7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
Pada tahun 1960 ditandatangani kontrak pembangunan Pabrik Baja Cilegon
antara Republik Indonesia dengan All Union export-import Corporation
(Tjazpromex Pert) of Moscow dengan kontrak No. 080 tanggal 7 Juni 1960.
Peresmian pembangunan Proyek Besi Baja Trikora Cilegon di area ± 616 Ha pada
tanggal 20 Mei 1962, dan berdasarkan Ketetapan MPRS No. 2/1960 proyek
diharuskan selesai sebelum tahun 1968
Pada awal tahun 1970 pemerintah Indonesia kembali mengadakan survei
lapangan tentang kelanjutan pembangunan Proyek Besi Baja Trikora. Dari hasil
survei tersebut disimpulkan bahwa pembangunan Proyek Besi Baja Trikora akan
dilanjutkan tetapi Proyek Besi Baja Trikora berubah menjadi bentuk Perseroan
Terbatas (PT) berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 17 tanggal
28 Desember 1967. Keputusan akan dilanjutkannya pembangunan perusahaan
didasarkan pada pertimbangan bahwa kondisi mesin-mesin pabrik yang ada masih
dapat dimanfaatkan, disamping kebutuhan akan besi baja di dalam negeri setiap
tahunnya semakin meningkat.
Pada tanggal 30 Agustus 1970, pemerintah melalui PP No. 35 tahun 1970
menetapkan kelanjutan proyek Pabrik Baja Cilegon dengan merubahnya kedalam
bentuk badan hukum Perseroan Terbatas. Sejak saat itu, pabrik baja Cilegon
berubah menjadi PT. Krakatau Steel. Sementara itu, pada tanggal 23 Oktober 1971
akta pendirian PT. Krakatau Steel disiapkan oleh Ibnu Sutowo dan Ir. Suhartoyo
yang ditunjuk untuk ikut serta dalam mendirikan usaha perseroan ini berdasarkan
SK-47/MK/IX/1971. Pendirian PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. disahkan dengan
Akta Notaris Tan Thong Kie nomor 34 tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta, dan
diperbaiki dengan naskah nomor 25 tanggal 29 Desember 1971. Dalam akta ini juga
disebutkan bahwa selain perseroan ini berhak menjalankan segala tindakan yang
menuju ke arah pelaksanaan dan kemajuan, perseroan ini juga berhak pula
mendirikan dan ikut serta dalam perseroan-perseroan atau badan hukum lain
terutama yang bertujuan sama atau hampir sama dengan perusahaan ini, baik yang
bekerjasama di dalam maupun luar negeri.
Pada tahap awal pelaksanaan operasionalnya pemerintah memberikan
kepercayaan penuh terhadap PT Pertamina untuk mengelola dan menjadikan PT.
Krakatau Steel (Persero) Tbk. sebagai anak perusahaan, namun pada sekitar tahun
1973 Pertamina mengalami kesulitan keuangan sehingga secara langsung
berdampak pada pembangunan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.. Sehubungan
8
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
dengan itu, pemerintah mengambil suatu kebijakan yang isinya adalah keputusan
untuk melanjutkan pembangunan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. dengan rencana
induk 10 tahun (1975-1985) yang pelaksanaannya dalam tiga tahap.
Pembangunan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. tahap I dengan kapasitas
produksi 0,5 Juta ton/tahun berdasarkan Keppres nomor 30 tanggal 27 Agustus
1975. Tanggal 27 Juli 1977 Presiden Soeharto meresmikan Pabrik Besi Beton,
Pabrik Besi Profil, dan Pelabuhan Khusus Cigading PT. Krakatau Steel (Persero)
Tbk., disusul kemudian peresmian Pabrik Besi Spons model Hylsa (50%), Pabrik
Billet Baja, Wire Rod, PLTU 400 MW, dan Pusat Penjernihan Air (kapasitas 2000
liter/detik) serta KHI Pipe oleh Presiden Soeharto tanggal 9 Oktober 1979.
Selesainya pembangunan tahap II ditandai dengan peresmian Pabrik Slab Baja,
Hot Strip Mill, dan Pabrik Besi Spons unit 2 PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. pada
tanggal 24 Februari 1983 Presiden Soeharto. Sementara pembangunan pada tahap
III dilakukan dengan adanya pembangunan enam anak perusahaan berupa pabrik
kimia (PT Hoecthts Cilegon Kimia), pabrik mesin perkakas (PT. Industri Perkakas
Indonesia), pabrik baja dan plat timah (PT Latinusa), pabrik baja fabrikasi (PT.
Garuda Mahakam Prahasta), pabrik baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill) dan
pabrik baja H-Beam (PT. Cigading H-Beam Centre).
Dalam upaya peningkatan kualitas dan efisiensi produksi maka dilakukan
penggabungan usaha (merger) PT. Cold Rolling Mill Indonesia Utama (PT.
CRMIU) dan PT. Krakatau Baja Permata (PT. KBP) menjadi unit operasi PT.
Krakatau Steel (Persero) Tbk., tanggal 1 Oktober 1991. Sejak dari awal tahun,
kemampuan teknis PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. yang tinggi sudah diakui
menurut standar internasional. Bahkan pada 1973, Perusahaan sudah memperoleh
sertifikat ASTM A252 dan AWWA C200, serta pada 1977 memperoleh sertifikat
API 5L untuk produksi pipa spiral. Sertifikat ISO 9001 diperoleh PT. Krakatau Steel
(Persero) Tbk. (Persero) pada 1993 dan telah ditingkatkan menjadi ISO 9001:2000
pada tahun 2003. Sementara itu, SGS (Societe Generale de Surveillance)
International memberikan sertifikat ISO 14001 pada 1997 atas komitmen
perusahaan pada kesadaran lingkungan dan keselamatan kerja.
9
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
2.2 Visi Dan Misi PT. Krakatau Steel
2.2.1 Visi PT. Krakatau Steel
Sebagai acuan dalam proses pengembangan kualitas dan kuantitas produksi, PT.
Krakatau Steel memiliki visi sebagai berikut : Perusahaan baja terpadu dengan
keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan
menjadi perusahaan terkemuka di dunia ( An integrated steel company with
competitive edges to grow continuously toward a leading global enterprise ).
10
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
4. Direktorat Pemasaran
Bertugas merencanakan, merumuskan dan mengembangkan kebijakan
bidang pemasaran hasil produksi baik didalam maupun luar negeri.
5. Direktorat Logistik
Bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa.
11
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
2. PT. Krakatau Wajatama (PT. KW), pabrik yang menggunakan Billet sebagai
bahan dasar guna memproduksi baja tulangan, baja profil dan kawat baja.
3. PT. Kawasan Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC), merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang pengelolaan jasa kawasan industri, SOR, dan Hotel
4. PT. Krakatau Information Technology (PT. KIT), merupakan perusahaan yang
mendukung pengembangan teknologi informasi.
5. PT. Krakatau Daya Listrik (PT. KDL), merupakan perusahaan yang
mengoperasikan pembangkit listrik guna mensuplai kebutuhan listrik PT.
Krakatau Steel
6. PT. Krakatau Bandar Samudera (PT. KBS), merupakan perusahaan yang
mengoperasikan pelabuhan khusus Cigading, sebagai tempat bongkar muat
produk dan berbagai komoditi keperluan PT. Krakatau Steel
7. PT. Krakatau Medika (PT. KM), merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang pelayanan kesehatan (Rumah Sakit PT. Krakatau Steel)
8. PT. Krakatau Engineering (PT. KE), merupakan perusahaan yang mendukung
bidang perekayasaan industri PT. Krakatau Steel
9. PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI), merupakan perusahaan yang mensuplai
kebutuhan air di industri PT. Krakatau Steel
10. PT. Krakatau National Resources (PT. KNR), merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan trading komoditas bahan baku
industri baja dan industri terkait.
11. PT. Meratus Jaya Iron & Steel (PT. MJIS), merupakan perusahaan patungan
(BUMN Group) antara PT. Krakatau Steel dan PT. Aneka Tambang, sebagai
pelopor dalam pendirian dan pengoperasian industri besi dan baja.
12
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
13
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
2. Karyawan Shift
Untuk karyawan shift, waktu kerja diatur secara bergilir selama 24 jam,
dengan pembagian waktu kerja 3 shift. Masing-masing shift bekerja selama 8 jam
dengan sistem kerja dilakukan oleh group shift, dimana 3 group shift bekerja
selama 24 jam, dan 1 group shift libur. Pembagian sistem tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Shift I bekerja pukul 22.00 sampai 06.00.
b. Shift II bekerja pukul 06.00 sampai 14.00.
c. Shift III bekerja pukul 14.00 sampai 22.00.
PT. Krakatau Steel telah menetapkan suatu aturan untuk cuti tahunan, yaitu
selama 12 hari waktu kerja. Sedangkan untuk cuti besar selama 30 hari kalender
yang diambil setiap 3 tahun sekali. Dari cuti tersebut karyawan mendapat bantuan
uang cuti masing-masing 100% gaji untuk cuti tahunan, dan 200% untuk cuti besar.
14
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
2.6 Ruang Lingkup Pekerjaan di PT. Krakatau Steel
Pekrjaan di PT. Krakatau Steel secara umum adalah memproduksi berbagai jenis
baja yang dimana fasilitas produksi PT. Krakatau Steel mencakup 6 pabrik utama,
yaitu Pabrik Besi Sponge (Direct Reduction Plant), Pabrik Slab Baja (Slab Steel
Plant), Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant), Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot
Strip Mill), Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill), dan Pabrik Baja
Batang Kawat (Wire Rod Mill).
1. Pabrik Besi Sponge (Direct Reduction Plant)
Pabrik Besi Sponge (Direct Reduction Plant) menerapkan teknologi berbasis gas
alam dengan proses reduksi langsung menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko.
Pabrik ini menghasilkan besi sponge (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih
besi (Fe2O3 and Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).
15
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
produksi sebesar 1.300.000 ton besi sponge per tahun. Besi sponge yang dihasilkan
oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber lain terutama disebabkan
karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu tingginya kandungan karbon
menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF) menjadi lebih efisien
dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut menjamin
konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.
Pabrik Besi Sponge (Direct Reduction Plant) memiliki kapasitas produksi
sebesar 2.300.000 ton besi sponge per tahun:
HYL I : 1.000.000 ton
HYL III : 1.300.000 ton
16
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
Menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan menggunakan
aluminium.
Homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan bubbling Argon.
Menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.
c. RH-Vacuum Degassing
RH-degasser diperlukan untuk memenuhi permintaan produk baja high-
grade dari konsumen.
d. Continuous Casting Machine
Baja slab diperoleh dari proses pencetakan kontinyu (continuous casting)
dimana perlindungan menggunakan gas argon diperlukan antara ladle dan
tundish. Ukuran slab yang dihasilkan mempunyai ketebalan 200 mm, lebar 800-
2080 mm dan panjang maksimum 12000 mm. Pabrik Slab Baja (Slab Steel
Plant) memiliki kapasitas produksi sebesar 1.800.000 ton per tahun:
SSP I : 1.200.000 ton
SSP II : 800.000 ton
17
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
3. Pabrik Billet Baja (Baja Steel Plant)
Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant) mulai beroperasi pada tahun 1979. Pabrik
ini menerapkan teknologi MAN GHH dari Jerman dan memiliki kapasitas produksi
sebesar 500.000 ton per tahun.
Fasilitas produksi yang dimiliki pabrik ini adalah :
a. Electric Arc Furnace
Electric Arc Furnace menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi
sponge (sponge iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan
fosfor dan sulfur.
b. Ladle Furnace
Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah:
menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan menggunakan aluminium.
homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan bubbling Argon.
menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.
c. Continuous Casting Machine
Baja billet diperoleh dari proses pencetakan kontinyu (continuous casting)
dimana perlindungan menggunakan gas argon diperlukan antara ladle dan
tundish. Ukuran billet yang dihasilkan adalah 110x110 mm; 120x120 mm;
130x130 mm dan panjang maksimum mencapai 12000 mm.
18
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
4. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill)
Pabrik Baja Lembaran Panas mulai beroperasi pada tahun 1983 menggunakan
teknologi SMS dari Jerman. Pabrik Baja Lembaran Panas merupakan pabrik yang
menghasilkan baja lembaran tipis dengan proses pemanasan sampai suhu ± 1250 0C,
yang merupakan pemrosesan lanjutan dari baja lembaran yang dihasilkan oleh
pabrik slab baja. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill) memiliki kapasitas
produksi sebesar 2.000.000 ton per tahun Hasil produksi dalam bentuk gulungan
atau coil. Adapun dimensi yang diproses dengan ukuran :
Lebar : 600 - 2080 mm
Tebal : 1,80 - 25 mm
Konfigurasi fasilitas produksi pada pabrik ini terdiri dari:
a. Reheating Furnace
b. Sizing Press
c. Roughing Mill
d. Finishing Mill
e. Laminar Cooling
f. Down Coiler
g. Shearing Line
h. Hot Skin Pass Mill
19
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
5. Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill)
Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill) bergabung menjadi unit
produksi PT Krakatau Steel pada tahun 1991 dan dilengkapi dengan teknologi
CLECIM dari Perancis. Pabrik Baja Lembaran Dingin merupakan pabrik yang
menghasilkan baja lembaran tipis dengan proses tarik dan tekan yang merupakan
pemrosesan lanjutan dari lembaran baja yang dihasilkan oleh pabrik pengerolan baja
lembaran panas. Kapasitas dari pabrik CRM yaitu 650 ribu ton/tahun. Coil yang
dihasilkan berukuran :
Lebar : 600 - 1300 mm
Tebal : 0,18 - 3 mm
Pabrik Baja Lembaran Dingin terdiri dari unit-unit produksi (Line) sebagai
berikut:
a. Continuous Pickling Line
b. Tandem Cold Mill
c. Electrolytic Cleaning Line
d. Batch Annealing Furnace
e. Continuous Annealing Line
f. Temper Mill
g. Finishing Line
20
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
21
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
1. Perawatan Industri/Maintenance :
a. Routine maintenance
b. Preventive Maintenance
c. Predictive Maintenance (Inspection, Condition monitoring, Alignment,
Balancing, dll.)
d. Overhaul Pabrik
22
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
e. Modifikasi dan Re-engineering Peralatan Pabrik
f. Repair & Replacement (Roll, Segment, Pump, Fan, Valve, Gearbox,
Compressor, Hydraulics, Pneumatics, Tank, Vessel, Heat Exchanger,
Boiler, Crane, Conveyor, Motor, Panel, Control System, Mesin Perkakas,
dll.)
2. Perbengkelan/workshop :
a. Fabrikasi (Steel structure, Piping, Tank, Vessel, dll.)
b. Machining (Component mesin, Spare part/suku cadang, Frame, Flange,
Shaft, Houshing, dll.)
3. Menjalankan usaha di bidang Jasa yang meliputi :
a. Jasa engineering, pelaksanaan dan pengawasan di bidang industri
b. Jasa tenaga ahli untuk pekerjaan – pekerjaan di bidang Industri
23