Anda di halaman 1dari 16

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
situasi pilpres 2019.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan dari beberapa sumber
referensi. Dan kami mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya serta keterbatasan pengetahuan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang situasi pilpres


2 0 1 9 i n i d a p a t m e n a m b a h w a w a s a s a n p e n g e t a h u a n d a n bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 14 April 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ............................................................................ 3
Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4
BAB II : PEMBAHASAN
Pengertian Pemilihan Umum ..................................................................... 5
Sistem Penyelenggaraan Pemilihan Umum ............................................... 5
Situasi Pilpres 2019 ................................................................................... 7
BAB III : KESIMPULAN ...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemilu dalam negara-negara demokrasi termasuk di Indonesia, merupakan suatu proses


yang meletakkan kedaulatan rakyat sepenuhnya ditangan rakyat itu sendiri melalui sistim
pergantian kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan prinsip-prinsip
yang digariskan oleh konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum yang sesuai dengan
konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang berkedaulatan rakyat (demokrasi)
ditandai bahwa setiap warga negara berhak ikut serta dan aktif dalam setiap proses pengambilan
keputusan kenegaraan.

Sebuah negara berbentuk republik yang berarti kekuasaan dikembalikan ke masyarakyat


(publik) untuk menentukan arah dan substansi roda pemerintahan yang tidak lepas dari
pengawasan rakyat itu sendiri. Bentuk pemerintahan yang terbentuk karena kemauan rakyat dan
bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyat itu sendiri disebut demokrasi. Demokrasi
merupakan sebuah proses, artinya sebuah republik tidak akan berhenti di satu bentuk pemerintahan
selama rakyat negara tersebut memiliki kemauan yang terus berubah. Ada kalanya rakyat
menginginkan pengawasan yang superketat terhadap pemerintah, tetapi ada pula saatnya rakyat
bosan dengan para wakilnya yang terus bertingkah karena kekuasaan yang seakan-akan tak ada
batasnya. Berbeda dengan bentuk pemerintah negara monarki yang menjadikan garis keturunan
sebagai landasan untuk memilih pemimpin, pada republik demokrasi diterapkan azas kesamaan
dan persamaan di mana setiap orang yang memiliki kemampuan untuk memimpin dapat menjadi
pemimpin apabila ia disukai oleh sebagian besar rakyat.

Melalui sistim demokrasi, pemerintah membuat kontrak atau perjanjian dengan rakyat
yang disebut dengan istilah kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau
perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan umum,
rakyat dapat memilih secara langsung siapa yang menjadi perwakilannya di lembaga legislatif dan
memilih langsung atau melalui perwakilannya untuk memilih pemerintah dilembaga eksekutif

3
untuk penyaluran aspirasi atau kehendak rakyat yang selanjutnya akan menentukan masa depan
sebuah negara.

B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini, penulis mengajukan rumusan masalah terbatas sebagai berikut :
1. Apa pengertian pemilu?
2. Bagaimana kondisi pemilu legislatif di Indonesia?
3. Bagaimana situasi pilpres 2019 saat ini?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan rumusan masalah sebagaimana tersebut di atas
yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian arti pemilihan umum
2. Untuk mengetahui kondisi pemilu legislatif di Indonesia.
3. Untuk mengetahui situasi pilpres 2019

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemilihan Umum

Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam konstitusi negara kita, pasal 1 ayat
(2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD RI 1945) menyebutkan:
“Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat”. Makna kedaulatan rakyat yang dimaksud sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu
kekuasaan yang terakhir dalam wewenang untuk membuat keputusan. Tidak ada satu pasalpun
yang secara eksplisit menyebutkan bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi.
Namun karena implementasi kedaulatan adalah ditangan rakyat, itu berati tidak lain adalah
demokrasi itu sendiri. Dengan demikian, secara implisit dapatlah dikatakan bahwa negara
Republik Indonesia adalah negara demokrasi.

Permaknaan kedaulatan ditangan rakyat dalam perwujudannya manakala negara atau


pemerintah menghadapi masalah besar yang bersifat nasional, baik di bidang ketatanegaraan,
hukum, politik, ekonomi, agama dan sosial budaya, maka semua warga negara diundang atau
diwajibkan untuk ikut serta berpartisipasi membahas, merembuk, menyatakan pendapat serta
membuat suatu keputusan bersama. Keputusan bersama ini dilakukan melalui pemilihan umum,
inilah prinsip demokrasi yang esensial.

B. Sistem Penyelenggaraan Pemilihan Umum

Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi
umumnya berkisar pada 2 prinsip pokok, yaitu :

a. Single-member constituency (satu daerah memilih satu orang wakil rakyat; biasanya
disebut Sistem Distrik). Sistem yang mendasarkan pada kesatuan geografis. Jadi setiap
kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang diliputi)

5
mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. Sistem seperti ini mempunyai
beberapa kelemahan, diantaranya :
1. Kurang memperhitungkan adanya partai kecil dan golongan minoritas, apalagi jika
golongan ini terpencar dalam beberapa distrik.
2. Kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu distrik, kehilangan
suara-suara yang telah mendukungnya.

Disamping itu sistem ini juga mempunyai kelebihan, antara lain :

1. Wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk distrik, sehingga hubungannya
dengan penduduk distrik lebih erat.
2. Lebih mendorong kearah integrasi partai-partai politik karena kursi yang diperebutkan
dalam setiap distrik pemilihan hanya satu. Mendorong partai-partai untuk menyisihkan
perbedaan-perbedaan yang ada dan mengadakan kerjasama.
3. Berkurangnya partai dan meningkatnya kerjasama antara partai-partai yang
mempermudah terbentuknya pemerintah yang stabil dan meningkatkan stabilitas
nasional.
4. Sederhana dan mudah untuk diselenggarakan

b. Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil rakyat; biasanya
dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan Berimbang). Gagasan pokok dari
sistem ini adalah bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh sesuatu golongan atau partai adalah
sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya.
Sistem ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya :

1. Mempermudah fragmentasi partai dan timbulnya partai-partai baru.


2. Wakil yang terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada partai dan kurang merasakan
loyalitas kepada daerah yang telah memilihnya.
3. Mempersukar terbentuknya pemerintah yang stabil, oleh karena umumnya harus
mendasarkan diri atas koalisi dari dua-partai atau lebih.

Keuntungan system Propotional diantaranya :

1. System propotional dianggap representative, karena jumlah kursi partai dalam


parlemen sesuai dengan jumlah suara masyarakat yang di peroleh dalam pemilu.
6
2. System ini di anggap lebih demokatis dalam arti lebih egalitarian, karena praktis tanpa
ada distorsi.

C. Situasi Pilpres 2019

Masa kampanye pemilihan umum 2019 dijadwalkan dimulai pada hari Minggu,
tanggal 23 September dan akan berakhir pada 13 April 2019.

Kubu petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun pesaingnya Prabowo Subianto-


Sandiago Uno terus berusaha menunjukkan kelebihan masing-masing, dan
mempertanyakan pencapaian yang lainnya.

Salah satu hal yang dianggap sebagian pihak akan terus dipakai Jokowi untuk
memenangkan masa jabatan kedua di tahun 2019 nanti adalah keberhasilan ekonomi,
seperti dalam bidang prasarana umum, misalnya.

"Pak Jokowi sudah menginstruksikan kepada kami bahwa pilpres itu adalah ajang
demokrasi yang harus dilaksanakan oleh kita dengan cara yang demokratis, sehat juga
gembira. Kami akan terus menyusun strategi bagaimana melakukan sosialisasi
capaian-capaian prestasi Pak Jokowi dengan angka dan data yang bersumber dari
BPS," kata Maman Imanulhaq, direktur Tim Relawan Nasional Jokowi.
"Seluruh kampanye ini harus mengikuti aturan yang berlaku, termasuk misalnya ada
yang kemarin mengatakan bahwa sosialisasi program Pak Jokowi di bioskop itu
curi start, penggunaan publik, kita bantah. Kenapa? Karena memang menurut
peraturannya itu adalah kewajiban dari kementerian untuk mensosialisasikan capaian-
capaian kerja kinerja Jokowi dan bentuk daripada transparansi," Maman
menambahkan.

Kebijakan ekonomi Jokowi, terkait dengan infrastruktur misalnya, dipandang sebagian


pihak akan menyebabkan Indonesia lebih menjadi pasar barang impor saja.

"Kalau infrastruktur ini tidak dibarengi dengan pembangunan manufaktur yang terjadi
adalah arus barang itu lancar tetapi dari pelabuhan ke desa-desa, bukan dari

7
manufaktur ke pelabuhan untuk ekspor. Ini kalau tidak segera dibarengi dengan
insentif pembuatan kawasan-kawasan industri, maka akan jadi bumerang. Kalau
manufakturnya tidak ada, yang terjadi adalah arus barang impor yang menjadi lancar,"
kata Sadar Subagyo, anggota Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra.

