Anda di halaman 1dari 172

i

PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH PADA


MANUSIA DENGAN MODEL ARCS (ATTENTION,
RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION)
DIDUKUNG MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMP N
1 SUMOWONO

skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh
Rani Apriliyanasari
4401406595

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul


”Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS
(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di
SMP N 1 Sumowono” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen
pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, 17 Februari 2011

Rani Apriliyanasari
4401406595

ii
iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul:


Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS
(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif
di SMP N 1 Sumowono
disusun oleh:
nama : Rani Apriliyanasari
NIM : 4401406595
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 17 Februari 2011.

Panitia,

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S. MS Dra. Aditya Marianti, M.Si


NIP. 195111151979031001 NIP. 196712171993032001

Penguji Utama

drh. Wulan Christijanti, M.Si


NIP. 196809111996032001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/


Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. drh. R. Susanti, M.P Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St.


NIP. 196903231997032001 NIP. 196203081990021001

iii
iv

ABSTRAK

Apriliyanasari, Rani. 2010. Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Pada


Manusia dengan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
didukung Multimedia Interaktif Di SMP N 1 Sumowono. Skripsi, Jurusan
Biologi, FMIPA dan Universitas Negeri Semarang. Dr. drh R. Susanti, M.P dan
Ir. Tyas Agung Pribadi, S.T, M.St.

Sebagian besar siswa menganggap materi sistem peredaran darah manusia


sulit dipelajari. Hal ini berarti bahwa guru harus mampu menarik minat dan hasrat
ingin tahu siswa terhadap materi. Model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction) mampu membangkitkan motivasi siswa yang rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah
manusia di SMP N 1 Sumowono.
Penelitian dilakukan dengan Pre test - Post test Control Group Design.
Populasinya siswa kelas VIII semester gasal SMP N 1 Sumowono diambil dua kelas
sampel secara random sampling yaitu VIII-A sebagai kelas eksperimen dan VIII-C
sebagai kelas kontrol. Data penelitian berupa motivasi belajar siswa, aktivitas siswa,
hasil belajar, tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah perlakuan, motivasi belajar
siswa kelas eksperimen (2,88) lebih baik dibanding kelas kontrol (2,48), sedangkan
keaktifan siswa di kelas eksperimen (82%) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (64%),
dan rata-rata nilai post test kelas eksperimen 7,5 sedangkan kelas kontrol 6,1. Hasil
analisis uji t test menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
secara sangat signifikan dibanding kelas kontrol. Guru telah melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPP. Siswa menyatakan pernyataan sangat
setuju sebanyak 33 siswa (100%) dengan pembelajaran yang dilakukan pada kelas
eksperimen. Guru menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran
menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif.
Simpulan dari penelitian yaitu pembelajaran sistem peredaran darah pada
manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan
motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono.

Kata Kunci: Model ARCS, Multimedia Interaktif, dan Sistem Peredaran


Darah pada Manusia

iv
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia dengan Model ARCS
(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung Multimedia Interaktif di
SMP N 1 Sumowono”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang atas izin yang diberikan kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang atas kemudahan
administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. drh. R. Susanti, M.P, selaku dosen pembimbing I yang telah berjasa dalam
memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran dengan penuh bijaksana dan
tanggung jawab sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St., selaku dosen pembimbing II yang telah berjasa
dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran dengan penuh bijaksana dan
tanggung jawab sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
6. drh. Wulan Christijanti, M.Si selaku dosen penguji yang dengan sabar telah
memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan
skripsi ini.
7. Seluruh dosen FMIPA Universitas Negeri Semarang khususnya Jurusan Biologi
yang telah memberikan kuliah sebagai bekal pengetahuan yang berguna dalam
penyusunan skripsi.
8. Dra. Sri Pujiatun selaku Kepala SMP N 1 Sumowono dan V. Eni Noorlina, S.Pd
selaku Wakil Kepala SMP N 1 Sumowono yang telah memberi izin dan
kerjasama selama pelaksanaan penelitian.

v
vi

9. Suradi Ignatius, A.Md, Pd. dan Drs. Sugiyarto, M.Pd selaku guru Biologi SMP N
1 Sumowono yang telah berkenan membantu, memberi masukan dan
bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.
10. Guru, staf karyawan, dan seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Sumowono yang
telah membantu peneliti selama penelitian.
11. Seluruh keluargaku tercinta, Yokie Hanggaria Enggar, S.Si dan keluarga besarnya
yang telah banyak memberikan bantuan, doa, dukungan, dorongan semangat dan
kesabaran.
12. Teman-teman Bio angkatan 2006 dan sahabat-sahabatku yang telah memberikan
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan pengumpulan data serta memperlancar penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan dunia
pendidikan Indonesia.

Semarang, 17 Februari 2011

Penulis

vi
vii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................................ii
PENGESAHAN...........................................................................................................................iii
ABSTRAK.....................................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Penegasan Istilah............................................................................................3
D. Tujuan Penelitian............................................................................................5
E. Manfaat Penelitian..........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS


A. Tinjauan Pustaka.............................................................................................6
B. Hipotesis............................................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN


A. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................21
B. Populasi dan Sampel......................................................................................21
C. Faktor yang diteliti.........................................................................................21
D. Rancangan Penelitian....................................................................................22
E. Prosedur Penelitian........................................................................................23
F. Metode Pengumpulan Data.........................................................................33
G. Analisis Hasil Penelitian..............................................................................33

vii
viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian...............................................................................................39
B. Pembahasan......................................................................................................45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan...........................................................................................................57
B. Saran...................................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................58
LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................................................60

viii
ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1 Format naskah multimedia...............................................................................................21
2 Analisis validitas butir soal..............................................................................................26
3 Analisis reliabilitas soal.....................................................................................................27
4 Analisis taraf kesukaran butir soal.................................................................................28
5 Analisis daya pembeda soal.............................................................................................28
6 Analisis uji perbedaan dua rata-rata selisih motivasi belajar setelah
perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol..................39
7 Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran..........................................................40
8 Rekapitulasi hasil belajar siswa......................................................................................41
9 Analisis uji perbedaan rata-rata selisih nilai posttest - pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol..........................................................................................42
10 Hasil analisis kinerja guru pada saat proses pembelajaran.....................................43
11 Analisis hasil tanggapan siswa dalam proses pembelajaran di kelas
eksperimen dan kelas kontrol..........................................................................................43

ix
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1 Kerangka Berfikir Penelitian...........................................................................................19
2 Rancangan Penelitian.........................................................................................................32

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Silabus.....................................................................................................................................61
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................................................65
3 Lembar Kerja Siswa (LKS)..............................................................................................82
4 Rubrik penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)............................................................85
5 Lembar Diskusi Siswa (LDS)..........................................................................................87
6 Rubrik penilaian Lembar Diskusi Siswa (LDS)........................................................89
7 Analisis soal uji coba.........................................................................................................93
8 Perhitungan validitas butir soal......................................................................................95
9 Perhitungan reliabilitas soal.............................................................................................97
10 Perhitungan tingkat kesukaran soal...............................................................................98
11 Perhitungan daya pembeda soal.....................................................................................99
12 Soal pre test dan post test................................................................................................100
13 Kunci jawaban dan norma penilaian............................................................................105
14 Lembar jawab soal pre test dan post test kelas eksperimen.................................106
15 Lembar jawab soal pre test dan post test kelas kontrol.........................................107
16 Angket motivasi belajar...................................................................................................108
17 Perhitungan angket motivasi belajar............................................................................111
18 Hasil analisis motivasi belajar sebelum perlakuan kelas eksperimen dan
kelas kontrol........................................................................................................................112
19 Hasil analisis motivasi belajar setelah perlakuan kelas eksperimen dan
kelas kontrol........................................................................................................................114
20 Rekap hasil motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol......................116
21 Uji perbedaan dua rata-rata hasil motivasi belajar setelah perlakuan –
sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol........................................118
22 Lembar observasi aktivitas siswa..................................................................................119
23 Perhitungan check list aktivitas belajar.......................................................................124
24 Hasil analisis aktivitas siswa kelas eksperimen........................................................125
25 Hasil analisis aktivitas siswa kelas kontrol................................................................126

xi
xii

26 Data hasil belajar pre test dan pos test antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol...................................................................................................................................127
27 Uji homogenitas nilai pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.......128
28 Uji normalitas nilai pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol...........129
29 Uji kesamaan dua varians data hasil belajar post test – pre test antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol........................................................................................131
30 Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol...................................................................................................................................132
31 Angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran kelas eksperimen
dan kelas kontrol................................................................................................................133
32 Perhitungan angket tanggapan siswa...........................................................................135
33 Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran (kelas
eksperimen).........................................................................................................................136
34 Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran (kelas
kontrol).................................................................................................................................137
35 Lembar observasi kinerja guru......................................................................................138
36 Rubrik penilaian kinerja guru........................................................................................140
37 Perhitungan kinerja guru.................................................................................................144
38 Hasil analisis kinerja guru...............................................................................................145
39 Angket tanggapan guru terhadap proses pembelajaran..........................................146
40 Uji homogenitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel............................148
41 Uji normalitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel................................149
42 Dokumentasi penelitian...................................................................................................154
43 Kelengkapan surat-surat..................................................................................................156

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila siswa dapat memahami pengetahuan
yang disampaikan oleh guru. Karena itu proses pembelajaran dikatakan baik, jika
hasil pembelajaran siswa juga baik. Hal ini dapat terpenuhi bila guru mampu
memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar yang
berlangsung secara efektif dan kondusif. Termasuk dalam hal ini adalah pengetahuan
dan pengalaman guru tentang model pembelajaran yang tepat. Hal ini berarti bahwa
guru harus mampu menarik minat dan hasrat ingin tahu siswa terhadap materi. Keller
(1983) menyatakan bahwa model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction) mampu membangkitkan motivasi siswa yang rendah.
Selama proses pembelajaran guru diharuskan memenuhi keempat komponen ARCS
yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan
Satisfaction (kepuasan).
Model pembelajaran ARCS memiliki beberapa kelebihan antara lain: a) dapat
diterapkan dalam pembelajaran bidang studi apapun karena bersifat fleksibel. b)
dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta
memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya, c) dalam kegiatan
pembelajaran dapat menggunakan media apa saja untuk menarik minat siswa
(Wulandari 2008).
Saat ini media dan teknologi menjadi salah satu ciri yang ditonjolkan dalam
dunia pendidikan. Teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang
memungkinkan seseorang belajar mandiri dalam memahami suatu konsep (Warsita
2008). Penggunaan multimedia merupakan cara untuk menyampaikan bahan belajar
dengan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Pembuatan multimedia
menggunakan Software Macromedia Flash karena dapat menggabungkan teks,
grafik, suara, gambar, menghasilkan animasi, simulasi, presentasi, game, dan bahkan
film (Suciadi 2003). Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang melibatkan
siswa secara aktif, sehingga proses belajar mengajar lebih bersifat student centered
karena dilengkapi alat pengontrol yang dioperasikan oleh siswa, sehingga siswa
1
2

dapat memilih apa yang dikehendaki. Keistimewaan yang ditampilkan adalah


pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan interaktif, kualitas pembelajaran akan
lebih meningkat dan sikap positif siswa terhadap apa yang diajarkan menjadi
meningkat (Warsita 2008).
Penggunaan komputer dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran
biologi masih belum optimal untuk mata pelajaran IPA, padahal di SMP N 1
Sumowono sudah terdapat ruang multimedia dan siswa mempunyai potensi yang
memadai dalam menggunakan komputer untuk tujuan pembelajaran. Proses
pembelajaran IPA di SMP khususnya Biologi konsep sistem peredaran darah manusia
adalah materi yang sulit dipelajari secara langsung sehingga memerlukan suatu alat
yang dapat membantu proses pembelajaran, alat inilah yang disebut media (Sanjaya
2006). Siswa membutuhkan media dalam mempelajari materi terutama pengkajian
konsep yang membutuhkan visualisasi misalnya alat peredaran darah meliputi
jantung dan pembuluh darah yang mengedarkan darah, cara kerja jantung, dan proses
peredaran darah. Dengan kelebihan multimedia interaktif diatas, maka hal tersebut
akan diterapkan di SMP N 1 Sumowono.
Hasil observasi di SMP N 1 Sumowono, ditemukan beberapa masalah dalam
proses pembelajaran biologi. Hasil wawancara memberikan gambaran bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat teacher oriented bahkan sebagian
besar masih menggunakan metode ceramah, yang mengakibatkan siswa jenuh dalam
belajar. Aktivitas yang dilakukan siswa adalah mendengarkan dan menerima materi
yang diberikan guru. Proses belajar mengajar yang terjadi kurang adanya komunikasi
timbal balik yang berlangsung secara edukatif antara guru dengan siswa sehingga
interaksi pembelajaran di kelas relatif rendah. Apabila guru mengajukan pertanyaan
dalam rangka mendapatkan umpan balik, siswa cenderung tidak merespon. Aktivitas
siswa yang rendah itu disebabkan karena penggunaan media pembelajaran kurang
bervariasi sehingga kurang menarik perhatian siswa, guru tidak menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa tidak yakin
dengan kemampuan yang dimiliki dan guru tidak pernah memberikan reward
terhadap siswa.
Hal tersebut menyebabkan motivasi siswa untuk belajar rendah, sehingga hasil
belajar juga rendah yaitu nilai rata-rata 62 dengan ketuntasan klasikal 60%. Dari
3

perolehan hasil belajar tersebut dapat dikatakan sebagian besar siswa tidak mencapai
ketuntasan belajar. Guru sebagai seorang pendidik mempunyai kewajiban untuk
memberikan pembelajaran yang terbaik bagi siswa sehingga memotivasi siswa lebih
semangat belajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, muncul permasalahan
yaitu: apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil
belajar siswa pada materi sistem peredaran darah pada manusia di SMP N 1
Sumowono?

C. Penegasan Istilah
Untuk mewujudkan suatu kesatuan berpikir dan menghindari salah tafsir maka
perlu dijelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian. Istilah yang
perlu dijelaskan yaitu:
1. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
Model ARCS meliputi empat komponen pembelajaran yaitu Attention
(perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction
(kepuasan) (Keller 1983). Model ARCS yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam proses pembelajaran harus meliputi keseluruhan komponen ARCS yaitu
berusaha menarik dan memelihara minat/perhatian siswa, kegiatan pembelajaran ada
relevansinya dengan kehidupan siswa, menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa,
kemudian menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan
(reinforcement).
2. Multimedia Interaktif
Menurut Arsyad (2004), multimedia merupakan media yang menggabungkan
dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video
dan animasi secara terintegrasi. Multimedia interaktif dalam penelitian ini adalah
suatu program yang dirancang dengan memanfaatkan program Macromedia Flash 8
yang dipadu dengan metode tutorial dan disertai pemberian latihan soal, kemudian
program tersebut disimpan pada masing-masing komputer yang digunakan
4

siswa dalam pembelajaran secara individual dimana terjadi interaksi antara siswa
dengan seluruh program materi sehingga secara sengaja proses belajar terjadi karena
siswa tidak hanya dapat melihat, mendengar gambar dan suara, tetapi juga memberi
respon aktif.
3. Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Materi Sistem Peredaran Darah Pada Manusia merupakan salah satu materi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada kelas VIII semester 1 di SMP N 1
Sumowono. Sub pokok bahasan yang diajarkan terdiri dari alat peredaran darah,
proses peredaran darah, dan kelainan pada sistem peredaran darah (Puspita dan
Rohima 2009). Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), standar
kompetensi adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia sedangkan
kompetensi dasar pada materi sistem peredaran darah pada manusia adalah
mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan.
4. Motivasi Belajar
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah
kemampuan atau kekuatan untuk melakukan proses belajar dalam bidang IPA biologi.
Dengan motivasi belajar yang tinggi, diharapkan siswa akan meraih prestasi belajar
yang memuaskan. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar.
5. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Aktivitas siswa yang dimaksud disini
yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang meliputi keterampilan bekerja sama, bertanya, menjawab
pertanyaan, mengemukakan pendapat dan membuat kesimpulan.
6. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
melakukan aktivitas belajar (Anni 2006). Pada penelitian ini hasil belajar yang
5

dimaksud yaitu kemampuan siswa dalam memahami materi sistem peredaran darah
manusia dan hasil belajarnya berupa nilai hasil tes.

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil
belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono.

E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Bagi siswa:
1. Siswa lebih tertarik untuk melakukan aktivitas dan proses belajar
mengajar.
2. Memberikan suasana belajar yang berbeda, nyaman dan menyenangkan
serta menumbuhkan kemandirian belajar dengan multimedia interaktif
sehingga siswa termotivasi untuk belajar biologi.
b. Bagi guru
1. Memberikan alternatif media pembelajaran bagi guru biologi.
2. Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
3. Memberikan motivasi kepada guru agar dapat memberikan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan tidak membosankan
sehingga siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1. Sekolah dapat mengembangkan media pembelajaran dan melakukan
inovasi pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain.
2. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan
diambil untuk peningkatan hasil belajar.
3. Memberikan kontribusi dalam peningkatan pembelajaran untuk semua
pelajaran.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka
1. Motivasi Belajar
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bergerak, baik
disadari maupun tidak disadari. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Motivasi belajar merupakan jantung kegiatan belajar, suatu
pendorong yang membuat seseorang belajar. Menurut Sutikno (2005), ada tiga
komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan
terjadi bila individu merasa ada keseimbangan antara apa yang dimiliki dan
diharapankan. Sebagai contoh, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah padahal
memiliki buku yang lengkap dan memiliki cukup waktu, tetapi kurang baik mengatur
waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh
hasil belajar yang baik. Siswa membutuhkan hasil belajar yang baik, oleh karena itu
siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka berorientasi pada pemenuhan harapan atau
pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut inti dari
motivasi.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil, mendorong kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau
unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Uno (2007) menyatakan bahwa indikator motivasi belajar
dapat diklasifikasikan dengan adanya: a) hasrat dan keinginan berhasil, b) dorongan
dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, c) penghargaan
dalam belajar, d) kegiatan yang menarik dalam belajar, e) lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

6
7

Sardiman (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa fungsi motivasi yaitu:


(1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
(2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
(3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Darsono (2000) menyatakan bahwa terdapat beberapa upaya yang dapat
dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu:
(1) Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.
(2) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
(3) Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki
siswa.
(4) Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa.

2. Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar


Menurut Yuniati (2007), hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari tentang konsep, maka
perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep. Dalam pembelajaran,
perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas
belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni et al. 2006).
Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah (Bloom
yang dikutip oleh Sudjana N 1999), yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah
8

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan psikomotoris, dan


kemampuan refleks, ketrampilan bertindak. Ada enam aspek ranah yakni gerakan
refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dalam penelitian ini hasil belajar biologi yang akan diukur meliputi dua ranah yaitu :
ranah kognitif dan ranah afektif .
Slameto (2003) menyebutkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua
kelompok faktor, yaitu :
a. Faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar.
Faktor yang terdapat di dalam diri individu dikelompokkan menjadi:
1) Faktor psikis, antara lain kognitif, afektif, psikomotor, campuran, dan
kepribadian.
2) Faktor fisik, antara lain indera, anggota badan, tubuh, kelenjar, syaraf, dan
organ-organ dalam tubuh.
Faktor psikis dan fisik ini, keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor
keturunan, ada yang oleh faktor lingkungan, dan ada pula yang ditentukan oleh faktor
keturunan maupun lingkungan.
b. Faktor yang berasal dari luar diri individu
Dengan demikian, guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam
memberi pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani sesuai dengan kondisi
peserta didiknya untuk menunjang keberhasilan belajar, karena faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar peserta didik, satu dengan yang lainnya sangat berbeda.
Contoh faktor yang berasal dari luar diri individu yang mempengaruhi hasil belajar
siswa adalah adanya penggunaan model dan media pembelajaran.
Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat
proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Proses pembelajaran yang
dilakukan di kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan
keterampilan (Yamin 2007). Siswa selalu menampakkan keaktifan pada setiap proses
pembelajaran. Keaktifan tersebut beranekaragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik
sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik seperti membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan. Kegiatan psikis misalnya pengetahuan yang dimiliki
dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep
9

dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan (Dimyati dan Mujiono
2002). Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan dapat memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Yamin 2007).
Paul D. Dierich dalam Yamin (2007) mengemukakan 8 aspek kegiatan yang
mencerminkan aktivitas belajar, yaitu: 1.) Visual activities, seperti membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan sebagainya. 2.) Oral activities,
seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya. 3.) Listening activities,
seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya. 4.)
Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin,
dan sebagainya. 5.) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola, dan sebagainya. 6.) Motor activities, seperti melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang,
dan sebagainya. 7.) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebaginya. 8.)
Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang,
gugup, dan sebagainya.
Keterlibatan siswa dalam belajar dengan berbagai aktivitas seperti diuraikan
di atas akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan kegiatan
belajar mengajar berjalan maksimal (Sardiman 2007). Dalam penelitian ini, aktivitas
siswa yang diamati pada proses pembelajaran adalah aktivitas visual, lisan,
mendengarkan, gerak, menulis, mental, dan emosional. Dengan aktivitas tersebut
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.

3. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)


Keller (1983) menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu model ARCS. Model ARCS berasal dari
banyak teori dan konsep motivasi. ARCS merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yaitu nilai
(value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) untuk berhasil
mencapai tujuan tersebut. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan
10

menjadi empat komponen pembelajaran yaitu Attention (perhatian), Relevance


(relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan) atau disingkat
dengan ARCS.
a. Perhatian (Attention) = A
Menurut Chairani (2005), perhatian merupakan sikap seseorang yang
umumnya didorong oleh rasa keingintahuan. Rasa ingin tahu tersebut merupakan
motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Bila seorang siswa mengalami
peristiwa belajar, dapat di asumsikan akibat ada dorongan dari dalam dirinya untuk
mengatur aktivitas, minat, sikap dan kehendaknya. Guru harus menyadari bahwa
sangat penting artinya untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap apa
yang dipelajarinya. Oleh karena itu guru harus memiliki kreativitas untuk mendorong
munculnya rasa ingin tahu siswa sehingga meningkatkan minat dan perhatian siswa
terhadap materi yang dipelajari (Warsita 2008).
Beberapa strategi untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa, merangsang
minat dan perhatian siswa, antara lain:
1) Menggunakan metode penyampaian yang bervariasi (kuis, diskusi kelompok,
bermain peran, simulasi, curah pendapat, demontrasi, studi kasus).
2) Penggunakan media (transparasi, gambar, film, video tape) untuk melengkapi
penyampaian pembelajaran.
3) Bila dirasa tepat gunakan humor selama kegiatan, sehingga pembelajaran terasa
lebih menyenangkan.
4) Menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.
5) Memberikan tebakan atau teka–teki yang memberikan kesempatan siswa untuk
berpikir secara cepat dan singkat dalam menemukan jawabannya.
6) Menggunakan peristiwa nyata dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep
yang digunakan (Abidin 2003).
b. Relevansi (Relevance) = R
Pengertian relevansi menurut Warsita (2008) adalah adanya hubungan antara
materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Seperti halnya proses
belajar umumnya jika seseorang tidak memiliki motivasi yang kuat dalam belajar,
maka mustahil mereka akan mampu menangkap pelajaran dengan baik (Abidin
2003). Tugas fasilitator yakni membangkitkan dan menciptakan cara-cara kreatif
11

untuk memotivasi partisipan (Wulandari 2008). Siswa akan termotivasi bila mereka
merasa bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan
sesuai dengan nilai yang dipegang. Prinsip relevansi menurut Chairani (2005) dalam
pembelajaran dapat dimunculkan guru dengan berbagai strategi antara lain:
1) Memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang dicapai setelah pembelajaran berlangsung.
2) Menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menjelaskan peranan materi yang dipelajari dengan mata pelajaran lain.
4) Memberikan contoh, latihan, atau tes yang sesuai dengan kondisi siswa.
c. Kepercayaan Diri (Confidence) = C
Pribadi yang memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki kemampuan akan
melakukan tugasnya untuk mencapai keberhasilan. Merasa diri mampu merupakan
potensi untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungan (Warsita 2008). Motivasi
akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Dalam hal ini
motivasi akan menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan, dan selanjutnya
pengalaman berhasil ini akan memotivasi untuk mengejar tantangan selanjutnya.
Menurut Abidin (2003), strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kepercayaan diri antara lain:
1) Memberikan materi secara sistematis, dari yang mudah ke yang sukar dan dari
yang konkret ke abstrak, sehingga kemampuan siswa mengikuti pelajaran
termotivasi sejak awal kegiatan.
2) Menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,
sehingga siswa tidak dituntut untuk menguasai konsep yang banyak sekaligus.
3) Menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran,
sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas bagi siswa.
4) Menumbuhkembangkan rasa percaya diri pada siswa, dengan tidak mengatakan
“kamu bodoh”, atau “kamu salah”, akan tetapi guru dapat menggunakan kata
lain jika jawaban siswa salah dengan “ mungkin masih ada jawaban lain” atau
“jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb.
5) Memberikan umpan balik yang membangun selama pembelajaran, agar siswa
mengetahui pemahaman dan prestasi belajarnya.
12

d. Kepuasan (Satisfaction) = S
Menurut Warsita (2008), kepuasan adalah perasaan gembira yang timbul dari
dalam seseorang jika mendapatkan penghargaan terhadap dirinya dalam upaya
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan minat, karakteristik, dan kebutuhan
siswa. Keberhasilan mencapai suatu tujuan akan memberikan kepuasan bagi siswa,
dan siswa akan berupaya untuk berhasil mencapai tujuan lainnya. Kepuasan sangat
dipengaruhi oleh konsekuensi yang akan diterima siswa, seperti penghargaan atau
reward atas keberhasilan yang diperoleh siswa. Siswa yang berhasil menyelesaikan
sebuah soal, diberi pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa di kelas untuk
memberikan applause, agar rasa puas dari siswa menjadi motivasi belajar
selanjutnya.
Menurut Chairani (2005), alternatif strategi untuk meningkatkan kepuasan
antara lain:
1) Memberikan penguatan (reinforcement) berupa pujian secara verbal dan umpan
balik yang informatif, bukan cacian atau ancaman.
2) Mengucapkan baik, bagus, dan memberikan senyum bila siswa menjawab atau
mengajukan pertanyaan.
3) Menunjukkan sikap non verbal positif pada saat menanggapi pertanyaan atau
jawaban siswa misal acung jempol atau angguk kepala.
4) Siswa yang telah berhasil di sarankan untuk membantu teman-temannya yang
belum berhasil.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang
dipelajarinya.
6) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan pandangan
yang simpatik atas partisipasi siswa.
7) Membandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri di masa lalu dengan
standar tertentu.
8) Memberi tuntunan pada siswa agar dapat menjawab benar.
Pembelajaran dengan model ARCS, motivasi belajar siswa diharapkan
meningkat sehingga hasil belajar yang tercapai optimal. Model pembelajaran ARCS
terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari model ARCS
adalah a) dapat diterapkan dalam pembelajaran bidang studi apapun karena bersifat
13

fleksibel. b) Model ARCS dalam kegiatan pembelajaran dapat menggunakan media


apa saja untuk menarik minat siswa. c) Model ARCS dapat meningkatkan minat dan
perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan
siswa memperoleh hasil belajarnya. Selain mempunyai kelebihan, model
pembelajaran ARCS juga mempunyai kekurangan. Kekurangan model pembelajaran
ARCS ini yaitu: a) hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif. b) perkembangan
secara berkesinambungan melalui model ARCS, sulit dijadikan penilaian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2008) pembelajaran


dengan model ARCS pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa dengan kriteria sesuai indikator keberhasilan penelitian. Hal ini
dikarenakan model ARCS adalah desain pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk berprestasi dengan baik sehingga mencapai taraf prestasi
belajar yang tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Chairani (2005) yang
menunjukkan bahwa penerapan ARCS pada pembelajaran matematika dapat
meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta
memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil belajarnya.
Hasil penelitian Feng dan Tuan (2005) menunjukkan bahwa motivasi yang
timbul dari dalam diri siswa akan meningkatkan prestasi belajar. Selama
pembelajaran dengan model ARCS telah meningkat secara signifikan dari
sebelumnya pada materi kimia konsep asam dan basa. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan model ARCS dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar
karena adanya motivasi yang timbul dari dalam diri siswa (Chairani 2005).

4. Multimedia Interaktif Sistem Peredaran Darah Manusia


Multimedia dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Multimedia bisa
berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, gambar, dan video. Namun
perpaduan dua atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai
penggerak keseluruhan gabungan media. Penggabungan ini merupakan suatu
kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran
(Arsyad 2002). Menurut Setiawan (2007), multimedia dapat digunakan untuk
14

menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa


sehingga dapat mendorong proses belajar.
Interaktif berarti tindakan atau hubungan aktif antara satu sama lain dan
tindakan tersebut biasanya segera mendapatkan respon. Contoh interaktif adalah
menggunakan tombol navigasi pada presentasi bahan ajar. Ciri-ciri interaktif menurut
Warsita (2008) adalah : (a) Pengguna dapat mengakses informasi seperti video, teks,
animasi, dengan hanya mengklik. (b) Waktu munculnya respon tidak terlalu lama. (c)
Informasi dapat diakses oleh pengguna mengikuti kehendak dan tidak perlu diatur.
(d) Terdapat respon pesan.
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan
bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria
yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain (Arsyad 2002): (1) Sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. (2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang
sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. (3) Praktis, luwes, bertahan. (4)
Guru terampil menggunakannya. (5) Penggelompokan sasaran. (6) Mutu teknis.
Selain itu terdapat enam kriteria lain untuk menilai multimedia (Setiawan
2007), yaitu: (1) Kemudahan navigasi. Sebuah media interaktif harus dirancang
sesederhana mungkin sehingga siswa dapat mempelajarinya tanpa harus dengan
pengetahuan yang kompleks tentang media. (2) Kandungan kognisi. Dalam arti
adanya kandungan pengetahuan yang jelas. (3) Presentasi informasi, yang digunakan
untuk menilai isi dan program media interaktif itu sendiri. (4) Integrasi media,
dimana media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan ketrampilan. (5)
Artistik dan estetika. Untuk menarik minat belajar, maka program harus mempunyai
nilai tampilan yang menarik dan estetika yang baik. (6) Fungsi secara keseluruhan,
dengan kata lain program yang dikembangkan harus memberi pembelajaran yang
diinginkan oleh peserta belajar.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih
menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar
siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan
kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Manfaat di atas akan
diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran
(Sadiman et al. 2006), yaitu:
15

1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata.
2) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke
sekolah.
3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung
cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia.
4) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh.
5) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya.
6) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Multimedia bersifat interaktif dan fleksibel, memberikan umpan balik pada
siswa dan kemudahan mengontrol karena kontrol ada pada pengguna. Kelemahannya
hanya akan berfungsi untuk hal-hal sebagaimana yang telah diprogramkan,
memerlukan peralatan (komputer) multimedia, memerlukan peralatan khusus
(komputer) dalam penyajiannya, memerlukan tenaga listrik, memerlukan
keterampilan dan kerja tim dalam pembuatannya.
Berdasarkan hasil penelitian Ariani (2008) bahwa pemanfaatan multimedia
dalam pembelajaran biologi secara efektif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Faizin
(2009) bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa. Multimedia
berguna untuk membantu siswa memahami materi memvisualisasikan konsep-konsep
yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret sehingga hasil belajar tercapai secara
maksimal.
Pembelajaran supaya menarik perhatian siswa adalah dengan media yang
menarik pula yakni dengan penggunaan multimedia interaktif. Pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif dimana penyampaian materi, diskusi, dan
kegiatan pembelajaran lain dilakukan melalui media komputer. Adanya multimedia
interaktif dapat memilih apa yang dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapat
jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya.
Adapun isi dari multimedia interaktif ini adalah menampilkan hal-hal yang menarik
dalam bentuk gambar animasi yang menyerupai obyek nyata seperti gambaran alat
peredaran darah, bagian-bagian jantung, proses peredaran darah, dan video yang
berisikan tentang sistem peredaran darah. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
16

dan menyampaikan materi pelajaran, agar ada relevansinya dengan kehidupan maka
akan dijelaskan tentang konsep beserta manfaatnya supaya dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk menumbuhkan percaya diri siswa, maka multimedia
interaktif ini dirancang khusus untuk pembelajaran secara individual, dimana terjadi
interaksi antara pengguna dengan seluruh materi yang terangkum dalam program.
Multimedia interaktif juga berisikan latihan soal dan siswa yang berhasil
mengerjakan dengan baik akan menimbulkan rasa kepuasan yang terjadi dalam diri
siswa dan untuk menghargai hal tersebut biasanya guru memberikan reward dan
mengumumkan perolehan yang dicapai. Pemanfaatan multimedia interaktif ini
diharapkan dapat lebih memotivasi belajar siswa dan mempermudah dalam
memahami konsep yang dipelajari.
Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif yang
didalamnya terdapat informasi materi sistem peredaran darah manusia yang dibuat
dengan program Flash. Macromedia Flash adalah software yang dipakai luas oleh
para programmer karena kemampuannya yang mengagumkan dalam menampilkan
multimedia (Suciadi 2003). Softwere ini berbasis animasi grafik vector yang dapat
digunakan untuk menghasilkan animasi, simulasi, presentasi, game, dan bahkan film.
Untuk dapat menjalankan program aplikasi macromedia flash professional 8,
minimal konfigurasi sistem yang dimiliki oleh komputer adalah professor intel
Pentium 3 atau 4, RAM disarankan 256 MB, sistem operasi Microsoft windows 2000
service pack 3 atau windows XP. Macromedia Flash Professional 8 adalah salah satu
versi terbaru dari Macromedia Flash.
Beberapa alasan memilih flash sebagai media pembelajaran, yaitu karena
Flash memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut (Pramono 2006): (1) Hasil akhir
file flash memiliki ukuran yang lebih kecil (setelah di publish). (2) Flash mampu
mengimpor hampir semua file gambar dan file-file audio sehingga presentasi dengan
flash dapat lebih hidup. (3) Animasi dapat dibentuk, dijalankan, dan dikontrol. (4)
Flash mampu membuat file executable (*.exe) sehingga dapat dijalankan pada PC
manapun tanpa harus menginstal terlebih dahulu program flash. (5) Gambar flash
merupakan gambar vektor sehingga tidak akan pernah pecah meskipun di zoom.
Alasan penggunaan media tersebut karena mempunyai beberapa kelebihan yang
menguntungkan disamping dapat mengintegrasikan teks, grafik, animasi, suara,
17

gambar, dan video yang dapat menghidupkan suasana dan cenderung tidak monoton
dalam pembelajaran karena siswa terlibat aktif (Pramono 2006).
Materi Sistem Peredaran Darah Pada Manusia merupakan salah satu materi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada kelas VIII semester 1.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi
pada konsep sistem peredaran darah pada manusia adalah memahami berbagai sistem
dalam kehidupan manusia. Untuk Kompetensi Dasarnya adalah mendeskripsikan
sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
(Depdiknas 2006). Sub pokok bahasan yang diajarkan terdiri dari alat peredaran
darah, darah, proses peredaran darah, dan kelainan pada sistem peredaran darah
(Puspita & Rohima 2009). Sistem peredaran darah mencakup beberapa sub materi
pokok, yaitu (1) Alat-alat Peredaran Darah terdiri dari (a) Jantung, dalam jantung
akan dibahas Kedudukan Jantung, Struktur Jantung, Cara Kerja Jantung, Denyut
jantung dan Tekanan Darah. (b) Pembuluh Darah membahas Pembuluh Arteri,
Pembuluh Vena, dan Pembuluh Kapiler. (2) Proses Peredaran Darah, meliputi
Peredaran Darah Kecil, Peredaran Darah Besar, dan Peredaran Getah Bening. (3)
Darah membahas Komponen Darah, Penggolongan Darah dan Tranfusi. (4)
Gangguan dan Kelainan Sistem Peredaran Darah.
Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung termasuk salah satu organ tubuh yang
bekerja terus-menerus sepanjang hidup tanpa istirahat. Kedudukan jantung berada
dalam rongga torak antara kedua paru-paru dan di belakang sternum. Struktur jantung
manusia terdiri dari empat ruangan, yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan
bilik kanan. Dinding bilik jantung lebih tebal jika dibandingkan dinding serambi.
Selain itu, bilik kiri juga lebih tebal bila dibandingkan dengan bilik kanan. Antara
serambi dan bilik dalam jantung tersebut dipisahkan oleh suatu sekat. Katup-katup
yang menghubungkan serambi dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis, sedangkan
katup yang menghubungkan serambi kiri dan bilik kiri disebut katup bikuspidalis.
Katup-katup ini mencegah darah balik lagi dari bilik ke serambi.
Cara kerja jantung adalah sebagai berikut: (1) Darah dari paru-paru banyak
mengandung oksigen (O2) masuk kedalam serambi kiri. Dari serambi kiri, darah
diteruskan ke bilik kiri melalui katup bikuspidalis. Selanjutnya, darah di bilik kiri
18

dipompa keluar dari jantung menuju ke seluruh tubuh membawa oksigen. (2) Setelah
oksigen digunakan untuk proses pembakaran didalam sel-sel tubuh, darah kembali ke
jantung dengan membawa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). (3) Darah dari
seluruh tubuh masuk kedalam serambi kanan. Dari serambi kanan, darah masuk ke
bilik kanan melalui katup trikuspidalis. Selanjutnya, dari bilik kanan, darah dipompa
keluar dari jantung menuju ke paru-paru untuk melepas CO2 dan mengambil O2.
Materi yang diajarkan pada berbagai sistem dalam kehidupan sehari-hari
harus dikaitkan hubungannya dengan kesehatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sistem peredaran darah berjalan lancar, jika semua alat peredaran darah dalam
keadaan sehat, tetapi terkadang alat-alat tersebut mengalami gangguan. Beberapa
penyakit yang umumnya terjadi pada sistem peredaran darah antara lain Anemia,
Talasemia, Leukimia, Hemofilia, Stroke, serangan jantung, dll.
19

Kerangka Berfikir:

Latar belakang
Guru menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan peran guru dominan
Materi sulit karena sistem peredaran darah pada manusia tidak bisa diamati secara langsung
Belum memanfaatkan teknologi multimedia

menyebabkan

Pemahaman rendah
Siswa kurang termotivasi/ pasif
Aktivitas siswa di kelas rendah

akibat

Ketuntasan belajar materi sistem


peredaran darah pada manusia rendah

pemecahan masalah

Penggunaan model ARCS


didukung multimedia interaktif

Melibatkan siswa secara aktif


Mengurangi keabstrakan materi
Menarik perhatian siswa dengan menggunakan
multimedia interaktif. (Attention)
Pembelajaran dilaksanakan dengan dilengkapi kasus
yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. (Relevance)
Meningkatkan rasa percaya diri siswa. (Confidence)
Pemberian penghargaan atas keberhasilan siswa dalam
menyelesaikan soal. (Satisfaction)

diharapkan

Peningkatan kualitas pembelajaran


(Motivasi, aktivitas, dan hasil
belajar)

Gambar 1 Kerangka berfikir penelitian


20

B. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah: “Pembelajaran sistem peredaran darah
pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat
meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa di SMP N 1 Sumowono”.
21

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Sumowono yang beralamat di Jl.
Palagan 25 Sumowono 50662 Kabupaten Semarang. Waktu penelitian ini pada
semester gasal kelas VIII tahun ajaran 2010/2011.

B. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono tahun ajaran
2010/2011 semester gasal sebanyak 5 kelas. Sampel penelitian diambil dengan
menggunakan teknik random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menganalisis data populasi hasil belajar materi sebelumnya kemudian di uji
homogenitas dan uji normalitas populasi (dapat dilihat di Lampiran 34 dan 35). Hasil
analisis menunjukkan bahwa semua data populasi homogen dan berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil random diperoleh 2 kelas yang digunakan yaitu kelas VIII-A
sebagai kelas eksperimen dan VIII-C sebagai kelas kontrol.

C. Faktor yang Diteliti


Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiono 2008). Variabel-variabel yang ada
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel bebas
Variabel bebas (independen variable) adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependen variable) (Sugiono 2008).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model ARCS yang didukung multimedia
interaktif pada proses pembelajaran.
2. Variabel terikat
Variabel terikat (dependen variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen variable) (Sugiono

21
22

2008). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi, aktivitas dan hasil belajar
siswa.

D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan true experimential design yang diawali dengan
menentukan sampel dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
random sampling diambil sebanyak 2 kelas sampel yang digunakan sebagai kelas
perlakuan dan kelas kontrol, untuk mengetahui bahwa kelas tersebut berangkat dari
keadaan yang sama, normal memiliki varians yang homogen maka dilakukan uji
homogenitas dan uji normalitas dengan data nilai hasil ulangan materi sebelumnya.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Control Group Pretest-Postest
Design” (Arikunto 2006).

E O1 X O2
R
K O3 O4

Keterangan:
E = Kelas eksperimen
K = Kelas kontrol
O1 = Pretest kelas eksperimen
O3 = Pretest kelas kontrol
X = Perlakuan (model ARCS didukung multimedia interaktif)
O2 = Posttest kelas eksperimen
O4 = Posttest kelas kontrol

Desain ini terdapat dua kelompok (O 1 dan O3) yang dipilih secara random (R),
kemudian kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen (O 1) diberi perlakuan (X) dan

kelompok yang lain tidak diberi perlakuan (O 3) disebut kelompok kontrol. Setelah proses
pembelajaran dilakukan kedua kelompok diberi posttest kemudian hasilnya dilakukan uji
homogenitas dan normalitas, setelah semua data terkumpul selanjutnya menguji hipotesis

menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Pengaruh adanya perlakuan (O 2 dan O4)
dianalisis dengan uji beda memakai statistik t-test, jika terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok perlakuan dan pembanding maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh secara signifikan (Sugiono 2008).
23

E. Prosedur Penelitian
Instrumen penelitian merupakan fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan memperoleh hasil yang
lebih baik dalam arti lebih lengkap, cermat dan sistematis sehingga memudahkan
mengolah data (Arikunto 2006).
1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan multimedia interaktif
Langkah pembuatan media dimulai dengan penulisan naskah media dan yang
terlebih dahulu dilakukan adalah dengan membuat sinopsis dan treatment. Sinopsis
adalah gambaran secara ringkas pokok materi yang akan disampaikan yaitu materi
sistem peredaran darah pada manusia. Langkah kedua adalah treatment yaitu
membuat uraian ringkas secara deskriptif tentang sistem peredaran darah pada
manusia dengan menampilkan bagian-bagian disertai keterangan gambarnya.
Langkah selanjutnya yaitu menyusun naskah program dalam halaman berkolom dua
sebelah kiri untuk visualisasi dan sebelah kanan untuk keterangan audio, dan efek
animasi. Langkah terakhir yaitu menyusun multimedia menggunakan program flash.
Dalam penyusunan multimedia dikenal penyusunan naskah, berikut ini
langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun naskah multimedia (Sadiman et al
2007):
1) Sinopsis
Merupakan proses penyusunan secara ringkas dan padat tentang tema
atau pokok tema yang digarap.
2) Treatment
Treatment merupakan uraian ringkas secara deskriptif (bukan tematis)
tentang bagian mana dari suatu rangkaian peristiwa akan digarap sebagai
illustrator.
3) Naskah program
Format naskah dalam bentuk skontro atau halaman berkolom dua,
sebelah kiri untuk menampilkan bentuk visualisasinya dan sebelah kanan
untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan suara. Tujuannya sebagai peta
atau bahan pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan
24

substansi materi ke dalam suatu program. Format naskah terlihat pada Tabel
1.
Tabel 1 Format naskah multimedia
Menu : No Halaman :
Sub menu : No frame:
Tampilan Audio dan Teks Audio

b. Validasi Multimedia Interaktif


Penyusunan instrument multimedia interaktif yang akan digunakan oleh pakar
untuk melakukan penilaian terhadap multimedia interaktif.
c. Silabus
Silabus disusun untuk materi sistem peredaran darah pada manusia
berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk Standar
Kompetensinya adalah memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah
pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP dilaksanakan atas kerjasama antara peneliti, dosen
kolaborasi dan guru Biologi dengan mempertimbangkan hal-hal yang penting untuk
mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar Biologi. Penyusunan RPP
dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan dan kompetensi dapat
tercapai.
e. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan LDS (Lembar Diskusi Siswa)
LKS dan LDS disusun untuk melengkapi RPP yang disesuaikan dengan
materi sistem peredaran darah pada manusia. Adanya LKS dan LDS ini diharapkan
mendorong munculnya keaktifan siswa.
f. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja
guru selama berlangsungnya proses pembelajaran.
g. Lembar Kuesioner (angket)
Lembar kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran model ARCS yang didukung oleh multimedia interaktif
25

pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. Melalui lembar kuesioner ini akan
menggambarkan tanggapan guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah berlangsung.
h. Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang disusun berupa tes objektif sebanyak 50 soal pilihan ganda
dengan empat pilihan jawaban. Tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan
kognitif siswa. Sebelum soal tersebut digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu
yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan tes tersebut untuk mengambil. Tahap-
tahapnya adalah sebagai berikut:
1) Membuat instrumen (soal evaluasi) yang akan digunakan sebagai alat ukur
disertai kisi-kisi soal.
2) Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan sebagai alat ukur hasil
belajar siswa.
3) Menganalisis hasil uji coba soal.
Soal tes diujicobakan pada kelas lain yang tidak digunakan untuk penelitian
ini, yaitu kepada siswa diluar kelas sampel. Analisis hasil uji coba instrumen
digunakan untuk mengetahui kualitas perangkat tes yang dibuat, soal-soal yang telah
dibuat peneliti diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar kelas sampel. Hasil
uji coba dianalisis dan siap digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan (Arikunto 2006). Analisis soal dalam penelitian
ini meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
a) Validitas butir soal
Sebuah soal dikatakan valid jika hasilnya sesuai dengan dengan kriteria,
dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Rumus yang

digunakan untuk mengetahui kesejajaran yaitu rumus rpbis (Arikunto 2006) sebagai
berikut.
Mp Mt p
rpbis =
St q
Keterangan:
rpbis = analisis validitas.
Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar.
Mt = rata-rata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
26

q = proporsi siswa yang menjawab salah.

Kriteria validitas soal: apabila t hitung > t tabel maka butir soal valid

t r n 2
hit ung pbis
1 r2

Jika thitung

≥ t (1- ) dk (n-2) dengan taraf signifikan 95% maka butir soal adalah
valid.Hasil perhitungan validitas butir soal dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Analisis validitas butir
soal
Jenis Instrumen Valid Tidak Valid
Soal pilihan ganda 1-50 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 5, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 35, 26, 27, 28, 30, 34, 38, 41, 44,
36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 47, 50. 46, 48, 49.
Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9
b) Reliabilitas soal
Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik
(Arikunto 2006). Tes dikatakan reabilitas apabila tes memilki keajegan atau tes
mendapatkan hasil yang sama sesuai dengan kenyataan jika tes tersebut digunakan
pada kesempatan yang lain. Untuk menentukan reabilitas digunakan rumus K-R 21,
sebagai berikut:
r11 = k 1 Mk M
k 1 kVt

Keterangan :
r11 = reliabilitas tes
M = rata-rata skor total k
= banyaknya butir soal Vt
= varians total

Reliabilitas r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r tabel product


moment, bila r11> r tabel maka tes bersifat reliabel (Arikunto 2006).

Kriteria reliabilitas:
0,00 < r ≤ 0,20 = sangat rendah
0,20 < r ≤ 0,40 = rendah
0,40 < r ≤ 0,60 = cukup
0,60 < r ≤ 0,80 = tinggi
0,80 < r ≤ 1,00 = sangat tinggi
27

Soal yang digunakan yaitu soal yang memiliki reliabilitas cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil
perhitungan reliabilitas instrumen tes dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Analisis reliabilitas soal
Jenis Instrumen N r11 rtabel Keterangan

Soal pilihan ganda 50 0.830 0.330 Reliabel


1-50

Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10

c) Tingkat kesukaran butir soal


Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang mudah tidak membuat siswa untuk termotivasi mengerjakannya karena
soal cenderung mudah dikerjakan. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa putus asa dalam mengerjaknnya karena soal tersebut diluar
kemampuannya. Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran (difficulty index)
digunakan rumus sebagai berikut:
IK = JBA JBB
JS A JSB

Keterangan :
IK = indeks kesukaran
JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB = banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria tingkat kesukaran soal yaitu:
0,00 < IK ≤ 0,30 = kategori sukar
0,31 < IK ≤ 0,70 = kategori sedang
0,71 < IK ≤ 1,00 = kategori mudah
(Arikunto 2006).

Soal yang akan digunakan adalah soal yang tingkat kesukarannya berkategori
sukar, sedang, dan mudah. Dari keseluruhan kriteria tingkat kesukaran soal dipakai
semua karena untuk membangun kepercayaan diri siswa bahwa siswa mampu untuk
menjawab dan untuk merangsang kemampuan berpikir siswa. Hasil perhitungan taraf
kesukaran instrumen disajikan pada Tabel 4.
28

Tabel 4 Analisis taraf kesukaran butir soal


Taraf Kesukaran
Jenis Instrumen Mudah Sedang Sukar
Soal pilihan 1, 4, 5, 9, 14, 20, 23,2, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 27, 33, 39, 49.
ganda 26, 30, 37, 40, 42, 45.15, 16, 17, 18, 19, 21, 22,
1-50 24, 25, 28, 29, 31, 32, 34,
35, 36, 38, 41, 43, 44, 46,
47, 48, 50.
Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11

d) Daya pembeda soal


Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto
2006). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah
sebagai berikut:
DP = JBA JBB
JS A

Keterangan :
DP = daya pembeda
JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas

Kriteria daya pembeda:


D negatif atau 0 , sangat jelek
D:0,1–0,2 = jelek
D : 0,21 – 0,4 = sedang
D : 0,41 – 0,7 = baik
D>0,7 = sangat baik
Soal yang digunakan yaitu soal yang memiliki daya pembeda soal dengan
kategori baik, sedang, dan sangat baik, sedangkan soal yang memiliki daya pembeda
soal dengan kategori jelek dan sangat jelek tidak digunakan (Arikunto 2006). Hasil
perhitungan daya pembeda instrumen tes dapat disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Analisis daya pembeda soal
Jenis Instrumen Baik Sedang/Cukup Jelek Sangat jelek
Soal pilihan 3, 6, 15, 17, 31,1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 11, 16, 21, 26, 27
ganda 1-50 50. 13, 14, 18, 19, 20, 22, 23, 30, 34, 38, 41,
24, 25, 28, 29, 32, 33, 35, 48.
36, 37, 39, 40, 42, 43, 44,
45, 46, 47, 49.
Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12
29

Berdasarkan hasil analisis soal yang dipakai yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14,


17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 45, 47, 50. (data
selengkapnya pada Lampiran 11 pada halaman 99-101).

i. Uji pengambilan sampel


Analisis yang digunakan adalah dengan menganalisis data populasi. Analisis
tahap awal dilakukan sebelum peneliti mengambil sampel dari populasi. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui apakah populasi yang ada mempunyai keadaan awal
yang sama yaitu bersifat homogen. Apabila data yang diperoleh mempunyai
homogenitas yang sama maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
random sampling. Data yang digunakan pada analisis data populasi ini adalah nilai
ulangan harian biologi sebelumnya pada siswa kelas VIII. Hal-hal yang dianalisis
pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Uji normalitas populasi
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan
sebagai berikut.
a) Hipotesis yang diajukan:
Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha = sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
b) Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah rumus Chi
kuadrat.
2
k
oi Ei
x2
i1 Ei
Keterangan :
x² : Chi kuadrat
Oi : Frekuensi observasi
Ei : Frekuensi yang diharapkan
k : Banyaknya kelas interval

c) Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:


2 2 2
(1) Ho diterima jika χ hitung <χ (1-α) (k-3) dimana χ (1-α) didapat dari daftar
(k-3) distribusi chi kuadrat.
(2) Ha diterima jika χ2hitung > χ2(1-α) (k-3) dimana χ2(1-α) (k-3) didapat dari daftar
30

ditribusi chi kuadrat (Sudjana 2002).


Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas populasi kelas VIII, diperoleh
2
χ hitung (Kelas VIII-A; 5,65, VIII-B; 3,89, VIII-C; 6,28, VIII-D; 7,17, VIII-E; 6,95) <
2 2 2
χ tabel untuk dk = 3 dengan taraf signifikansi 95% adalah 7,81. Harga χ hitung < χ tabel
maka hipotesis Ho diterima, artinya seluruh populasi kelas VIII berdistribusi normal
(Lampiran 35).

2) Uji homogenitas populasi


Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians diantara kedua
kelompok sama atau tidak, jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama
maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen (Sudjana 2002). Uji homogenitas
ini populasi bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan sampel dari populasi
yang ada dapat dilakukan dengan teknik random sampling atau tidak. Untuk menguji
homogenitas populasi digunakan uji Bartlett. Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho = populasi mempunyai varians yang tidak berbeda


2 2 2
(σ1 = σ2 = ......................... = σn )
Ha = populasi mempunyai varians yang berbeda
2 2
(σ1 ≠ σ2 )
Langkah– langkah perhitungan uji homogenitas populasi:
2
1) Menghitung varians (S ) dari masing-masing kelas.
2) Menghitung varians gabungan semua kelas dengan rumus:
2 2
S = ( 1)S
n
i 1

(ni 1)

3) Menghitung harga satuan B dengan rumus:


2
B = (log S ) (ni 1)
2
4) Menghitung nilai statistik chi kuadrat (χ ) dengan rumus:
χ2 = (ln 10) {B - (ni 1) log S12 }

Keterangan:
ni = jumlah siswa
S12 = simpangan baku kuadrat
31

Kriteria pengujian hipotesis:


2 2 2
a) Ho diterima jika χ hitung <χ (1-α) (k-1), dimana χ (1-α) (k-1) dengan taraf signifikasi
95% yang didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat
2 2 2
b) Ha diterima jika χ hitung >χ (1-α) (k-1), dimana χ (1-α) (k-1) dengan taraf signifikasi
95% yang didapat dari daftar ditribusi chi kuadrat. (Sudjana 2002).
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas populasi kelas VIII, diperoleh
2
Fhitung sebesar 2,11 < Ftabel untuk taraf signifikansi 95% adalah 2,34.. Harga χ hitung <
2
χ tabel menyebabkan hipotesis Ho diterima, artinya seluruh populasi kelas VIII
homogen (Lampiran 34).
32

2. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian dilaksanakan berdasarkan rancangan yang telah direncanakan
melalui rancangan penelitian. Prosedur penelitian dapat dilihat pada skema di bawah
ini:

Dari hasil belajar ulangan harian materi sebelumnya


siswa kelas VIII di SMP N 1 Sumowono

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pretest Pretest

Model ARCS Pembelajaran


didukung multimedia PBM konvensional
interaktif

Pengamatan aktivitas siswa dengan lembar observasi

Postest

Menganalisis hasil evaluasi

Gambar 2 Rancangan penelitian


33

F. Metode Pengumpulan Data


1. Sumber dan Jenis data
Jenis data yang diperoleh adalah:
a. Data utama : Angket motivasi belajar siswa, aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran.
b. Data tambahan : Kinerja guru, angket tanggapan siswa dan lembar wawancara
guru.
2. Metode Pengambilan Data
a. Data tentang motivasi siswa diperoleh dengan mengisi angket motivasi
siswa.
b. Data tentang aktivitas siswa menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
c. Data tentang hasil belajar siswa yang didapatkan dengan melaksanakan tes
tertulis pada siswa.
d. Data tentang kinerja guru menggunakan lembar observasi kinerja guru.
e. Data tentang tanggapan siswa dengan menggunakan angket tanggapan
siswa.
f. Data tentang tanggapan guru dengan menggunakan lembar pedoman
wawancara guru.

G. Analisis Hasil Penelitian


1. Analisis data hasil belajar
Analisis keadaan meliputi analisis nilai hasil belajar siswa, uji normalitas data,
uji kesamaan dua varians, dan uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar. Data
yang digunakan dalam analisis ini adalah selisih antara nilai pre test dan post test
Biologi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol SMP N 1 Sumowono.
a) Analisis nilai hasil belajar siswa
Hasil belajar diperoleh dari nilai evaluasi/tes berupa tes tertulis (pre test dan
post test). Tes yang digunakan adalah tes obyektif yang berupa pilihan ganda yang
berjumlah 30 soal. Setiap butir soal berbobot (satu). Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai/hasil tes sebagai berikut:

Nilai pretest/postest = x 100


34

Selanjutnya akan diperoleh selisih nilai post test – pre test. Berikut adalah
cara menghitung nilai selisih post test – pre test.

Selisih nilai post test – pre test = nilai post test – nilai pre test

Menghitung nilai rata-rata kelas, menurut Sudjana (2002) digunakan rumus:


X
X
N
Keterangan:
∑Х = jumlah nilai seluruh siswa
= nilai rata-rata
N = jumlah siswa

Berdasarkan analisis nilai hasil belajar diperoleh rata-rata nilai pre test untuk
kelas eksperimen (36,91) dan kelas kontrol (36,85) hampir sama. Sedangkan rata-rata
nilai post test untuk kelas eksperimen (75,45) lebih tinggi daripada kelas kontrol
(60,94). Selisih nilai post test – pre test untuk kelas eksperimen (39,27) juga lebih
tinggi daripada kelas kontrol (24,09) (Lampiran 22).

b) Uji normalitas data


Uji ini berfungsi untuk mengetahui bahwa data hasil percobaan terdistribusi
normal atau tidak. Data yang diuji kenormalannya meliputi data nilai pre test, post
test, dan selisih nilai post test - pre test kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data nilai pre test, diperoleh
2 2
χ hitung = 5,29 (kelas eksperimen) dan χ hitung = 7,69 (kelas kontrol). Data nilai post
2 2
test, diperoleh χ hitung = 4,23 (kelas eksperimen) dan χ hitung = 5,09 (kelas kontrol).
2
Data selisih nilai post test- post test, diperoleh χ hitung = 5,65 (kelas eksperimen) dan
2 2
χ hitung = 2,67 (kelas kontrol). Sedangkan untuk χ tabel dengan dk = 3 dan taraf
2 2
signifikansi 95% adalah 7,81. Harga χ hitung < χ tabel
maka hipotesis Ho diterima,
artinya data nilai pre test, post test, dan selisih nilai post test - pre test kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal (Lampiran 24).
35

c) Uji Kesamaan Dua Varians


Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians data yang sama atau berbeda
(Sudjana 2002).
Hipotesis yang diajukan:
Ho = Varians nilai hasil belajar kelas eksperimen tidak berbeda dengan varians nilai
2 2
hasil belajar kelas kontrol (σ1 = σ2 ).
Ha = Varians nilai hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan varians nilai hasil
2 2
belajar kelas kontrol (σ1 ≠ σ2 ).
Perhitungan uji F untuk menguji kesamaan dua varians ini menggunakan rumus:
S2
1
Fhitung = S2
2
Keterangan:
S2 : varians yang lebih besar
1

S 22 : varians yang lebih kecil

Nilai F yang diperoleh dari perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan


dengan nilai F pada tabel distribusi F. Kriteria pengujian hipotesis adalah Ho diterima

jika Fhitung < F1/2α(n1-1)(n2-1) dengan taraf nyata 95% yang berarti varians nilai hasil
belajar kelas eksperimen tidak berbeda dengan varians nilai hasil belajar kelas
kontrol.
Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data nilai pre test,
diperoleh Fhitung = 1,21. Data nilai post test, diperoleh Fhitung = 1,96. Data selisih nilai
2
post test – pre test, diperoleh Fhitung = 2,02. Sedangkan χ tabel untuk dk pembilang = 32
dan dk penyebut = 32 adalah 1,82. Harga F hitung < Ftabel maka hipotesis Ho diterima,
artinya data nilai pre test, post test, dan selisih nilai post test – pre test kelas eksperimen
dan kelas kontrol mempunyai varians yang tidak berbeda (Lampiran 25).

d) Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar


Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui
apakah peningkatan hasil belajar siswa kelas perlakuan lebih tinggi dari pada
peningkatan hasil belajar kelas pembanding. Berdasarkan hipotesis yang
dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
36

Ho = Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen tidak lebih tinggi dari
pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol (µ1 ≤ µ2).
Ha = Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-
rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol (µ1 ≥ µ2).
Rumus uji-t satu pihak adalah:
_ _ 2 2
(n1 1)s1
(n2 1)s 2
2
t x1 x2 dengan s n n
2
1 2
1 1
s
n1 n2
Keterangan:
t = uji t
x
1
= rata-rata skor nilai kelas eksperimen
x 2 = rata-rata skor nilai kelas kontrol
2 = varians/simpangan baku
S
s2 1
= varians kelas perlakuan

s2 2
= varians kelas pembanding
n1 = jumlah subjek kelas perlakuan
n2 = jumlah subjek kelas pembanding
Kriteria pengujian hipotesis adalah:
Ha diterima jika t hitung ≥t (1-α)(n1 + n2 – 2), dimana dk = n1 + n2 – 2 dengan taraf
signifikansi 99% yang berarti rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar kelas kontrol.
Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil
belajar data selisih nilai post test – pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol,
diperoleh thitung = 6,56 < ttabel untuk dk = 64 dengan taraf signifikansi 99% adalah

2,65. Harga thitung < ttabel maka hipotesis Ha diterima, artinya rata-rata peningkatan
hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata peningkatan hasil
belajar kelas kontrol (Lampiran 26).

2. Data Motivasi Belajar


Data hasil pengukuran motivasi siswa (Lampiran 16) diukur dengan rating
scale dengan interval 4-1 kemudian dipresentasikan dengan rumus:

n
Dp N x100%
Keterangan:
37

Dp = Skor yang diharapkan


N = Jumlah skor maksimal
n = Jumlah skor perolehan

Kriteria skor:
a. Rentangan 3,26 - 4,00 termasuk motivasi sangat tinggi
b. Rentangan 2,51 - 3,25 termasuk motivasi tinggi
c. Rentangan 1,76 - 2,50 termasuk motivasi sedang
d. Rentangan 1,01 - 1,75 termasuk motivasi rendah
e. Rentangan ≤ 1,00 termasuk motivasi sangat rendah

Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan


hasil analisis angket motivasi sebelum pembelajaran dan angket motivasi setelah
pembelajaran.

