Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

REGULASI KEUANGAN PUBLIK

KELOMPOK 1

- Charoline Ferandji 217 20 014


- Cathrine Ferandji 217 20 013
- Amalia Tasya Kurnia H. 217 20 015
- Ivander Kurniawan 217 20 010

Prodi. Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Panca Bhakti Palu
Tahun 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN
A..................................................................................................Latar Belakang
...........................................................................................................................2
B.............................................................................................Rumusan Masalah
...........................................................................................................................2
C................................................................................................................Tujuan
...........................................................................................................................3
BAB II ISI
1....................................................................................Definisi Regulasi Publik
...........................................................................................................................4
2................................................................Teknik Penyusutnan Regulasi Publik
...........................................................................................................................4
3...............................................Regulasi Dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik
...........................................................................................................................5
4..............................................................................Penyusunan Regulasi Publik
...........................................................................................................................6
5........................................................Review Regulasi Akuntansi Sektor Publik
X
...........................................................................................................................7
6...................................................Dasar Hukum Keuangan Publik Di Indonesia
...........................................................................................................................8
7......................................Permasalhan Regulasi Keuangan Publik Di Indonesia
.........................................................................................................................12

BAB III PENUTUP


1........................................................................................................Kesimpulan
.........................................................................................................................14
.............................................................................................................................
2..................................................................................................................Saran
.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Regulasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengendalikan
masyarakat dalam aturan tertentu. Regulasi banyak digunakan untuk menggambarkan
peraturan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Istilah regulasi memiliki artian
yang cukup luas. Regulasi banyak diterapkan pada peraturan hukum negara,
perusahaan dan organisasi.

Terminologi keuangan publik yaitu dapat diartikan sebagai keuangan negara.


Keuangan negara yang artinya aktivitas finansial pemerintah. Keuangan negara
menurut UU 17/2003 “semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
X
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Ketika kita memahami apa maksud dari regulasi serta keuangan publik maka
kita mungkin akan langsung mengarahkan pandangan kita pada peraturan-peraturan
yang mengatur regulasi tersebut. Namun, untuk membuat peraturan tersebut harus
ada dasar hukum, dan harus memahami lebih dalam bagaimana cara penyusunannya,
apa saja yang terkait, serta memahami etika pengelolaan keuangan publik.

Selama ini kita melihat beberapa regulasi keuangan sector publik memiliki
permasalahan contohnya alokasi anggaran pelayanan publik, jumlah pencairan dana
tidak sesuai dengan anggaran. Berdasarkan contoh tersebut, maka diperlukan
kedudukan dan peran oleh pihak pemerintah dalam memperbaiki kualitas pelayanan
publik. Jika peran tersebut berjalan dengan baik maka akan menghasilkan kualitas
publik yang baik terutama di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu defisini regulasi sektor public?
2. Bagaimana teknik penyusunan regulasi public?
3. Bagaimana regulasi siklus ASP?
4. Bagaimana penyusunan regulasi public?
5. Bagaimana review regulasi ASP?
6. Apa saja dasar hukum keuangan sector public?
7. Apa permasalahan regulasi keuangan public di Indonesia?

C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa paham tentang defisini regulasi sektor public.
2. Agar mahasiswa mengetahui teknik penyusunan regulasi public.
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang regulasi siklus ASP.
4. Agar mahasiswa paham penyusunan regulasi public.
5. Agar mahasiswa mengetahui review regulasi ASP.
6. Agar mahasiswa mengetahui apa yang menjadi dasar hukum keuangan
sector public.
7. Agar mahasiswa mengetahui X
apa masalah-masalah regulasi keuangan
public di Indonesia.
BAB II
ISI

1. DEFINISI REGULASI PUBLIK


Regulasi berasal dari bahasa Inggis, yakni regulation atau peraturan. Dalam
kamus bahasa Indonesia (Reality publisher, 2008), kata “peraturan” mengandung arti
kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu
dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi
publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik pada organisasi pemerintahan pusat, pemerintahan daerah,
partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan/tempat peribadatan, maupun
organisasi sosial masyarakat lainnya.
X
2. TEKNIK PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK
Teknik penyusunan regulasi publik berupa rangkaian alur tahapan, sehingga
regulasi publik tersebut siap disusun dan kemudian ditetapkan serta diterapkan.

 Pendahuluan
Perencanaan regulasi publik wajib mampu mendiskripsikan latar belakang
perlunya disusun regulasi publik.
 Mengapa diatur ?
Sebuah regulasi publik disusun karena adanya berbagai isu terkait yang
membutuhkan tindakan khusus dari organisasi publik.
 Pemasalahan dan misi
Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atau suatu
permasalahan telah dapat dirumuskan. Selain itu, penyusunan dan penetapan
regulasi publik juga dilakukan dengan misi tertentu sebagai wujud komitmen
serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi permasalahan yang
ada.
 Dengan apa diatur?
Di setiap jenjang struktur pemerintahan dikenal regulasi tersendiri, seperti
peraturan daerah atau keputusan keputusan kepala daerah sebagai aturan di
daerah, bentuk aturan lainnya adalah Undang-Undang Dasar, Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Presiden.
 Bagaimana mengaturnya ?
Subtansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab pertanyaan berbagai
solusi atas permasalahan yang ada akan dilaksanakan.
 Diskusi/musyawarah
Materi regulasi publik harus disusun dan dibicarakan melalui mekanisme farum
diskusi atau pertemuan khusus publik yang membahas regulasi publik.
X
 Catatan
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi yang dilakukan
sebelumnya.

3. REGULASI DALAM SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Hasil regulasi dari siklus Akuntansi sektor publik
Regulasi Tahapan Dalam Contoh Hasil Regulasi Publik
Siklus Akuntansi Sektor Publik
Regulasi Perencanaan Publik Perturan Pemerintah No.7/2005 Mengenai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Regulasi Anggaran Publik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2006 Tentang Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2007.
Regulasi Tentang Pelaksanaan - Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Realisasi Anggaran Publik 93 Tahun 2006 Tentang Rincian Anggaran
Belanja Pemerintahan Pusat Tahun Anggaran
2007
- Otorisasi Kepala Daerah Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA)
Regulasi Pengadaan Barang SK Gubernur Tentang Pemenang Dalam
Dan Jasa Pengadaan Barang Dan Jasa.
Regulasi Laporan Peraturan Daerah Tentang Penerimaan Laporan
Pertanggugjawaban Publik Pertanggungjawaban Gubernur/Bupati/Walikota

Contoh Regulasi Publik yang Mengatur Akuntansi Sektor Publik


tahapan dalam siklus Contoh regulasi publik
akuntansi sektor publik
Perencanaan publik - UU No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaaan Pembangunan Nasional
- Surat Edaran Bersama
X
No.0295/M.PPN/I/2005050/166/SJ Tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan tahun 2005
Penganggaran publik - UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Daerah
- UU No.33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
- Permandagri No.13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
- Permandagri no.59 tahun 2007 tentang
perubahan atas paraturan mentri dalam negeri
nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah
Realisasi anggaran publik UU No.1 tahun 2004 tentang perbendaharaan
negara
Pengadaan barang dan jasa Peraturan presiden no.32 tahun 2005 tentang
perubahan kedua atas keputusan presiden nomor 80
tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pemerintah
Pelaporan keuangan sektor PP no.8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan
publik dan kinerja instansi pemerintah
Audit sektor publik - UU no.15 tahun 2004 tentang pemeriksaan
pengelolaan dan tanggungjawab keuangan
negara
- SK BPK No.1 tahun 2008 tentang standar
pemeriksaan keuangan negara
Pertanggungjawaban publik Peraturan pemerintah no.8 tahun 2006 tentang
pelaporan keuangan dan kinerja instansi
pemerintahan.

4. PENYUSUNAN REGULASI PUBLIK


X
 Perumusan Masalah
Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah yang
akan diatur.
Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut:
a. Apa masalah publi yang ada
b. Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah
c. Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah
d. Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi
publik
e. Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik

 Perumusan Draft Regulasi Publik


Draft regulasi publik pada dasarnya merupakan kerangka awal yang
dipersiapkan untuk mengatasi-mengatasi masalah publik yang hendak
diselesaikan. Terkait dengan jenis regulasi publik yang akan dibentuk,
rancangan regulasi publik tersebut harus secara jelas mendeskripsikan perataan
wewenang bagi lembaga pelaksana dan perilaku bagi organisasi publik atau
masyarakat yang harus mematuhinya.
 Prosedur Pembahasan
Terdapat tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi publik, yaitu
dalam lingkup tim teknis pelaksana organisasi publik (eksekutif), dengan
lembaga legislatif (dewan penasihat, dewan penyantun dan lain-lain), dan
dengan masyarakat. Pembahasan pada lingkup tim teknis adalah yang lebih
merepresentasi kepentingan eksekutif(manajemen). Setelah itu, dilakukan
publik hearing (pengumpulan pendapat masyarakat). Pembahasan pada lingkup
legislatif (DPR/D misalnya) dan masyarakat biasanya sangat sarat dengan
kepentingan politis.
 Pengesahan Dan Pengundangan
Perjalanan terakhir dari draft regulasi publik adalah pengesahan yang
X
dilakukan dalam bentuk penandatanganan naskah oleh pihak organisasi publik
(pimpinan organisasi). Dalam konsep hukum, regulasi publik tersebut telah
mempunyai kekuatan hukum materil terhadap pihak yang menyetujuinya. Sejak
ditandatangani, rumusan hukum yang ada dalam regulasi publik sudah tidak
dapat diganti secara sepihak.

