AKUNTANSI
AKUNTANSI
Laporan realisasi dan likuidasi persekutuan untuk kasus 2 disajikan pada figur 16-2.
1. Kerugian Rp. 55.000.000 dari realisasi aset nonkas dialokasikan dengan rasio pembagian kerugian
para sekutu sebesar 40% untuk Aldi, 40% untuk Bayu dan 20% untuk Citra. Bagian Bayu atas
kerugian akibat pelepasan aset Rp. 22.000.000, menimbulkan defisit akun modal Rp. 12.000.000.
Bayu secara pribadi insolven dan tidak mampu untuk melakukan investasi tambahan untuk
menghapus defisit modal.
2. Kreditor persekutun dibayar sebelum dilakukan distribsi kepada para sekutu.
3. Defisit Bayu Rp. 12.000.000 didistribusikan kepada Aldi dan Citra dengan rasio pembagian
kerugian yang dihasilkan. Aldi menangung dua pertiga (40/60) dari defisit Bayu dan Citra
menanggung sebesar sepertiga (20/60)
4. Distribusi atas defisit Bayu menimbulkan defisit dalam akun modal Citra. Citra harus memberikan
kontribusi Rp. 1.000.000 untuk memulihkan defisit modalnya.
5. Pembayaran sekaligus dilakukan kepada Aldi sebesar kredit modal Rp. 4.000.000.
6. Saldo pascalikuidsi seluruhnya adalah nol, yang menunjukan bahwa seluruh akun telah ditutup
dan dipersekutuan secara penuh telah dilikuidasi dan dihentikan.
Figur 16-2
Kasus 2. Persekutuan Solven; Terdapat Defisit Dalam Akun Modal Sekutu Yang Secara Pribadi
Insolven.
Kasus 3. Persekutuan Insolven Dan Defisit Timbul Dalam Akun Modal Sekutu.
Ilustrasi berikut ini menunjukan persekutuan yang insolven dan terdapat defisit dalam akun modal salah
satu sekutu.
1. Aldi dan citra secara pribadi masih solven, dan Bayu secara pribadi insolven seperti halnya dalam
kasus 2
2. Aset nonkas dijual Rp. 20.000.000 pada tanggal 15 Mei 20X5
3. Kreditor persekutuan dibayar Rp. 42.000.000 pada tanggal 20 Mei 20X5.
Laporan realisasi dan likuidasi persekutuan untuk kasus 3 disajikan dalam Figur 16-3.
1. Kerugian RP. 70.000.000 dialokasikan kepada para sekutu dengan rasio untuk pembagian
kerugian. Alokasi ini menimbulkan defisit akun modal Bayu Rp. 18.000.000.
2. Dikarenakan Bayu secara pribadi insolven, maka defisit Rp. 18.000.000 dialokasikan kepada Aldi
dan Citra sesuai dengan rasio pembagian kerugian diantara keduanya, 40:60 untuk Aldi dan 20:60
untuk Citra. Distribusi defisit Bayu menghasilkan defisit Rp. 6.000.000 untuk Aldi dan defisit Rp.
6.000.000 untuk Citra.
3. Aldi dan Citra melakukan kontribusi modal tambahan untuk memulihkan defisit modal yang
masing-masing nilainya Rp. 6.000.000.
4. Uang tunai persekutuan yang sekarang tersedia Rp. 42.000.000 digunakan untuk membayar
kreditor persekutuan.
5. Saldo pescalikuidasi adalah nol, yang menunjukan penyelesian likuidasi persekutuan.
Dalam kasus 3. Aldi dan Citra melakukan kontribusi modal tambahan untuk mengeliminasi defisit
modal mereka. Kegagalan Bayu Rp.12.000.000 pada kasus 2, dan Rp. 18.000.000 pada kasus 3,
mengharuskan Aldi dan Citra untuk mengatasi modal defisit Bayu.
LIKUIDASI BERTAHAP
Likuidasi bertahap (installment liquidation) merupakan likuidasi yang secara umum memerlukan
beberapa bulan dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran periodik, atau cicilan/bertahap,
kepada para sekutunya selama periode likuidasi.
Likuidasi betahap mencakup distribusi kas ke para sekutu sebelum menyelesaikan likuidasi aset yang
terjadi.
Figur 16-3
Kasus 3. Persekutuan Solven; Defisit Timbul Dalam Akun Modal Sekutu Yang Secara Pribadi Insolven.
Aldi, Bayu, dan Citra memutuskan untuk melakukan likuidasi terhadap usaha mereka selama beberapa
periode waktu dan menerima distribusi kas yang tersedia secara bertahap selama proses likuidasi.
Ringkasan neraca saldo akun persekutuan ABC per tanggl 1 Mei 20X5, pada saat para sekutu
memutuskan untuk melikuidasi usaha, adala sebagai berikut. Presentase pembagian laba dan rugi
masing-masing sekutu juga ditunjukkan.
PERSEKUTUAN ABC
Neraca Saldo
1 Me 20X5
KAS RP. 10.000.000
ASET NONKAS RP. 90.000.000
LIABILITAS RP. 42.000.000
MODAL, ALDI RP. 34.000.000
MODAL, BAYU RP. 10.000.000
MODAL, CITRA RP. 14.000.000
TOTAL RP. 100.000.000 RP. 100.000.000
Bayu secara pribadi insolven; sedangkan Aldi dan Citra solven secara pribadi.
4. Para sekutu bersepakat untuk mengelola cadangan kas Rp. 10.000.000 selama proses likuidasi yang
digunakan untuk membayar beban likuidasi.
5. Para sekutu sepakat untuk mendistribusikan kas yang tersedia pada akhir setiap bulan; yaitu likuidasi
bertahap akan dilakukan pada tanggal 31 Mei dan 30 Juni. Distribusi kas final kepada para sekutu akan
dilakukan pada tanggal 31 Juli 20X5, akhir proses likuidasi.
Laporan realisasi dan likuidasi persekutuan untuk likuidasi bertahap persekutuan ABC disajikan pada Figur
16-4
Transaksi selama bulan Mei 20X5
Peristiwa yang terjadi selama bulan Mei 20X5 menghasilkan disribusi Rp. 5.000.000 kepada para sekutu.
Prosedur yang digunakann untuk menghasilkan jumlah ini adalah sebagai berikut:
1. Penjualan aset yang bernilai Rp. 55.000.000 menghasilkan kerugian Rp. 10.000.000 yang
didistibusikan kepada ketiga sekutu berdasarkan rasio pembagian kerugian.
2. Pembayaran Rp. 42.000.000 dilakukan kepada kreditor persekutuan atas liabilitas yang diketahui.
3. Kas yang tersedia didistribusikan pada tanggal 31 Mei 20X5.
Figur 16-4 berlanjut untuk transaksi bulan Juni 20X5, yaitu sebagai berikut:
1. Aset nonkas Rp. 30.000.000 dijual pada tanggal 15 Juni dengan kerugian sebesar Rp. 15.000.000.
kerugian tersebut didistribusikan ke para sekutu dengan rasio pembagian kerugian, yang
menghasilkan saldo modal Bayu sebesar nol.
2. Pada tanggal 30 Juni 20X5, kas yang tersedia didistribusikan kepada para sekutu sebagai
pembayaran bertahap.
Skedul pembayaran yang aman kepada para sekutu pada tanggal 30 Juni 20X5 dalam figur 16-5
menunjukan bagaimana jumlah distribusi dihitung.
FIGUR 16-4
Bagian terakhir figur 16-4 menunjukan penyelesaian transaksi likuidasi selama bulan Juli 20X5.