Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PT. KRAKATAU STEEL


DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
BAB II
TINJAUAN UMUM PT. KRAKATAU STEEL

2.1 Sejarah PT. Krakatau Steel


PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, Cilegon merupakan pemilik industri baja
terpadu yang pertama di Indonesia. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. didirikan
pada 31 Agustus 1970, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.35
tahun 1970. Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah tersebut, PT. Krakatau Steel
(Persero) Tbk. didirikan dengan tujuan menyelesaikan dan mengoperasikan proyek
industri baja bekas bantuan Rusia dan mengembangkan industri baja di Indonesia.
Gagasan didirikannya industri baja ini berasal dari Perdana Menteri Ir. Juanda tahun
1956. Namun, gagasan ini baru terealisasi pada tahun 1960 dengan
ditandatanganinya kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon antara RI dengan All
Export Import Corporation (Tjazpromex Pert) of Moscow, dengan kontrak nomor
080 tanggal 7 Juni 1960.
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. merupakan industri baja di Indonesia yang
perkembangannya diawali dengan munculnya gagasan tentang perlunya industri
baja di negara berkembang seperti Indonesia oleh Menteri Perindustrian dan
Pertambangan Chaerul Saleh dan Dirjen Biro Perencangan Negara Ir. H. Juanda.
Perkembangan pabrik baja Cilegon merupakan salah satu relisasi dari persetujuan
pokok kerja sama dalam lapangan ekonomi dan teknik antara pemerintah Indonesia
dan pemerintah Uni Soviet yang ditanda tangani tanggal 15 September 1956.
Pembentukan Team Proyek Baja, dikepalai Drs. Soetjipto dibantu Ir. A. Sayoeti, Ir.
Tan Boen Liam, dan RJK Wiriasoeganda. Penelitian sumber bijih besi di
Kalimantan dipimpin RJK Wirasoeganda, bekerja sama dengan konsultan Jerman
Barat WEDEXRO (West Deutche Bureau) yang dipimpin DR. Walter Rohland.
Pada tahun 1959, pemerintah melalui Menteri Deperdatam memutuskan untuk
menjadikan Cilegon sebagai lokasi pabrik baja kapasitas produksi baja 100.000
ton/tahun, menggunakan proses Tanur Siemens Martin (Open Hearth Furnace),
dengan pertimbangan :
 Bahan baku 70% scrap dan 30% pig iron (Lampung).
 Air dari daerah Cidanau (Cinangka).
 Pelabuhan Merak.

7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
Pada tahun 1960 ditandatangani kontrak pembangunan Pabrik Baja Cilegon
antara Republik Indonesia dengan All Union export-import Corporation
(Tjazpromex Pert) of Moscow dengan kontrak No. 080 tanggal 7 Juni 1960.
Peresmian pembangunan Proyek Besi Baja Trikora Cilegon di area ± 616 Ha pada
tanggal 20 Mei 1962, dan berdasarkan Ketetapan MPRS No. 2/1960 proyek
diharuskan selesai sebelum tahun 1968
Pada awal tahun 1970 pemerintah Indonesia kembali mengadakan survei
lapangan tentang kelanjutan pembangunan Proyek Besi Baja Trikora. Dari hasil
survei tersebut disimpulkan bahwa pembangunan Proyek Besi Baja Trikora akan
dilanjutkan tetapi Proyek Besi Baja Trikora berubah menjadi bentuk Perseroan
Terbatas (PT) berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 17 tanggal
28 Desember 1967. Keputusan akan dilanjutkannya pembangunan perusahaan
didasarkan pada pertimbangan bahwa kondisi mesin-mesin pabrik yang ada masih
dapat dimanfaatkan, disamping kebutuhan akan besi baja di dalam negeri setiap
tahunnya semakin meningkat.
Pada tanggal 30 Agustus 1970, pemerintah melalui PP No. 35 tahun 1970
menetapkan kelanjutan proyek Pabrik Baja Cilegon dengan merubahnya kedalam
bentuk badan hukum Perseroan Terbatas. Sejak saat itu, pabrik baja Cilegon
berubah menjadi PT. Krakatau Steel. Sementara itu, pada tanggal 23 Oktober 1971
akta pendirian PT. Krakatau Steel disiapkan oleh Ibnu Sutowo dan Ir. Suhartoyo
yang ditunjuk untuk ikut serta dalam mendirikan usaha perseroan ini berdasarkan
SK-47/MK/IX/1971. Pendirian PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. disahkan dengan
Akta Notaris Tan Thong Kie nomor 34 tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta, dan
diperbaiki dengan naskah nomor 25 tanggal 29 Desember 1971. Dalam akta ini juga
disebutkan bahwa selain perseroan ini berhak menjalankan segala tindakan yang
menuju ke arah pelaksanaan dan kemajuan, perseroan ini juga berhak pula
mendirikan dan ikut serta dalam perseroan-perseroan atau badan hukum lain
terutama yang bertujuan sama atau hampir sama dengan perusahaan ini, baik yang
bekerjasama di dalam maupun luar negeri.
Pada tahap awal pelaksanaan operasionalnya pemerintah memberikan
kepercayaan penuh terhadap PT Pertamina untuk mengelola dan menjadikan PT.
Krakatau Steel (Persero) Tbk. sebagai anak perusahaan, namun pada sekitar tahun
1973 Pertamina mengalami kesulitan keuangan sehingga secara langsung
berdampak pada pembangunan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.. Sehubungan

8
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
dengan itu, pemerintah mengambil suatu kebijakan yang isinya adalah keputusan
untuk melanjutkan pembangunan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. dengan rencana
induk 10 tahun (1975-1985) yang pelaksanaannya dalam tiga tahap.
Pembangunan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. tahap I dengan kapasitas
produksi 0,5 Juta ton/tahun berdasarkan Keppres nomor 30 tanggal 27 Agustus
1975. Tanggal 27 Juli 1977 Presiden Soeharto meresmikan Pabrik Besi Beton,
Pabrik Besi Profil, dan Pelabuhan Khusus Cigading PT. Krakatau Steel (Persero)
Tbk., disusul kemudian peresmian Pabrik Besi Spons model Hylsa (50%), Pabrik
Billet Baja, Wire Rod, PLTU 400 MW, dan Pusat Penjernihan Air (kapasitas 2000
liter/detik) serta KHI Pipe oleh Presiden Soeharto tanggal 9 Oktober 1979.
Selesainya pembangunan tahap II ditandai dengan peresmian Pabrik Slab Baja,
Hot Strip Mill, dan Pabrik Besi Spons unit 2 PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. pada
tanggal 24 Februari 1983 Presiden Soeharto. Sementara pembangunan pada tahap
III dilakukan dengan adanya pembangunan enam anak perusahaan berupa pabrik
kimia (PT Hoecthts Cilegon Kimia), pabrik mesin perkakas (PT. Industri Perkakas
Indonesia), pabrik baja dan plat timah (PT Latinusa), pabrik baja fabrikasi (PT.
Garuda Mahakam Prahasta), pabrik baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill) dan
pabrik baja H-Beam (PT. Cigading H-Beam Centre).
Dalam upaya peningkatan kualitas dan efisiensi produksi maka dilakukan
penggabungan usaha (merger) PT. Cold Rolling Mill Indonesia Utama (PT.
CRMIU) dan PT. Krakatau Baja Permata (PT. KBP) menjadi unit operasi PT.
Krakatau Steel (Persero) Tbk., tanggal 1 Oktober 1991. Sejak dari awal tahun,
kemampuan teknis PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. yang tinggi sudah diakui
menurut standar internasional. Bahkan pada 1973, Perusahaan sudah memperoleh
sertifikat ASTM A252 dan AWWA C200, serta pada 1977 memperoleh sertifikat
API 5L untuk produksi pipa spiral. Sertifikat ISO 9001 diperoleh PT. Krakatau Steel
(Persero) Tbk. (Persero) pada 1993 dan telah ditingkatkan menjadi ISO 9001:2000
pada tahun 2003. Sementara itu, SGS (Societe Generale de Surveillance)
International memberikan sertifikat ISO 14001 pada 1997 atas komitmen
perusahaan pada kesadaran lingkungan dan keselamatan kerja.

