Rumah-rumah tradisional Lampung Barat adalah rumah panggung yaitu rumah yang terbuat dari kayu yang
dibawah nya sengaja dikosongkan sebagai tempat menyimpan ternak dan hasil panen. pada umum nya
rumah-rumah tradisional ini telah berumur puluhan tahun bahkan ratusan tahun.
bentuk rumah-rumah tradisional tersebut bisa kita jumpai di perkampungan-perkampungan di
Kecamatan Belalau (Hujung, Kenali, Turgak, Luas), di Kecamatan Belalau (Kotabesi, Canggu, Pekon Balak,
Negeri Ratu, Sukabumi) dan di Kecamatan Balik Bukit (Kota Agung, Empulau Ulu).
Sebagaimana di daerah lain, di Lampung rumah-rumah tradisional ini mempunyai beberapa bentuk
yang disesuaikan dengan kedudukan dan status si pemilik, seperti Gedung Dalom sebutan Keraton/Istana
bagi seorang Suttan/Sultan/Raja/Saibatin, Saibatin adalah pemilik Adat dan Masyarakat Adatnya, pemilik
wilayah dan hak ulayatnya.
Rumah tradisional Lampung Barat yang tertua berumur ±350 tahun menurut Bpk Mat Sari sang pemilik
rumah Adat Lampung yang tinggal satu-satunya di daerah kenali.
Pada sistem struktur struktur bangunan tradisional rumah ini pada pondasi menggunakan tiang kayu dengan
diameter ±80 cm yang diletakkan langsung di atas tanah tanpa di gali, hanya di lapis dengan susunan batu 3
buah.
Gbr 1.1 (sumber : sketsa Tri Hidayat) Gbr 1.2 (sumber : foto Yoga adi wibowo)
DENAH RUMAH ADAT PENYIMBANG LAMPUNG
E : Dapur : Ruangan
untuk memasak
G : Garang : Ruangan
untuk mencuci perlengkapan makan
F
G
Gbr 1.3 (sumber : sketsa Yoga Adi Wibowo)
1. Awal mula berdirinya rumah adat penyimbang di daerah kenali berada pada daerah lembah bukit pesagi.
Pada jaman dahulu pembuatan rumah adat menggunakan jenis kayu maupun bambu pilihan dengan
asumsi : a. Perlindungan terhadap binatang buas (dibuat panggung)
b. penggunaan kayu yang tebal dan kokoh (menyesuaikan kondisi iklim yang dingin)
c. sedikit bukaan (agar angin malam sedikit yang masuk)
desa pertama di daerah lampung pesagi bernama ranji pasai yang merupakan pusat pemerintahan
sekala brak yang sekarang bernama bernasi sesudah itu berpindah dari kampung tersebut saejauh ±500
meter ke arah selatan yang bernama kenali tua baru setelah itu ke kenali untuk daerah pemukiman yang
terakhir. Pemukiman suku Lampung turun temurun dari arah gunung pesagi ke lereng gunung pesagi.
Namun ada juga dari kerajaan ranji pasai yang bemukim menyebar ke seluruh Lampung.
Rumah orang lampung kenali dahulu di buat seperti rumah tua dengan tiang yang tak begitu tinggi
dengan ukuran balok setinggi ukuran bahu orang dewasa dengan alasan tidak kuat mengangkat jika
baloknya di buat terlalu tinggi.
Gbr 1.4 (sumber : Sketsa Yoga Adi Wibowo) Gbr 1.5(sumber : Foto Yoga Adi Wibowo)
2. Adapun dengan sistem stuktur bangunan rumah adat lampung yang lama tidak menggunakan paku untuk
menyambung bagian per bagian rumah tersebut, tetapi menggunakan pasak dan menggunakan ikatan rotan
yang banyak di jumpai di daerah pegunungan pesagi. Untuk atap rumah adat lampung jaman dahulu di buat
menggunakan material berupa ijuk karena pada jaman dahulu belum ada pembuatan genteng ataupun
asbes. Dahulu rumah di lampung kenali memiliki pandangan bahwa satu keluarga besar harus tinggal satu
rumah jika di gambarkan cucu-anak-kakek harus tinggal di satu rumah karena dahulu untuk membangun
satu rumah memang sangat susah tidak seperti sekarang banyak di jumpai mesin-mesin pemotong kayu
dengan mudahnya.
Pada jaman dahulu juga meskipun tidak ada kegiatan sang pemilik rumah tetap menggunakan fungsinya
seperti itu. Adapun ruangan yang mendukung selain itu menurut kegunaannya adalah
1. Beranda tempat santai, tempat para gadis berkumpul jika ada acara.
2. Bilik kamar.
3. Dapur tempat memasak.
Untuk dapur fleksibel letaknya yaitu ketika penampatanya di samping ataupun di belakang tetap di sebut di
belakang.
Rumah adat lampung rata-rata memiliki 3 anak 4 anak tangga
Ada juga filosofi bentuk tanduk pada rumah adat penyimbang atau saibatin mengambil bentuk dari tanaman
pakis muda yang masih melingkar yang banyak ditemukan di daerah pegunungan pesagi. Dikarenakan pakis
merupakan tanaman yang tumbuh tinggi di bandingkan rumput dan alang-alang yang ada pada daerah
pegunungan pesagi.
A D E F
I J
1. Pada bagian tengah rumah tetap dibuat lapang agar suatu waktu ada acara musyawarah keluarga
ruangan dapat di fungsikan semaksimal mungkin agar keluarga dapat masuk kedalam rumah, dan
jika masih tidak dapat mencukupi jumlah keluarga yang datang baru di buatkan tenda-tenda di
bagian depan rumah.
2. Semua tangga di fungsikan seperti aslinya, sejak jaman dahulu hingga sekarang.
A B D G
C C C
H C
C D C H
E
I
J
F F
Gbr 1.8. Lantai 1 Gbr 1.9. Lantai 2
(sumber : Sketsa Yoga Adi Wibowo) (sumber : Sketsa Yoga Adi Wibowo)
Keterangan Gambar :
a. warung f. Km/wc
b. teras g. beranda
c. kamar h. Ruang tengah
d. ruang tamu i. Dapur
e. ruang keluarga j. Tempat cuci jemur
Pada kondisi rumah tradisional lampung milik bapak khaidar hadi sudah banyak sekali perubahan susunan
ruang maupun bentuk dasar dari aslinya rumah ini direhabilitasi pada tahun 1962 dan 1984.
D
B A F
B I G
H
A I
J
I
C K D
D L
Keterangan Gambar :
F
G
A
B
I
H
J
K
J
C
E J L D E
D
Keterangan Gambar :