3. Data aktivitas siswa


Data aktivitas siswa dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dengan membandingkan aktivitas siswa pada kelompok perlakuan dan kelompok
pembanding selama proses pembelajaran materi sistem peredaran darah pada
manusia. Analisis data aktivitas siswa menggunakan lembar observasi (Lampiran 19)
yang dihitung dengan rumus:

n
Dp N X100%

Kriteria skor:
a. 0,80 < skor ≤ 1,00 termasuk kategori sangat aktif
b. 0,60 < skor ≤ 0,80 termasuk kategori aktif
c. 0,40 < skor ≤ 0,60 termasuk kategori cukup aktif
d. 0,20 < skor ≤ 0,40 termasuk kategori kurang aktif
e. ≤ 0,20 termasuk kategori pasif

4. Data tanggapan siswa


Data tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan model
ARCS didukung multimedia interaktif (Lampiran 27), diukur dengan rating scale
dengan interval 4-1 kemudian dipresentasikan dengan rumus:
n
Dp N x100%
38

Keterangan:
Dp = Skor yang diharapkan
N = Jumlah skor maksimal
n = Jumlah skor perolehan

Kriteria skor:
a. Rentangan 3,26 - 4,00 termasuk kategori sangat baik
b. Rentangan 2,51 - 3,25 termasuk kategori baik
c. Rentangan 1,76 - 2,50 termasuk kategori cukup baik
d. Rentangan 1,01 - 1,75 termasuk kategori kurang baik
e. Rentangan ≤ 1,00 termasuk kategori jelek

5. Data kinerja guru


Lembar observasi untuk guru digunakan untuk menilai kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model ARCS didukung
multimedia interaktif. Kinerja guru dalam dinilai dengan skala likert dengan rentang
5 sampai dengan 1. Aspek yang diukur terdiri dari 15 aspek. Skor minimumnya
adalah 15 dan skor maksimumnya adalah 75 (Lampiran 30). Untuk penskoran kinerja
guru diukur dengan rating scale dengan interval 5 - 1 kemudian dipresentasikan
dengan rumus:

n
Dp N x100%
Keterangan:
Dp = Skor yang diharapkan
N = Jumlah skor maksimal
n = Jumlah skor perolehan

Kriteria skor:
a. Rentangan 4,37 - 5,00 termasuk kategori sangat baik
b. Rentangan 3,73 - 4,36 termasuk kategori baik
c. Rentangan 3,09 - 3,72 termasuk kategori sedang
d. Rentangan 2,45 - 3,08 termasuk kategori rendah
e. Rentangan ≤ 2,45 termasuk kategori sangat rendah

6. Analisis Data Tanggapan Guru


Data tanggapan guru dianalisis secara deskriptif, yang akan membantu dalam
proses pembahasan hasil penelitian (Lampiran 33).
39

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Sumowono Semarang pada tanggal 19
Oktober sampai 10 November 2010, dimaksudkan untuk mengetahui apakah model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia
interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi
sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono. Berdasarkan hasil random
diperoleh 2 kelas yang digunakan yaitu kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan
VIII-C sebagai kelas kontrol.
Data penelitian yang diambil adalah motivasi belajar siswa, aktivitas siswa,
hasil belajar siswa, kinerja guru selama proses pembelajaran, tanggapan siswa dan
guru terhadap pembelajaran sistem peredaran darah manusia menggunakan model
ARCS didukung multimedia interaktif.
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa diukur dengan angket motivasi belajar yang diberikan
sebelum dan setelah perlakuan. Data motivasi belajar siswa dalam penelitian ini
merupakan rata-rata skor hasil angket motivasi siswa. Analisis selanjutnya yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji perbedaan rata-rata yang dilakukan setelah
proses perlakuan yang diberikan di dua kelas. Analisis ini menggunakan uji t dengan
menggunakan data dari selisih peningkatan nilai rata-rata motivasi setelah perlakuan
– sebelum perlakuan. Ringkasan hasil uji perbedaan dua rata-rata dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6 Analisis uji perbedaan rata-rata selisih motivasi belajar setelah perlakuan –
sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol
Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 7,46 1,28
N 20 20
Rata-rata 0,37 0,06
Varians 0,07 0,06
Standart Deviasi 0,27 0,24
Dk 38
t hitung 3,845 **
t tabel 2,71
*Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19
** Perbedaan secara sangat signifikan

39
40

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata selisih motivasi setelah perlakuan


– sebelum perlakuan kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Hasil perhitungan dua rata-rata (uji t) diperoleh t hitung 3,845 dan ttabel dengan dk 38

dan taraf signifikansi 99% = 2,71 sehingga t hitung > ttabel, maka Ha diterima yaitu
motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan daripada kelas
kontrol pada proses pembelajaran. Hal ini berarti pembelajaran menggunakan model
ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi belajar pada
materi sistem peredaran darah manusia.

2. Aktivitas Siswa
Data hasil observasi ini digunakan untuk mengetahui peran aktif siswa selama
proses pembelajaran. Observasi dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan masing-masing
kelas, kemudian dihitung rata-rata skornya. Pertemuan I dan III menggunakan media,
sedangkan pertemuan II dan IV adalah diskusi. Adapun hasil observasi aktivitas
siswa selama pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7 Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Jenis Rata-rata skor siswa yang melakukan aktivitas belajar
No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Aktivitas
I II III IV x I II III IV x
1 Memperhatikan 0,94 0,79 0,97 0,88 0,89 0,70 0,67 0,73 0,61 0,68 penjelasan guru

2 Antusias siswa 0,91 0,67 0,97 0,85 0,85 0,70 0,58 0,70 0,73 0,68
3 Aktif dalam 0,55 0,58 0,70 0,67 0,63 0,30 0,33 0,39 0,39 0,35
belajar
4 Fokus belajar 0,82 0,79 0,76 0,88 0,81 0,45 0,67 0,55 0,61 0,57
5 Mencatat materi 0,70 0,73 0,73 0,73 0,72 0,94 0,64 0,97 0,64 0,80
*Data selengkapnya terdapat pada Lampiran 21
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa setiap jenis aktivitas yang
diamati, siswa memiliki tingkatan keaktifan yang berbeda-beda baik di kelas
eksperimen maupun di kelas kontrol. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata
skor kelas eksperimen untuk tiap pertemuan berkriteria sangat aktif, namun demikian
tidak terjadi di kelas kontrol. Pada kelas kontrol berkriteria cukup aktif, tidak banyak
siswa yang melakukan jenis aktivitas yaitu aktif dalam belajar dan fokus dalam
belajar.
41

3. Hasil Belajar
Pengukuran hasil belajar ranah kognitif diperoleh dari selisih peningkatan
nilai pre test ke nilai post test. Pre test diberikan di dua kelas dengan soal yang sama
dengan soal post test yaitu berjumlah 30 butir soal dengan waktu 1 jam pelajaran (40 menit). Hasil
belajar ranah kognitif di dua kelas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Rekapitulasi hasil belajar siswa
No. Rentang Jumlah Siswa Kelas Eksperimen Jumlah Siswa Kelas Kontrol
Nilai Pre Post test Selisih Pre Post test Selisih
test (Post – Pre test (Post – Pre test)
test)
1 91 – 100 0 1 0 0 0 0
2 81 – 90 0 10 0 0 0 0
3 71 – 80 0 11 0 0 2 0
4 61 – 70 0 7 0 0 15 0
5 51 – 60 0 3 3 0 9 0
6 41 – 50 9 1 15 1 7 0
7 31 – 40 16 0 7 8 0 5
8 21 – 30 8 0 6 14 0 15
9 11 – 20 0 0 2 10 0 10
10 0–10 0 0 0 0 0 3
Rata-rata nilai 37 75 39 37 61 24
*Data selengkapnya terdapat pada Lampiran 22

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa sebelum perlakuan kedua kelas


memiliki kemampuan yang sama. Setelah dilakukan perlakuan, dalam hal ini nilai
post test untuk kelas eksperimen (paling banyak berada di rentang nilai 71 – 80) jauh
lebih tinggi daripada kelas kontrol (paling banyak berada di rentang nilai 61 – 70).
Hal ini pula yang menyebabkan selisih nilai post test – pre test kelas eksperimen juga
lebih tinggi daripada kelas kontrol dikarenakan kelas eksperimen diberikan perlakuan
dengan model ARCS didukung multimedia interaktif pada saat pembelajaran. Siswa
lebih termotivasi untuk belajar sehingga hasil belajar juga lebih meningkat.
Untuk menguji signifikasi perbandingan hasil belajar kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilakukan uji t yang sebelumnya didahului dengan uji homogenitas dan
uji normalitas. Untuk mengetahui homogenitas data kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilakukan uji kesamaan dua varians. Hasil uji kesamaan dua varians (uji
homogenitas) pre test menunjukkan harga Fhitung 1,21 dan Ftabel untuk taraf

signifikasi (α) 5% dengan dk (32:32) sebesar 2,02 (Lampiran 23) sehingga F hitung <

Ftabel. Maka dapat dinyatakan bahwa nilai pre test kedua kelas mempunyai varians
yang tidak berbeda.
42

Selanjutnya dilakukan uji normalitas data hasil belajar. Hasil uji normalitas
2
data hasil belajar untuk kelas eksperimen ataupun kelas kontrol diperoleh χ hitung
2
untuk kelas eksperimen 5,29 dan kelas kontrol 7,69 sedangkan χ tabel dengan dk = 3
dan taraf signifikasi 95% sebesar 7,81 (Lampiran 24) sehingga dapat dilihat bahwa
2 2
kedua kelas tersebut memperoleh χ hitung < χ tabel, maka dapat dilihat bahwa data
nilai pre test berdistribusi normal.
Analisis selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji perbedaan
rata-rata yang dilakukan setelah proses perlakuan yang diberikan di dua kelas.
Analisis ini menggunakan uji t dengan menggunakan data dari selisih peningkatan
nilai post test. Ringkasan hasil uji perbedaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Analisis uji perbedaan rata-rata selisih nilai posttest - pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 1296 795
Rata-rata 39,27 24,09
Varians 108,02 68,21
Dk 64
t hitung 6,569 **
t tabel 2,65
*Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26
** Perbedaan secara sangat signifikan

Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas


eksperimen jauh lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hasil perhitungan dua rata-rata
(uji t) diperoleh thitung 6,569 dan ttabel dengan dk 64 dan taraf signikansi 99% 2,65

sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima yaitu hasil belajar kelas eksperimen lebih
tinggi secara sangat signifikan daripada kelas kontrol pada proses pembelajaran. Hal
ini berarti pembelajaran menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia.

4. Kinerja Guru Selama Proses Pembelajaran


Observasi kinerja guru dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil
pengamatan ini digunakan untuk mengukur kinerja guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun. Aspek yang diamati meliputi tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan
penutup. Ringkasan hasil analisis kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 10.
43

Tabel 10 Hasil analisis kinerja guru pada saat proses pembelajaran


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pertemuan Rata-rata skor Kriteria Rata-rata skor Kriteria
I 4,6 Sangat baik 4,6 Sangat baik
II 4,5 Sangat baik 4,5 Sangat baik
III 4,6 Sangat baik 4,6 Sangat baik
IV 4,5 Sangat baik 4,5 Sangat baik
Rata-rata skor total 4,5 Sangat baik 4,5 Sangat baik
*Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32

Kinerja guru pada saat proses pembelajaran di kelas eksperimen maupun di


kelas kontrol menunjukkan kriteria sangat baik. Guru sudah melaksanakan dengan
maksimal proses pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun.

5. Tanggapan Siswa dan Tanggapan Guru terhadap Proses Pembelajaran Data


tanggapan siswa dan guru digunakan sebagai faktor pendukung
penelitian ini.
a. Data Tanggapan Siswa
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran materi sistem peredaran darah
pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif diperoleh dari
angket (kuesioner) yang diberikan kepada siswa di kelas eksperimen pada pertemuan
terakhir setelah post test. Analisis tanggapan siswa secara keseluruhan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Analisis hasil tanggapan siswa dalam proses pembelajaran di kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Indikator Jumlah siswa yang memberi tanggapan
No. Aspek Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
SS S TS STS SS S TS STS
1 Rasa senang terhadap materi 15 18 0 0 1 30 2 0
2 Ketertarikan terhadap media 24 8 1 0 13 19 1 0
3 Motivasi untuk belajar lebih aktif 7 22 4 0 1 19 12 1
4 Penggunaan model/metode 18 15 0 0 6 24 2 1
5 Kepercayaan diri untuk aktif belajar 16 17 0 0 1 15 16 1
*Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28 dan Lampiran 29

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas
eksperimen memberikan tanggapan sangat baik, kecuali untuk 1 siswa yang
menanggapi tidak setuju pada aspek ketertarikan terhadap media dan 4 siswa
menanggapi tidak setuju pada aspek motivasi untuk belajar lebih aktif. Namun
demikian tidak terjadi di kelas kontrol, banyak siswa yang memberikan tanggapan
tidak setuju dari semua aspek tanggapan.
44

b. Data Tanggapan Guru


Tanggapan guru terhadap proses pembelajaran materi sistem peredaran darah
pada manusia dengan model ARCS didukung multimedia interaktif, diambil dengan
memberikan angket tanggapan kepada guru. Angket guru berisi 10 pertanyaan (dapat
dilihat pada Lampiran 33).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat diketahui bahwa model
ARCS didukung multimedia interaktif sangat mendukung kompetensi dasar materi
tersebut. Ini terlihat dari isi multimedia interaktif yang sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Menurut guru yang bersangkutan, tampilan multimedia interaktif juga
menarik dan tergolong media yang kreatif sehingga siswa lebih tertarik dan
termotivasi untuk belajar. Hal ini akan berdampak pada berubahnya cara belajar
siswa yang terlihat dari meningkatnya motivasi belajar dan aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran sebelumnya karena siswa lebih tertarik belajar menggunakan
sesuatu yang baru dan belum pernah diajarkan sebelumnya, sebab multimedia
interaktif ini termasuk media yang baru bagi siswa.
45

B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif dapat
meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem
peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh dua kelas sampel yang digunakan dalam penelitian, yaitu kelas VIII-A
sebagai kelas eksperimen dan di kelas VIII-C sebagai kelas kontrol.

1. Motivasi Belajar
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja di ciptakan
untuk kepentingan siswa, agar siswa senang dan termotivasi belajar. Masalah
motivasi adalah faktor yang penting bagi siswa. Apakah artinya siswa pergi sekolah
tanpa motivasi untuk belajar. Tugas guru adalah mengkondisikan siswa untuk
terkonsentrasi pada belajar. Motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan pemberian
angket motivasi belajar sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Data motivasi belajar siswa dalam penelitian ini merupakan rata-rata
skor hasil angket motivasi siswa. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
uji perbedaan rata-rata yang dilakukan setelah proses perlakuan yang diberikan di dua
kelas. Analisis ini menggunakan uji t dengan menggunakan data dari selisih
peningkatan nilai rata-rata motivasi setelah perlakuan - sebelum perlakuan.
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata selisih motivasi setelah perlakuan
- sebelum perlakuan kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Hasil perhitungan dua rata-rata (uji t) diperoleh t hitung 3,845 dan ttabel dengan dk 38

dan taraf signikansi 99% = 2,71 sehingga t hitung > ttabel, maka Ha diterima yaitu
motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan daripada kelas
kontrol pada proses pembelajaran. Hal ini berarti pembelajaran menggunakan model
ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi belajar pada
materi sistem peredaran darah manusia.
Hasil perhitungan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum perlakuan menunjukkan bahwa rata-rata skor untuk tiap indikator
aspek motivasi belajar hampir sama (Lampiran 17). Tetapi ada beberapa indikator
ekstrinsik yang rata-rata skornya lebih tinggi kelas kontrol yaitu penghargaan dalam
46

belajar dan lingkungan belajar yang kondusif, sedangkan indikator instrinsiknya


adalah harapan dan cita-cita masa depan. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam
belajar (Uno 2007).
Hasil perhitungan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen setelah
perlakuan menunjukkan bahwa rata-rata skor untuk tiap indikator aspek motivasi
belajar lebih tinggi kelas eksperimen daripada kelas kontrol. Tetapi ada indikator
aspek motivasi intrinsik, adanya hasrat dan keinginan berhasil yang nilai rata-ratanya
menurun baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini juga yang
mempengaruhi rata-rata skor kelas kontrol sama yaitu untuk aspek harapan dan cita-
cita masa depan. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-rata yang menurun adalah
aspek motivasi ekstrinsik yaitu lingkungan belajar kondusif. Motivasi belajar yang
menurun ini disebabkan karena kebanyakan siswa di kelas kontrol jarang
mengunjungi perpustakaan dan tidak berusaha mencari referansi dari internet untuk
menambah pengetahuan tentang materi sehingga lingkungan belajar yang tidak
kondusif menyebabkan siswa tidak dapat belajar dengan baik.
Model ARCS merupakan model yang terdiri dari empat komponen
pembelajaran yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence
(kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan) atau disingkat dengan ARCS (Keller
1983). Abidin (2003) menyatakan bahwa model pembelajaran ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) mampu membangkitkan motivasi siswa yang
rendah. Dalam hal ini model ARCS didukung oleh multimedia interaktif. Penggunaan
media ini dapat menarik perhatian siswa karena dianggap hal yang baru bagi siswa,
dimana guru biasanya menggunakan media papan tulis dan charta dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan perhitungan rata-rata skor motivasi belajar siswa kelas
eksperimen sebelum dan setelah perlakuan meningkat untuk tiap aspek motivasinya,
hanya ada 2 aspek yang rata-rata skornya menurun meskipun kriterianya masih sama
(dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19). Aspek yang skor rata-ratanya
menurun tersebut adalah mengerjakan semaksimal mungkin, jika menghadapi
47

kesulitan dalam ulangan. Ini dapat dilihat dari hasil belajar post test kelas eksperimen
bahwa terdapat 4 anak yang nilainya masih rendah (Tabel 10). Chairani (2005)
mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu
kemampuan kognitif dan motivasi berprestasi. Aspek lain yang skor rata-ratanya
menurun adalah siswa merasa tertarik belajar IPA (Biologi), jika dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari (Relevance). Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
digunakan kurang jelas sehingga ada beberapa siswa yang tidak mengerti dan
berakibat siswa akan sulit mencerna apa yang dijelaskan. Menurut Keller (1983)
sesuai dengan prinsip motivasi Relevance bahwa dengan tujuan yang jelas siswa akan
mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan
didapat.
Ketertarikan (aspek Attention) siswa di kelas eksperimen sudah terlihat dari
awal pembelajaran, yaitu antusiasme siswa dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan dari guru. Salah satu alasan siswa termotivasi untuk belajar adalah adanya
komponen motivasi Attention dengan adanya kegiatan belajar yang menarik yaitu
multimedia interaktif.
Beberapa siswa terlihat lebih percaya diri (aspek Confidence) dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut cukup bagus untuk membuat
pembelajaran yang berkesan bagi siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar. Pemberian hadiah (aspek Satisfaction) juga menambah ketertarikan siswa,
terlihat dari banyaknya siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan presentasi dan
bersaing untuk menjadi kelompok yang terbaik. Beberapa hal tersebut diataslah yang
mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran karena persaingan,
kesadaran menerima tugas sebagai tantangan, dan pemberian hadiah merupakan
bentuk-bentuk motivasi yang ada di sekolah (Sardiman 2007). Kinerja guru pada saat
mengajar juga sangat baik, pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi dan
tujuan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi saat pembelajaran di
kelas sangat berperan. Pada saat kegiatan belajar inti, guru juga sudah menerapkan
model pembelajaran ARCS dengan sangat baik dan melaksanakan sesuai dengan
RPP. Motivasi belajar siswa yang tinggi semakin membuat siswa lebih percaya diri
(Confidence), sehingga terciptalah kepuasan (Satisfaction) pada diri siswa diakhir
proses pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan Wulandari (2008) dalam
48

penelitiannya yang menyatakan bahwa model pembelajarn ARCS dapat


meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memilih salah satu kriteria media yang
menarik bagi siswa.
Motivasi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh penggunaan model ARCS
didukung multimedia interaktif, dimana kelas eksperimen lebih termotivasi untuk
belajar daripada kelas kontrol yang tidak menggunakan model ARCS didukung
multimedia interaktif. Berdasarkan hasil tanggapan siswa pada Tabel 11
menunjukkan bahwa sebagian besar kelas eksperimen mempunyai tanggapan yang
sangat baik, banyak siswa yang memberikan tanggapan sangat setuju dan setuju
dalam berbagai aspek tanggapan.
Penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif memungkinkan
siswa kelas eksperimen mudah memahami materi dan siswa dapat belajar lebih rileks
dan belajar secara mandiri sehingga siswa menikmati proses pembelajaran. Akan
tetapi, ada 1 siswa yang memberikan tanggapan tidak setuju pada saat pembelajaran
menggunakan media. Hal ini menunjukkkan bahwa tidak semua siswa menyukai
multimedia interaktif, terlihat pada data untuk aspek tanggapan siswa bahwa
pembelajaran biologi menggunakan multimedia interaktif tidak dapat meningkatkan
aktivitas belajarnya dikarenakan siswa tidak mempunyai motivasi belajar yang kuat.
Hal ini dapat disebabkan siswa memiliki kesulitan belajar karena pengaruh eksternal
dalam hal ini penggunaan multimedia interaktif yang merupakan pengalaman baru
bagi siswa sehingga hal ini mempengaruhi minat siswa yang pada akhirnya juga akan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh
Ariani (2008) bahwa siswa yang tidak memiliki minat terhadap suatu pelajaran akan
menimbulkan kesulitan belajar.
Pembahasan di atas menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam belajar
dipengaruhi oleh media yang digunakan yaitu multimedia interaktif dimana kelas
yang menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif lebih termotivasi
untuk belajar daripada kelas kontrol. Hasil tanggapan siswa pada kelas eksperimen
terhadap model ARCS didukung multimedia interaktif menunjukkan bahwa sebanyak
19 siswa mempunyai tanggapan yang sangat baik dan 14 siswa mempunyai
tanggapan baik (dapat dilihat pada Lampiran 28). Penelitian yang dilakukan oleh
49

Yuniati (2007) menyatakankan bahwa multimedia yang dirancang dengan baik dapat
meningkatkan motivasi dalam pembelajaran.

2. Aktivitas Belajar
Aktivitas siswa dalam belajar juga tak lepas dari motivasi siswa dalam
belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Yamin (2007) yang menyatakan bahwa
motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk
dapat melakukan kegiatan belajar, menambah keterampilan, dan pengalaman. Siswa
yang termotivasi untuk belajar maka aktivitas belajarnya tinggi dan hasil belajar yang
dicapai akan tinggi pula. Berdasarkan hasil penelitian Ariani (2008) bahwa hasil
belajar yang diperoleh siswa yang menggunakan multimedia lebih tinggi daripada
siswa yang tidak menggunakan multimedia sehingga dapat dilihat bahwa hasil
belajar dipengaruhi oleh aktivitas belajar.
Secara umum siswa di kelas eksperimen telah menunjukkan keaktifan dalam
memperhatikan penjelasan guru, keantusiasan, dan aktif dalam belajar. Multimedia
interaktif yang mengandung unsur audio berupa narasi dan background musik serta
simulasi mampu menimbulkan ketertarikan siswa untuk mengetahui materi yang
disampaikan. Berdasarkan analisis angket tanggapan siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran, siswa menanggapi sangat baik karena dapat menarik
perhatian dengan penggunaan media yang menarik. Ketertarikan siswa terhadap
media yang digunakan, memotivasi siswa belajar untuk lebih mendalami materi. Hal
ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Setiawan (2007) bahwa multimedia
interaktif mampu menimbulkan motivasi belajar dalam diri siswa. Motivasi terlihat
melalui aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Menurut
pendapat Darsono et al. (2000) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses aktif
sehingga apabila siswa tidak terlibat dalam berbagai aktivitas belajar sebagai respon
terhadap stimulus guru, siswa tidak mungkin dapat mempunyai hasil belajar yang
diharapkan. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh aktivitas siswa.
Hal itu didukung oleh pendapat Uno (2007) yang menyatakan bahwa belajar berarti
berusaha mengetahui hal-hal baru dan tingkat kemajuan yang diraih seseorang sangat
ditentukan oleh kemampuan belajarnya. Siswa yang melakukan aktivitas belajar lebih
baik akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik pula, dan sebaliknya.
50

Aktivitas siswa menunjukkan bahwa jumlah siswa yang aktif dan sangat aktif
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu sebanyak 33 siswa
untuk kelas eksperimen dan 21 siswa untuk kelas kontrol (dapat dilihat pada
Lampiran 21). Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas yang menggunakan model
ARCS didukung multimedia interaktif ini lebih baik daripada kelas yang tidak
menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif. Hasil observasi aktivitas
siswa saat guru menyampaikan materi pada kelas eksperimen menunjukkan sebanyak
31 (0,94) siswa sangat aktif pada pertemuan I dan 32 (0,97) siswa sangat aktif pada
pertemuan III dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dengan
sungguh-sungguh (dapat dilihat pada Lampiran 20). Pada kelas kontrol, siswa kurang
aktif dalam pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan sebanyak 23
(0,70) siswa aktif pada pertemuan I dan 24 (0,73) siswa aktif pada pertemuan III
dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
tetapi sedikit siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan sedangkan siswa yang
lain cenderung pasif (dapat dilihat pada Lampiran 21). Hal ini disebabkan karena
tidak digunakannya media yang dapat menarik perhatian siswa karena guru hanya
menggunakan media papan tulis dan charta pada kelas kontrol. Media yang terbatas
tidak banyak membantu, karena siswa yang duduk di belakang tidak dapat melihat
charta dengan jelas sehingga cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru.
Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan I pada kelas eksperimen
(menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif) untuk tiap aspek juga
terjadi peningkatan aktivitas siswa di pertemuan III, tetapi untuk 1 aspek yaitu dalam
hal mencatat materi. Aspek mencatat materi pada kelas kontrol menjadi lebih
dominan, sebagian besar siswa cenderung aktif dalam hal mencatat materi yang
dituliskan oleh guru di papan tulis. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa sebanyak 31 (0,94) siswa pada pertemuan I dan 32 (0,97)
siswa pada pertemuan III dalam hal mencatat materi (dapat dilihat pada Lampiran
21). Hal tersebut dikarenakan suasana kelas terasa membosankan dan kondisi
tersebut mempengaruhi keaktifan siswa sehingga yang dilakukan siswa pada
kebanyakan hanya mencatat materi.
Aktivitas siswa pada saat diskusi kelompok pertemuan II juga terjadi
peningkatan pada pertemuan IV untuk tiap aspek aktivitas yang diamati. Aktivitas
51

diskusi kelompok untuk berbagai aspek cenderung lebih tinggi di kelas eksperimen
daripada kelas kontrol. Hal tersebut karena kegiatan diskusi kelompok di kelas
eksperimen menggunakan model ARCS sehingga siswa lebih termotivasi melakukan
aktivitas. Diskusi yang dilakukan pada pertemuan keempat untuk berbagai aspek juga
cenderung lebih tinggi di kelas eksperimen, karena diskusi kelompok (tiap kelompok
2 siswa) menggunakan multimedia interaktif yang mendukung model ARCS
sehingga banyak siswa yang aktif. Pada pertemuan kedua dan keempat juga diadakan
kegiatan diskusi kelompok. Pada tahap diskusi kelompok pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol terbukti meningkatkan aktivitas siswa. Siswa aktif untuk
mengemukakan pendapat, membahas pertanyaan, dan menghargai pendapat pada saat
diskusi berlangsung. Hasil pengerjaan LKS kelas eksperimen lebih lengkap
dibanding kelas kontrol karena siswa kelas eksperimen lebih cepat dalam
mengerjakan pertanyaan. Hal ini dikarenakan siswa di kelas eksperimen belajar
menggunakan multimedia interaktif sehingga siswa lebih mudah dalam mencari
jawaban.
Aktivitas tunjuk jari, bertanya, dan menjawab pertanyaan pada kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan siswa bisa
memperjelas konsep yang dianggap sulit dipahami, guru juga menjelaskan materi
yang erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga aktivitas menjawab pertanyaan
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Salah satu cara untuk memancing siswa
melakukan aktivitas-aktivitas tersebut adalah dengan memberitahu siswa bahwa yang
melakukan aktivitas tersebut akan mendapat tambahan nilai atau diberikan hadiah.
Hal ini sependapat dengan Chairani (2005) bahwa untuk memancing siswa aktif
dalam pembelajaran adalah dengan memberikan pujian, tambahan nilai, hadiah, dan
sebagainya. Selama pembelajaran pada kelas kontrol, sebagian siswa malu untuk
bertanya dalam menjawab pertanyaan, maupun mengeluarkan pendapatnya karena
kurang percaya diri atas kemampuan yang dimiliki siswa, terlihat hanya 10 siswa
yang aktif. Hal ini sejalan dengan penelitian Keller dan Suzuki (2004) bahwa
keyakinan diri seseorang akan berpengaruh terhadap tingkah laku atau berhubungan
dengan sikap individu terhadap keberhasilan dan kegagalan. Semakin yakin dirinya
akan berhasil dalam proses belajar, semakin kuat usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu, sebanyak 30 (0,91) siswa pada pertemuan I
52

dan 32 (0,97) siswa pada pertemuan III terlihat lebih antusias saat mengikuti
pelajaran (dapat dilihat pada Tabel 7). Hal ini didukung oleh pendapat Feng dan Tuan
(2005) bahwa aspek Attention (perhatian) diwujudkan dalam upaya menumbuhkan
perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran menggunakan
media audio visual.
Pada kelas eksperimen, sebanyak 27 (0,82) siswa pada pertemuan I dan 24
(0,76) siswa pada pertemuan III tertarik memperhatikan pelajaran karena multimedia
interaktif membuat perhatian siswa lebih terfokus (dapat dilihat pada Lampiran 20).
Terjadi penurunan jumlah siswa pada pertemuan III dikarenakan pada saat proses
pembelajaran dengan media komputer, banyak multimedia interaktif yang keluar
sendiri tanpa dipencet tombol exit sehingga siswa berulang kali mencoba membuka
lagi tetapi problemnya masih sama. Guru menyarankan untuk bergabung dengan
teman yang lain dan menyebabkan sulitnya pengelolaan kelas yang baik. Akibat yang
ditimbulkan dari permasalahan tersebut adalah sedikitnya jumlah siswa yang fokus
terhadap materi di dalam multimedia interaktif sehingga ada beberapa siswa yang
bermain komputer, saling bercanda dengan teman sebangku, menganggu aktivitas
belajar teman lain dan tidak memperhatikan pelajaran dengan baik.
Dari hasil wawancara dengan guru dapat diketahui bahwa model ARCS
didukung multimedia interaktif pada materi sistem peredaran darah manusia ini
merupakan media yang menarik dan kreatif. Guru menyatakan sangat terkesan
terhadap model yang diterapkan, karena dengan didukung oleh multimedia interaktif
banyak siswa yang semula tidak aktif mulai aktif dalam pembelajaran, kondisi kelas
menjadilebih hidup dan aktif, siswa terlihat lebih tertarik dan termotivasi sehingga
semangat belajar lebih tinggi. Menurut guru yang bersangkutan, hal-hal diatas
menjadi kelebihan jika dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya
(metode ceramah). Terlebih lagi, materi dapat diulang apabila siswa ingin
membukanya seperti layaknya buku pelajaran. Penambahan audio berupa musik itu
juga memberikan suasana belajar yang lebih rileks. Kendala yang dihadapi selama
proses pembelajaran adalah multimedia interaktif harus bergantung dengan adanya
listrik dan peralatan media lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran harus
dipersiapkan dengan baik.
53

3. Hasil Belajar
Berdasarkan analisis hasil belajar diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar
pada kelas eksperimen yang menggunakan model ARCS didukung multimedia
interaktif lebih tinggi secara sangat signifikan dibanding kelas yang tidak
menggunakan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran (kelas kontrol) (Tabel
9). Selisih post test – pre test kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol, ini dibuktikan setelah dilakukan uji t terlihat bahwa hasil belajar antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara sangat signifikan, hasil analisis uji

t menggunakan α = 1% dan dk = 64 diperoleh thitung = 6,569 > ttabel = 2,65 berarti Ho


tolak. Dengan penolakan Ho ini berarti bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan
model ARCS didukung multimedia interaktif lebih baik daripada hasil belajar yang
tidak menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif.
Tanggapan siswa sebesar 18 siswa menanggapi sangat setuju dan 15 siswa
menanggapi setuju karena model ARCS yang didukung multimedia interaktif ini
dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi. Hal ini berarti siswa yang
menggunakan multimedia interaktif lebih memahami materi karena di dalamnya
terdapat materi yang lebih menunjang kegiatan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukan oleh Faizin (2009) bahwa pembelajaran dengan menggunakan
multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep dan memperbaiki
sikap belajar siswa. Multimedia interaktif dirancang sedemikian rupa agar mampu
menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, mampu memvisualisasikan
proses tertentu, bersifat audiovisual, sehingga memberikan pengalaman baru pada
siswa, mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar
materi sistem peredaran darah manusia.
Pada kelas kontrol saat pembelajaran menggunakan media charta, siswa yang
duduk di depanlah yang dapat melihat lebih jelas, sedangkan siswa yang duduk di
belakang kurang dapat melihat dengan jelas. Siswa kelas eksperimen lebih menguasai
materi yang dipelajari daripada kelas kontrol. Penggunaan multimedia interaktif di
kelas eksperimen mampu memvisualisasikan objek yang tidak dapat diamati secara
langsung dan mampu menggambarkan proses di dalam kompleks dilengkapi dengan
teks, audio, dan animasi terbukti memudahkan siswa untuk memahami materi. Hal
senada disampaikan dalam kerucut pengalaman Edgar Gale
54

(Sadiman 2006) yang menyatakan bahwa sumber belajar diklasifikasikan dari kata
(abstrak) sampai ke pengalaman langsung (konkret). Hal ini juga sesuai dengan
pernyataan Arsyad (2002) bahwa semakin banyak alat indra yang digunakan untuk
menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi dimengerti
dan dipertahankan dalam ingatan.
Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen terlihat bahwa dengan
model ARCS didukung multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini sejalan dengan penelitian Feng dan Tuan (2005) bahwa model pembelajaran
ARCS dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga siswa termotivasi untuk
mencapai suatu keberhasilan. Keberhasilan ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata post
test pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Aspek motivasi Attention, perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi,
dapat pula menunjuk pada minat yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang
sedang dipelajari (Abidin 2003). Menarik perhatian individu (Attention) merupakan
elemen motivasi dan juga merupakan prasyarat untuk belajar. Penggunaan
multimedia interaktif yang dapat menarik perhatian siswa terhadap materi yang
dipelajari. Semakin menarik suatu proses pembelajaran, semakin kuat keingintahuan
siswa. Aspek motivasi Relevance yaitu saat belajar dan melihat tayangan
menggunakan multimedia interaktif dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari siswa
sehingga siswa akan termotivasi apabila materi yang dipelajarinya bermanfaat dan
sesuai dengan nilai yang dipegang. Aspek motivasi Confidence, misal saat diskusi
atau menjawab soal yang terdapat pada multimedia interaktif, siswa harus mampu
bertanggungjawab untuk bisa menyelesaikan dengan baik. Aspek motivasi
Satisfaction, apabila siswa berhasil menyelesaikan soal dengan baik, siswa akan
mendapatkan penghargaan (reward) atas keberhasilan yang diperoleh berupa
applause atau hadiah agar siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih baik.
Hasil belajar yang tinggi pada kelas eksperimen dipengaruhi karena adanya
ketertarikan yang menyebabkan kesenangan siswa selama pembelajaran hal ini dapat
dilihat pada Tabel 11 pada pernyataan pertama sebanyak 15 siswa sangat setuju dan
18 siswa setuju dan merasa senang terhadap pembelajaran yang diterapkan pada
materi sistem peredaran darah manusia. Rasa senang ini meningkatkan motivasi,
minat, perhatian yang berpengaruh juga untuk aktivitas siswa dalam proses
55

pembelajaran sehingga dampak positifnya adalah hasil belajar siswa yang meningkat.
Hal yang mendukung yaitu penggunaan multimedia interaktif dalam proses
pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu siswa lebih bisa mengingat atas apa
yang ditayangkan didalam multimedia interaktif. Kesan tersebut menimbulkan
ingatan yang kuat, yang setiap saat dapat dipanggil kembali, misalnya pada saat tes
seperti yang dikemukakan oleh Uno (2007) bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal yang berupa motivasi/minat.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuniati (2007) menyatakankan bahwa multimedia
yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan motivasi dalam pembelajaran.
Menurut Keller (1983) penggunaan model ARCS didukung multimedia
interaktif dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada
gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Pada kelas kontrol hasil
belajarnya lebih rendah karena tidak ada penggunaan model ARCS didukung
multimedia interaktif dalam pembelajaran, sehingga ketertarikan dan perhatian siswa
dalam pembelajaran berkurang. Tidak ada motivasi yang muncul dari dalam diri
siswa, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik sehingga tidak memberikan kontribusi
yang baik terhadap hasil belajar.
Penggunaan multimedia interaktif dapat membuat siswa lebih banyak
beraktivitas, rasa ingin tahu siswa lebih tinggi sehingga menjadikan siswa yang
biasanya pasif di dalam kelas menjadi aktif. Dari data hasil belajar antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada Tabel 8 menunjukkan di kelas eksperimen ada
siswa yang nilainya rendah dan di kelas kontrol ada yang nilainya tinggi. Hal ini
disebabkan karena kedua kelas tersebut terdiri dari masing-masing individu yang
tentunya memiliki kemampuan yang berbeda/heterogen, selain itu pula dalam belajar
seseorang juga dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor intern (dari dalam) dan
faktor ekstern (dari luar) yang nantinya berdampak pula terhadap hasil belajar yang
diperoleh. Chairani (2005) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu kemampuan kognitif dan motivasi berprestasi.
Guru memberikan respon yang baik pada kelas eksperimen yang
memanfaatkan multimedia interaktif menggunakan model ARCS maupun pada kelas
kontrol dengan pemanfaatan media charta. Guru menyatakan tertarik memanfaatkan
multimedia interaktif pada pembelajaran sistem peredaran darah manusia
56

menggunakan model ARCS. Media dan model yang digunakan memudahkan guru
menyampaikan materi, memudahkan siswa memahami materi serta menjadikan siswa
lebih aktif mengikuti pembelajaran. Guru juga menyatakan bahwa multimedia
interaktif menggunakan model ARCS sangat tepat diterapkan pada pembelajaran,
kualitas pembelajaran lebih optimal sehingga kompetensi dasar dan standar
kompetensi dapat tercapai.
Pembahasan di atas menunjukkan bahwa model ARCS didukung multimedia
interaktif dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi
sistem peredaran darah manusia di SMP N 1 Sumowono. Hal ini ditandai dengan
hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi secara sangat signifikan daripada kelas
kontrol, serta aktivitas, dan motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Hal ini dapat digambarkan dengan alur pikir bahwa model ARCS
didukung multimedia interaktif mempunyai kelebihan sehingga siswa lebih
termotivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar sehingga hasil belajar yang
dicapai lebih tinggi. Pada kelas kontrol mempunyai hasil belajar lebih rendah karena
siswa sudah terbiasa dengan media charta yang ada sehingga siswa merasa jenuh dan
kurang termotivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, maka hasil belajar
yang dicapai lebih rendah.
Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran memerlukan
pengelolaan kelas yang baik. Keterbatasan jumlah media komputer yang bisa
digunakan untuk multimedia interaktif juga turut mempengaruhi aktivitas siswa saat
pembelajaran. Siswa aktif dalam pembelajaran menggunakan media dan diskusi
kelompok, meskipun masih ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan baik,
kurang tertib, mengobrol dengan teman, dan bermain sendiri. Hal ini dapat terjadi
karena kurangnya motivasi belajar dari dalam diri siswa.
57

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran sistem peredaran darah pada manusia dengan model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Statisfaction) didukung multimedia interaktif dapat
meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP N 1
Sumowono.

B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa saran yang diajukan adalah:
1. Penggunaan model ARCS didukung multimedia interaktif dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran pada materi lain.
2. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran memerlukan pengelolaan
kelas yang baik sehingga media dan peralatan lain yang diperlukan dalam proses
pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik.

57
58

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 2003. Motivasi dalam Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan ARCS.


On line at http://eprints.ums.ac.id/87/01/suhuf_pak_zaenal.doc [diakses
tanggal 10 juni 2009].

Anni CT, Achmad R, Purwanto E & Purnomo D. 2006. Psikologi Belajar. Semarang:
UPT UNNES Press.

Ariani FN. 2008. Efektivitas Pemanfaatan Multimedia Melalui Pendekatan Jelajah


Alam Sekitar pada Proses Pembelajaran Konsep Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan di SMA 1 Semarang (Skripsi). Semarang: UNNES.

Arikunto S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI).


Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Model Silabus dan Rencana
Pembelajaran IPA SMP/MTS. Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasional

Chairani Z. 2005. Model ARCS dalam Pembelajaran (Hubungannya dengan Aspek


Kecakapan Hidup). Jurnal Limas: Edisi 14 Juli.

Darsono M, Ahmad S, Martensi K, Rusda K & Nugroho. 2000. Belajar dan


Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Faizin MN. 2009. Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI)


pada Konsep Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan
Memperbaiki Sikap Belajar Siswa. (Skripsi). Semarang: UNNES.

Feng S. dan Tuan H. 2005. Using ARCS Model To Promote 11th Graders’
Motivation And Achievement In Learning About Acids And Bases.
International Journal of Science and Mathematics Education 3: 463–484.

Keller JM. 1983. Development and use of the ARCS model of instructional design.
Journal of Instructional Development,10(1), 2-10.

Keller JM & Suzuki K. 2004. Learning Motivation and E-learning design: a


Multinationally Validated Process. Journal of Educational Media, Vol. 29, No.
3

58
59

Pramono A. 2006. Presentasi Multimedia dengan Macromedia Flash. Yogyakarta:


Penerbit Andi.

Puspita D & Rohima I. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/MTs. Kelas VIII.
Jakarta: Depdiknas.

Sadiman AS, Rahardjo, Haryono A, Rahardjito. 2006. Media Pendidikan:


Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sanjaya W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Setiawan A. 2007. Dasar-dasar Multimedia Interaktif. Bandung: UPI Bandung.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Suciadi AA. 2003. Menguasai Pembuatan Animasi dengan Flash. Jakarta: PT


Gramedia

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana N. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sugandi A. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Semarang.

Sugiono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutikno MS. 2005. Pembelajaran Efektif. Mataram: NTP Prees.

Uno HB. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsita B. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Wulandari D. 2008. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia dengan


Pendekatan ARCS(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) pada Siswa
Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 (Skripsi). Semarang: UNNES.

Yamin M. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yuniati L. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Fisika dengan Pembelajaran Kooperatif


Berbasis CD Interaktif dengan Kombinasi Tutor Sebaya pada Siswa SMA N 7
Semarang. Jurnal teknodik no. 20/xi/teknodik/april/.
60
61
SILABUS

Nama Sekolah : SMP N 1 Sumowono

Mata Pelajaran : IPA (Biologi)


Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber/
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Bahan/Alat
(menit)
2.4Mendeskripsikan Sistem Tes evaluasi awal (pretest) Jenis tagihan : 1 x 40 menit
sistem peredaran peredaran materi sistem peredaran Ulangan Harian
darah pada darah darah pada manusia.
manusia dan manusia Siswa mengisi lembar angket Bentuk instrumen:
hubungannya motivasi belajar. Pilihan Ganda
dengan
kesehatan Alat peredaran Pembelajaran Menyebutkan a. Jenis tagihan : 2 x 40 menit Sumber:
darah menggunakan Multimedia macam-macam Pengamatan Multimedia
Interaktif alat peredaran Sikap interaktif.
Guru membimbing siswa darah pada Puspita D &
dalam menjalankan manusia. b. Bentuk rohima I.
multimedia sesuai dengan instrumen: 2009. Alam
petunjuk. Cek list Sekitar IPA
Siswa mengoperasikan Terpadu
multimedia interaktif materi untuk
sistem peredaran darah SMP/MTs.
dengan membuka menu yang Kelas VIII.
berisi alat peredaran darah. Jakarta:
Depdiknas.
Siswa belajar menggunakan Menjelaskan LDS
multimedia interaktif dengan fungsi jantung dan LKS
membuka menu alat peredaran pembuluh darah Internet
darah yang di dalamnya berisi Perpustakaan
fungsi jantung dan pembuluh
62

darah.
Siswa belajar menggunakan Menjelaskan letak Alat:
multimedia interaktif dengan jantung Komputer
membuka menu alat peredaran
darah yang di dalamnya berisi
materi jantung, beserta video
mengenai letak jantung.

