Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

1. Hasil Uji FT-IR Sebelum dan Sesudah Perlakuan Kimia


Proses bleaching dan blending menghasilkan lembaran lembaran
selulosa, hasil dari lembaran-lembaran ini kemudian dianalisis dengan FT-IR.
Hasil analisis spektra mahkota nanas sebelum dan sesudah treatment dengan
NaOH dan H2O2 ditunjukkan pada gambar 4.1.

2. Hasil Uji FT-IR Proses Blending


Proses blending menghasilkan lembaran lembaran nano selulosa, hasil
dari lembaran-lembaran ini kemudian dianalisis dengan FT-IR. Hasil analisis
spektra mahkota nanas pada proses blending dengan berbagai variasi berat
ditunjukkan pada gambar 4.2.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sebelum dan Sesudah Treatment

Sebelum Treatment

Sesudah Treatment

Gambar 4.1 Grafik Serat Mahkota Nanas Sebelum dan Sesudah Treatment

22
Tabel 4.1 Daerah serapan FTIR tanpa perlakuan, alkalisasi dan bleaching

Daerah Serapan (cm-1) Ikatan dan jenis

Tanpa Perlakuan Alkalisasi dan Gugus fungsi


Bleaching

1058 - C-O Stretching

1649 1645 C=O Stretching

1325 1317 Guaiacyl

1235 - C-O Stretching

1155 1159 C-O Stretching

Gambar 4.1 memperlihatkan adanya pergeseran puncak (Panjang gelombang).


Setelah melakukan treatmet, semakin jelas terlihat perbedaan spektra yang
terbentuk. Spektra untreated fiber menunjukkan masih banyak terdapatnya
puncak-puncak yang menunjukan ikatan gabungan antara selulosa, hemiselulosa,
dan lignin yaitu misalnya pada puncak 1649, 1325 dan 1235 cm-1 yang
merupakan ciri khas dari struktur lignin, puncak 1058 milik hemiselulosa dan
juga puncak 1155 cm-1 yang merupakan puncak ikatan pembentuk struktur
selulosa. Setelah melakukan treatment, puncak-puncak lignin semakin berkurang,
sedangkan puncak selulosa semakin bertambah. Perbedaan jelas terlihat pada
hilangnya puncak 1235 cm-1 , dan berkurangnya puncak 1649 dan 1325 cm-1 pada
ampas yang telah melalui proses pre-treatment NaOH dan H2O ini menjadi bukti
bahwa keberadaan lignin di dalam ampas semakin berkurang bahkan hilang.
Menurut Rambabu et al (2016), Panjang gelombang sekitar 1600 cm-1 pada serat
mewakili ikatan C=Ostreching pada lignin.
Beda halnya dengan puncak 1155 cm-1 (puncak ikatan C-O-C stretching).
Puncak tersebut mengalami pelebaran, yaitu dari yang sebelumnya 1155 menjadi

23
1159 cm-1. Ini menandakan bahwa telah terjadi pemutusan ikatan antara selulosa
dan lignin akibat pemisahan hemiselulosa dari ampas. Selain itu, tidak ditemukan
lagi puncak 1058 cm-1 pada ampas yang telah melalui proses treatment. Ini
mengindikasikan bahwa hemiselulosa telah dipindahkan dari ampas. Dengan
terlepasnya senyawa ini, maka selulosa akan lebih mudah dipisahkan dari lignin.

24
4.2.2 Proses Blending Pada Berbagai Variasi Berat Mahkota Nanas

20 gr

25 gr

30 gr

35 gr

40 gr

Gambar 4.2 Grafik Serat Mahkota Nanas Hasil Blending Berbagai Variasi

25
Tabel 4.2 Tabel Serat Mahkota Nanas Hasil Blending Berbagai Variasi
Daerah Serapan (cm-1)

Setelah Treatment (NaOH 5%, H2O2 10%)


Ikatan dan Jenis
Tanpa Gugus Fungsi
20 gr 25 gr 30 gr 35 gr 40 gr
Perlakuan

1155,36 1159,22 1159,22 1159,22 1157,29 1159,22 C-O-C Stretching

904,61 - 900,76 - - - Amorphous

1058,92 1058,92 1045,42 1066,64 1058,92 1060,85 C-O Stretch

1091,71 - 1082,07 - - - Crystalline cellulose

1373,32 1367,53 1365,6 1369,46 1367,53 1367,53 C-H deformation

1442,75 1427,32 1427,32 1429,25 1427,32 1427,32 CH2 Scissoring

- 1111,00 1112,93 1112,93 - - C-O Streching

Pada gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa spektra masing-masing tiap
konsentrasi hampir mirip. Perbedaan mulai terlihat pada variasi berat mahkota nanas
35 gr, terutama untuk puncak C-O-C, C-H yang tidak terlalu melebar serta tidak
adanya penambahan selulosa pada puncak C-O. Hal ini menunjukkan adanya
perubahan jenis selulosa pada sampel hasil blending. Dengan semakin tingginya
konsentrasi, tidak menjamin hasil selulosa yang dihasilkan semakin banyak. Dari
grafik FTIR diatas dapat dilihat penambahan dan pelebaran puncak tertinggi terjadi
pada variasi berat 25 gr dan 30 gr. Kemudian puncak 1056 cm-1 yang merupakan
puncak untuk struktur selulosa paling tinggi terdapat pada variasi 25 gr yang
ditunjukkan dengan puncak 1058 cm-1. Ikatan O-H tertinggi ada pada variasi berat
mahkota nanas 25 gr. Dari spektra FTIR ikatan O-H muncul pada panjang gelombang
3354 cm-1 dan puncak tersebut merupakan puncak dari selulosa I. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Mizi Fan et al (2012). Menurutnya, selulosa I
akan muncul pada spektra FTIR dengan panjang gelombang sekitar 3230-3375 cm-1.

26
Salah satu kelebihan selulosa I dibandingkan dengan selulosa jenis II yaitu, terdapat
pada hasil modulus elastisitas materialnya. Kontturi (2015) menyebutkan bahwa
material yang mengandung selulosa I memiliki modulus elastis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan material yang mengandung jenis selulosa lainnya. Oleh karena
itu, dari penelitian ini diharapkan akan didapatkan selulosa I, sehingga target material
dengan sifat mekanis yang baik, salah satunya yaitu modulus elastisitasnya tinggi,
dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Variasi mahkota nanas yang lain masuk
ke dalam jenis selulosa I karena panjang gelombangnya berada di range 3230-3375
cm-1.

27

Anda mungkin juga menyukai