Tetapi berdasarkan data yang ada, sebenarnya tidak dipungkiri terjadi perbaikan
ekonomi selama empat tahun terakhir di bawah Presiden Joko Widodo, kata
Kresnayana Yahya, pengamat ekonomi dari Institut Teknologi 10 November,
Surabaya.

"Negara ini belum pernah inflasi di bawah 4%, kalau sekarang ini malah di bawah 3%.
Dan itu menunjukkan stabilitas, daya beli dan ada kesamaan harga seluruh Indonesia.
Komponen ini menjadi penting untuk menunjukkan gejolak-gejolak yang menjadi
indikator ekonomi turun, itu tidak ada," kata Kresnayana.

"Rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam empat tahun ini sudah mencapai 5%. Keadaan
ini merangsang timbulnya dan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam
perekonomian. Investasi masih masuk. Pengangguran itu relatif kecil, di bawah 10%.
Kemiskinan turun di bawah 9%. Kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin
relatif itu turun, di sekitar 0,4 atau 0,39," tambah Kresnayana yang juga ahli statistik.

Selain masalah ekonomi, berbagai hal lain diperkirakan juga akan mempengaruhi
pilihan yang akan diambil 187 juta warga yang memiliki hak pilih pada tahun 2019,
seperti masalah agama.

Salah satu hal yang dipandang bagian dari strategi kubu Jokowi untuk tetap berkuasa
adalah memasukkan KH. Ma'ruf Amin, tokoh Nahdatul Ulama yang saat di Majelis
Ulama Indonesia sempat mengeluarkan fatwa yang dipandang menyudutkan
kelompok minoritas seperti Ahmadiyah atau LGBT.

"Pemilihan Kiai Ma'ruf Amin bukan pemilihan simbol, tetapi lebih kepada kualitas.
Bahwa Pak Jokowi sangat mengetahui posisi tokoh agama itu di Indonesia sangat

8
penting, karena nilai-nilai agama itu penting dalam kehidupan di Indonesia," kata
Maman Imanulhaq.

"MUI melakukan keputusan itu tidak berdasarkan personal tetapi keputusan bersama
yang di dalamnya mungkin ada kelompok-kelompok yang ekstrem radikal," Maman
membela lebih jauh pemilihan Ma'ruf Amin sebagai pasangan Jokowi untuk
memenangkan pilpres.

Sementara pihak Prabowo yang dipandang dekat dengan kelompok ulama tertentu
memang dikenal menggunakan isu ini untuk mendapatkan kekuasaan, misalnya saat
Gerindra menjadi salah satu pihak yang menjatuhkan mantan Gubernur Jakarta
Tjahaya Basuki Purnama.

"Kami akan fokus di ekonomi. Kami tidak menggunakan isu-isu SARA itu. Tidak
semua yang melontarkan isu SARA, mengenai TKA dan semuanya itu adalah berasal
atau secara resmi dari kubunya Pak Prabowo. Itu hanya terjadi pada waktu pemilihan
DKI," Sadar Subagyo Sadar, yang juga pengusaha TI dan Sekretaris Jenderal DPP
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, menegaskan.

Suku, agama, ras dan antar golongan memang merupakan komoditas politik yang
kadang ampuh, tetapi berpotensi untuk memecah belah masyarakat, kata Prof Dr I
Gede Pantja Astawa, ahli hukum tata negara Universitas Padjadjaran, Bandung.

"Pertarungan politik merebut kursi presiden itu, apapun akan dilakukan. Boleh, sah-
sah saja. Cuma jangan kemudian menghalalkan segara cara. Menghalalkan ajaran
Machiavelli. Itu nanti akan sangat merusak. Tolong diperhatikan, ke depan kita
berpikirnya. Jangan karena nafsu ingin berkuasa dan demikian besar libidonya untuk
berkuasa apapun dilakukan," kata I Gede Pantja Astawa.

Salah satu alat penggalangan dukungan politik yang semakin meningkat pengaruhnya
adalah penggunaan media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Cara ini dilakukan
berbagai pihak termasuk para sukarelawan Jokowi.

9
"Kita akan terus melakukan sosialisasi ini, kampanye ini baik lewat udara, lewat
penggalangan sosial media dan juga lewat darat, door to door. Kami juga melakukan
edukasi politik dan juga pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan saksi sehingga pilpres
ini betul-betul menghasilkan pemimpin yang bermartabat, berkualitas dan berdaulat, "
kata Maman Imanulhaq, pimpinan tim yang jumlahnya sudah mencapai 425 organ
relawan, baik di pusat maupun daerah.

