Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan
pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Haid atau menstruasi
merupakan suatu tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang
siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
yang baru.
Biasanya, periode pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13. Namun,
beberapa anak perempuan mulai mengalami masa haid pada usia 8 atau 9 tahun,
sedangkan yang lain mungkin lebih lama, sekitar umur 15 atau 16 tahun.
Jika haid tidak terjadi pada saat seorang gadis sudah mencapai usia 16,
sebaiknya ia segera menghubungi dokter untuk evaluasi. Haid biasanya dimulai
1/2
sekitar 2 tahun setelah payudara gadis mulai berkembang, dan berkenaan
dengan perkembangan pinggang dan rambut di sekitar vagina.
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang
siklus haid yang normal atau siklus dianggap sebagai siklus yang klasik ialah
28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi
juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar,
siklusnya selalu tidak sama. Lebih dari 90% wanita mempunyai siklus
menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh
hormon-hormon reproduksi.
Lama haid biasanya antara 3 – 6 hari, ada yang 1 – 2 hari dan diikuti
darah sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap
wanita biasanya lama haid itu tetap. Kurang lebih 50% darah menstruasi
dikeluarkan dalam 24 jam pertama. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis
fungsional, exudat inflamasi, sel darah merah, dan enzym proteolitik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari menstruasi ?
2. Bagaimana siklus menstruasi ?
3. Bagaimana menentukan masa subur dan tanda gejala menstruasi ?
4. Bagaimana daur menstruasi ?
5. Bagaimana hubungan hipotalamus dan hipofisis dalam siklus menstruasi ?
6. Apa saja kelainan dalam menstruasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari menstruasi.
2. Untuk mengetahui siklus menstruasi.
3. Untuk mengetahui menentukan masa subur dan tanda gejala menstruasi.
4. Untuk mengetahui daur menstruasi.
5. Untuk mengetahui hubungan hipotalamus dan hipofisis dalam siklus
menstruasi.
6. Untuk mengetahui kelainan dalam menstruasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut
sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan
berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55
tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita
memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus
28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini
bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode
menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama
yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum
perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

B. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu,


siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur
(ovarium) terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus folikuler, siklus ovulasi dan
siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi 4 fase, yaitu : fase
menstruasi atau deskuamasi, fase post menstruasi atau stadium regenerasi,

3
fase intermenstruum atau stadium proliferasi, dan fase pramenstruum atau
stadium sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan
hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar
rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan
endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn
berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua
fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut
sebagai desidua basalis.
Siklus haid dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium sebagai
berikut :

1. SIKLUS UTERUS

Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam


uterus -endometrium. Pada akhir fase menstruasi endometrium mulai
tumbuh kembali dan memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi,
pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar endometrium
menjadi lebih aktif – fase sekresi.
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi
dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat
terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase
tersebut adalah :
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut
dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Dengan haid
itu keluar darah, potongan potongan endometrium dan lendir dari

4
cervik. Darah tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah
pembekuan darah dan mencairkan potongan - potongan mukosa.
Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak
mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah dalam darah haid.
b. Fase post menstruasi atau stadium regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium
secara berangsur - angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput
lendir baru yang tumbuh dari sel - sel epitel kelenjar endometrium.
Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium sudah mulai
waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
c. Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm.
Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus
haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu :
1) Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke
9
.

Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya
regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar
kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini
merupakan ciri khas fase proliferasi : sel - sel kelenjar
mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan
suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan - perubahan

5
involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma
padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel - selnya
berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan - tonjolan
anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma
relatif sedikit.
2) Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14.
Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata
dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk
pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
d. Fase pramenstruum atau stadium sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14
sampai ke 28.
Pada fase ini endometrium kira - kira tetap tebalnya, tetapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.
Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan
endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas :
1) Fase sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase
sebelumnya karena kehilangan cairan, tebalnya ± 4 – 5 mm.
Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu :

 stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam


yang berbatasan dengan lapisan miometrium. Lapisan ini
tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.
 stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk
anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyak kelenjar

6
yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit stroma
di antaranya.
 stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran
saluran kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan
stromanya edema.
2) Fase sekresi lanjut
Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 – 6 mm. Dalam fase ini
terdapat peningkatan dari fase sekresi dini , dengan
endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang
berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal
untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel sel
stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi
kehamilan.

2. SIKLUS OVARIUM

Siklus indung telur (ovarium) terbagi menjadi 3 bagian, yaitu siklus


folikuler, siklus ovulasi dan siklus luteal.

7
a. Fase Folikuler ( hari 1 – 10 )
1) Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memicu
/ merangsang pertumbuhan 10 – 20 folikel namun hanya 1
folikel yang ‘dominan’ yang menjadi matang dan sisanya akan
mengalami atresia.
2) Kadar FSH dan LH yang tinggi disebabkan oleh kadar
estrogen dan progesteron yang rendah pasca fase haid
sebelumnya.
3) Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah
namun akan kembali meningkat setelah masuk fase proliferasi
b. Fase Folikuler ( hari 9 -14 )

1) Folikel membesar dan membentuk ruang penuh cairan


(ANTRUM) - follicle d’graaf.
2) Follicle d’graaf : oosit dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel
granulosa yang disebut cumulus oophorus
3) Sejalan dengan maturasi folikel maka produksi estrogen
(terutama estradiol) oleh sel granulosa meningkat dan
mencapai puncaknya 18 jam menjelang ovulasi.
4) Peningkatan estradiol menyebabkan penurunan FSH dan LH (
proses umpan balik negatif )

8
3. SIKLUS OVARIUM : OVULASI ( hari 14 )
a. Pembesaran folikel yang cepat dan diikuti dengan protrusi
permukaan cortex ovarium serta keluarnya oosit berikut dengan
cumulus oophorus ( ovulasi )
b. Peristiwa ini kadang disertai rasa nyeri : mittelschmerz
c. Kadar estradiol yang meningkat dengan cepat menjelang ovulasi
menyebabkan kenaikan kadar LH secara mendadak dan
penurunan FSH pada pertengahan siklus (mekanisme
umpanbalik positif )
d. Sesaat sebelum ovulasi : kadar hormon estrogen menurun dan
progestron naik secara mendadak

4. SIKLUS OVARIUM : FASE LUTEAL ( hari 15 - 28 )

a. Sel-sel granulosa dari sisa folikel yang telah mengalami ovulasi


mengalami luteinisasi dan sisa folikel berubah menjadi
CORPUS LUTEUM
b. Pada pasca ovulasi, corpus luteum merupakan sumber estrogen
dan progesteron utama dari ovarium

9
c. Bila terjadi konsepsi, struktur corpus luteum dipertahankan oleh
hCG yang dihasilkan oleh hasil konsepsi.
d. Bila tidak terjadi konsepsi, corpus luteum mengalami regresi
dan siklus haid akan dimulai kembali.

C. Menentukan masa subur dan tanda gejala menstruasi


Beberapa metode dalam menentukan masa subur dapat dilihat dengan
beberapa cara:
1. Perubahan Periode Menstruasi
2. Perubahan Lendir Servik
3. Perubahan Suhu Basal Tubuh

Tanda dan gejala

Nyeri pada perut merupakan salah satu gejala menstruasi


Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat
masa menstruasi:
1. Perut terasa mulas, mual dan panas.
2. Terasa nyeri saat buang air kecil.
3. Tubuh tidak fit.
4. Demam.
5. Sakit kepala dan pusing.
6. Keputihan.
7. Radang pada vagina.
8. Gatal-gatal pada kulit.
9. Emosi meningkat.
10. Nyeri dan bengkak pada payudara.
11. Bau badan tidak sedap.
Cara Penanggulangan :
Saat menstruasi, rasa nyeri akibat kram menstruasi seringkali datang. Bisa
hanya samar-samar atau sangat nyeri. Kondisi ini memang sedikit menggangu
saat menstruasi. Kondisi yang dalam istilah medisnya disebut dysmenorrhea

10
ini biasanya terjadi di perut bagian bawah.Untuk mengurangi nyeri saat haid,
ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
1. Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. Kekurangan cairan
akan membuat nyerinya semakin terasa. Usahakan untuk minum air hangat
untuk meningkatkan aliran darah ke daerah panggul.
2. Membuat ramuan jahe. Caranya, rebus beberapa potong jahe yang telah
dimemarkan dalam air lalu minumlah air jahe dalam keadaan hangat.
3. Tempatkan handuk hangat di sekitar perut bagian bawah. Ini cara yang
cukup mudah untuk menghilangkan nyeri sementara waktu.
4. Hindari meminum minuman yang mengandung kafein karena bisa memicu
iritasi pada usus halus.
5. Meminum teh beraroma mint. Lebih baik jika diminum dalam keadaan
hangat.
6. Melakukan peregangan pada pagi hari dapat melancarkan pereedaran
darah dan sekaligus mengurangi rasa nyeri.

