MANAJEMEN PERBANKAN
MANAJEMEN AKTIVA DAN PASIVA
“BANK BTN”
DisusunOleh :
Cicik Mahmudah Mukhafi 16080574059
Ninda Agustina 16080574101
Angdriani Puspita Dewi 16080574116
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Manajemen Aktiva dan
Pasiva Bank BTN” dapat ter-selesaikan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Aktiva Lancar
Adalah uang tunai dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan-
kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa dicairkan menjadi uang tunai atau
rekening giro bank, atau dijual maupun dipakai habis dalam operasi
perusahaan, dalam jangka pendek (satu tahun atau satu siklus operasi
normal perusahaan).
2
Aktiva lancar adalah aktiva yang berupa uang tunai atau aktiva yang mudah
dijual dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Aktiva lancer merupakan
harta yang dalam satu masa perputaran kegiatan usaha (umumnya satu
tahun) dapat dicairkan atau dijual atau dipakai habis. Yang termasuk dalam
kategori aktiva lancar adalah kas dan bank, surat-surat berharga yang mudah
dijual, wesel tagih, persediaan, deposito jangka pendek, piutang usaha dan
piutang lain yang akan direalisasikan dalam jangka waktu satu tahun.
Aktiva tidak lancer adalah aktiva yang digunakan untuk operasi normal
perusahaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus
operasi normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan.
Misalnya: tanah untuk lokasi baru, gedung, mesin-mesin dan peralatan produksi,
peralatan kantor, kendaraan.
3
a. Aktiva Berwujud (Tangible Assets)
Pengertian aktiva berwujud adalah aset-aset yang dapat kita sentuh,
lihat dan rasakan. Semua aktiva tetap berwujud. Selain itu, beberapa
aktiva lancar seperti persediaan dan uang tunai juga termasuk dalam
kategori aset berwujud.
4
Kedua rasio Bank ini pada tahun 2017 masing-masing sebesar 2,66%
dan 1,66%. Kolektibilitas aset produktif Perseroan pada nilai tercatatnya
sebelum cadangan kerugian penurunan disajikan dalam tabel dibawah.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh Perseroan untuk meminimalkan
jumlah kredit macet di tahun 2018 diantaranya adalah sebagai berikut:
5
Dalam aktiva ada aktiva tetap dan lancar, yang di maksud aktiva tetap
adalah asset yang tidak menghasilkan atau tidak produktif, seperti gedung,
tanah, kendaraan, dan mesin. Sedangkan aktiva lancar adalah asset yang
menghasilkan atau bias dikatakan produktif, seperti piutang, surat-surat
berharga dan lain-lain . Pendekatan manajemen pasiva dalam perbankan
dewasa ini adalah berkaitan erat dengan sisi penggunaannya di sisi assets,
jadi tidak dapat dipisahkan antara bagaimana mendapatkan dana dari pihak
ketiga dan kemudian mengoptimalkan dana yang dihimpun tersebut untuk
mendapatkan keuntungan bagi bank.
6
kas.Potongan kas , potongan kas bertujuan untuk mempercepat
kembalinya piutang oleh pembeli/pelanggan.
7
tetapi perusahaan belum menerima kas. Kebijakan piutang yang
baik adalah trade off keuntungan dan resiko (kerugian) dari
piutang tersebut. Pada akhirnya para pembeli akan melunasi
utang-utangnya. Semakain tinggi piutang semakin besar tingkat
penjualannya itu yang diharapkan perusahaan. Jika posisi piutang
dagang lebih besar dari yang seharusnya, manajer keuangan perlu
melakukan tindakan perbaikan. Besarnya piutang dagang
tergantung dari penjualan kredit per periode dan lamanya periode
pengumpulan piutang. Sebagai contoh : jika suatu perusahaan
mempunyai tingkat penjualan secara kredit sebesar 1 juta per
hari,dan pengumpulan piutang adalah 30 hari, maka piutang
perusahaan tersebut ketika sudah setabil adalah: Rp 1 juta x 30
hari = Rp 30 juta. Piutang dagang merupakan suatu bentuk
investasi. Karena itu piutang harus didanai menggunakan sumber
dana tersendiri. Jika keuntungn (margin) perusahaan adalah 25%,
maka 75% dari piutang dagang harus di danai. Dalam contoh di
atas, bagian piutang dagang yang harus di danai adalah 0,75 x Rp
30 juta = Rp 22,5 juta. Rp 7,5 juta adalah bagian dari laba (profit)
yang dengan demikian tidak perlu didanai.