Siswa belajar menggunakan Menyebutkan


multimedia interaktif dengan bagian-bagian
membuka menu alat peredaran jantung.
darah yang di dalamnya berisi
materi jantung di dalamnya
terdapat gambar jantung dan
bagian-bagiannya.
Siswa belajar menggunakan Membanding-
multimedia interaktif dengan kan macam-
membuka menu alat macam pembuluh
peredaran darah yang di darah berdasarkan
dalamnya berisi materi ciri-ciri dan
pembuluh darah. fungsinya.
Siswa mengerjakan latihan
soal di multimedia interaktif.

Denyut Menghitung denyut jantung saat Menjelaskan Jenis tagihan : 1 x 40 menit


jantung istirahat dan pada saat aktivitas. denyut jantung 1) Tugas Kelompok
2) Pengamatan Sikap
Bentuk instrumen:

LKS
Cek list

Darah Siswa belajar menggunakan Menyebutkan a. Jenis tagihan : 2 x 40 menit


multimedia interaktif yang komponen-
6
3

berisi materi darah yang terdiri komponen darah Pengamatan


dari susunan darah meliputi Sikap
plasma darah dan macam-
macam bentuk sel darah. b.Bentuk instrumen :
Cek list
Siswa belajar menggunakan Membandingkan
multimedia interaktif yang macam-macam sel
berisi materi darah yang di darah
dalamnya terdapat gambar
bermacam-macam sel darah
beserta penjelasannya.
Siswa mengerjakan latihan
soal untuk menyebutkan
keterangan gambar sel darah.
Siswa belajar menggunakan Menjelaskan
multimedia interaktif yang prinsip dasar
berisi materi golongan darah penggolongan
sistem ABO menurut Karl darah dan tranfusi
Landsteiner dan skema tranfusi darah
darah untuk donor dan resipien.
Proses Siswa belajar menggunakan Menjelaskan
peredaran multimedia interaktif yang proses peredaran
darah berisi proses peredaran darah darah yang terjadi
besar dan kecil yang terjadi dalam sistem
dalam tubuh manusia. peredaran darah
Penjelasan disertai bagan dan pada manusia.
didalamnya terdapat video.

Siswa belajar menggunakan Menjelaskan


multimedia interaktif yang sistem peredaran
berisi peredaran getah darah limfe.
bening.
Siswa mengerjakan latihan
soal di multimedia interaktif.
64

Gangguan dan Siswa belajar menggunakan Mendeskripsikan Jenis tagihan : 1 x 40 menit


kelainan multimedia interaktif yang contoh penyakit Tugas
sistem berisi materi kelainan dan yang berhubungan kelompok
peredaran penyakit yang berhubungan dengan sistem Pengamatan
darah dengan sistem peredaran peredaran darah sikap
darah. yang biasa
Siswa secara berkelompok dijumpai dalam Bentuk instrumen :
melakukan diskusi mengenai kehidupan sehari- LDS
kelainan dan penyakit yang hari. Cek list
berhubungan dengan sistem
peredaran darah yang sering
dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
Sistem Tes evaluasi akhir (posttest) Jenis tagihan : 2 x 40 menit
peredaran materi sistem peredaran darah Ulangan
darah pada manusia. Harian
manusia Siswa mengisi lembar angket Bentuk instrumen :
motivasi belajar Pilihan Ganda
Siswa mengisi lembar angket
mengenai pembelajaran
menggunakan model ARCS
yang didukung multimedia
interaktif.
65
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP N 1 Sumowono


Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 1 (Satu)
Konsep : Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu : 9 x 40 menit (6 x pertemuan)

Standar Kompetensi
2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar
2.4 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan

Indikator
1. Menyebutkan macam-macam alat peredaran darah pada manusia.
2. Menjelaskan fungsi jantung dan pembuluh darah.
3. Menyebutkan bagian-bagian jantung.
4. Membandingkan macam-macam pembuluh darah berdasarkan ciri-ciri
dan fungsinya.
5. Menjelaskan denyut jantung.
6. Menyebutkan komponen-komponen darah
7. Membandingkan macam-macam sel darah beserta fungsinya.
8. Menjelaskan prinsip dasar penggolongan darah dan tranfusi darah.
9. Menjelaskan proses peredaran darah yang terjadi dalam sistem peredaran
darah pada manusia.
10. Menjelaskan sistem peredaran darah limfe.
11. Mendeskripsikan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem
peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan alat-alat peredaran yang berkaitan dengan peredaran darah
pada manusia.
2. Menjelaskan letak jantung.
3. Menjelaskan fungsi jantung.
4. Menjelaskan fungsi pembuluh darah.
5. Menyebutkan bagian-bagian jantung.
6. Membedakan ciri dan fungsi antara pembuluh vena dan arteri.
7. Menghitung frekuensi denyut jantung tiap menit dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
8. Menyebutkan komponen penyususun darah
9. Membedakan macam-macam sel darah beserta fungsinya.
10. Menjelaskan prinsip dasar penggolongan darah.
11. Menjelaskan dasar-dasar transfusi darah.
66

12. Mengetahui tekanan diastole dan sistole.


13. Menggambarkan macam-macam sel darah.
14. Membedakan proses peredaran darah besar dan kecil.
15. Menjelaskan sistem peredaran limfa.
16. Menyebutkan berbagai contoh kelainan dan penyakit yang berhubungan
dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.

Materi Pembelajaran
Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Sub Konsep :
Alat-alat peredaran darah
Darah
Proses peredaran darah
Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah.

Strategi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Pembelajaran
Model ARCS (Attention, -
Relevance, Confidence,
Satisfaction)

Metode Tanya jawab Ceramah


Diskusi Tanya jawab
Penugasan Diskusi
67
Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


1 A. Kegiatan Pendahuluan A. Kegiatan Pendahuluan
(pertama)
1 jp 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan menanyakan presensi. salam dan menanyakan presensi.
(1 x 40’)
2. Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi 2. Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur
yang baik dan mengkondisikan siswa agar siswa siap posisi yang baik dan mengkondisikan siswa agar
belajar. siswa siap belajar.
B. Kegiatan Inti B. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan tes awal (pretest) kepada siswa 1. Guru memberikan tes awal (pretest) kepada
selama 30 menit. siswa selama 30 menit.
2. Guru mengawasi jalannya evaluasi. 2. Guru mengawasi jalannya evaluasi.
3. Guru memberikan lembar angket motivasi belajar 3. Guru memberikan lembar angket motivasi
C. Kegiatan Penutup belajar.
C. Kegiatan Penutup
1. Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan lembar
angket motivasi belajar di meja guru saat jam 1.Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan
istirahat. lembar angket motivasi belajar di meja guru
2. Guru menutup dengan salam (memberitahukan saat jam istirahat.
bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di ruang 2. Guru menutup dengan salam (memberitahukan
multimedia). bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di
Laboratorium IPA).
2 (Kedua) A. Kegiatan Pendahuluan A. Kegiatan Pendahuluan
2 jp 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
(2 x 40’) salam dan menanyakan kepada siswa tentang apa
salam dan menanyakan presensi.
saja alat peredaran darah pada manusia.
2. Guru memberikan motivasi dan apersepsi awal
B. Kegiatan Inti
tentang pelajaran yang akan dipelajari pada
1. Guru menjelaskan konsep sistem peredaran darah
68

pertemuan hari ini : Guru memberi apersepsi tentang secara umum.


pentingnya sistem peredaran darah seperti halnya 2. Guru menjelaskan sub materi alat peredaran
sistem transportasi. darah meliputi jantung dan pembuluh darah
melalui metode ceramah.
B. Kegiatan Inti
3. Guru menjelaskan dengan mengahadirkan torso
1. Attention jantung.
4. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa.
a) Guru menggugah minat dan perhatian siswa 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
dengan menggunakan multimedia interaktif bertanya jika ada hal yang kurang jelas.
untuk menjelaskan materi sistem peredaran 6. Guru menanggapi pertanyaan dari siswa.
darah pada manusia. (Attention)
b) Siswa belajar menggunakan multimedia C. Kegiatan Penutup
interaktif yang berisi materi sub konsep alat-alat
peredaran darah. (Attention) 1. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari.
2. Relevance 2. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
a) Guru menyampaikan tujuan/kompetensi yang
ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah
dan tujuan kegiatan jelas. (Relevance)
b) Materi yang terdapat dalam multimedia interaktif
ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
(Relevance)
c) Guru memberikan latihan soal yang harus
dikerjakan siswa di multimedia interaktif.
(Relevance)
3. Confidence
a) Guru menyuruh 2 siswa untuk duduk dengan 1
komputer yang telah disediakan di ruang
multimedia. (Confidence)
b) Guru membimbing siswa mengoperasikan
multimedia interaktif materi sistem peredaran
69

darah pada manusia dengan bantuan komputer.


(Confidence)
c) Guru memberikan kepercayaan kepada siswa
untuk belajar mandiri menggunakan multimedia
interaktif. (Confidence)
d) Guru menyuruh siswa untuk mencatat materi
dari multimedia interaktif.
e) Guru menggunakan teknik bertanya untuk
melibatkan siswa apabila ada hal yang kurang
jelas. (Confidence)
f) Guru menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan yang telah disampaikan yang
bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri
terhadap jawaban yang telah diuraikan.
(Confidence)
g) Siswa yang kurang mengena jawabannya atau
salah , guru tidak akan mengatakan “kamu
bodoh”, atau “kamu salah”, tetapi dengan
“mungkin masih ada jawaban lain” atau
“jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb yang
bertujuan untuk menumbuhkembangkan rasa
percaya diri siswa. (Confidence)
4. Satisfaction
a) Siswa yang menjawab latihan soal di multimedia
dengan benar akan ada langsung umpan balik
berupa reaward suara tepuk tangan dari program
kemudian program akan menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal selanjutnya.
b) Siswa yang menjawab latihan soal salah,
program akan menyuruh siswa mengulang
70

kembali sampai menjawab dengan benar.


c) Siswa yang menjawab dengan tepat diberikan
pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa
sekelas memberikan applause, agar rasa puas
dari siswa tersebut menjadi motivasi untuk
belajar selanjutnya.
d) Siswa yang menjawab salah, guru juga akan
memberikan reward atas penghargaan karena
kepercayaan diri yang dimilikinya, dan
menuntun siswa tersebut untuk memperoleh
jawaban yang benar.

C. Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan pengarahan dan tuntunan
kepada siswa untuk menyimpulkan.
2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok.
4. Guru menutup dengan salam (memberitahukan
bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di ruang
laboratorium).
3 (Ketiga) A. Kegiatan Pendahuluan B. Kegiatan Pendahuluan
1jp 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
(1 x 40’) salam dan menanyakan presensi. salam dan menanyakan presensi.
2) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi D. Kegiatan Inti
yang baik dan mengkondisikan siswa agar siswa
untuk melakukan kegiatan. 1. Guru membagi siswa menjadi beberapa
3) Guru memberikan motivasi dan apersepsi awal. kelompok.
2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing
71

Misalnya, “mengapa kita bisa merasakan denyut kelompok.


jantung setiap saat. Setelah melakukan kegiatan ini, 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
kalian akan menemukan jawaban dari semua melakukan kegiatan.
pertanyaan yang ingin kalian ketahui”. 4. Guru menyuruh siswa untuk menjawab
pertanyaan.
B. Kegiatan Inti 5. Guru membahas LKS bersama siswa
6. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa.
3. Attention 7. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
a) Guru membagi siswa menjadi beberapa bertanya jika ada hal yang kurang jelas.
8. Guru menanggapi pertanyaan dari siswa.
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari E. Kegiatan Penutup
4-5 siswa. 1. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang
b) Guru memberikan LKS 1 (dapat dilihat pada
Lampiran 4) kepada masing-masing kelompok. telah dipelajari.
4. Relevance 2. Guru memberitahukan kepada siswa mengenai
materi yang akan dipelajari berikutnya.
a) Guru menyampaikan tujuan/kompetensi yang 3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah
dan tujuan kegiatan jelas. (Relevance)
b) LKS 1 (dapat dilihat pada Lampiran 4) yang
diberikan kepada masing-masing kelompok
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yaitu
dengan menyuruh siswa untuk melakukan
kegiatan menghitung denyut nadi. (Relevance)
c) Guru memberikan pertanyaan di LKS yang harus
dikerjakan siswa. (Relevance)
5. Confidence
a) Guru memberikan kepercayaan untuk siswa
dengan melakukan kegiatan menghitung denyut
nadi.
b) Guru menggunakan teknik bertanya untuk
72

melibatkan siswa apabila ada hal yang kurang


jelas. (Confidence)
c) Guru menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan yang telah disampaikan yang
bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri
terhadap jawaban yang telah diuraikan.
(Confidence)
d) Siswa yang kurang mengena jawabannya atau
salah , guru tidak akan mengatakan “kamu
bodoh”, atau “kamu salah”, tetapi dengan
“mungkin masih ada jawaban lain” atau
“jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb yang
bertujuan untuk menumbuhkembangkan rasa
percaya diri siswa. (Confidence)

6. Satisfaction
a) Siswa yang menjawab dengan tepat diberikan
pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa
sekelas memberikan applause, agar rasa puas dari
siswa tersebut menjadi motivasi untuk belajar
selanjutnya.
b) Siswa yang menjawab salah, guru juga akan
memberikan reward atas penghargaan karena
kepercayaan diri yang dimilikinya, dan menuntun
siswa tersebut untuk memperoleh jawaban yang
benar.

\
73

C. Kegiatan Penutup
1) Guru memberikan pengarahan dan tuntunan kepada
siswa untuk menyimpulkan.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Guru menutup dengan salam (memberitahukan
bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di ruang
multimedia).
4 A. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan
(Keempat)
2jp 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan menanyakan presensi. salam dan menanyakan presensi.
(2 x 40’)
2) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi
yang baik dan mengkondisikan siswa agar siswa Kegiatan Inti
untuk belajar. 1. Guru menjelaskan materi darah.
3) Guru memberikan motivasi dan apersepsi awal
2. Guru menjelaskan proses peredaran darah
tentang pentingnya materi darah dalam kehidupan
meliputi proses peredaran darah kecil, proses
sehari-hari. Misalnya, “ketika digigit nyamuk,
peredaran darah besar, dan peredaran darah
sebenarnya apa yang diambil dari tubuh kita?”.
limfe.
Setelah mempelajari materi ini, kalian akan
3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa.
menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
ingin kalian ketahui”.
bertanya jika ada hal yang kurang jelas.
B. Kegiatan Inti 5. Guru menanggapi pertanyaan dari siswa.
1. Attention Kegiatan Penutup

a) Guru menggugah minat dan perhatian siswa 1. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari.
dengan menggunakan multimedia interaktif untuk
2. Guru memberitahukan kepada siswa mengenai
menjelaskan materi sistem peredaran darah pada
materi yang akan dipelajari berikutnya.
manusia. (Attention)
3. Guru memberikan penugasan untuk mencari dari
b) Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif
74

yang berisi komponen-komponen darah, macam- berbagai sumber literatur/artikel mengenai


macam sel darah, golongan darah sistem ABO, kelainan/penyakit pada sistem peredaran darah
skema tranfusi darah, proses peredaran darah manusia.
besar, kecil, dan peredaran darah limfe. 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

2. Relevance
a) Guru menyampaikan tujuan/kompetensi yang
ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah
dan tujuan kegiatan jelas. (Relevance)
b) Materi yang terdapat dalam multimedia interaktif
ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
(Relevance)
c) Guru mmemberikan latihan soal yang harus
dikerjakan siswa di multimedia interaktif.
(Relevance)
3. Confidence
a) Guru menyuruh 2 siswa untuk duduk dengan 1
komputer yang telah disediakan di ruang
multimedia. (Confidence)
b) Guru membimbing siswa mengoperasikan
multimedia interaktif materi sistem peredaran
darah pada manusia dengan bantuan komputer.
(Confidence)
c) Guru memberikan kepercayaan kepada siswa
untuk belajar mandiri menggunakan multimedia
interaktif. (Confidence)
d) Guru menyuruh siswa untuk mencatat materi
dari multimedia interaktif.
e) Guru menggunakan teknik bertanya untuk
75

melibatkan siswa apabila ada hal yang kurang


jelas. (Confidence)
f) Guru menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan yang telah disampaikan yang
bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri
terhadap jawaban yang telah diuraikan.
(Confidence)
g) Siswa yang kurang mengena jawabannya atau
salah , guru tidak akan mengatakan “kamu
bodoh”, atau “kamu salah”, tetapi dengan
“mungkin masih ada jawaban lain” atau
“jawaban kamu sudah hampir tepat” dsb yang
bertujuan untuk menumbuhkembangkan rasa
percaya diri siswa. (Confidence)
4. Satisfaction
a) Siswa yang menjawab dengan tepat diberikan
pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa
sekelas memberikan applause, agar rasa puas dari
siswa tersebut menjadi motivasi untuk belajar
selanjutnya.
b) Siswa yang menjawab salah, guru juga akan
memberikan reward atas penghargaan karena
kepercayaan diri yang dimilikinya, dan menuntun
siswa tersebut untuk memperoleh jawaban yang
benar.

C. Kegiatan Penutup
1) Guru memberikan pengarahan dan tuntunan kepada
siswa untuk menyimpulkan.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
76

pembelajaran yang telah dilakukan.


3) Guru memberikan penugasan untuk mencari dari
berbagai sumber literatur/artikel mengenai
kelainan/penyakit pada sistem peredaran darah
manusia.
4) Guru menutup dengan salam (memberitahukan
bahwa pertemuan selanjutnya dilakukan di ruang
multimedia).

5 (Kelima) A. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan


1 jp 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
(1 x 40’) salam dan menanyakan presensi. salam dan menanyakan presensi.
2) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi
yang baik dan mengkondisikan siswa agar siswa Kegiatan Inti
untuk belajar. 1. Guru mengecek tugas yang telah diberitahukan
3) Guru memberikan motivasi dan apersepsi awal
pada pertemuan sebalumnya.
tentang pentingnya menjaga kesehatan yang
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa
berhubungan dengan sistem peredaran darah pada
kelompok.
manusia. Misalnya, “dengan mengetahui segala hal
3. Guru membagikan LDS kepada masing-masing
tentang system peredaran darah manusia, kalian pasti
kelompok.
akan lebih berhati-hati menjaga diri supaya proses
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
peredaran darah dalam tubuh kalian dapat berjalan
melakukan kegiatan dan berdiskusi.
dengan baik. Setelah mempelajari materi ini, kalian
5. Guru menyuruh siswa untuk melakukan diskusi
akan menemukan jawaban dari semua pertanyaan
dan menjawab pertanyaan.
yang ingin kalian ketahui”.
6. Guru menjelaskan kelainan dan penyakit yang
berhubungan dengan sistem peredaran darah.
77

B. Kegiatan Inti Kegiatan Penutup


1. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang
1. Attention
telah dipelajari.
a) Guru menggugah minat dan perhatian siswa 2. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan
dengan menggunakan multimedia interaktif untuk memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya
menjelaskan materi sistem peredaran darah pada akan diadakan evaluasi.
manusia. (Attention)
b) Siswa belajar menggunakan multimedia interaktif
yang berisi gangguan atau kelainan pada sistem
peredaran darah manusia.
2. Relevance
a) Guru menyampaikan tujuan/kompetensi yang
ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah
dan tujuan kegiatan jelas. (Relevance)
b) Materi yang terdapat dalam multimedia interaktif
ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
(Relevance)
c) Di dalam multimedia interaktif terdapat LDS yang
harus dikerjakan siswa. (Relevance)
3. Confidence
a) Guru menyuruh 2 siswa untuk duduk dengan 1
komputer yang telah disediakan di ruang
multimedia. (Confidence)
b) Guru memberikan kepercayaan kepada siswa
untuk belajar mandiri menggunakan multimedia
interaktif. (Confidence)
c) Guru menyuruh siswa untuk mencatat materi dari
multimedia interaktif.
d) Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LDS
78

dengan mendiskusikannya bersama teman


sebangkunya.
e) Guru menggunakan teknik bertanya untuk
melibatkan siswa apabila ada hal yang kurang
jelas. (Confidence)
f) Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan
yang telah disampaikan yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa percaya diri terhadap jawaban
yang telah diuraikan. (Confidence)
g) Siswa yang kurang mengena jawabannya atau
salah, guru tidak akan mengatakan “kamu bodoh”,
atau “kamu salah”, tetapi dengan “mungkin masih
ada jawaban lain” atau “jawaban kamu sudah
hampir tepat” dsb yang bertujuan untuk
menumbuhkembangkan rasa percaya diri siswa.
(Confidence)
4. Satisfaction
a) Siswa yang menjawab dengan tepat diberikan
pujian atau sentuhan lembut atau meminta siswa
sekelas memberikan applause, agar rasa puas dari
siswa tersebut menjadi motivasi untuk belajar
selanjutnya.
b) Siswa yang menjawab salah, guru juga akan
memberikan reward atas penghargaan karena
kepercayaan diri yang dimilikinya, dan menuntun
siswa tersebut untuk memperoleh jawaban yang
benar.
79

C. Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan pengarahan dan tuntunan kepada
siswa untuk menyimpulkan.
2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Guru memberitahukan bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan evaluasi.