D. Daur Menstruasi

11
E. Hubungan Hipotalamus Dan Hipofisis

Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar


hipofisis). Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland karena banyak
menyekresikan hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar lain di dalam tubuh. Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah
otak. Kelenjar hipotalamus memerintahkan kelenjar hipofisis bagian depan
dan belakang untuk menghasilkan atau menghambat produksi hormon
kelenjar endokrin lain sesuai dengan kebutuhan. Hipotalamus sangat penting
karena menjadi penghubung dan pengatur komunikasi antara sistem hormon
dan sistem saraf. Selain itu, berperan juga dalam mengatur pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar
hipofisis dengan dua cara, yaitu dengan impuls saraf atau dengan
mengeluarkan hormon. Misalnya, jika tekanan darah turun, hipotalamus
mengirimkan implus saraf ke kelenjar hipofisis bagian depan. Akbatnya,
hipofisis menyekresikan ADH (antidiuretic hormone) yang menyebabkan
tekanan darah naik. Hipotalamus juga dapat mengeluarkan hormon yang
disebut releasing hormone dan inhibiting hormone.

Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan


hormon tertentu. Inhibiting hormone menekan kelenjar hipofisis sehingga
tidak menyekresikan hormon tertentu. Dari 9 jenis hormon yang disekresikan
kelenjar hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan (anterior) hipofisis

12
dan 2 lainnya oleh bagian belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis
posterior tersusun atas jaringan saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari
hipotalamus. Kelenjar hipofisis anterior tersusun atas sel-sel endokrin yang
menyintesis dan menyekresikan beberapa hormon ke dalam darah.

a. Hipofisis Anterior
Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai
berikut (Campbell, 1998: 925).
1) FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang
pematangan folikel de Graaf tempat sel telur berada.
2) LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam
pematangan sel gonad pada wanita.
3) ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan
merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4) TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid
mengeluarkan hormon tiroksin.
5) Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang
menyusui.
6) GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian
tubuh lainnya dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7) Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang
rasa sakit. Beberapa

b. Hipofisis Posterior
Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai
berikut :
1) ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan
tubuh melalui mekanisme pengeluaran urine.

13
2) Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot
rahim pada saat seorang wanita melahirkan.

Proses terjadinya haid sangat tergantung pada Mekanisme Umpan


Balik antara Hipotalamus-Pituitary-Ovarium (HPO Axis).
Hipotalamus menghasilkan GnRH yang merangsang Kelenjar
Hipofisis (pituitary) untuk mengeluarkan FSH (follicle stimulating hormone)
yang berfungsi mematangkan folikel dan LH (luteinizing hormone) yang
berperan dalam proses ovulasi. Dalam setiap siklus, folikel yang mengalami
proses pematangan berjumlah lebih dari satu, namun dalam perjalanannya,
hanya ada satu folikel yang disiapkan untuk ovulasi, sementara yang lain
mengalami atresia. Folikel yang matang tersebut mengluarkan hormon
estrogen, oleh karena itu kadar hormon estrogen dalam awal siklus relatif
meningkat.

Meningkatnya estrogen menyebabkan negative feedback pada FSH.


Sedangkan pada LH, menyebabkan positive feedback. Oleh karena itu, saat
estrogen mencapai puncaknya, akan terjadi LH Surge (lonjakan LH) yang
menstimulasi terjadinya ovulasi pada pertengahan siklus. Pecahnya folikel
terjadi 16-24 jam setelah lonjakan LH. Lonjakan LH tersebut akan bertahan
selama 24 jam dan akan menurun pada fase luteal seiring dengan menurunnya
kadar estrogen. Menurunnya estrogen sendiri kemungkinan disebabkan oleh
berubahnya struktur folikel. Selanjutnya folikel menjadi corpus luteum yang
menghasilkan progesteron dan estrogen untuk menyiapkan endometrium
(menebal) bila terjadi konsepsi.

14
Bila terjadi konsepsi, selanjutnya
corpus luteum akan dipelihara
oleh hCG. Bila tidak terjadi
konsepsi, secara perlahan corpus
luteum menjadi atresia menjadi
corpus albicans disertai dengan
penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Turunnya kadar
estrogen dan progesteron memberikan negative feedback pada hipotalamus
dan hipofisis hingga memulai siklus baru.

F. Kelainan dalam menstruasi


1. Menstruasi yang menyakitkan atau dysmenorrhea.
Dysmenorrhea pertama biasanya dihubungkan dengan naiknya kadar
kimia alami di dalam tubuh saat ovulasi, yang menyebabkan rasa sakit.
Dysmenorrhea kedua merupakan tanda suatu kelainan mendasar.
Dysmenorrhea kedua ini mempengaruhi wanita yang belum pernah
menstruasi sebelumnya.Kelainan reproduksi, endometriosis, atau fibroids
dapat menimbulkan menstruasi dengan rasa sakit, dan satu-satunya cara
untuk mengetahui penyebabnya secara pasti adalah dengan
memeriksakannya ke dokter. Gejala dysmenorrhea termasuk rasa sakit
pada punggung bagian bawah atau kaki, kram perut, atau sakit pada
tulang panggul. Kelainan menstruasi ini dapat menunjukkan
ketidaksuburan.
2. Menstruasi yang sangat hebat, atau menorrhagia.
Ketidakseimbangan hormon atau kelainan rahim dapat menyebabkan
volume darah menstruasi yang sangat tinggi, namun Dr Minkin
mengatakan bahwa penyebabnya tidak selalu jelas. Jika wanita
mengalami menstruasi selama tujuh hari atau lebih, dan darah yang
keluar tidak tertampung lagi oleh pembalut, maka kemungkinan ia
menderita menorrhagia. Darah yang menggumpal juga sebenarnya

15
normal, namun gumpalan darah dalam jumlah besar merupakan tanda
"heavy periods".Menorrhagia dapat menyebabkan anemia, jadi pastikan
Anda mengonsumsi cukup banyak zat besi. Daging yang tidak berlemak,
sayuran hijau, sereal, oatmeal, kacang kedelai rebus, dan kacang-
kacangan lain, merupakan sumber zat besi yang baik. Anda mungkin
membutuhkan obat-obatan dari dokter untuk mengatasi menstruasi yang
berlebihan atau anemia, namun pastikan bahwa dokter tahu jika misalnya
Anda sedang berusaha hamil.
3. Menstruasi tidak teratur, atau oligomenorrhea.
Menstruasi yang tidak dapat diprediksi datangnya termasuk normal,
namun hanya bila hal ini terjadi pada tahun pertama wanita mengalami
menstruasi dan saat perimenopause (tahun-tahun menjelang menopause).
Ketidakseimbangan hormon atau kelainan juga menyebabkan haid tidak
teratur, yang dapat memengaruhi tingkat kesuburan dan kesempatan
wanita untuk mendapatkan bayi.
4. Tidak mengalami menstruasi atau amenorrhea
Jika wanita tidak mengalami menstruasi selama tiga bulan, kemungkinan
ia sedang hamil. Namun penyebab lainnya bisa juga karena ia mengalami
amenorrhea, perimenopause, atau menopause. Penyebab yang paling
umum dari absennya menstruasi adalah kehamilan. Amenorrhea juga
merupakan efek samping dari penyakit, stres, latihan terlalu berat, atau
turunnya berat badan yang terlalu banyak. Jika wanita tidak menstruasi,
bisa jadi ia tidak berovulasi (tidak melepas telur setiap bulan). Jika tidak
berovulasi maka ia akan kesulitan hamil. Penderita sebaiknya
menghindari diet dan latihan yang ketat.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat
kehamilan.
Siklus menstruasi normal pada manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu
siklus ovarium dan siklus uterus. Pembentukan sel telur pada siklus menstruasi
disebut siklus ovarium yang terdiri atas fase folikuler, fase ovulasi, dan fase
luteal. Sedangkan pada Siklus endometrium terdiri dari 4 fase yaitu, fase
menstruasi, fase regenerasi, fase proliferasi dan fase sekresi.
Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar
hipofisis). Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland karena banyak
menyekresikan hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar lain di dalam tubuh.
Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua
cara, yaitu dengan impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon.

17
DAFTAR PUSTAKA

OBSTETRI FISIOLOGI. Fisiologi Alat-alat Reproduksi Wanita. ELEMAN :


Bandung.

W, Bambang. Siklus Menstruasi. [Online.] Tersedia :


http://www.authorstream.com/Presentation/dodo.w-218693-SIKLUS-
MENSTRUASI-PENDAHULUAN-Selayang-Pandang-AKAN-
BERLANGSUNG-SECARA-menstrua-Education-ppt-powerpoint/

Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo: Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai