Bab Iv
Bab Iv
Sebelum Treatment
Sesudah Treatment
Gambar 4.1 Grafik Serat Mahkota Nanas Sebelum dan Sesudah Treatment
22
Tabel 4.1 Daerah serapan FTIR tanpa perlakuan, alkalisasi dan bleaching
23
1159 cm-1. Ini menandakan bahwa telah terjadi pemutusan ikatan antara selulosa
dan lignin akibat pemisahan hemiselulosa dari ampas. Selain itu, tidak ditemukan
lagi puncak 1058 cm-1 pada ampas yang telah melalui proses treatment. Ini
mengindikasikan bahwa hemiselulosa telah dipindahkan dari ampas. Dengan
terlepasnya senyawa ini, maka selulosa akan lebih mudah dipisahkan dari lignin.
24
4.2.2 Proses Blending Pada Berbagai Variasi Berat Mahkota Nanas
20 gr
25 gr
30 gr
35 gr
40 gr
Gambar 4.2 Grafik Serat Mahkota Nanas Hasil Blending Berbagai Variasi
25
Tabel 4.2 Tabel Serat Mahkota Nanas Hasil Blending Berbagai Variasi
Daerah Serapan (cm-1)
Pada gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa spektra masing-masing tiap
konsentrasi hampir mirip. Perbedaan mulai terlihat pada variasi berat mahkota nanas
35 gr, terutama untuk puncak C-O-C, C-H yang tidak terlalu melebar serta tidak
adanya penambahan selulosa pada puncak C-O. Hal ini menunjukkan adanya
perubahan jenis selulosa pada sampel hasil blending. Dengan semakin tingginya
konsentrasi, tidak menjamin hasil selulosa yang dihasilkan semakin banyak. Dari
grafik FTIR diatas dapat dilihat penambahan dan pelebaran puncak tertinggi terjadi
pada variasi berat 25 gr dan 30 gr. Kemudian puncak 1056 cm-1 yang merupakan
puncak untuk struktur selulosa paling tinggi terdapat pada variasi 25 gr yang
ditunjukkan dengan puncak 1058 cm-1. Ikatan O-H tertinggi ada pada variasi berat
mahkota nanas 25 gr. Dari spektra FTIR ikatan O-H muncul pada panjang gelombang
3354 cm-1 dan puncak tersebut merupakan puncak dari selulosa I. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Mizi Fan et al (2012). Menurutnya, selulosa I
akan muncul pada spektra FTIR dengan panjang gelombang sekitar 3230-3375 cm-1.
26
Salah satu kelebihan selulosa I dibandingkan dengan selulosa jenis II yaitu, terdapat
pada hasil modulus elastisitas materialnya. Kontturi (2015) menyebutkan bahwa
material yang mengandung selulosa I memiliki modulus elastis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan material yang mengandung jenis selulosa lainnya. Oleh karena
itu, dari penelitian ini diharapkan akan didapatkan selulosa I, sehingga target material
dengan sifat mekanis yang baik, salah satunya yaitu modulus elastisitasnya tinggi,
dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Variasi mahkota nanas yang lain masuk
ke dalam jenis selulosa I karena panjang gelombangnya berada di range 3230-3375
cm-1.
27