Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di era modern ini persaingan harus dipandang sebagai hal yang positif dan sangat esensial dalam dunia
usaha. Dengan persaingan, para pelaku usaha akan berlomba-lomba untuk terus menerus memperbaiki
produk dan melakukan inovasi atas produk yang dihasilkan untuk memberikan yang terbaik bagi
pelanggan. Dari sisi konsumen, mereka akan mempunyai pilihan dalam membeli produk dengan harga
murah dan kualitas terbaik. Seiring dengan berjalannya usaha para pelaku usaha mungkin lupa
bagaimana bersaing dengan sehat sehingga muncullah persaingan-persaingan yang tidak sehat dan pada
akhirnya timbul praktek monopoli.

Dengan adanya pratek monopoli pada suatu bidang tertentu, berarti terbuka kesempatan untuk
mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kepentingan kelompok tersebut. Disini monopoli
diartikan sebagai kekuasaan menentukan harga, kualitas dan kuantitas produk yang ditawarkan kepada
masyarakat. Masyarakat tidak pernah diberi kesempatan untuk menentukan pilihan, baik mengenai
harga, mutu maupun jumlah. Kalau mau silakan dan kalau tidak mau tidak ada pilihan lain. Itulah citra
kurang baik yang ditimbulkan oleh keserakahan pihak tertentu yang memonopoli suatu bidang.
Persaingan sangat dibutuhkan dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Dunia yang kita kenal
sekarang ini adalah hasil dari persaingan manusia dalam berbagai aspek. Persaingan yang dilakukan
secara terus-menerus untuk saling mengungguli membawa manusia berhasil menciptakan hal-hal baru
dalam kehidupan yang berangsur-angsur menuju arah yang semakin maju dari sebelumnya. Untuk
terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi semua pihak, persaingan yang harus dilakukan adalah
persaingan yang sehat. Kegiatan ekonomi dan bisnis pun tidak luput dari sebuah persaingan, mengingat
kegiatan ini dilakukan banyak pihak untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, hukum
yang mengatur persaingan usaha dalam kegiatan ekonomi dan bisnis sangat diperlukan semua pihak
supaya tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

Rumusan Masalah

1. Pengertian Persaingan Usaha

2. Jenis – jenis pada persaingan usaha

Tujuan

1. Untuk mengetahui apa – apa saja yang termasuk persaingan usaha

2. Apa saja tujuan dari persaingan usaha

3. Memahami apa itu persaingan usaha


BAB II

Contoh persaingan usaha di Indonesia

Produsen air minum dalam kemasan merek Aqua, PT Tirta Investama dan PT Balina Agung Perkasa selaku
distributor, terbukti melakukan persaingan usaha tidak sehat. Hal itu dinyatakan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) pada sidang yang berlangsung Selasa (19/12/2017). "Menyatakan kedua
terlapor (Tirta Investama/TIV dan Balina Agung Perkasa/BAP) terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggar Pasal 15 Ayat (3) huruf b dan Pasal 19 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999,"
ungkap Ketua Majelis Komisi Kurnia Sya'ranie. Seperti diberitakan sebelumnya, persaingan usaha yang
tidak sehat ini berawal dari somasi yang dilayangkan PT Tirta Fresindo Jaya, produsen air minum dalam
kemasan (AMDK) Le Minerale, kepada Aqua pada Oktober 2016. Baca juga : Dinyatakan Bersalah oleh
KPPU, Aqua Dalami Hasil Putusan Saat itu, Le Minerale menyampaikan temuan di lapangan, Aqua dan
distributornya bekerja sama untuk melarang sejumlah toko menjual Le Minerale. Diduga, Aqua dan
distributornya mangancam hendak menurunkan status dan fasilitas alias degregasi, dari semula star
outlet (SO) menjadi wholeseller (WO) eceran terhadap pedagang yang menjual Le Mineralle.
Selanjutnya, KPPU mengumpulkan alat bukti pelanggaran yang dilakukan oleh produsen Aqua tersebut.
Menurut KPPU dalam kasus dugaan pelanggaran UU Monopoli ini, pihaknya telah memiliki lebih dari dua
alat bukti. Baca juga : Aqua vs Le Minerale, Pemilik Toko Diminta Tidak Pajang Le Minerale

BAB III

PEMBAHASAN

Pengertian Persaingan Usaha

Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition yang artinya persaingan itu sendiri atau
kegiatan bersaing, pertandingan, kompetisi. sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah
usaha-usaha dari 2 pihak/lebih perusahaan yang masing-masing bergiat ‚memperoleh pesanan‛ dengan
menawarkan harga/syarat yang paling menguntungkan. Persaingan ini dapat terdiri dari beberapa
bentuk pemotongan harga, iklan/promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain, dan segmentasi pasar.

Dalam kamus manajemen persaingan bisnis terdiri dari:

1) Persaingan sehat (healthy competition), persaingan antara perusahaan perusahaan atau pelaku bisnis
yang diyakini tidak akan menuruti atau melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung
mengedepankan etika-etika bisnis.

2) Persaingan tidak sehat (cut throat competition) persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang
tidak sehat atau fair, dimana terjadi perebutan pasar antara beberapa pihak yang melakukan usaha yang
mengarah pada menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan, sehingga salah satu tersingkir dari
pasar dan salah satunya menjual barang dibawah harga yang berlaku di pasar.

Tujuan yang Mendorong Persaingan Usaha


Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang di masa sekarang. Kompetisi dan
persaingan tersebut bila dihadapi secara positif atau negatif, bergantung pada sikap dan mental persepsi
kita dalam memaknai persaingan tersebut. Hampir tiada hal yang tanpa kompetisi/persaingan, seperti
halnya kompetisi dalam berprestasi, dunia usaha bahkan dalam proses belajar. Persaingan merupakan
semacam upaya untuk mendukuki posisi yang lebih tinggi di dalam dunia usaha. Bila jumlah pesaing
cukup banyak dan seimbang, persaingan akan tinggi sekali karena masing-masing perusahaan memiliki
sumber daya yang relatif sama. Bila jumlah pesaing sama tetapi terdapat perbedaan sumber daya, maka
terlihat sekali mana yang akan menjadi market leader, dan perusahaan mana yang merupakan pengikut.

Dampak Positif Adanya Persaingan Usaha

Kompetisi merupakan persaingan yang merujuk kepada kata sifat siap bersaing dalam kondisi nyata dari
setiap hal atau aktifitas yang dijalani. Ketika kita bersikap kompetitif maka berarti kita memiliki sikap siap
serta berani bersaing dengan orang lain. Dalam arti yang positif dan optimis, kompetisi bisa diarahkan
pada kesiapan dan kemampuan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan kita sebagai umat
manusia. Kompetisi seperti ini merupakan motivasi diri sekaligus factor penggali dan pengembang
potensi diri dalam menghadapi bentukbentuk kompetisi, sehingga kompetisi tidak semata-mata
diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan mengalahkan lawan.

Asas dan Tujuan

Dalam melakukan kegiatan usaha di Indonesia, pelaku usaha harus berasaskan demokrasi ekonomi
dalam menjalankan kegiatan usahanya dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan
pelaku usaha dan kepentingan umum.

Tujuan yang terkandung di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat, sehingga
menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha
menengah, dan pelaku usaha kecil.

3. Mencegah praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku
usaha.

4. Terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.

Anda mungkin juga menyukai