Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan
untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk
aktivitas ini yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat,
sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan
sekitarnya. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang
luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami
metamorphose dalam berbagai aspeknya. Pariwisata mempunyai banyak
manfaat bagi masyarakat bahkan bagi Negara sekalipun. Manfaat
pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek/segi yaitu manfaat pariwisata
dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, nilai pergaulan dan
ilmu pengetahuan,serta peluang dan kesempatan kerja.
Karawang merupakan kota yang sebenarnya memiliki potensi wisata
yang cukup tinggi. Dimana didalam kota ini terdapat wisata alam, realigi,
kuliner, dan sejarah. Wisata sejarah merupakan wisata yang tidak kalah
menarik dengan wisata alam, kini banyak orang memilih melakukan
wisata sejarah untuk menambah pengetahuan mereka mengenai
peninggalan sejarah yang ada.
Salah satu wisata sejarah Karawang adalah Monumen Kebulatan
Tekad Tugu Perjuangan Rengasdengklok (Tugu Proklamasi
Rengasdengklok). Tugu Proklamasi Rengasdengklok merupakan salah
satu wisata bersejarah di Karawang yang menarik perhatian para
wisatawan berdasarkan catatan sejarah yang sangat erat kaitannya dengan
Peristiwa Rengasdengklok.

1
Melalui laporan ini, kami mencoba untuk memberikan beberapa
informasi mengenai Tugu Proklamasi Rengasdengklok dan menganalisis
bagaimana analisis SWOT dari pandangan kami. Adapun infomasi
tersebut kami dapatkan dari kunjungan kami ke Tugu Proklamasi
Rengasdengklok Karawang.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa sejarah Tugu Kebulatan Tekad ?
2. Bagaimana analisis SWOT terhadap wisata sejarah di Tugu Kebulatan
Tekad ?
3. Bagaiman strategi SWOT terhadap wisata sejarah di Tugu Kebulatan
Tekad ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah Tugu Kebulatan Tekad.
2. Menganalisis SWOT terhadap wisata Tugu Kebulatan Tekad
3. Memberikan strategi SWOT terhadap wisata Tugu Kebulatan Tekad

1.4. Metode Observasi


Data laporan ini diperoleh dengan metode observasi. Metode observasi
yang kami lakukan yaitu wawancara dan mengamati aktivitas kegiatan
yang dilakukan di lokasi Tugu Kebulatan Tekad ini.

2
1.5. Waktu dan Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 05 Oktober 2019
Pukul : 10.00 s/d Selesai

2. Lokasi Pelaksanaan
Jl. Raya Rengasdengklok, Rengasdengklok Selatan, Kec.
Rengasdengklok, Kab.Karawang , Jawa Barat - 42352

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Tugu Kebulatan Tekad


Peristiwa Rengasdengklok selain dapat dihayati melalui rumah
persinggahan Bung Karno dan Bung Hatta juga lebih dapat dimaknai
melalui monumen Tugu Kebulatan Tekad. Monumen ini dibangun di
atas tanah seluas 1500 m2, yang merupakan bekas lokasi markas
PETA di Kampung Bojong Tugu, Desa Rengasdengklok Utara,
Kecamatan Rengasdengklok. Monumen dibangun pada tahun 1950
dan pada tahun 1984 dilakukan pemuggaran oleh Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Karawang. Pemugaran terakhir dilakukan pada
masa pemerintahan presiden Megawati Sukarnoputri.
Peristiwa Rengasdengklok diawali oleh menyerahnya Jepang
kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Sebelum Jepang menyerah,
pada hari itu pula telah terbentuk sekitar 70 batalyon PETA di Jawa
dan 50 kompi di Sumatera. Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu
sudah terdengar di Jakarta pada 14 Agustus 1945 oleh para pemuda
yang bekerja di Sendendu (Kantor Propaganda Jepang) melalui siaran
radio San Fransisco. Berita menyerahnya Jepang secara resmi pada 15
Agustus 1945 berhasil ditangkap oleh Soeroto Koento dan Soebianto
Djojohadikoesoemo melalui siaran radio Sekutu. Mereka berdua
kemudian menyampaikan berita tersebut ke Markas Pusat PETA di
asrama Budi Kemuliaan Jakarta. Tokoh yang ketika itu ada adalah
Kemal Idris, Daan Mogot, Jopie Bolang, Daan Jahja, Oetarjo, dan
Islam Salim.
Para komandan peleton tersebut kemudian menghubungi Dan
Yon PETA Abdoel Kadir di rumahnya sudut Jl. Surabaya dan Jl.
Diponegoro, Jakarta. Para perwira PETA tadi bertekad bulat

4
mengambil langkah menyelamatkan kedudukan Bangsa Indonesia
dengan memanfaatkan kondisi vakum, karena Jepang sudah menyerah
tetapi Sekutu belum datang. Para mahasiswa dari asrama Prapatan 10,
Cikini Raya 71 dan para pelajar bersepakat agar Dan Ton Daan Jahja
bersama Soebianto Djojohadikoesoemo segera mendatangi Bung
Hatta agar beliau bersama Bung Karno bersedia segera
memproklamirkan kemerdekaan RI. Pada saat yang sama kelompok
pemuda dari asrama Menteng Raya 31 antara lain terdiri Chaerul
Saleh dan Soekarni telah mendatangi Bung Karno dengan maksud
sama. Kedua kelompok pemuda tersebut gagal mendapatkan
keinginannya. Agar lebih kuat mereka lalu bergabung.
Di Jakarta diperkirakan situasinya akan gawat karena akan ada
pemberontakan terhadap Jepang. Pemuda Soekarni, Dan Ton Singgih,
dan perwira kesehatan Dr. Soetjipto dari Yon I PETA Jakarta
mengantar Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Di
Rengasdengklok pada pagi hari itu terjadi peristiwa pelucutan dan
penawanan tentara Jepang oleh pasukan PETA di bawah komando
Dan Ton Umar Bachsan, Dan Ton Affan, dan Dan Ton Soeharjana.
Camat Hadipranoto menurunkan bendera Jepang kemudian
mengibarkan Sang Merah Putih. Peristiwa ini yang menandai bahwa
pada 16 Agustus 1945 Rengasdengklok merupakan daerah pertama
Negara Republik Indonesia yang sudah merdeka.

2.2. Gambaran Umum Bangunan Tugu Kebulatan Tekad


Lahan monumen berbentuk segitiga. Sudut di bagian timur
merupakan jalan masuk ke areal monumen. Di depan jalan masuk ini
jalan raya dari arah Karawang membentuk percabangan. Salah satu
ruas jalan, yaitu yang berada di sisi utara areal monumen, agak
menyerong dari arah timur mengarah ke barat sedikit ke utara. Ruas
jalan lainnya dari persimpangan di depan areal monumen ke arah

5
barat daya. Kedua ruas jalan ini sekaligus sebagai batas areal
monumen. Sisi belakang monumen berbatasan langsung dengan
tanggul Sungai Citarum. Lingkungan sekitar monumen merupakan
pedataran rendah. Lokasi monumen berada pada koordinat 06° 09'
430" Lintang Selatan dan 107° 17' 340" Bujur Timur. Monumen
Kebulatan Tekad Tugu Perjuangan Rengasdengklok dibangun pada
tahun 1950. Pada tahun 1984 dilakukan pemuggaran oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Karawang. Pemugaran terakhir
dilakukan pada masa pemerintahan presiden Megawati Sukarnoputri.
Kondisi monumen berupa taman dengan bangunan tugu. Setelah
memasuki pintu gerbang terdapat jalan setapak menuju bagian inti
monumen. Di bagian depan sisi selatan terdapat tatanan batu yang
membentuk angka 17, ditengah merupakan jalan setapak melingkar
membentuk angka 8, dan di bagian utara terdapat tatanan batu
membentuk angka 45. Tepat ditengah halaman terdapat Tugu
Kebulatan Tekad berdiri di atas batur persegi berukuran 15 x 15 m.
Pada tiap-tiap sudut batur terdapat tugu yang diatasnya terdapat
bentuk bambu runcing. Tengah-tengah bagian sisi juga terdapat
semacam tugu tetapi tidak dilengkapi bentuk bambu runcing. Di
tengah-tengah batur ini berdiri tugu Kebulatan Tekad yang bentuknya
terdiri tiga bagian. Bagian bawah merupakan semacam alas berukuran
3 x 3 m disusun secara berundak-undak terdiri 5 undakan. Di atasnya
merupakan bagian badan berbentuk kotak. Pada panil yang berada di
depan terdapat teks proklamasi. Di atas bagian ini terdapat bentuk
bola besar yang dikelilingi empat bola kecil pada setiap sudut. Pada
bola besar terdapat tulisan 17 Aug 1945. Di atas bola besar tersebut
terdapat bentuk tangan (kiri) mengepal ke atas dengan telapak
menghadap ke depan (arah pintu masuk). Bentuk seperti itu seakan-
akan menggambarkan suatu teriakan "MERDEKA..!!". Pada bagian
latar belakang terdapat panil melengkung terdiri tiga bagian. Di

6
bagian ujung selatan terdapat relief yang menggambarkan peristiwa
Jepang menyerah kepada Sekutu. Selanjutnya panil bagian tengah
dihias relief yang menggambarkan peristiwa Rengasdengklok, yaitu
persiapan menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada panil bagian ujung utara relief menggambarkan peristiwa
tanggal 16 Agustus 1945 hingga Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

2.3. Analisis SWOT


Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Tugu Kebulatan Tekad
Rengasdengklok, analisis SWOT yang di peroleh peneliti adalah
sebagai berikut :

1. Strength ( Kekuatan )
- Nama kota Karawang menjadi banyak di ingat dan di kenal
oleh semua orang karena sejarah di perasingkannya soekarno
dan hatta ke rengasdengklok oleh golongan muda (menjadi
aset dalam catatan sejarah indonesia)
- Terdapat renungan setiap tanggal 16 Agustus malam

2. Weakness ( Kelemahan )
- Rendahnya tingkat pengelolaan oleh pusat pemerintah
karawang (seperti tidak dibuatnya posko untuk penjaga)
- Kurangnya penghijauan

3. Opportunity ( Peluang )
- Karawang menjadi salah satu kota wisata bersejarah bagi
Kemerdekaan Negara Indonesia
- Bukti nyata melestarikan wisata sejarah Indonesia

7
4. Threat ( Ancaman )
Kurangnya minat pengunjung untuk datang ke lokasi bersejarah
di karawang ini.

2.3. Strategi SWOT


Berdasarkan analisis SWOT yang telah di teliti maka perlu adanya
strategi SWOT tersebut guna untuk pengembangan wisata tersebut,
berikut strategi SWOT :

1. Strategi SO :
Terus melestarikan wisata bersejarah tugu kebulatan tekad ini agar
terawat dan pengunjung merasa tertarik berkunjung ke wisata
bersejarah ini. Salah satunya dengan mempertahankan aktivitas
renungan malam setiap tanggal 16 Agustus untuk mendoakan para
pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekan Republik
Indonesia

2. Strategi ST :
Adanya inovasi dari pemerintah dan adanya kesadaran dari diri
masyarakatnya sendiri akan pentingnya melestarikan wisata
bersejarah di karawang.

3. Strategi WO :
Untuk melestarikan wisata bersejarah ini perlu di buatnya posko
penjaga agar juru kunci atau penjaga mempunyai tempat yang
layak untuk menjaga tempat wisata ini dan lebih ditingkatkan lagi
penghijauan agar pengunjung merasa sejuk ketika berkunjung ke
tempat tersebut.

8
4. Strategi WT :
Kelemahan yang ada seperti kurangnya posko penjaga dan
penghijauan di area tugu perlu adanya perbaikan dengan segera
agar minat pengunjung wisata bersejarah ini meningkat.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Monumen Tugu Kebulatan Tekad di Rengasdengklok berdasarkan
catatan sejarah sangat erat kaitannya dengan peristiwa Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan
oleh sejumlah pemuda terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini
terjadi pada 16 agustus 1945. Soekarno dan Hatta dibawa ke
Rengasdengklok, Karawang untuk kemudian didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Sampai dengan terjadinya
kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta,
serta Mr. Achmad Soebardjo dengan golongan muda tentang kapan
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Teks proklamasi disusun
di Rengasdengklok tepatnya di rumah seorang tionghoa yang bernama
Djaw Kie Siong. Sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan
Indonesia, bendera merah putih sudah dikibarkan para pejuang di
Rengasdengklok pada kamis, 16 agustus 1945.
Agar objek wisata sejarah ini yaitu “Tugu Kebulatan Tekad” terus
berkembang, maka kekuatan yang ada harus dipertahankan dan
dioptimalkan, agar bisa menjadi peluang bagi objek wisata ini. Dan
untuk kelemahan yang ada pada objek wisata sejarah ini perlu diatasi
segera agar tidak menjadi ancaman bagi wisata ini.

3.2. Saran
Berdasarkan observasi yang telah kami laksanakan ada yang perlu
ditingkatkan lagi dalam pengelolaan objek wisata bersejarah ini seperti
dibangunnya posko penjaga demi kenyamanan penjaga tugu dan
mempermudah para pengunjung untuk menemui penjaga wisata tersebut

10
agar pengunjung mendapatkan informasi wisata sejarah ini dari beliau.
Selain itu perlu ditingkatkannya penghijauan kembali agar ketika
pengunjung datang ke tempat wisata bersejarah ini merasa lebih sejuk.

3.3. Dokumentasi

Keterangan gambar :
Gambar 1 : Foto Kelompok 10 MN17D
Gambar 2 : Foto Kelompok Bersama Narasumber (Bapak Idris)
Gambar 3 : Foto Tugu Kebulatan Tekad (Tugu Proklamasi)
Gambar 4 : Foto Saat Sesi Wawancara

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=170&lang=id
https://www.ekaikhsanudin.net/2015/08/tugu-perjuangan-rengasdengklok.html
https://www.ekaikhsanudin.net/2015/08/tugu-perjuangan-rengasdengklok.html

12

Anda mungkin juga menyukai