9
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
2.2 Visi Dan Misi PT. Krakatau Steel
2.2.1 Visi PT. Krakatau Steel
Sebagai acuan dalam proses pengembangan kualitas dan kuantitas produksi, PT.
Krakatau Steel memiliki visi sebagai berikut : Perusahaan baja terpadu dengan
keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan
menjadi perusahaan terkemuka di dunia ( An integrated steel company with
competitive edges to grow continuously toward a leading global enterprise ).

2.2.2 Misi PT. Krakatau Steel


Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa. (
Providing the best-quality steel products and related services for the prosperity of
the nation ).

2.3 Struktur Organisai PT. Krakatau Steel


PT. Krakatau Steel dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang tugasnya
mengelola jalannya perusahaan dan karyawan perusahaan berupa fasilitas produksi
dan tenaga kerja sesuai dengan kebijakan umum yang telah digariskan oleh
pemerintah. Dalam tugasnya direktur utama dibantu oleh beberapa direktorat antara
lain:
1. Direktorat Produksi
Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijakan
bidang produksi, peroperasian fasilitas produksi, dan perawatan sarana produksi,
metallurgu, dan koordinasi produksi.
2. Direktorat SDM dan Umum
Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijakan
bidang personalia, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan dan latihan kerja serta
merencanakan pengembangan organisasi perusahaan dalam jangka panjang dan
hubungan masyarakat, administrasi pengelolaan kawasan, keamanan, dan
keselamatan kerja serta memberikan pengarahan berikut pengendalian dan kerja
sama di dalam lingkungan Direktorat Personalia.
3. Direktorat Keuangan
Bertugas merencanakan, merumuskan dan mengembangkan kebijakan
bidang Keuangan.

10
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
4. Direktorat Pemasaran
Bertugas merencanakan, merumuskan dan mengembangkan kebijakan
bidang pemasaran hasil produksi baik didalam maupun luar negeri.
5. Direktorat Logistik
Bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Krakatau Steel


Sumber: PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.

2.4 Hasil Produksi


Dalam hal kepuasan pelanggan PT. Krakatau Steel menerapkan sistem kendali
mutu yang ketat dan selalu berusaha meningkatkan kualitas produknya serta
ketepatan dalam pengiriman barang kepada pelanggan. Terbukti dengan sistem
manajemen mutu produk PT. Krakatau Steel telah diakui secara nasional maupun
internasional. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya berbagai sertifikasi mutu
produk seperti ISO 9001, JIS, dan standar SNI. Disamping itu pula sistem
manajemen mutu lingkungan PT. Krakatau Steel juga telah mendapat pengakuan
secara nasional maupun internasional yaitu dengan diperolehnya standar ISO 14001
mengenai standar manajemen mutu lingkungan.
Saat ini PT. Krakatau Steel juga memiliki 11 anak perusahaan sebagai
penunjang unit produksi yang tersebar di kawasan industri Cilegon yaitu :
1. PT. KHI Pipe Industries, pabrik yang menggunakan produk dari Pabrik
Pengerolan baja lembaran panas (HSM) dari PT. Krakatau Steel yang
memproduksi berbagai jenis pipa.