6 A. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan


(Keenam) 1. Siswa mengkondisikan diri untuk melakukan tes 1.Siswa mengkondisikan diri untuk melakukan tes
2 jp
evaluasi akhir (posttest) materi sistem peredaran evaluasi akhir (posttest) materi sistem peredaran
(2 x 40’) darah pada manusia. darah pada manusia.
2. Guru membagikan soal dan lembar jawaban kepada 2.Guru membagikan soal dan lembar jawaban
siswa. kepada siswa.
3. Siswa diberikan penjelasan mengenai cara
mengerjakan soal evaluasi materi sistem peredaran Kegiatan Inti (Alokasi waktu 50 menit)
darah pada manusia. 1.Siswa mengerjakan soal yang telah dibagikan
B. Kegiatan Inti
pada lembar jawaban yang tersedia. Waktu
1. Siswa mengerjakan soal yang telah dibagikan pada mengerjakan soal 30 menit.
lembar jawaban yang tersedia. Waktu mengerjakan 2.Guru mengawasi jalannya evaluasi.
soal 30 menit. 3.Guru membagikan lembar angket motivasi
2. Guru mengawasi jalannya evaluasi. belajar siswa.
3. Guru membagikan lembar angket motivasi belajar 4.Siswa mengisi lembar angket motivasi belajar.
siswa. 5.Guru membagikan lembar angket mengenai
4. Siswa mengisi lembar angket motivasi belajar. pembelajaran kepada masing-masing siswa.
5. Guru membagikan lembar angket mengenai 6.Siswa mengisi lembar angket mengenai
pembelajaran menggunakan model ARCS yang pembelajaran.
didukung multimedia interaktif kepada masing-
masing siswa. Kegiatan Penutup (Alokasi waktu 5 menit)
6. Siswa mengisilembar angket mengenai
80

pembelajaran menggunakan model ARCS yang 1. Guru mengakhiri pembelajaran dan bersama
didukung multimedia interaktif. siswa menyimpulkan materi sistem peredaran
7. Guru mengumumkan kepada siswa sekelas bahwa darah pada manusia.
siswa yang aktif dan berprestasi akan diberikan 2. Guru mengucapkan salam penutup.
penghargaan berupa applause dari teman sekelas
dan mendapat hadiah.
C. Kegiatan Penutup
1. Guru mengakhiri pembelajaran dan bersama siswa
menyimpulkan materi sistem peredaran darah pada
manusia.
2. Guru mengucapkan salam penutup.

Sumber Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Sumber 1. Multimedia interaktif. 1.Puspita D & rohima I. 2009. Alam Sekitar
2. Puspita D & Rohima I. 2009. Alam Sekitar IPA IPA Terpadu untuk SMP/MTs. Kelas
Terpadu untuk SMP/MTs. Kelas VIII. VIII. Jakarta: Depdiknas.
Jakarta: Depdiknas. 2.Gambar sistem peredaran darah manusia
3. LKS 3. LKS
4. LDS 4. LDS
5. Internet
6. Perpustakaan
Alat Komputer dan LCD Torso jantung
81

Penilaian
a. Jenis tagihan:
Tugas kelompok ( portofolio), Laporan kelompok (LKS dan LDS)
b. Bentuk instrumen:
- Tes pilihan ganda
- Lembar motivasi belajar siswa
- Lembar observasi aktivitas siswa
- Lembar kinerja guru
82

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)


83
84
85
Lampiran 4. Rubrik penskoran Lembar Kerja Siswa (LKS)

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN LEMBAR KERJA SISWA 1 (LKS 1) SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA MEMBANDINGKAN DENYUT NADI
SEBELUM DAN SESUDAH

No. Kunci Jawaban Kriteria Penskoran Skor ∑


Skor
1. Ya, terdapat perbedaan jumlah denyut nadi sebelum berlari dan Jawaban benar dan disertai 5 5
setelah berlari. Perbedaan jumlah denyut nadi sebelum berlari penjelasan lengkap
lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah denyut nadi setelah Jawaban benar tetapi penjelasan 4
berlari. Hal tersebut dapat terjadi karena secara normal jantung kurang lengkap
berdenyut 75 kali setiap menit dan melepas kira-kira 70 ml darah Jawaban benar tetapi penjelasan 3
setiap denyut. Keluaran jantung per menit artinya volume darah salah 2
ventrikel kiri yang dipompa aorta setiap menit. Sedangkan selama Jawaban benar tetapi tidak ada
berolahraga misal berlari, tekanan arterial dan aliran darah naik penjelasan 1
sehingga menyebabkan jumlah denyut nadi setelah berlari Jawaban salah 0
menjadi lebih banyak. Tidak menjawab

2. Ya, terdapat jumlah denyut nadi per menit antara laki-laki dan Jawaban benar dan disertai 5 5
perempuan. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju jantung penjelasan lengkap 4
Jawaban benar tetapi penjelasan
adalah salah satunya jenis kelamin. Jenis kelamin perempuan
kurang lengkap 3
pada umumnya sedikit lebih tinggi laju jantungnya daripada laki- Jawaban benar tetapi penjelasan
salah
86

laki. Baik perempuan maupun laki-laki bila dengan teratur Jawaban benar tetapi tidak ada 2
berolahraga, cenderung laju jantung turun sewaktu istirahat. penjelasan 1
Jawaban salah
Tidak menjawab 0
3. Ya, karena setiap orang dalam kelompok memiliki jenis kelamin Jawaban benar dan disertai 5 5
yang berbeda, usia juga mempengaruhi, dan kebugaran fisik penjelasan lengkap 4
Jawaban benar tetapi penjelasan
masing-masing orang juga berbeda yang dapat menyebabkan
kurang lengkap 3
jumlah denyut nadi seseorang dengan orang lain itu berbeda. Jawaban benar tetapi penjelasan
salah 2
Jawaban benar tetapi tidak ada
penjelasan 1
Jawaban salah
Tidak menjawab 0
4. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju jantung adalah Menyebutkan 5 atau lebih jawaban 5 5
a) jenis kelamin benar semua
b) usia Menyebutkan kurang dari 5 3
c) aktivitas dengan jawaban benar
d) kebugaran fisik Menyebutkan jawaban yang salah 1
e) suhu tubuh Tidak menjawab 0

20
Nilai LKS = x 100
87

Lampiran 5. Lembar Diskusi Siswa (LDS)


88
89
Lampiran 6. Rubrik penskoran Lembar Diskusi Siswa (LDS)

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN


LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS)
KELAINAN DAN PENYAKIT SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

No. Kunci Jawaban Kriteria Penskoran Skor ∑ Skor


1. a) Leukemia disebut juga kanker darah. Leukemia sebenarnya Jawaban benar dan lengkap 3 3
adalah kanker pada sumsum tulang yang menghasilkan sel darah Jawaban benar tetapi tidak lengkap 2
putih. Pada leukemia, jumlah sel darah putih sangat banyak. Jawaban salah 1
Disamping itu, sel-sel darah putih menjadi ganas dan memakan Tidak menjawab 0
sel-sel darah merah sehingga seseorang akan mengalami anemia
berat.
b) Demam, kedinginan, dan seperti gejala flu Menyebutkan ≥ 3 macam gejala 3 3
Badan lemah dan sakit kepala Menyebutkan < 3 macam gejala 2
Sering mengalami infeksi Jawaban salah 1
Kehilangan berat badan Tidak menjawab 0
Berkeringat, terutama malam hari
Nyeri tulang atau sendi
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab Jawaban benar dan lengkap 3
c) 3
leukemia. Namun para peneliti menduga penyebab leukemia Jawaban benar tetapi tidak lengkap 2
antara lain radiasi energi tinggi, misalnya bom nuklir, bahan Jawaban salah 1
kimia benzene yang mengenai seseorang dalam jangka waktu Tidak menjawab 0
lama, dan keadaan genetika seseorang, misalnya Down’s
Syndrome (idiot) lebih banyak menderita leukemia dibanding
orang normal.
d) Penderita leukemia harus ditangani oleh dokter. Pengobatan Jawaban benar dan lengkap 3 3
dilakukan dengan kemoterapi, terapi radiasi, terapi biologi, Jawaban benar tetapi tidak lengkap 2
atau cangkok sumsum tulang. Kemoterapi menggunakan obat- Jawaban salah 1
90

obatan pembunuh sel kanker. Terapi radiasi menggunakan Tidak menjawab 0


radiasi sinar energi tinggi. Terapi biologi dengan cara
merangsang tubuh untuk menhasilkan sistem kekebalan tubuh
untuk melawan infeksi dan penyakit. Cangkok sumsum tulang
dilakukan dengan cangkok tulang dari dokter.
2. Kemungkinan korban tersebut menderita hemofili. Akibat kelainan Jawaban benar dan lengkap 4 4
tersebut saat terjadi luka, maka darah sukar membeku karena tidak Jawaban benar tetapi tidak lengkap 3
adanya mekanisme pembekuan darah, sehingga darah akan terus Jawaban benar tanpa penjelasan 2
keluar dan akhirnya kehabisan darah yang akan menyebabkan Jawaban salah 1
kematian. Tidak menjawab 0

3. 1. Kelainan Darah Contoh:


Sebagian besar penyakit kelainan darah terjadi karena Menyebutkan ≥ 3 contoh 3 3
gangguan dalam pembentukan darah, baik itu unsur Menyebutkan 2 contoh 2
pembentuknya ataupun tempat pembuatannya. Menyebutkan 1 contoh 1
a. Anemia Tidak menjawab 0
Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya sel darah merah Penjelasan:
(eritrosit) dalam tubuh. Merupakan keadaan tubuh yang kekurangan Tiap contoh diberi penjelasan
hemoglobin atau sel darah merah. Kadar hemoglobin yang rendah dengan benar 2
menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh akan terasa Tiap contoh diberi penjelasan
lesu, kepala pusing, dan muka pucat. Perdarahan yang berat juga tetapi salah 1 6
dapat mengakibatkan anemia. Selain itu anemia dapat terjadi akibat Tiap contoh tanpa diberi
terganggunya produksi penjelasan 0
eritrosit.
b. Thalasemia

Kelainan pada hemoglobin (Hb) yang mengakibatkan darah


kurang mampu mengikat oksigen. Thalasemia merupakan penyakit
menurun.
91

c. Hemofili
Hemophilia adalah penyakit darah sukar membeku.
Merupakan penyakit turunan, di mana darah yang keluar dari
pembuluh darah tidak dapat membeku. Hemofilia merupakan
kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam
pembekuan darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat
membahayakan nyawa. Penyakit ini bersifat menurun dan tidak dapat
disembuhkan.
d. Leukimia
Merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat adanya sel
darah putih yang terlalu tinggi. Leukemia merupakan kanker pada
jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit ini terjadi akibat
kesalahan pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan
jumlah sel darah putih meningkat dan kemudian memakan sel darah
putih yang normal.
e. Leukopenia dan leukositas
Leukopenia adalah keadaan di mana jumlah sel darah putih
kurang dari normal (di bawah 5.000 sel/mm3 darah). Hal ini dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, leukositas adalah
keadaan jumlah sel darah putih yang terlalu banyak. Leukositosis
umumnya terjadi pada orang yang sedang sakit parah.

2. Kelainan pembuluh darah dan jantung


a. Angina
Angina adalah kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada
sebelah kiri akibat gangguan pada jantung. Angina terjadi ketika
jantung tidak memperoleh cukup darah.
b. Stroke
Merupakan pecahnya pembuluh darah di otak. Pembuluh
92

darah dapat pecah karena adanya penyempitan oleh lemak.


c. Arteri koronaris
Gangguan pada aretri koronaris Karena adanya penyempitan
arteriosklerosis atau tiba-tiba terjadi penyumbatan oleh thrombus
(bekuan darah).
25

Nilai LDS = x 100


93

Lampiran 7. Analisis uji coba soal


94
95

Lampiran 8. Perhitungan validitas butir soal


96
97
Lampiran 9. Perhitungan reliabilitas butir soal
98

Lampiran 10. Perhitungan tingkat kesukaran soal


99

Lampiran 9. Perhitungan daya pembeda soal


100
Lampiran 12. Soal pre test dan post test

SOAL EVALUASI MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH


PADA MANUSIA UNTUK SMP

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas : VIII

PETUNJUK UMUM
1. Bacalah dengan cermat pertanyaan yang ada!
2. Berilah tanda silang pada jawaban yang kamu anggap benar dilembar
jawaban yang disediakan!
3. Bila sudah menyilang dan akan membetulkan coretlah dengan dua garis
sejajar memotong!
Contoh:
Pilihan Ganda : A B C D
Dibetulan menjadi : A B C D

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada
lembar jawaban yang telah disediakan!

SOAL
1. Bagian jantung yang hanya berisi darah kaya oksigen ditunjukkan oleh nomor….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 1 dan 4

2. Dibawah ini yang menunjukkan perbedaan antara sel darah merah dan sel darah
putih pada manusia adalah …..

Perbedaan Sel darah merah Sel darah putih


a. Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat CO2
b. Bentuk berubah-ubah tidak berinti Bentuk tidak berinti
c. Berperan dalam proses pembekuan Membunuh kuman penyakit
darah
d. Tidak berinti, bulat pipih, Berinti, berwarna jernih,
mengandung hemoglobin membunuh/melawan benda asing
101

3. Perhatikan gambar berikut!


Aliran peredaran darah kecil ditunjukkan oleh nomor …..

a. 6,7,1,2
b. 3,4,5,6
c. 5,6,7,1
d. 1,2,3,4

4. Seseorang akan mengalami pendarahan yang parah jika terjadi luka karena tidak
adanya mekanisme pembekuan darah. Orang tersebut menderita ….
a. Hipotensi c. Hemophilia b. Anemia d. Leukemia

5. Leukosit memiki sifat-sifat berikut, kecuali …..


a. Fagositosis c. Bentuk bulat gepeng
bikonkaf
b. Diapedesis d. Melindungi tubuh terhadap
infeksi
6. Perhatikan skema mekanisme pembekuan darah berikut!
mengeluarkan
Trombosit 1. …………………………….

Protombin 2. ……………………………..

Fibrinogen 3. …………………… luka


tertutup
Nomor 1, 2 dan 3 adalah ….
a. Thrombin, fibrin, trombokinase c. Ion Ca +, thrombin, fibrin
b. Trombokinase, trombin, fibrin d. Fibrin, thrombin,
tromboplastin
7. Ruangan jantung yang mempunyai dinding paling tebal adalah . . . .
a. Bilik kanan c. Serambi kanan b. Bilik kiri d. Serambi kiri
102

8. Urutan yang tepat untuk peredaran darah besar pada manusia adalah …..

a. 2–8-7–6–5–4
b. 2–3–9–10–1
c. 4–5–6–7–8–2
d. 4–1–10–9–3

9. Perhatikan tabel berikut.


Tabel perbedaan vena dan arteri
Pembeda Vena Arteri
Denyut Terasa Tidak terasa
Aliran Dari jantung Ke jantung
Dinding Tipis, tidak elastis Tebal, kuat, dan elastis
Sel otot Lurik Polos
Perbandingan yang benar pada tabel diatas adalah pada . . . .
a. Denyut c. Dinding
b. Aliran d. Sel otot
10. Pembuluh nadi yang paling besar adalah . . . .
a. Aorta c. Vena cava
b. Pembuluh kapiler d. Arteri koronaris
11. Penyakit pada sistem transportasi yang disebabkan karena adanya penyempitan
pembuluh darah dan gangguan pada jantung sehingga tekanan darah naik
diatas normal, disebut . . . .
a. Hipertensi c. Hemophilia
b. Hipotensi d. Leukemia
12. Perhatikan data dibawah ini!
1. Aktivitas tubuh 3.Berat badan 5. Usia
2. Jenis kelamin 4.Tinggi badan 6. Warna
kulit
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah denyut jantung ditunjukkan oleh
nomor . . . .
a. 1, 3, dan 4 c. 2, 3, dan 6
b. 1, 2, dan 5 d. 3, 4, dan 5
13. Dari alasan di bawah ini penyebab seseorang yang menderita penyakit kurang
darah, badannya akan lesu, pusat, dan cepat lelah, kecuali . . . .
a. Kurang sel darah merah yang Hemoglobinnya kurang mengikat oksigen
b. Jumlah darah kurang dari 5 jt/mm3
c. Sel darah putih bergerak kemana-mana
103

d. Sel darah merah dimakan sel darah putih


14. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas alat-alat berikut ini . . . .
a. Jantung – ginjal – hati c. Jantung – pembuluh darah
b. Jantung - paru-paru d. Jantung – ginjal – paru-paru
15. Denyut jantung per menit orang normal pada saat istirahat adalah . . . .
a. 45 kali c. 140 kali
b. 75 kali d. 175 kali
16. Dalam sistem peredaran, darah dari bilik kanan jantung akan mengalir ke . . . .
a. Paru-paru c. Serambi kiri
b. Serambi kanan d. Aorta
17. Pembuluh darah yang mengangkut darah dan kaya akan karbondioksida menuju
paru-paru adalah . . .
a. Arteri pulmonari c. Vena
b. Vena pulmonari d. Kapiler
18. Gambar dibawah ini adalah . . . .
?

a. Eritrosit c. Plasma darah b. Leukosit d. Trombosit

19. Pernyataan yang benar mengenai fungsi sel darah putih di bawah ini adalah . . . .
a. Membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh
c. Melakukan pembekuan darah jika terjadi luka
d. Mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
20. Ada berbagai macam penyakit dan kelainan yang berhubungan dengan
sistem peredaran darah. Pilih pernyataaan yang benar tentang kelainan dan
penyakit tersebut dibawah ini.
a. Leukemia disebabkan oleh bakteri
b. Olahraga apapun baik untuk penderita penyakit jantung
c. Pola makan tertentu dapat mempengaruhi golongan darah
d. Stroke dapat disebabkan antara lain oleh penyempitan pembuluh darah
21. Orang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistol . . . .

a. Lebih dari 80 mmHg c. Kurang dari 80 mmHg b. Lebih dari 120


mmHg d. Kurang dari 120 mmHg
22. Golongan darah yang berperan sebagai resipien universal adalah . . . .
a. A c. AB b. B d. O
104
23. Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi tugas

tersebut maka …..


a. Otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi
b. Otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik
c. Otot jantung bagian bilik kanan lebih tebal dari bilik kiri
d. Otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan
24. Perbedaan antara peredaran darah dengan peredaran limfa adalah . . . .
Peredaran darah Peredaran limfa
a. Sistem peredaran terbuka Sistem peredaran tertutup
b. Sistem peredaran tertutup Sistem peredaran terbuka
c. Tanpa klep Dengan klep
d. Memiliki muara Tidak memiliki muara
25. Jika dibandingkan dengan sebelum berolah-raga, jumlah denyut jantung per
menit saat berolahraga adalah . . . .
a. Sama c. Lebih sedikit
b. Hampir sama d. Lebih banyak
26. Orang yang tinggal di daerah pegunungan tinggi mempunyai darah yang jumlah
eritrosit lebih banyak karena di daerah pegunungan . . . .
a. Udaranya sangat sejuk c. Mengandung banyak oksigen
b. Kadar oksigennya rendah d. Belum tercemar
27. Setelah diperiksa, darah seorang anak mengandung aglutinogen A dan B,
sedangkan aglutininnya tidak ada. Darah anak tersebut termasuk golongan . . . .
a. A c. AB
b. B d. O
28. Peredaran limfa disebut peredaran darah terbuka. Hal itu disebabkan . . . .
a. Limfa dapat menembus pembuluh darah c. Limfa tidak memilki
pembuluh
b. Limfa ikut dalam aliran darah d. Ujung pembuluh limfa yang terbuka
29. Dari hasil pengamatan denyut jantung adalah sebagai berikut.
Nama Denyut jantung
Duduk Jalan di tempat Berlari cepat
Wirno 70 80 90
Uli 55 70 100
Anang 65 80 100
Herman 70 75 80
Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang paling sedikit
denyut jantungnya saat melakukan aktivitas adalah . . . .
a. Wirno c. Anang
b. Uli d. Herman
30. Dari pernyataan berikut ini, yang bukan fungsi darah adalah ….
a. Mengangkut oksigen dan karbondioksida c. Meneruskan rangsangan otak
b. Pembunuh kuman d. Mengangkut sisa metabolisme
105
Lampiran 13. Kunci jawaban dan norma penilaian

KUNCI JAWABAN DAN NORMA PENILAIAN

A. Kunci Jawaban
1. C 11. A 21. B
2. D 12. B 22. C
3. A 13. A 23. A
4. C 14. C 24. B
5. C 15. B 25. D
6. B 16. A 26. B
7. B 17. A 27. C
8. C 18. B 28. D
9. C 19.A 29. D
10. A 20. D 30. C
B. Skor Penilaian