Kelompok Prabowo berusaha menjangkau kelompok milenial dan para "emak-emak"


juga dengan menggunakan cara yang sama, selain kampanye dari pintu ke pintu.

"Kami ini berada di oposisi maka kami akan lebih banyak menggunakan media sosial.
Lima puluh lima persen pemilih itu adalah golongan milenial yang sekarang sangat
akrab dengan media sosial," kata Sadar Subagyo.
"Juga ada segmen pemilih yang selama ini kurang begitu tersentuh, kami akan
mengarah ke sana, yaitu yang kami sebut pasukan emak-emak yang sekarang sangat
merasakan gejolak kemandegan ekonomi yang terjadi. Mesin politik akan bergerak
sampai ke tingkat-tingkat desa dan RT. Gerakannya lebih ke arah door to door," Sadar
Subagyo menjelaskan lebih jauh.

Tetapi apakah strategi memang akan efektif dalam memenangkan pemilihan presiden
tahun 2019? Prof. Dr. I Gede Pantja Astawa dari UNPAD mengatakan masing-masing
pihak akan menggunakan medsos yang isinya akan disesuaikan dengan kepentingan
masing-masing tempat.

"Masing-masing kubu pasti sudah mempetakan kekuatan lawan, kelemahan lawan,


kemudian daerah-daerah mana yang menjadi mayoritas dukungan. Isu apa yang bisa
dimunculkan, misalnya di daerah Kalimantan. Ketika dua kubu ini memanfaatkan
media, media elektronik, media cetak maupun media sosial kalau bisa menahan diri
terhadap isu-isu SARA," kata I Gede Pantja Astawa.

Sementara Kresnayana dari Institut Teknologi 10 November, Surabaya memandang


kelompok di atas 35 tahun tidak mendasarkan pilihan pada data.

10
"Sudah ada masyarakat yang cikal bakalnya itu tidak percaya, tidak trust pada data.
Dan kelompok ini, maaf, cukup besar yang menggambarkan pokok e, sudah apriori
pada orang dan tidak punya nalar yang waras. Hal-hal seperti ini pada kelompok umur
yang di atas 30 -35 ini masih sedang berlangsung dan mereka memang tidak punya
pendirian," kata Kresnayana.

Deklarasi damai berisi komitmen kampanye tanpa hoaks diteken dua pasangan
capres-cawapres yang akan bertarung pada Pilpres 2019.

Namun beragam hoaks alias informasi bohong diprediksi akan tetap beredar selama
tahapan ajang politik lima tahunan itu berlangsung.

Di berbagai platform media sosial, menurut data Biro Multimedia Divisi Humas Polri,
belakangan ini beredar sekitar 3.500 konten hoaks.

KPU telah sepakat bekerja sama dengan kepolisan dan Kementerian Komunikasi dan
Informasi, untuk menyaring dan menutup akun-akun penyebar informasi bohong.

Namun Ketua KPU Arief Budiman berkata, penangkalan informasi bohong harus
dimulai dari tim kampanye capres-cawapres.

Menurutnya, deklarasi pemilu damai yang digelar di beberapa kota menagih komitmen
peserta pilpres untuk berkompetisi secara sehat.

"Manfaatkanlah masa kampanye untuk meyakinkan pemilih dengan cara menawarkan


visi-misi," ujar Arief di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (23/09).

Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengklaim akan menindak anggota tim


sukses mereka yang memproduksi hoaks.

Mereka membentuk Badan Pemenangan Nasional Adil Makmur untuk mengawasi


seluruh isi kampanye tim pemenangan mereka.

11
"Ada tim yang memantau karena yang kami utamakan, informasi tersampaikan,
terverifikasi, bermanfaat, dan tidak menyakitkan bagi kubu sebelah," kata Sandiaga.

Sementara sebelumnya, pimpinan di tim koalisi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin


berkali-kali menyatakan tak akan memproduksi berita bohong demi meraih
kemenangan.

Seperti tim Prabowo-Sandiaga, seluruh anggota pemenangan Jokowi-Ma'ruf juga


mengklaim terancam sanksi jika mengumbar berita bohong.

"Kami dilarang untuk berbicara negatif tentang Pak Prabowo-Sandi, sebab pemikiran
dan tindakan negatif hanya menghasilkan efek destruktif bagi masa depan bangsa,"
kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

Bagaimanapun, merujuk fenomena hoaks yang berkembang sejak masifnya


penggunaan media sosial, elite politik maupun penegak hukum dianggap tak dapat
mencegah munculnya informasi palsu, kata pakar digital forensik, Ruby Alamsyah.

