Anda di halaman 1dari 5

DIABETES MELITUS

No.Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tgl.Terbit :

Halaman :
PUSKESMAS Drg. Farida

GUNUNG SARI ULU NIP. 19710202 200501 2 011

1. Pengertian Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai


kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, saraf, ginjal dan pembuluh darah.

1. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah:


Penatalaksanaan Diabetes Melitus
2. Kebijakan SK kepala Puskesmas Gunung Sari Ulu No:

3. Referensi Pedoman pelayanan Klinis

4. Langkah- 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.


langkah Prosedur
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien
mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria (sering
kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (serng lapar).
3. Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat keluhan lain
seperti berat badan turun tanpa penyebab yang jelas, kesemutan,
gatal, mata kabur, impotensi pada pria, pruritus vulva pada wanita,
serta adakah luka yang tidak kunjung sembuh.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan gula
darah .
6. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk
selanjutnya pasien diperiksa gula darahnya
7. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien
8. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan diagnose
berdasarkan hasil lab dan anamnesis, yaitu:
a. Gejala klasik DM +Glukosa darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah
kapiler)
b. Gejala klasik DM +Glukosa darah puasa ≥ 100 mg/dl (darah
kapiler)
c. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP
ulang ≥ 100 mg/dl (darah kapiler)
9. Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa terapi gizi
medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2 – 4 minggu. Apabila
kadar gula darah belum mencapai sasaran dilakukan intervensi
farmakologi dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan
insulin.
10. Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil dan
ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah,
dapat diberikan sampai dosis hampir maksimal. Pemberian OHO
bersamaan dengan pengaturan diit dan latihan jasmani, bila
diperlukan dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau OHO
kombinasi. Terapi OHO kombinasi harus dipilih dua macam obat
dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda
11. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal
2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
12. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum makan, 1-2
kali/hari.
13. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM, perlunya
pengendalian dan pemantauan gula darah, penyulit DM dan
resikonya serta bagaimana mengatasi sementara keadaan gawat
darurat akibat DM (rasa sakit dan hipoglikemia).
14. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM)
makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Pentingnya keteraturan makan dalam
hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.
15. Petugas mengedukasi pasien tentan latihan jasmani secara teratur
3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
16. Petugas menulis resep.
17. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
18. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan
terapi kedalam rekam medic pasien
19. Petugas menandatangani rekam medic
20. Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan

5. UnitTerkait Laboratorium
6. Dokumen terkait
7. RekamanHistorisPerubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
DAFTAR TILIK DIABETES MELITUS

No.Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tgl.Terbit :

Halaman :
PUSKESMAS Drg. Farida

GUNUNG SARI ULU NIP. 19710202 200501 2 011

Tidak

No Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlaku

1 Apakah Petugas memanggil pasies sesuai nomor urut?

2 Apakah Petugas melakukan anamnesa pada pasien


apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM
yang berupa poliuria (sering kencing), polidipsi
(sering haus) dan polifagi (sering lapar)?

3 Apakah Petugas menanyakan pada pasien apakah


terdapat keluhan lain seperti berat badan turun
tanpa penyebab yang jelas, kesemutan, gatal,
mata kabur, impotensi pada pria, pruritus vulva
pada wanita, serta adakah luka yang tidak
kunjung sembuh?

4 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan tekanan


darah?

5 Apakah Bila diperlukan petugas membuat permintaan


pemeriksaan gula darah?

6 Apakah Petugas menyerahkan surat permintaan


kepada pasien untuk selanjutnya pasien ke
laboratorium?

7 Apakah Petugas membaca hasil laboratorium dan


menegakan diagnose berdasarkan hasil lab dan
anamnesis, yaitu:

1. Gejala klasik DM +Glukosa darah


sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler)
2. Gejala klasik DM +Glukosa darah
puasa ≥ 100 mg/dl (darah kapiler)

3. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS


≥ 200 mg/dl atau GDP ulang ≥ 100
mg/dl (darah kapiler)?
8 Apakah Petugas memberikan penatalaksanaan awal
DM berupa terapi gizi medis (TGM) dan latihan
jasmani selama 2 – 4 minggu. Apabila kadar
gula darah belum mencapai sasaran dilakukan
intervensi farmakologi dengan obat
hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan
insulin?

9 Apakah Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit


DM, perlunya pengendalian dan pemantauan
gula darah, penyulit DM dan resikonya serta
bagaimana mengatasi sementara keadaan
gawat darurat akibat DM (rasa sakit dan
hipoglikemia)?

10 Apakah Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi


medis (TGM) makanan yang seimbang sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
masing individu. Pentingnya keteraturan makan
dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah
makanan?

11 Apakah Petugas mengedukasi pasien tentan latihan


jasmani secara teratur 3 – 4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit?

12 Apakah Petugas menulis resep ?

13 Apakah Petugas menyerahkan resep kepada pasien?

14 Apakah Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,


laboratorium,diagnose dan terapi kedalam
rekam medic pasien?

15 Apakah Petugas menandatangani rekam medic?

16 Apakah Petugas menulis diagnose ke buku rgister rawat


jalan?

CR :……………………… %
Balikpapan………………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai