Anda di halaman 1dari 9

Meraih Ampunan

‫ست َ ْغ ِف ُر ُه َو َنعُ ْوذُ ِباهللِ ِم ْن‬ ْ ‫ِإ ّن ا ْل َح ْم َد ِ هّلِلِ َن ْح َم ُد ُه َو َن‬


ْ ‫ست َ ِع ْينُهُ َو َن‬
‫ت أ َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِض ّل لَهُ َو َم ْن‬ ِ ‫سيّئ َا‬َ ‫سنَا َو‬ ِ ُ‫ش ُُر ْو ِر أ َ ْنف‬
‫ش َه ُد أ َ ّن ُم َح ّمدًا‬ ْ َ ‫ش َه ُد أ َ ْن الَ إِلهَ إِالّ هللاُ َوأ‬ ْ َ ‫ِي لَهُ أ‬ َ ‫ض ِل ْل فَالَ َهاد‬ ْ ُ‫ي‬
ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ
‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِبعَ ُه ْم‬ ْ َ ‫سلّ ْم عَلى ُم َح ّم ٍد َوعَلى آ ِل ِه ِوأ‬ َ ‫ص ّل َو‬ َ ‫اَلل ُه ّم‬
.‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ّد ْين‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ِب ِإ ْح‬
‫ق تُقَا ِت ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ ّن ِإالّ َوأ َ ْنت ُ ْم‬ ّ ‫َياأَيّ َها الّذَ ْي َن آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َح‬
‫س ِل ُم ْو َن‬ْ ‫ُم‬
‫ق‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬ ِ ‫اس اتّقُ ْوا َربّ ُك ُم الّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ُ َ‫يَاأَيّ َها الن‬
‫سا ًء َواتّقُوا هللاَ الَذِي‬ َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِ ْي ًرا َون‬ ّ َ‫ِم ْن َها َز ْو َج َها َوب‬
‫علَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬
َ ‫َان‬َ ‫سا َءلُ ْو َن ِب ِه َواْأل َ ْر َحا َم ِإ ّن هللاَ ك‬ َ َ‫ت‬
‫ص ِلحْ لَ ُك ْم‬ ْ ُ‫س ِد ْيدًا ي‬ َ ً‫َياأَيّ َها الّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
‫از‬ َ َ‫س ْولَهُ فَقَ ْد ف‬ ُ ‫أ َ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْرلَ ُك ْم ذُنُ ْو َب ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َر‬
…‫ أ َ ّما بَ ْع ُد‬،‫فَ ْو ًزا ع َِظ ْي ًما‬
Jamaah Jumat rahimakumullah
Kesalahan dan dosa bagi manusia adalah suatu kelaziman.
Tidak ada manusia yang terbebas dari dosa, setebal apa
pun tingkat keimanannya, seluas apa pun ilmunya dan
sedalam apa pun ketakwaannya kepada Allah, selama dia
adalah manusia, dia pasti suatu kali akan melakukan
kesalahan dan dosa. Allah memang tidak berkehendak
menciptakan manusia dalam keadaan bersih dari
kesalahan dan sempurna dari dosa, karena Allah hanya
menginginkan kesempurnaan untuk diriNya. Persoalan
sebenarnya bukan pada manusia yang berdosa dan
bersalah, akan tetapi apa yang dilakukan setelah dosa dan
kesalahan tersebut? Fiman Allah Ta’ala,
َ ُ‫احشَةً أ َ ْو َظلَ ُمواْ أ َ ْنف‬
ْ‫س ُه ْم ذَك َُروا‬ ِ َ‫ِين ِإذَا فَعَلُواْ ف‬ َ ‫َوالهذ‬
ّ ‫وب إِاله‬
ُ‫ّللا‬ ْ ‫ّللاَ فَا‬
َ ُ‫ست َ ْغفَ ُرواْ ِلذُنُو ِب ِه ْم َو َمن يَ ْغ ِف ُر الذُّن‬ ّ
َ ‫علَى َما فَعَلُواْ َو ُه ْم يَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬ َ ْ‫َولَ ْم يُ ِص ُّروا‬
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran:
135).
Nabi Adam telah mengukir keteladanannya dalam hal ini,
bukan pada pelanggarannya terhadap larangan Allah, akan
tetapi pada apa yang dia lakukan setelah dia melakukan
pelanggaran tersebut. Sebagaimana telah kita ketahui
bahwa Adam bersama istrinya diizinkan oleh Allah
tinggal di surga. Allah melarangnya mendekati satu pohon
yang ada di sana, tetapi Adam melanggarnya karena bujuk
rayu setan, akan tetapi setelah itu Adam menyesali dan
menyadari kesalahannya serta memohon ampun kepada
Allah. Allah mengampuninya dan Adam pun menjadi
lebih mulia dan lebih baik dari sebelumnya. Firman
Allah Ta’ala,
‫علَ ْي ِه َو َهدَى‬ َ ‫اجتَبَا ُه َربُّهُ فَتَا‬
َ ‫ب‬ ْ ‫ث ُ هم‬
“Kemudian Rabbnya memilihnya maka Dia menerima
taubatnya dan memberinya petunjuk.” (QS. Thaha: 122).
Jamaah Jumat rahimakumullah
Di sisi lain, manakala Allah menciptakan Bani Adam
dengan kesalahan dan dosanya, Dia pun membuka
peluang perbaikan selebar-lebarnya. Dia memanggil dan
mengajak hamba-hambaNya agar memanfaatkan peluang
tersebut sebaik-baiknya. Dan peluang ini senantiasa
terbuka siang-malam sepanjang umur manusia atau umur
dunia ini. Peluang tersebut adalah taubat untuk meraih
ampunan Allah Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala,


‫س ِل ُموا لَهُ ِمن قَ ْب ِل أَن يَأْتِيَ ُك ُم‬
ْ َ ‫َوأَنِيبُوا ِإلَى َر ِبّ ُك ْم َوأ‬
َ ‫ص ُر‬
‫ون‬ ُ َ‫ا ْلعَذ‬
َ ‫اب ث ُ هم َال تُن‬
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah
dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu
kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az-
Zumar: 54).
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Allah Ta’ala berfirman,
‫ ِإنه ُك ْم ت ُ ْخ ِطئ ُْو َن ِبالله ْي ِل َوالنه َه ِار َوأَنَا‬،‫ِي‬ ْ ‫يَا ِعـبَاد‬
.‫ـر ْونِ ْي أ َ ْغـ ِف ْـر لَ ُك ْم‬ ْ ‫ب َج ِم ْيعًا فَا‬
ُ ‫ست َ ْغ ِف‬ ُ ‫أ َ ْغـ ِف‬
َ ‫ـر الذُّنُ ْو‬
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian
melakukan kesalahan siang-malam dan Aku mengampuni
seluruh dosa, oleh karena itu mohonlah ampun kepadaKu,
niscaya Aku mengampuni kalian.” (HR. Muslim dari Abu
Dzar, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1828).
Jamaah Jumat rahimakumullah
Jika Allah mengajak kepada ampunan, berjanji
memaafkan dan membuka pintunya lebar-lebar, sementara
kita manusia selalu berdosa, maka tidak sekedar layak,
akan tetapi sangat layak kalau kita mengetuk pintu
tersebut dengan harapan Dia berkenan melimpahkan
maaf-Nya kepada kita semua, sesungguhnya Dia Maha
Pengasih lagi Pemurah.
Sekarang bagaimana caranya agar kita dapat menggapai
ampunan tersebut?
Banyak cara dan jalan menggapai ampunan Allah. Lebih
dari itu, cara-cara dan jalan-jalan tersebut adalah sangat
mudah, tergantung kepada kita sendiri, ingin atau tidak
ingin. Di sini khatib memaparkan empat cara yang
menurut pandangan khatib merupakan cara yang paling
penting dan mendasar.