Ruby menyebut perlunya suatu lembaga independen yang dapat menjadi rujukan
masyarakat memilah informasi selama pemilu.

"Sebagus apapun sistem dan lembaga yang ada saat ini, pasti apriori. Lembaga yang
menjalankan tugas itu harus berintegritas tinggi dan dipercaya masyarakat, termasuk
peserta pilpres," ujarnya.

Menurut Ruby, kepolisian tidak akan sanggup menindak seluruh penyebar informasi
bohong. Walaupun, kata dia, penangkapan sindikat hoaks selama ini telah mulai
memunculkan efek jera.

Ruby berkata, sebenarnya kepolisian dapat melacak seluruh penyebar hoaks di


Indonesia. Namun langkah represif selama pemilu disebutnya berpotensi terhambat
komitmen perusahaan pemilik platform media sosial seperti Facebook, Twitter,
Whatsapp, dan Instagram.

12
"Penerapan General Data Protection Regulation di Uni Eropa Mei lalu, mampu
mendesak mereka menuruti otoritas keamanan menanggulangi penyebaran informasi
palsu, tapi regulasi itu belum ada di Indonesia.

"Mereka biasanya hanya mau bantu untuk kasus yang jelas-jelas melanggar ketentuan
pidana, padahal ada ruang abu-abu untuk penyebaran informasi palsu.

"Banyak info yang mengambang, dengan permainan bahasa, banyak yang terkesan
tidak melanggar hukum," ujar Ruby.

Di sisi lain, kepolisian menyatakan memiliki cukup sumber daya manusia dan sarana
untuk mencegah dan menangkap penyebar hoaks. Satgas Nusantara yang dibentuk
sejak Pilkada 2018 kembali ditugasi mengawasi arus informasi di media sosial.

"Satgas ini sangat efektif preventif maupun penegakan hukum," ujar Kepala Biro
Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, via telepon.

Dedi mengatakan, satgas itu tersebar dari tingkat markas besar Polri, kepolisian daerah
hingga resor. Polisi yang masuk dalam satgas ini berjumlah lebih dari 2.500 orang.

Kepolisian, kata Dedi, akan mengutamakan pencegahan hoaks selama pemilu. Setiap
dugaan pelanggaran pidana pemilu akan disaring oleh Bawaslu sebelum diserahkan ke
penegak hukum.

"Kami mengutamakan patroli siber dan pengawasan serta sosialisasi kepada


masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial dan tak mudah menyebarkan berita

Sejak awal 2018, kepolisian berulang kali menangkap produsen berita palsu, dari
sindikat Saracen, Muslim Cyber Army hingga pelaku perorangan.

Namun Jasriadi yang disebut petinggi Saracen divonis bersalah bukan dalam kasus
hoaks, melainkan akses ilegal ke akun Facebook milik orang lain.

Juni lalu Pengadilan Tinggi Riau memperberat hukumannya dari 10 bulan menjadi dua
tahun penjara.

13
Kepolisian berkeras, meski vonis hakim tak sama seperti tuduhan yang mereka buat,
melalui Saracen, Jasriadi dan sejumlah koleganya, disebut menyebar berita bohong.

Adapun masa kampanye pilpres dimulai 23 September kemarin hingga tiga hari
sebelum pemungutan suara yang dijadwalkan berlangsung 17 April 2019.

14
BAB III
KESIMPULAN

Di dalam negara demokrasi, pemilihan umum merupakan salah satu unsur yang sangat
vital, karena salah satu parameter mengukur demokratis tidaknya suatu negara adalah dari
bagaimana perjalanan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh negara tersebut. Demokrasi adalah
suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat. Implementasi dari pemerintahan oleh rakyat adalah dengan
memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional melalui mekanisme yang dinamakan dengan
pemilihan umum. Jadi pemilihan umum adalah satu cara untuk memilih wakil rakyat dan
pemimpinnya. Harapan warga dari terselenggaranya pemilu adalah terpilihnya wakil rakyat yang
sesuai dengan keinginan rakyat. Tantangan yang ada adalah adanya warga yang tidak menunaikan
hak pilihnya atau golput karena kecewa dengan kinerja pemimpin sebelumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/17562645/MAKALAH_PEMILU
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45605038
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45619369

16

Anda mungkin juga menyukai