8
belum dibagi merupakan laba yang memang belum di bagikan pada
tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai,modal untuk sementara waktu.
9
Bank sebesar 103,25% dibandingkan rasio tahun sebelumnya
103,13% yang masih berada dalam batas ketentuan Bank
Indonesia dan memenuhi kriteria “likuid”. Rasio lainnya adalah
pemenuhan rasio Giro Wajib Minimum (GWM). Bank BTN
secara konsisten mampu memenuhi rasio tersebut melebihi batas
minimal yang ditetapkan Bank Indonesia. Pencapaian Bank
dalam pemenuhan rasio ini adalah sebagai berikut:
10
Rasio Profitabilitas dan Efisiensi Untuk mengukur
profitabilitas dan efisiensi kinerja Perseroan rasio-rasio keuangan
yang digunakan oleh perbankan adalah Laba terhadap Aset
(ROA), Laba terhadap Ekuitas (ROE), Marjin Bunga Bersih
(NIM), dan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO). Rasio BOPO Perseroan di tahun 2018
mengalami kenaikan menjadi 85,58% dari posisi tahun
sebelumnya sebesar 82,06% sejalan dengan ekspansi bisnis
berkelanjutan yang dilakukan Perseroan. Kenaikan ini turut
mempengaruhi profitabilitas Bank ditengah tantangan persaingan
antar bank yang semakin tinggi di Indonesia. Faktor ini
berpengaruh kepada rasio NIM Bank sebesar 4,32% di tahun
2018 dari 4,76% di tahun 2017. Sementara itu, ROA dan ROE
Bank adalah sebesar 1,34% dan 14,93% di tahun yang sama
dibandingkan 1,71% dan 18,11% di tahun 2017.
11
Tanggung jawab ALCO antara lain mencakup :
Pelaporan :
12
(2) Laporan Laba Rugi, yang menyajikan perbandingan dengan periode
satu tahun sebelumnya.
(3) Neraca, yang menyajikan perbandingan dengan periode satu tahun
sebelumnya.
(4) Proyeksi anggaran
(5) Laporan kredit baru
(6) Laporan margin analysis
(7) Laporan analysis likuiditas, terutama laporan penerimaan dan
penggunaan dana.
(8) Analysis dana pihak ketiga (DPK) yang menggambarkan trend
berbagai produk DPK tersebut.
(9) Laporan data penetapan harga (pricing) yang merefleksikan harga
atau biaya dari suatu produk.
(10) Laporan model simulasi (apabila bank menggunakan model
tersebut) atau gap untuk menggambarkan profil suku bunga.
(11) Laporan hedging apabila bank melakukan strategi hedging.
13
(c) Formulasi dan eksekusi strategi pengelolaan eksposur risiko suku
bunga.
(d) Otorisasi dan mekanisme pengecualian kebijakan
14
strategi dari keseimbangan risiko dan imbal hasil sesuai keputusan rapat,
dan memahami risiko yang akan terjadi apabila bank tidak melakukan
langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan mitigasi pada risiko
suku bunga.
15
Tugas Ketua, Sekretaris dan Anggota ALCO, termasuk Direktur Risk,
Compliance and Human Capital sebagai anggota tetap dan Kepala Audit
Internal Division sebagai anggota Tidak Tetap terdiri adalah sebagai
berikut:
Ketua ALCO:
a. Memimpin Rapat ALCO sehingga dapat diperoleh keputusan
strategis dari rekomendasi untuk pemecaharl masalah yang ada.
b. Mengesahkan hasil rapat ALCO agar dapat ditindaklanjuti oleh
divisildesk sebagai dasar pelaksanaan kebijakan.
Sekretaris ALCO:
a. Membantu tugas-tugas Ketua ALCO dalam menentllkan
keputusankeputusan Rapat ALCO Bank.
b. Mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan bagi
terselenggaranya rapat ALCO.
c. Mempresentasikan materi Rapat ALCO.
d. Mencatat seluruh hasil rapat ALCO dan menyampaikan kepada
anggota ALCO dan divisi/desk terkait yang akan menjalankan
keputusan rapat ALCO tersebut.
e. Dalam pelaksanaannya, Sekretaris ALCO dibantu oleh Treasury
Division Head.
Anggota ALCO:
a. Mengikuti rapat dan memberikan pendapat, usul maupun informasi,
terutama yang menyangkut bidang kerjanya.
b. Memberikan data dan masukan kepada ALCO atas berbagai hal
yang menyangkut bidang kerjanya untuk memperkaya materi
ALCO yang akan dibahas dalam rapat berikutnya.
c. Menindaklanjuti keputusan-keputusan Rapat ALCO yang telah
disahkan oleh Ketua ALCO sebagai pedoman pelaksanaan yang
bersifat strategis.
B. Tata cara penyelenggaraan rapat ALCO yang mengatur kuorum Rapat
ALCO ditetapkan dengan kehadiran Ketua ALCO, Sekretaris ALCO dan
Direktur yang membidangi Kepatuhan dan Manajemen Risiko serta
16
minimal 6 (enam) anggota tetap ALCO lainnya. Rapat diselenggarakan
minimal satu kali dalam sebulan, tetapi jika dipandang perlu Ketua ALCO
dapat menyelenggarakan 1 rapat sewaktu-waktu. Apabila Kepala Divisi
anggota ALCO berhalangan hadir karena sebab-sebab yang telah diketahui
sebelumnya seperti keluar kota, sakit, tugas belajar dan lain-lain, maka
Anggota ALCO tersebut dapat menunjuk pejabat lain dari Divisi yang sama
untuk mewakili.
C. Implementasi fungsi dan peranan Direktur Risk, Compliance and Human
Capital dan IAD dalam rapat ALCO adalah sebagai berikut:
Rapat ALCO yang dilakukan setiap bulan dengan dikoordinir oleh
Divisi Treasury selalu mengundang Direktur Risk, Compliance and
Human Capital sebagai anggota tetap dan Kepala Internal Audit
Division sebagai anggota tidak tetap.
Direktur Kepatuhan selalu menghadiri undangan Rapat ALCO setiap
bulan karena sesuai ketentuan intern akan menentukan kuorumnya
anggota rapat.
Kepala Internal Audit Division menghadiri Rapat ALCO bulanan jika
tidak sedang berhalangan dengan penugasan lain seperti exit meeting
ke Kantor-Kantor Cabang, pendidikan-seminar-workshop atau
penugasan lain. Dalam hal berhalangan tersebut maka kehadiran
Kepala diwakilkan kepada pejabat IAD yang lain.
Risalah rapat ALCO selalu didistribusikan kembali kepada seluruh
anggota ALCO (termasuk Direktur Risk, Compliance and Human
Capital dan Internal Audit Division) untuk ditindaklanjuti secara
proporsional sesuai wewenang dan tugas masing-masing anggota.
Dalam menghadiri rapat ALCO, Direktur Risk, Compliance and
Human Capital senantiasa menjaga agar Direksi Bank tidak menempuh
kebijakan dan atau menetapkan keputusan yang menyimpang dari
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, disamping
memastikan 1 bahwa hasil keputusan rapat dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya melalui proses monitoring dan evaluasi yang
dilaksanakan melalui unit kerja kepatuhan. Dalam rapat ALCO, setiap
17
pelaksanaan rapat dimaksud, Direktur Risk, Compliance and Human
Capital memantau dan atau memastikan bahwa hasil keputusan rapat
ALCO sebelumnya telah dipastikan dapat dilaksanakan dengan baik di
lapangan berdasarkan laporan yang disampaikan unit kerja kepatuhan.
18
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam manajemen sumber daya manusia terdapat berbagai risiko. Jika tidak
ditangani dengan baik akan berdampak buruk pada perusahaan dan akan
menghambat kinerja perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Risiko yang
timbul baik perusahaan besar maupun kecil dalam sumber daya manusia akan selalu
ada.
Maka dari itu perlu dilakukan engawasan yangbenar-benar terkontrol agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, baik itu risiko yang timbul dari pihak
perusahaan maupun risiko yang timbul dari pihak luar yang tak terduga. Dan semua
itu harus diperhitungkan terlebih dahulu supaya jika suatu saat risiko itu terjadi,
maka diharapkan risiko yang terjadi tidak terlalu berpengaruh kepada kinerja
perusahaan.
1.2 Saran
Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu masukan serta
saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan
tersebut.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://hikmatrukmana.blogspot.com/2014/11/resiko-sumber-daya-manusia.html
(Diakses pada tanggal 10 Maret 2019 Pukul 23.00 WIB)
20