11
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
2. PT. Krakatau Wajatama (PT. KW), pabrik yang menggunakan Billet sebagai
bahan dasar guna memproduksi baja tulangan, baja profil dan kawat baja.
3. PT. Kawasan Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC), merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang pengelolaan jasa kawasan industri, SOR, dan Hotel
4. PT. Krakatau Information Technology (PT. KIT), merupakan perusahaan yang
mendukung pengembangan teknologi informasi.
5. PT. Krakatau Daya Listrik (PT. KDL), merupakan perusahaan yang
mengoperasikan pembangkit listrik guna mensuplai kebutuhan listrik PT.
Krakatau Steel
6. PT. Krakatau Bandar Samudera (PT. KBS), merupakan perusahaan yang
mengoperasikan pelabuhan khusus Cigading, sebagai tempat bongkar muat
produk dan berbagai komoditi keperluan PT. Krakatau Steel
7. PT. Krakatau Medika (PT. KM), merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang pelayanan kesehatan (Rumah Sakit PT. Krakatau Steel)
8. PT. Krakatau Engineering (PT. KE), merupakan perusahaan yang mendukung
bidang perekayasaan industri PT. Krakatau Steel
9. PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI), merupakan perusahaan yang mensuplai
kebutuhan air di industri PT. Krakatau Steel
10. PT. Krakatau National Resources (PT. KNR), merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan trading komoditas bahan baku
industri baja dan industri terkait.
11. PT. Meratus Jaya Iron & Steel (PT. MJIS), merupakan perusahaan patungan
(BUMN Group) antara PT. Krakatau Steel dan PT. Aneka Tambang, sebagai
pelopor dalam pendirian dan pengoperasian industri besi dan baja.

12
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)

Gambar 2.2. Anak Perusahaan PT. Krakatau Steel.

2.5 Manajemen Perusahaan


2.5.1 Status Kepegawaian
Dalam organisasi perusahaan PT. Krakatau Steel, terdapat ada dua status
karyawan, yaitu :
1. Karyawan Organik, yaitu karyawan yang diangkat sebagai karyawan tetap oleh
PT. Krakatau Steel.
2. Karyawan Non-Organik, yaitu karyawan yang diangkat sebagai karyawan dalam
jangka waktu tertentu, yang juga disebut sebagai karyawan kontrak.

2.5.2 Sistem Kerja


Dalam upaya memenuhi target yang telah ditentukan, pabrik harus beroperasi
secara maksimal. Untuk itu PT. Krakatau Steel menyusun program kerja bagi
karyawan sebagai berikut :
1. Karyawan Non-Shift
Waktu kerja di PT. Krakatau Steel adalah 8 jam per hari atau 40 jam per
minggu, dengan waktu istirahat selama 60 menit. Pembagian dalam seminggu
adalah sebagai berikut :
a. Hari Senin s.d. Kamis masuk jam 08.00 sampai 16.30 dengan waktu istirahat
jam 12.00.
b. Hari Jum’at masuk jam 08.00 sampai 17.00 dengan waktu istirahat jam 11.30
sampai 13.30.

13
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
2. Karyawan Shift
Untuk karyawan shift, waktu kerja diatur secara bergilir selama 24 jam,
dengan pembagian waktu kerja 3 shift. Masing-masing shift bekerja selama 8 jam
dengan sistem kerja dilakukan oleh group shift, dimana 3 group shift bekerja
selama 24 jam, dan 1 group shift libur. Pembagian sistem tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Shift I bekerja pukul 22.00 sampai 06.00.
b. Shift II bekerja pukul 06.00 sampai 14.00.
c. Shift III bekerja pukul 14.00 sampai 22.00.

PT. Krakatau Steel telah menetapkan suatu aturan untuk cuti tahunan, yaitu
selama 12 hari waktu kerja. Sedangkan untuk cuti besar selama 30 hari kalender
yang diambil setiap 3 tahun sekali. Dari cuti tersebut karyawan mendapat bantuan
uang cuti masing-masing 100% gaji untuk cuti tahunan, dan 200% untuk cuti besar.

2.5.3 Kesejahteraan Karyawan


Selain gaji dan tunjangan yang diberikan, perusahaan juga berusaha
meningkatkan kesejahteraan karyawannya dengan cara memberikan fasilitas-
fasilitas, antara lain :
1. Asuransi Tenaga Kerja
Terdiri dari asuransi kematian dan asuransi kecelakaan yang diberikan
melalui asuransi sosial tenaga kerja.
2. Jaminan Kesehatan
Berupa pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan untuk karyawan dan
keluarga yang sakit, baik fisik maupun mental. Yang berhak menerima adalah
karyawan tetap, istri atau suami karyawan yang terdaftar di divisi personalia,
dan anak kandung keryawan ataupun anak angkat yang sah dan terdaftar di
divisi personalia dengan ketentuan belum mencapai umur 21 tahun dan belum
berpenghasilan tetap.
3. Jaminan Hari Tua
Diberikan kepada karyawan yang memenuhi ketentuan telah mencapai umur
55 tahun atau pensiun yang dipercepat karena cacat. Selain itu juga diberikan
fasilitas pendidikan dan Tunjangan Hari Raya.

14
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
2.6 Ruang Lingkup Pekerjaan di PT. Krakatau Steel
Pekrjaan di PT. Krakatau Steel secara umum adalah memproduksi berbagai jenis
baja yang dimana fasilitas produksi PT. Krakatau Steel mencakup 6 pabrik utama,
yaitu Pabrik Besi Sponge (Direct Reduction Plant), Pabrik Slab Baja (Slab Steel
Plant), Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant), Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot
Strip Mill), Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill), dan Pabrik Baja
Batang Kawat (Wire Rod Mill).
1. Pabrik Besi Sponge (Direct Reduction Plant)
Pabrik Besi Sponge (Direct Reduction Plant) menerapkan teknologi berbasis gas
alam dengan proses reduksi langsung menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko.
Pabrik ini menghasilkan besi sponge (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih
besi (Fe2O3 and Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).

Gambar 2.3. Pellet.

Gambar 2.4. Produk Besi Sponge.


Direct Reduction Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan
2,3 juta ton besi sponge per tahun. Unit produksi yang pertama yaitu Hyl-I mulai
beroperasi tahun 1979. Unit ini beroperasi dengan menggunakan 4 modul batch
process dimana setiap modulnya mempunyai 2 (dua) buah reaktor. Unit ini memiliki
kapasitas produksi sebesar 1.000.000 ton besi sponge per tahun.
Unit produksi yang kedua yaitu Hyl III memulai operasinya pada tahun 1994
dengan menggunakan 2-shaft continuous process. Unit ini memiliki kapasitas

15
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
produksi sebesar 1.300.000 ton besi sponge per tahun. Besi sponge yang dihasilkan
oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber lain terutama disebabkan
karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu tingginya kandungan karbon
menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF) menjadi lebih efisien
dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut menjamin
konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.
Pabrik Besi Sponge (Direct Reduction Plant) memiliki kapasitas produksi
sebesar 2.300.000 ton besi sponge per tahun:
 HYL I : 1.000.000 ton
 HYL III : 1.300.000 ton

Gambar 2.5. Skema Proses Pabrik Besi Sponge.


2. Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant)
Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant) terdiri dari 2 (dua) buah pabrik. Yang
pertama adalah SSP-1 yang menerapkan teknologi MAN GHH dari Jerman dan
memiliki kapasitas produksi sebesar 1.000.000 ton per tahun, sedangkan yang kedua
adalah SSP-2 yang dilengkapi dengan teknologi Voest Alpine dari Austria dan
memiliki kapasitas produksi sebesar 800.000 ton per tahun. Fasilitas produksi yang
dimiliki oleh kedua pabrik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Electric Arc Furnace
Electric Arc Furnace menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi
sponge (sponge iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan
fosfor dan sulfur.
b. Ladle Furnace
Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah:

16
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
 Menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan menggunakan
aluminium.
 Homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan bubbling Argon.
 Menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.
c. RH-Vacuum Degassing
RH-degasser diperlukan untuk memenuhi permintaan produk baja high-
grade dari konsumen.
d. Continuous Casting Machine
Baja slab diperoleh dari proses pencetakan kontinyu (continuous casting)
dimana perlindungan menggunakan gas argon diperlukan antara ladle dan
tundish. Ukuran slab yang dihasilkan mempunyai ketebalan 200 mm, lebar 800-
2080 mm dan panjang maksimum 12000 mm. Pabrik Slab Baja (Slab Steel
Plant) memiliki kapasitas produksi sebesar 1.800.000 ton per tahun:
 SSP I : 1.200.000 ton
 SSP II : 800.000 ton

Gambar 2.6 Skema Proses Pabrik Baja Slab.

Gambar 2.7 Produk Baja Slab.

17
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
3. Pabrik Billet Baja (Baja Steel Plant)
Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant) mulai beroperasi pada tahun 1979. Pabrik
ini menerapkan teknologi MAN GHH dari Jerman dan memiliki kapasitas produksi
sebesar 500.000 ton per tahun.
Fasilitas produksi yang dimiliki pabrik ini adalah :
a. Electric Arc Furnace
Electric Arc Furnace menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi
sponge (sponge iron), iron scrap dan kapur (lime) untuk mengontrol kandungan
fosfor dan sulfur.
b. Ladle Furnace
Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah:
 menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan menggunakan aluminium.
 homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan bubbling Argon.
 menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang diinginkan.
c. Continuous Casting Machine
Baja billet diperoleh dari proses pencetakan kontinyu (continuous casting)
dimana perlindungan menggunakan gas argon diperlukan antara ladle dan
tundish. Ukuran billet yang dihasilkan adalah 110x110 mm; 120x120 mm;
130x130 mm dan panjang maksimum mencapai 12000 mm.

Gambar 2.8 Skema Proses Pabrik Billet Baja.

Gambar 2.9 Produk Billet Baja

18
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
4. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill)
Pabrik Baja Lembaran Panas mulai beroperasi pada tahun 1983 menggunakan
teknologi SMS dari Jerman. Pabrik Baja Lembaran Panas merupakan pabrik yang
menghasilkan baja lembaran tipis dengan proses pemanasan sampai suhu ± 1250 0C,
yang merupakan pemrosesan lanjutan dari baja lembaran yang dihasilkan oleh
pabrik slab baja. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill) memiliki kapasitas
produksi sebesar 2.000.000 ton per tahun Hasil produksi dalam bentuk gulungan
atau coil. Adapun dimensi yang diproses dengan ukuran :
 Lebar : 600 - 2080 mm
 Tebal : 1,80 - 25 mm
Konfigurasi fasilitas produksi pada pabrik ini terdiri dari:
a. Reheating Furnace
b. Sizing Press
c. Roughing Mill
d. Finishing Mill
e. Laminar Cooling
f. Down Coiler
g. Shearing Line
h. Hot Skin Pass Mill

Gambar 2.10 Skema Proses Pabrik Baja Lembaran Panas.

Gambar 2.11 Produk Hot Roll Coil.

19
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
5. Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill)
Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill) bergabung menjadi unit
produksi PT Krakatau Steel pada tahun 1991 dan dilengkapi dengan teknologi
CLECIM dari Perancis. Pabrik Baja Lembaran Dingin merupakan pabrik yang
menghasilkan baja lembaran tipis dengan proses tarik dan tekan yang merupakan
pemrosesan lanjutan dari lembaran baja yang dihasilkan oleh pabrik pengerolan baja
lembaran panas. Kapasitas dari pabrik CRM yaitu 650 ribu ton/tahun. Coil yang
dihasilkan berukuran :
 Lebar : 600 - 1300 mm
 Tebal : 0,18 - 3 mm
Pabrik Baja Lembaran Dingin terdiri dari unit-unit produksi (Line) sebagai
berikut:
a. Continuous Pickling Line
b. Tandem Cold Mill
c. Electrolytic Cleaning Line
d. Batch Annealing Furnace
e. Continuous Annealing Line
f. Temper Mill
g. Finishing Line

Gambar 2.12 Skema proses pabrik baja lembaran dingin.

20
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)

Gambar 2.13 Produk Cold Rolling Coil.


6. Pabrik Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill)
Pabrik Baja Batang Kawat mulai beroperasi pada tahun 1979 dengan
menggunakan teknologi 2 Lines Stelmor World Chaster dan teknologi No Twist
Danielly. Pada tahun 1992 dan 1995 telah dilakukan modernisasi pabrik dan pada
tahun 1999 mulai dikerjakan proyek penambahan strand menjadi 2 strand produksi
serta penggantian/modifikasi fasilitas produksi. Saat ini fasilitas produksi yang
dimiliki oleh pabrik baja batang kawat adalah:
a. Reheating Furnace
b. Pre-roughing Mill
c. Roughing Mill
d. Finishing Mill
e. Cooling Zone
f. Down Coiler
Pabrik Baja Batang Kawat memproduksi 400 ribu ton/tahun batang kawat baja.
Dengan variasi produk:
 Batang kawat karbon rendah.
 Batang kawat untuk elektroda las.
 Batang kawat untuk cold heading dengan diameter 5,5 mm, 8 mm, 10 mm
dan 12 mm.

21
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)

Gambar 2.14 Skema Proses Pabrik Kawat Baja.

Gambar 2.15 Produk Wire Rod.


2.7 Ruang Lingkup Perawatan dan Perbengkelan
PT. Krakatau Perbengkelan dan Perawatan (PT.KPDP) didirikan pada tanggal
17 Juni 2013 berdasarkan akta notaris Ny. Indrajati Tandjung, SH. No. 15 dan telah
mendapatkan pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-34125.AH.01.01. Tahun 2013 tanggal 25 Juni 2013 sebagai
anak perusahaan PT. Krakatau Engineering.
Pada awal berdirinya PT. Krakatau Perbengkelan dan Perawatan (PT.KPDP)
disiapkan untuk menangani bidang Perawatan Industri/Maintenance dan
Perbengkelan di perusahaan PT. Krakatau Steel Group dan perusahaan-perusahaan
di area sekitar Cilegon dan luar Cilegon. Bidang Perawatan Industri/Maintenance
dan Perbengkelan yang dapat ditangani, antara lain :

1. Perawatan Industri/Maintenance :
a. Routine maintenance
b. Preventive Maintenance
c. Predictive Maintenance (Inspection, Condition monitoring, Alignment,
Balancing, dll.)
d. Overhaul Pabrik

22
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. KRAKATAU STEEL
DIVISI COLD ROLLING MILL (CRM)
e. Modifikasi dan Re-engineering Peralatan Pabrik
f. Repair & Replacement (Roll, Segment, Pump, Fan, Valve, Gearbox,
Compressor, Hydraulics, Pneumatics, Tank, Vessel, Heat Exchanger,
Boiler, Crane, Conveyor, Motor, Panel, Control System, Mesin Perkakas,
dll.)
2. Perbengkelan/workshop :
a. Fabrikasi (Steel structure, Piping, Tank, Vessel, dll.)
b. Machining (Component mesin, Spare part/suku cadang, Frame, Flange,
Shaft, Houshing, dll.)
3. Menjalankan usaha di bidang Jasa yang meliputi :
a. Jasa engineering, pelaksanaan dan pengawasan di bidang industri
b. Jasa tenaga ahli untuk pekerjaan – pekerjaan di bidang Industri

2.8 Visi dan Misi PT. Krakatau Perbengkelan dan Perawatan


2.8.1 Misi Perusahaan
Menyediakan Jasa Perawatan Industri / Maintenance dan Perbengkelan yang
memberikan manfaat bagi stakeholder
2.8.2 Visi Perusahaan
1. 2016 : Menjadi perusahaan perawatan industri dan perbengkelan terkenal KS
Group
2. 2021 : Menjadi perusahaan perawatan industri dan perbengkelan terkenal
domestik

23

Anda mungkin juga menyukai