Jamaah Jumat rahimakumullah


Cara Pertama: Taubat
Jika Allah menghendaki, tidak ada dosa yang tidak
terhapus oleh taubat, seberat dan sebesar apa pun ia,
jangankan dosa-dosa kecil, dosa-dosa besar pun akan
terhapus oleh taubat bahkan dosa tertinggi dalam Islam,
syirik, juga akan terhapus oleh taubat dengan catatan
kesyirikan tersebut tidak dibawa mati. Lihatlah kepada
sebagian sahabat Nabi yang di masa jahiliyah adalah
orang-orang penyembah berhala. Begitu mereka bertaubat
darinya, mereka pun menjadi manusia terbaik umat ini.
Tengoklah seorang laki-laki dari umat terdahulu -seperti
yang dikisahkan oleh Rasulullah- pembunuh seratus
nyawa. Adakah di dunia ini pelaku dosa yang lebih besar
dan lebih banyak darinya? Dosanya adalah pembunuhan
dan korbannya adalah seratus nyawa. Laki-laki tersebut
dengan dosanya itu tetap meraih ampunan Allah dengan
taubatnya dan usaha kerasnya untuk memperbaiki diri
yang dia buktikan dengan berhijrah ke kota lain yang bisa
mendukung usahanya tersebut.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Taubat yang bagaimanakah yang dengannya seseorang
dapat meraih ampunan Allah?
Yaitu taubat yang memenuhi lima syarat:
1). Ikhlas: Maksudnya adalah, hendaknya pemicu taubat
adalah harapan terhadap pahala Allah dan kekhawatiran
terhadap azab-Nya.
2). Penyesalan: Bukti penyesalan adalah harapan
seandainya dia tidak melakukannya.
3). Meninggalkan dosa-dosa: Jika dosa karena
meninggalkan suatu kewajiban maka taubatnya dengan
melakukan yang mungkin dilakukan, dan jika dosa karena
melakukan suatu larangan, maka dengan
meninggalkannya, dan termasuk meninggalkan adalah
meminta maaf kepada orang yang kita zhalimi dan
mengembalikan haknya kepadanya. Ini jika dosa tersebut
di antara sesama.
4). Niat kuat untuk tidak mengulangi
5). Taubat dilakukan sebelum pintunya ditutup. Kapan
itu? Jika nafas seseorang telah sampai di kerongkongan
dan jika matahari terbit dari barat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
‫اب‬ ُ ‫اب قَ ْب َل أ َ ْن ت َ ْطلُ َع الش ْهم‬
َ َ ‫س ِم ْن َم ْغ ِر ِب َها ت‬ َ َ ‫َم ْن ت‬
‫علَ ْي ِه‬
َ ُ‫ّللا‬.
ّ
“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat,
maka Allah akan mengampuniNya.” (HR. Muslim,
Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1920).
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda,
‫ّللاَ يَ ْقبَ ُل ت َ ْوبَةَ ا ْلعَ ْب ِد َما لَ ْم يُغَ ْر ِغ ْر‬
ّ ‫إِ هن‬.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima taubat seorang
hamba selama nafasnya belum sampai di kerongkongan.”
(HR. at-Tirmidzi, no. 3537. At-Tirmidzi berkata, “Hadits
hasan.”).
Taubat yang memenuhi lima syarat inilah yang
menghadirkan ampunan Allah bagi pelakunya.
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Cara kedua: Perbuatan-perbuatan baik.
Satu perbuatan baik dilipatgandakan menjadi sepuluh kali
lipat, lebih dari itu bisa sampai tujuh ratus kali lipatnya
bahkan berkali-kali lipat yang Allah kehendaki.
Sementara satu kejahatan hanya dibalas dengan
semisalnya, maka benar-benar celaka dan binasa orang-
orang yang balasan kejahatannya mengungguli
kebaikannya. Bagaimana tidak, kebaikan yang
dilipatgandakan segitu rupa bisa dikalahkan oleh
kejahatan yang hanya dibalas dengan semisalnya.
Firman Allah Ta’ala,
‫عش ُْر أ َ ْمث َا ِل َها َو َمن َجاء‬
َ ُ‫سنَ ِة فَلَه‬
َ ‫َمن َجاء ِبا ْل َح‬
َ ‫س ِيّئ َ ِة فَالَ يُ ْج َزى ِإاله ِمثْلَ َها َو ُه ْم الَ يُ ْظلَ ُم‬
‫ون‬ ‫ِبال ه‬
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya
(pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang
membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya,
sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).”
(QS. Al-An’am: 160).
Firman Allah,
‫صالَةَ َط َرفَي ِ النه َه ِار َو ُزلَفا ً ِ ّم َن الله ْي ِل إِ هن‬ ‫َوأَقِ ِم ال ه‬
َ ‫ت ذَ ِل َك ِذ ْك َرى ِللذها ِك ِر‬
‫ين‬ ‫ت يُ ْذ ِه ْب َن ال ه‬
ِ ‫سـ ِيّئَا‬ َ ‫ا ْل َح‬
ِ ‫سنَا‬
“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud:
114).
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
.‫سنَةَ ت َ ْم ُح َها‬
َ ‫سـ ِيّئَةَ ا ْل َح‬
‫َوأَتْ ِب ِع ال ه‬
“Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya
ia menghapusnya.” (HR. at-Tirmidzi no. 1988 dari Muadz
bin Jabal. At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan,”
dihasankan oleh al-Albani di Shahih al-Jami’, no. 97 dan
Syu’aib al-Arna`uth ditahqiq Riyadh ash-Shalihin, no.
61).
Berikut ini adalah beberapa contoh kebaikan penghadir
ampunan Allah.
Tauhid. Tauhid adalah kebaikan, bahkan ia adalah dasar
kebaikan. Segala kebaikan dunia dan Akhirat merupakan
buah dari tauhid, di samping itu ia adalah penyebab
diraihnya ampunan Allah Ta’ala.
Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman,
ُ‫غـفَ ْـرت‬ َ ‫َـوتَنِ ْي َو َر َج ْوت َ ِن ْي‬ْ ‫ ِإنه َك َما َدع‬،‫يَا ا ْب َن آ َد َم‬
‫ لَ ْو‬،‫ يَا ا ْب َن آ َد َم‬،‫َان ِم ْن َك َو َال أُبَا ِل ْي‬ َ ‫علَى َما ك‬ َ ‫لَ َك‬
،‫ست َ ْغـفَ ْـرتَنِ ْي‬ْ ‫ ث ُ هم ا‬،‫اء‬ ِ ‫س َم‬ ‫ان ال ه‬ َ َ‫بَلَغَتْ ذُنُ ْوبُ َك ِعـن‬
‫ إِنه َك لَ ْو أَت َ ْيتَنِ ْي‬،‫ يَا ا ْب َن آ َد َم‬،‫غـفَ ْرتُ لَ َك َو َال أُبَا ِل ْي‬ َ
‫ ث ُ هم لَ ِق ْيتَنِ ْي َال تُش ِْركُ بِ ْي‬،‫ض َخ َطايَا‬ ِ ‫ب ْاأل َ ْر‬ ِ ‫ـرا‬َ ُ‫ِبق‬
.ً‫ـرة‬
َ ‫ـرا ِب َها َم ْغـ ِف‬ َ ُ ‫ َألَت َ ْيت‬،‫ش ْيئ ًا‬
َ ُ‫ــك ِبـق‬ َ
“Wahai anak Adam, selama kamu berdoa dan berharap
kepadaKu niscaya Aku mengampuni dosa-dosamu dan
Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-
dosamu mencapai awan di langit, kemudian kamu
memohon ampun kepadaku, niscaya Aku mengampunimu
dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya
kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh
jagat, kemudian kamu bertemu denganKu dalam keadaan
tidak menyekutukanKu dengan sesuatu pun, niscaya Aku
akan memberimu ampunan sepenuh jagat pula.” (HR. at-
Tirmidzi, no. 3534 dari Anas. At-Tirmidzi berkata, Hadits
hasan dinyatakan kuat oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth
dalam tahqiqnya atas Riyadh ash-Shalihin, no. 1878).
Jamaah Jumat rahimakumullah
Di antara kebaikan yang dengannya ampunan Allah diraih
adalah syahadah (gugur sebagai syahid di jalan Allah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ٍ ‫ّللاُ ِللش ِهه ْي ِد ُك هل ذَ ْن‬
.‫ب إِ هال ال هد ْي َن‬ ّ ‫ـر‬ُ ‫يَ ْغ ِف‬
“Allah mengampuni seluruh dosa orang yang mati syahid,
kecuali hutang.” (HR. Muslim dari Ibnu Amr bin al-Ash,
Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1084).
Hutang dikecualikan karena perkaranya di antara sesama
manusia, dan perkara yang demikian dikembalikan
kepada pemilik hak.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Di antara kebaikan yang dengannya ampunan Allah diraih
adalah berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat
fardhu berjamaah setelah sebelumnya bewudhu di rumah
dengan sempurna. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫ض ْو َء ث ُ هم َمشَى ِإلَى‬ ْ َ ‫ص َال ِة فَأ‬
ُ ‫سبَ َغ ا ْل ُو‬ ‫ضـأ َ ِلل ه‬ ‫َم ْن ت َ َو ه‬
‫اس أ َ ْو َم َع‬ ِ ‫صاله َها َم َع النه‬ َ َ‫ص َال ِة ا ْل َم ْكت ُ ْوبَ ِة ف‬
‫ال ه‬
.ُ‫ّللاُ ذُنُ ْوبَه‬
ّ ‫ـر‬ َ َ‫غـف‬َ ‫س ِج ِد‬ ْ ‫ع ِة أ َ ْو فِي ا ْل َم‬
َ ‫ا ْل َج َما‬
“Barangsiapa berwudhu untuk shalat, dia
menyempurnakan wudhunya, kemudian dia berjalan
menuju shalat fardhu, lalu dia melaksanakannya bersama
kaum muslimin atau dengan berjamaah atau di masjid,
niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim,
Mukhtashar Shahih Muslim, no. 132).
Jamaah Jumat rahimakumullah
Kebaikan-kebaikan yang dengannya seseorang meraih
ampunan Allah tidak terbatas pada ketiga perkara di atas.
Agama kita kaya dengan kebaikan-kebaikan yang
dengannya kita meraih ampunan Allah, bukan di sini
kesempatan merincinya satu demi satu.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Cara ketiga: Menjauhi dosa-dosa besar
Dosa besar adalah semua dosa yang diancam hukuman
had di dunia atau mengundang murka dan laknat Allah
atau diancam dengan azab akhirat. Apabila dosa dengan
kriteria seperti ini dihindari, maka hal itu menjadi
penyebab diraihnya ampunan dari Allah. Firman
Allah Ta’ala.
‫ع ْنهُ نُ َك ِفّ ْر عَن ُك ْم‬
َ ‫ِإن ت َ ْجت َ ِنبُواْ َكبَآئِ َر َما ت ُ ْن َه ْو َن‬
ً ‫س ِيّئَاتِ ُك ْم َونُد ِْخ ْلكُم ُّم ْد َخالً ك َِريما‬
َ
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa
yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan
Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (Surga).”
(QS. An-Nisa`: 31).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
،‫ َوا ْل ُج ُمعَةُ ِإلَى ا ْل ُج ُمعَ ِة‬،‫س‬ ُ ‫صلَ َواتُ ا ْل َخ ْم‬ ‫اَل ه‬
‫ ُم َك ِفّ َراتٌ ِل َما بَ ْينَ ُه هن َما‬،‫ان‬
َ ‫ض‬َ ‫ان إِلَى َر َم‬ ُ ‫ض‬َ ‫َو َر َم‬
.‫ت ا ْل َكبَا ِئ ُر‬
ِ َ‫اجت ُ ِنب‬
ْ
“Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, Ramadhan ke
Ramadhan adalah pelebur dosa di antaranya selama dosa-
dosa besar dihindari.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah.
Lihat Mukhtashar Shahih Muslim, no. 203).

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah


Cara keempat: istighfar
Memohon ampun kepada Allah. Istighfar sangat efektif
dalam menangkal azab Allah. Firman Allah Ta’ala,
ُ‫ّللا‬ َ ‫يه ْم َو َما ك‬
ّ ‫َان‬ ِ ‫ّللاُ ِليُعَ ِذّبَ ُه ْم َوأَنتَ ِف‬ َ ‫َو َما ك‬
ّ ‫َان‬
ْ َ‫ُمعَ ِذّبَ ُه ْم َو ُه ْم ي‬
َ ‫ست َ ْغ ِف ُر‬
‫ون‬
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka,
sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula)
Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun.” (Al-Anfal: 33).

Oleh karena itu pula, para Nabi mengajak kaumnya


kepada istighfar. Salah satunya adalah Nabi
Nuh ‘alaihissalam. Nuh berkata,
َ ‫َان‬
ً ‫غفهارا‬ ْ ‫فَقُ ْلتُ ا‬
َ ‫ست َ ْغ ِف ُروا َربه ُك ْم إِنههُ ك‬
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun
kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun’.” (QS. Nuh: 10).
Juga Nabi Shalih alaihissalam, dia mengajak kaumnya
kepada istighfar. Allah Ta’ala berfirman tentangnya,
َ ‫س ِيّئ َ ِة قَ ْب َل ا ْل َح‬
‫سنَ ِة‬ َ ُ‫ست َ ْع ِجل‬
‫ون ِبال ه‬ ْ َ ‫قَا َل يَا قَ ْو ِم ِل َم ت‬
‫ون‬َ ‫ّللاَ لَعَله ُك ْم ت ُ ْر َح ُم‬
‫ون ه‬ ْ َ ‫لَ ْو َال ت‬
َ ‫ست َ ْغ ِف ُر‬
“Dia berkata: “Hai kaumku mengapa kamu minta
disegerakan keburukan sebelum (kamu minta)
kebaikan?Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah
agar kamu mendapat rahmat.” (QS. An-Naml: 46).
Rasulullah sendiri bahkan beristighfar seratus kali dalam
sehari, meskipun beliau telah meraih jaminan ampunan
Allah atas dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang.
Beliau bersabda,
‫ّللاَ فِي ا ْليَ ْو ِم ِمائَةَ َم هر ٍة‬ ْ َ ‫و ِإنِّ ْي َأل‬.
‫ست َ ْغ ِف ُر ه‬ َ
“Sesungguhnya aku benar-benar beristighfar kepada Allah
seratus kali dalam satu hari.” (HR. Muslim dari al-
Muzani, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1916).
Jika Rasulullah yang telah dijamin ampunan oleh Allah
tetap beristighfar dalam hitungan di atas, lantas
bagaimana dengan kita yang tidak mendapatkan jaminan
tersebut?
Jamaah Jumat rahimakumullah
Hendaknya kita semua berusaha sungguh-sunggguh
meraih ampunan Allah demi diri kita. Ampunan Allah
adalah lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
ّ ‫ّللاِ أ َ ْو ُمت ُّ ْم لَ َم ْغ ِف َرةٌ ِ ّم َن‬
ِ‫ّللا‬ َ ‫َولَ ِئن قُ ِت ْلت ُ ْم فِي‬
ّ ‫س ِبي ِل‬
َ ُ‫َو َر ْح َمةٌ َخ ْي ٌر ِ ّم هما يَ ْج َمع‬
‫ون‬
“Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau
meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmatNya lebih
baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka
kumpulkan.” (QS. Ali Imran: 157).

