskan dan sebaliknya
harus diadakan perundingan dengan Soekarno dan Muh. Hatta, agar
mereka turut menyatakan proklamasi. Mereka akhirnya menunjuk
Wikono dan Darwis untuk mengunjungi Soekarno di Pegangsaan Timur
56.
Sekitar pukul 22.00 kedua orang datang di tempat Soekarno, mereka
mengumumkan hasil pertemuan para pemuda dan meminta bantuan
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa membayar
hadiah dari Jepang. Timbul pertentangan antara mereka, hal ini
disaksikan oleh Ahmad Subardjo yang pada saat itu ada di Pegangsaan
Timur 56. Atas usahanya, Muh. Hatta didatangkan agar menyaksikan
sikap para pemuda Menghadapi paksaan dan tantangan yang akan
terjadi pertumpahan darah jika ingin mereka tidak dilakukan.
Mendengar ancaman itu, Soekarno menjadi marah dan melontarkan,
kata-kata: "Inilah leherku, saudara dapat membunuhku sekarang juga,
aku tidak dapat melepaskan tanggung jawabku sebagai ketua PPKI".
Pukul 23.30 komisi tersebut meninggalkan rumah Sukarno dengan
penuh kekecewaan. Namun demikian, ada keinginan kuat dalam hati
mereka, tentang kesanggupan para pemuda untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
Setelah kedua bertugas itu kembali di tempat teman-teman, mereka
bersama-sama tanggal 16 Agustus 1945 pukul 4.30 membawa Soekarno
dan Muh .. Hatta yang juga diikuti oleh Fatmawati dan Guntur, Sukarni
dan J. Kunto. Rombongan itu menuju Rengasdengklok ke tempat yang
aman dari pengawasan tentara Jepang. Alasan kedua yang dibawa ke
luar Jakarta untuk menjauhkan dari pengaruh Jepang dan agar mau
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pertanyaan-pertanyaan penting yang harus ada di Jakarta. Jusuf Kunto
membawa Achmad Subardjo bersama Sudiro menjemput Soekarno dan
Muh. Hatta di Rengasdengklok untuk kembali ke Jakarta Rombongan
Soekarno Hatta sampai di Jakarta pada pukul 23.00 setelah singgah di
Rumah masing-masing. Akhirnya mereka ke rumah Laksamana Maeda
di Jalan Imam Bonjol No, I. Di rumah ini mereka membuat naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Teks yang ditulis oleh Soekarno
sendiri dari selembar kertas putih dan bergaris biru yang disobek dari
sebuah catatan. Teks yang ditulis ini dibaca untuk dikoreksi, karena itu
teks asli tulisan Bung Karno ada coretannya, kemudian diketik oleh
Sayuti Melik, setelah selesai dikirim kembali ke Soekarno. Sementara
teks yang bertuliskan tangan yang sudah tidak terpakai itu diambil
begitu saja dan akhirnya diambil oleh BM. Diah dan disimpannya. Pada
saat itu timbul masalah, siapa yang akan menanda tangani teks
proklamasi. Proklamasi ini merupakan acara besar bagi bangsa
Indonesia. Ada yang meminta semua yang hadir ikut membubuhkan
tanda mendukung di bawah teks proklamasi. Hal ini seperti dilakukan
oleh para wakil rakyat koloni Inggris Selama memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 14 Juli 1776 dari tangan Inggris. Atas
usul Sukarni agar Soekarno dan Hatta yang menggantikan teks
proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Usul diterima oleh semua yang
hadir, dan juga diterima usul agar proklamasi disetujui disetujui di
Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi. Pada hari
Jum'at pukul 10.00 teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno dengan
didampingi oleh Moh.Hatta di halaman pengiriman Jalan Pegangsaan
Timur 56. Kejadian itu disaksikan oleh beberapa orang dan didahului
dengan percakapan singkat oleh Soekarno, baru mulai teks proklamasi
dibacakan.

Anda mungkin juga menyukai