Bobot nilai @ butir soal pilihan ganda =1


Jumlah soal pilihan ganda = 30
Jumlah skor maksimal = 1 x 30 butir soal = 30
Nilai = benar X 100

soal
106

Lampiran 14. Lembar jawab soal pre test dan post test kelas eksperimen
107

Lampiran 15. Lembar jawab soal pre test dan post test kelas kontrol
108

Lampiran 16. Angket motivasi belajar


109
110
111

Lampiran 17. Perhitungan angket motivasi belajar

PERHITUNGAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Menganalisis data dengan angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:


a. Angket yang telah diisi oleh siswa, diperiksa kelengkapan jawabannya,
kemudian disusun sesuai dengan kode siswa.
b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor sesuai
dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Membuat tabulasi data.
d. Menghitung persentase data dari tiap-tiap sub variabel. Persentase untuk tiap-
tiap variabel dihitung dengan menggunakan rumus:
n Keterangan:
Ps = persentase skor
Ps X100% n = jumlah skor yang diperoleh
N
N = jumlah skor maksimal

Angket motivasi belajar terdiri dari 20 item pernyataan dengan pilihan jawaban:
SL : Selalu, SR: Sering, KD : Kadang – kadang, TP : Tidak Pernah. Masing-
masing jawaban dikaitkan dengan nilai;
Pernyataan positif Pernyataan negatif
SL=4 SL=1
SR=3 SR=2
KD=2 KD=3
TP=1 TP=4

Kriteria Persentase:
Persen tertinggi = skor tertinggi : skor tertinggi x 100% = 4 : 4 x 100% = 100%
Persen terendah = skor terendah : skor tertinggi x 100% = 1 : 4 x 100% = 25%
Rentang = persen tertinggi – persen terendah = 100% - 25% = 75%
Interval = rentang : skor tertinggi = 75% : 4 = 18,75
Sehingga diperoleh kriteria motivasi sebagai berikut:
Sangat tinggi = 81,26% - 100%
Tinggi = 66,51% - 81,25%
Sedang = 43,74% - 66,50%
Rendah = 25,01% - 43,75%
Sangat rendah =<25%
Dikonversikan ke skor:
Skor tertinggi = persen tertinggi : persen tertinggi x 4 = 100% : 100% x 4 = 4
Skor terendah = persen terendah : persen tertinggi x 4 = 24,97% : 100% x 4 = 0,99
Rentang = skor tertinggi – skor terendah = 4 – 0,99 = 3,01
Interval = rentang : skor tertinggi = 3,01 : 4 = 0,75
Sehingga diperoleh kriteria motivasi dengan skor:
Sangat tinggi = 3,26- 4,00
Tinggi = 2,51– 3,25
Sedang = 1,76– 2,50
Rendah = 1,01– 1,75
Sangat rendah = < 1,00
112

Lampiran 18. Hasil analisis motivasi belajar sebelum perlakuan kelas eksperimen
113

Lampiran 18. Hasil analisis motivasi belajar sebelum perlakuan kelas kontrol
114

Lampiran 19. Hasil analisis motivasi belajar setelah perlakuan kelas eksperimen
115

Lampiran 19. Hasil analisis motivasi belajar setelah perlakuan kelas kontrol
116

Lampiran 20. Rekap hasil motivasi belajar kelas eksperimen


117

Lampiran 20. Rekap hasil motivasi belajar kelas kontrol


118
Lampiran 21. Uji perbedaan dua rata-rata hasil motivasi belajar setelah
perlakuan – sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol
119

Lampiran 22. Lembar observasi aktivitas siswa


120
121
122
123
124
Lampiran 23. Perhitungan check list aktivitas belajar

PERHITUNGAN CHECK LIST AKTIVITAS BELAJAR

Langkah-langkah menganalisis data hasil check list sebagai berikut:


a. Mengkuantitatifkan hasil checking dengan memberi skor sesuai dengan bobot
yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Membuat tabulasi data.
c. Menghitung presentase dari tiap-tiap sub variabel. Adapun presentase untuk
tiap-tiap sub variabel dihitung dengan menggunakan rumus:
n
% N X100%
Keterangan:
% = presentase sub variabel
n = jumlah nilai tiap sub variabel
N = jumlah skor maksimal
d. Mentransformasikan persentase dari tiap-tiap sub variabel ke dalam kalimat
yang bersifat kualitatif, dengan cara:
1) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimal) = 100%
2) Menentukan persentase skor terendah (skor minimal) = 0%
3) Menentukan range = 100% - 0% = 100%
4) Menentukan interval yang dikehendaki = 5 (Sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah).
5) Menentukan lebar interval = 100% : 5 = 20%
Berdasarkan perhitungan diatas, maka range persentase dan kriteria kualitatif dapat
ditetapkan sebagaimana berikut:
Rentang presentase dan kriteria kualitatif untuk perhitungan aktivitas belajar siswa
No. Rentang presentase Kriteria Rata-rata Skor
1 80% < skor ≤ 100% Sangat aktif 0,80 < rata-rata skor ≤ 1,00
2 60% < skor ≤ 80% Aktif 0,60 < rata-rata skor ≤ 0,80
3 40% < skor ≤ 60% Cukup aktif 0,40 < rata-rata skor ≤ 0,60
4 20% < skor ≤ 40% Kurang aktif 0,20 < rata-rata skor ≤ 0,40
5 ≤ 20% Pasif ≤ 0,20
125

Lampiran 24. Hasil analisis aktivitas siswa kelas eksperimen


126

Lampiran 25. Hasil analisis aktivitas siswa kelas kontrol


127

Lampiran 26. Data hasil belajar pre test, pos test, dan selisih post – pre
test kelas eksperimen dan kelas kontrol
128

Lampiran 27. Uji homogenitas hasil pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol
129

Lampiran 28. Uji normalitas hasil pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol
130
131

Lampiran 29. Uji kesamaan dua varians data hasil post test - pre test kelas
eksperimen dan kelas kontrol
132

Lampiran 30. Uji perbedaan dua rata-rata data hasil selisih nilai post test -
pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol
133

Lampiran 31. Angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran kelas


eksperimen
134

Lampiran 31. Angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran kelas kontrol
135
Lampiran 32. Perhitungan angket tanggapan siswa

PERHITUNGAN ANGKET TANGGAPAN SISWA

Menganalisis data dengan angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:


a. Angket yang telah diisi oleh siswa, diperiksa kelengkapan jawabannya,
kemudian disusun sesuai dengan kode siswa.
b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor
sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Membuat tabulasi data.
d. Menghitung persentase data dari tiap-tiap sub variabel. Persentase untuk tiap-
tiap variabel dihitung dengan menggunakan rumus:
n Keterangan:
Ps = persentase skor
Ps N X100% n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimal

Angket tanggapan siswa terdiri dari 10 item pernyataan dengan pilihan jawaban:
SS : Sangat setuju, S : Setuju, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju
Masing-masing jawaban dikaitkan dengan nilai;
SS =4
S =3
TS = 2
STS = 1

Kriteria Persentase:
Persen tertinggi = skor tertinggi : skor tertinggi x 100% = 4 : 4 x 100% = 100%
Persen terendah = skor terendah : skor tertinggi x 100% = 1 : 4 x 100% = 25%
Rentang = persen tertinggi – persen terendah = 100% - 25% = 75%
Interval = rentang : skor tertinggi = 75% : 4 = 18,75
Sehingga diperoleh kriteria motivasi sebagai berikut:
Sangat baik = 81,26% - 100%
Baik = 66,51% - 81,25%
Cukup baik = 43,76% - 66,50%
Kurang baik = 25,01% - 43,75%
Jelek =<25%

Dikonversikan ke skor:
Skor tertinggi = persen tertinggi : persen tertinggi x 4 = 100% : 100% x 4 = 4
Skor terendah = persen terendah : persen tertinggi x 4 = 25 : 100% x 4 = 1
Rentang = skor tertinggi – skor terendah = 4 - 1 = 3
Interval = rentang : skor tertinggi = 3 : 4 = 0,75
Sehingga diperoleh kriteria motivasi dengan skor:
Sangat baik = 3,26 - 4,00
Baik = 2,51 – 3,25
Cukup baik = 1,76 – 2,50
Kurang baik = 1,01 – 1,75
Jelek = ≤ 1,00
136

Lampiran 33. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses


pembelajaran (kelas eksperimen)
137

Lampiran 34. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap proses


pembelajaran (kelas kontrol)
138

Lampiran 35. Lembar observasi kinerja guru


139

Lampiran 35. Lembar observasi kinerja guru


140
Lampiran 36. Rubrik penilaian kinerja guru
Kelas Eksperimen
ASPEK KINERJA GURU YANG DINILAI

1. Pendahuluan
a. Memberikan motivasi
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Inti
a. Penguasaan materi
b. Kesesuaian materi dengan indikator
c. Penerapan model ARCS selama pembelajaran berlangsung
d. Guru menarik perhatian siswa dengan media pembelajaran
e. Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi
f. Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di depan kelas
h. Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian penghargaan
pada siswa secara individu ataupun kelompok
i. Pengelolaan waktu
j. Pengorganisasian kelas
3. Penutup
a. Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan
b. Guru memberikan pekerjaan rumah
c. Guru memberikan evaluasi sesuai indikator

KRITERIA PENSKORAN

1. Pendahuluan
a. Memberikan motivasi
5 : Guru memberikan motivasi pada awal pembelajaran dengan
penyampaian yang jelas pada siswa
4 : Guru memberikan motivasi pada awal pembelajaran dengan
penyampaian yang sebagian besar sudah jelas
3 : Guru memberikan motivasi pada awal pembelajaran tetapi
penyampaiannya kurang jelas
2 : Guru memberikan motivasi pada awal pembelajaran tetapi
penyampaiannya masih salah
1 : Guru tidak memberikan motivasi pada awal pembelajaran
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5 : Guru memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran
dengan penyampaian yang jelas pada siswa
4 : Guru memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran
dengan penyampaian yang sebagian besar sudah jelas
3 : Guru memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran
tetapi penyampaiannya kurang jelas
2 : Guru memberikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran
tetapi penyampaiannya salah
1 : Guru tidak memberikan tujuan pembelajaran pada awal
pembelajaran
141

2. Inti
a. Penguasaan materi
5 : Guru menguasai materi dengan penyampaian yang mudah dipahami
semua siswa.
4 : Guru menguasai materi dengan penyampaian yang sebagian besar
siswa dapat memahaminya.
3 : Guru menguasai sebagian besar materi tetapi dalam penyampaianya
hanya sebagian kecil siswa yang paham
2 : Guru hanya menguasai sebagian kecil materi
1 : Guru tidak menguasai materi
b. Kesesuaian materi dengan indikator
5 : Materi yang diberikan sangat tepat dan sesuai dengan indikator
4 : Materi yang diberikan sangat tepat dan sebagian besar sesuai dengan
indikator
3 : Materi yang diberikan sangat tepat tetapi kurang sesuai dengan
indikator
2 : Materi yang diberikan kurang tepat dan kurang sesuai dengan
indikator
1 : Materi yang diberikan tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikator
c. Penerapan model ARCS selama pembelajaran berlangsung
5 : Guru menerapkan model ARCS dalam pembelajaran dan semua tahap
terpenuhi
4 : Guru menerapkan model ARCS dalam pembelajaran dan sebagian
besar tahap telah terpenuhi
3 : Guru menerapkan model ARCS dalam pembelajaran tetapi hanya
sebagian kecil tahap yang terpenuhi.
2 : Guru kurang menerapkan model ARCS dalam pembelajaran.
1 : Guru tidak menerapkan model ARCS dalam pembelajaran
d. Guru menarik perhatian siswa dengan media pembelajaran yang
menarik pada siswa
5 : Guru dapat menarik perhatian semua siswa dengan mengunakan media
pembelajaran.
4 : Guru dapat menarik perhatian sebagian besar siswa dengan
mengunakan media pembelajaran.
3 : Guru dapat menarik perhatian sebagian kecil dari siswa dengan
menggunakan media pembelajaran.
2 : Guru kurang dapat menarik perhatian siswa dengan menggunakan
media pembelajaran.
1 : Guru tidak dapat menarik perhatian siswa dengan menggunakan
media pembelajaran.
e. Guru mengunakan metode pembelajaran yang yang bervariasi
5 : Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan mudah
dipahami siswa
4 : Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan sebagian
besar siswa dapat memahaminya
3 : Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi tetapi hanya
sebagian kecil siswa yang dapat memahaminya
142

2: Guru mengunakan metode pembelajaran yang bervariasi tetapi siswa


yang tidak dapat memahaminya
1 : Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
f. Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari
5 : Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan
penyampaianya sudah tepat
4 : Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan
penyampaianya sebagian besar sudah tepat
3 : Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari tetapi
hanya sedikit yang tepat dalam penyampaianya
2 : Guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari tetapi
keliru dalam penyampaianya
1 : Guru tidak menghubungkan materi dengan kehidupan sehari – hari.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di
depan kelas
5 : Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di
depan kelas
4 : Guru memberikan kesempatan kepada sebagian besar siswa untuk
mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di
depan kelas
3 : Guru memberikan kesempatan kepada sebagian kecil siswa untuk
mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di
depan kelas
2 : Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil karyanya atau mengerjakan soal-soal di
depan kelas
1 : Guru membatasi siswa dalam mempresentasikan hasil karyanya atau
mengerjakan soal-soal di depan kelas
h. Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian
penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok.
5 : Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian
penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok secara
merata.
4 : Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian
penghargaan pada siswa secara individul ataupun kelompok kurang
merata.
3 : Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian
penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok tidak
merata.
2 : Guru memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian
penghargaan pada siswa secara kelompok tetapi secara individu
tidak.
1 : Guru tidak memberikan kepuasan pada siswa dengan pemberian
penghargaan pada siswa secara individu ataupun kelompok
143

i. Pengelolaan waktu
5 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru sudah tepat dan sesuai
dengan RPP
4 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru sudah tepat dan sebagian
besar sesuai dengan RPP
3 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru sudah tepat tetapi hanya
sebagian kecil yang RPP
2 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru sudah tepat tetapi tidak
sesuai dengan RPP
1 : Pengelolaan waktu yang dilakukan oleh guru tidak tepat
j. Pengorganisasian kelas
5 : Guru dapat mengorganisasi kelas dengan baik dan semua siswa dapat
diarahkan dengan baik
4 : Guru dapat mengorganisasi kelas dengan baik dan sebagian besar
siswa dapat diarahkan dengan baik
3 : Guru dapat mengorganisasi kelas dengan baik tetapi hanya sebagian
kecil siswa yang dapat diarahkan dengan baik
2 : Guru kurang baik dalam mengorganisasi kelas sehingga siswa sulit
diarahkan
1 : Guru tidak dapat mengorganisasi kelas
3. Penutup
a. Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan
5 : Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan dengan baik

4 : Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan dengan


sebagian besar sudah baik
3 : Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan tetapi hanya
sebagian kecil saja yang baik.
2 : Guru memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan tetapi keliru

1 : Guru tidak memberikan bimbingan dalam menarik kesimpulan.


b. Guru memberikan pekerjaan rumah
5 : Guru memberikan pekerjaan rumah dengan penyampaian yang baik
4 : Guru memberikan pekerjaan rumah dengan penyampaian yang
sebagian besar sudah baik
3 : Guru memberikan pekerjaan rumah tetapi penyampaiannya hanya
sebagian kecil saja yang baik.
2 : Guru memberikan pekerjaan rumah tetapi keliru
1 : Guru tidak memberikan pekerjaan rumah
c. Guru memberikan evaluasi sesuai indikator
5 : Guru memberikan evaluasi sesuai indikator
4 : Guru memberikan evaluasi sebagian besar sudah sesuai indikator
3 : Guru memberikan evaluasi tetapi hanya sebagian kecil yang sesuai
indikator
2 : Guru memberikan evaluasi tetapi masih keliru
1 : Guru tidak memberikan evaluasi
144

Lampiran 37. Perhitungan kinerja guru

PERHITUNGAN KINERJA GURU

Pedoman penilaian kinerja guru terdiri dari 15 aspek yang harus diamati dengan
memberi skor 5, 4, 3, 2, atau 1 sesuai dengan rubrik kinerja guru.

Kriteria Persentase:
Persen tertinggi = skor tertinggi : skor tertinggi x 100% = 5 : 5 x 100% = 100%
Persen terendah = skor terendah : skor tertinggi x 100% = 1 : 5 x 100% = 20%
Rentang = persen tertinggi – persen terendah = 100% - 20% = 80%
Interval = rentang : skor tertinggi = 80% : 5 = 16
Sehingga diperoleh kriteria motivasi sebagai berikut:
Sangat baik = 85% - 100%
Baik = 69% - 84%
Cukup baik = 53% - 68%
Kurang baik = 37% - 52%
Jelek =<36%

Dikonversikan ke skor:
Skor tertinggi = persen tertinggi : persen tertinggi x 5 = 100% : 100% x 5 = 5
Skor terendah = persen terendah : persen tertinggi x 5 = 36% : 100% x 5 = 1,8
Rentang = skor tertinggi – skor terendah = 5 – 1,8 = 3,2
Interval = rentang : skor tertinggi = 3,2 : 5 = 0,64

Sehingga diperoleh kriteria motivasi dengan skor:


Sangat baik = 4,37 - 5,00
Baik = 3,73 – 4,36
Cukup baik = 3,09 – 3,72
Kurang baik = 2,45– 3,08
Jelek = < 2,45
145

Lampiran 38. Hasil analisis kinerja guru


146

Lampiran 39. Angket Tanggapan Guru

ANGKET TANGGAPAN GURU

1. Bagaimana tanggapan dan kesan Bapak/Ibu terhadap proses pembelajaran materi


sistem peredaran darah pada manusia dengan menggunakan model ARCS
(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung multimedia interaktif?
Komentar:
Menurut saya model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
didukung multimedia interaktif mengenai materi sistem peredaran darah manusia
ini sangat cocok diterapkan pada pembelajaran, karena multimedia tersebut
sangat mendukung kompetensi dasar materi sistem peredaran darah manusia.

2. Menurut Bapak/Ibu kendala atau kesulitan apa yang dialami selama proses
belajar mengajar menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction) didukung multimedia interaktif?
Komentar:
Kendala dari pemanfaatan multimedia interaktif ini adalah apabila listriknya
mati.
3. Menurut Bapak/Ibu apakah dalam pembelajaran menggunakan penggunaan
model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) didukung
multimedia interaktif ini mudah untuk dipahami?
Komentar:
Iya mudah dipahami, karena materi di dalam multimedia interaktif ini disajikan
secara runtut dan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami siswa.
4. Menurut Bapak/Ibu apakah materi yang tercantum dalam multimedia interaktif
sudah mencakup semua indikator dan sudah sesuai dengan SK dan KD?
Komentar:
Menurut saya pembuatan multimedia interaktif ini sesuai dengan SK, KD, dan
indikator juga sudah sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah kekurangan dari model ARCS yang didukung
multimedia interaktif materi sistem peredaran darah pada manusia ini?
Komentar:
147

Kekurangan dari multimedia interaktif ini harus benar-benar tergantung dengan


adanya listrik karena media ini berhubungan dengan alat elektronik.
6. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi kelas selama proses belajar mengajar
menggunakan model ARCS didukung multimedia interaktif materi sistem
peredaran darah pada manusia?
Komentar:
Kondisi kelas selama proses pembelajaran berlangsung menjadi lebih hidup dan
aktif. Siswa terlihat lebih tertarik dan termotivasi sehingga semagat belajar lebih
tinggi.
7. Apakah Bapak/Ibu tertarik untuk menerapkan multimedia interaktif dalam
pembelajaran?
Komentar:
Ya, saya sangat tertarik dengan multimedia interaktif ini jika diterapkan dalam
pembelajaran karena siswa bisa melihat secara lebih konkret materi yang
dijelaskan.
8. Menurut Bapak/Ibu, apakah multimedia interaktif materi sistem peredaran darah
pada manusia ini menarik perhatian dan memotivasi siswa dalam pembelajaran?
Komentar:
Menurut saya multimedia interaktif ini menarik perhatian siswa sehingga siswa
lebih termotivasi dalam belajar, ini bisa dilihat dari antusias siswa selama
pembelajaran berlangsung.
9. Menurut Bapak/Ibu, apakah gambar, animasi, audio, kontras warna dalam
multimedia interaktif ini membantu pemahaman siswa?
Komentar:
Menurut saya perpaduan warna yang terdapat pada multimedia interaktif ini
sudah sesuai, juga tidak mengganggu isi materi yang ada pada multimedia
interaktif.
10. Menurut Bapak/Ibu, apakah multimedia interaktif ini menghubungkan materi
dengan kehidupan sehari-hari siswa?
Komentar:
Ya adapun isi materi di dalam multimedia interaktif ini berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari siswa.
148

Lampiran 40. Uji homogenitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel


149

Lampiran 41. Uji normalitas seluruh populasi untuk pengambilan sampel


150
151
152
153
154

Lampiran 42. Dokumentasi penelitian

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Kelas Eksperimen (Kelas VIII-A) Kelas Kontrol (Kelas VIII-C)

Siswa mengerjakan soal pre test

Siswa menghitung jumlah denyut nadi

Guru menjelaskan dengan multimedia interaktif Guru menjelaskan dengan charta/torso


155

Siswa menjawab pertanyaan di papan tulis

Siswa menjawab pertanyaan di papan tulis

Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru

Kegiatan diskusi kelas

Siswa mengisi lembar tanggapan siswa di akhir pembelajaran


156

Lampiran 43. Kelengkapan surat-surat


157
158

Anda mungkin juga menyukai