ْ َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذا أ‬


ّ ‫ست َ ْغ ِف ُر هللاَ إِنّهُ ُه َو ا ْلغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ِم‬

Khutbah Kedua:
‫ست َ ْغ ِف ُر ُه َو َنعُ ْوذُ ِباهللِ ِم ْن‬ ‫ِإ ّن ا ْل َح ْم َد ِ هّلِلِ َن ْح َم ُد ُه َو َن ْ‬
‫ست َ ِع ْينُهُ َو َن ْ‬
‫ت أ َ ْع َما ِلنَا َم ْن َي ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِض ّل لَهُ َو َم ْن‬ ‫سيّئ َا ِ‬‫سنَا َو َ‬ ‫ش ُُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِ‬
‫ش َه ُد أ َ ّن ُم َح ّمدًا‬ ‫ش َه ُد أ َ ْن الَ إِلهَ إِالّ هللاُ َوأ َ ْ‬ ‫ِي لَهُ أ َ ْ‬ ‫ض ِل ْل فَالَ َهاد َ‬ ‫يُ ْ‬
‫س ِل ْي ًما َكثِ ْي ًرا‬‫سله َم ت َ ْ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬‫ّللاُ َ‬‫صلهى ه‬ ‫س ْولُهُ َو َ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫َ‬
‫علَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬
‫صله ْيتَ َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح هم ٍد َك َما َ‬ ‫ع َل ُم َح هم ٍد َو َ‬ ‫ص ِ ّل َ‬ ‫اَلله ُه هم َ‬
‫علَى‬ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنهكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ِار ْك َ‬ ‫َو َ‬
‫علَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنهكَ‬ ‫علَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َ‬ ‫ار ْكتَ َ‬ ‫آ ِل ُم َح هم ٍد َك َما َب َ‬
‫َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬
‫ان َو َال ت َ ْجعَ ْل فِي‬ ‫اِلي َم ِ‬ ‫سبَقُونَا بِ ْ ِ‬ ‫ِين َ‬ ‫َربهنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِ ِِل ْخ َوانِنَا الهذ َ‬
‫ُوف هر ِحي ٌم‬ ‫ِين آ َمنُوا َربهنَا إِنهكَ َرؤ ٌ‬ ‫قُلُو ِبنَا ِغ ّالً ِلّلهذ َ‬
‫سنَا َو ِإن له ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَكُونَ هن ِم َن‬ ‫َربهنَا َظلَ ْمنَا أَنفُ َ‬
‫ين‬‫س ِر َ‬ ‫ا ْل َخا ِ‬
‫سنَةً َوقِنَا‬ ‫سنَةً َوفِي اْألَ ِخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَنَا َءاتِ َنا فِي ال ّد ْنيَا َح َ‬
‫ص ْحبِ ِه‬‫َلى آ ِل ِه َو َ‬ ‫َلى ُم َح هم ٍد َوع َ‬ ‫لى هللاُ ع َ‬ ‫ص ه‬‫اب النّ ِار‪َ .‬و َ‬ ‫عذَ َ‬ ‫َ‬
‫ب اْل َعالَ ِم َ‬
‫ين‬ ‫آخ ُر َدع َْوانَا أَ ِن اْل َح ْم ُد ِ ِ‬
‫ّلِل َر ّ ِ‬ ‫تَ ْ‬
‫س ِلي ًما َك ِث ً‬
‫يرا َو ِ‬

Anda mungkin juga menyukai