5. REVIEW REGULASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


“Judicial Review” (hak uji materil) merupakan kewenangan lembaga peradilan
untuk menguji kesahihan dan daya jual produk-produk hukum yang dihasilkan oleh
eksekutif, legislatif, serta yudikatif di hadapan konstitusi yang berlaku. Pengujian
oleh hakim terhadap produk cabang kekuasaan legislatif (legistaive acts) dan cabang
kekuasaan eksekutif (executive acts) adalah konsekuensi dari dianutnya prinsip
‘checks and balancees’, berdasarkan doktrin pemisahan kekuasaan (separation of
power).
Amandemen ketiga UUD 1945 telah menetapkan kewenangan untuk mereview
undang-undang yang terdapat di mahkama konstitusi (MK), sedangkan kewenangan
mereview peraturan perundang-undangan di bawah UU diserahkan ke Mahkama
Agung (MA). Hal ini berpotensi menimbulkan masalah, seperti kemungkinan
munculnya persengketaan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah, atau
di antara pemerintahan daerah karena adanya keputusan-keputusan yang bersifat
mengatur (regeling) ataupun keputusan-keputusan penetapan administratif
(bechikking) yang dianggap merugikan salah satu pihak.

Dalam melakukan proses judicial review, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Salah satunya, setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada
mengenai regulasi terkait, surat judicial review dapat diajukan kepada Mahkama
Agung/Mahkama Konstitusi Republik Indonesia.

6. DASAR HUKUM KEUANGAN PUBLIK DI INDONESIA


X
a. Dasar Hukum Keuangan Negara
- Hak dan kewajiban negara
Kewajiban negara adalah berupa
Hak-hak negara yang dimaksud, pelaksanaan tugas-tugas pemerintah
mencakup: sesuai dengan pembukaan UUD 1945,
yaitu:
(1) Hak monopoli mencetak dan (1) Melindungi segenap bangsa
mengedarkan uang Indonesia dan seluruh tumpah dara
(2) Hak untuk memungut sumber-sumber Indonesia;
keuangan, seperti pajak, bea dan (2) Memajukan kesejahteraan umum;
cukai. (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa;
(3) Hak untuk memproduksi barang dan (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia
jasa yang dapat dinikmati oleh yang berdasarkan kemerdekaan,
khalayak umum, yang dalam hal ini perdamaian abadi dan keadilan
pemerintah dapat memperoleh (kontra sosial.
prestasi) sebagai sumber penerimaan
negara.

- Undang-undang No.17 tahun 2003 (tentang keuangan negara)


Undang-undang No.17 tahun 2003 adalah tonggak sejarah yang
penting yang mengawali reformasi keuanagan negara menuju pengelolaan
keuangan yang efisien dan modern. Beberapa hal penting yang diatur
dalam undang-undang ini adalah:
1) Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara
2) Penyusunan dan penetapan APBN
3) Penyusunan dan penetapan APBD
4) Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan bank sentral,
pemerintah daerah, serta pemerintah/lembaga asing.
5) Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan perusahaan
X
negara, perusahaan daerah, perusahaan swasta, serta badan pengelola
dana masyarakat.
6) Pertanggung jawaban pelaksanaan APBN dan APBD

- Undang-ungdang No.1 tahun 2004 (tentang perbendaharaan negara)


Yang dimaksud dengan perbendaharaan negara dalam undang-undang
ini adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara,
termasuk investasi serta kekayaan yang dipisahkan yang ditetapkan dalam
APBN dan APBD. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam undang-
undang nomor 1 tahun 2004 ini diatur mengenai:
 Ruang lingkup dan asas umum perbendaharaan negara
 Kewenangan pejabat perbendaharaan negara
 Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah
 Pengelolaan uang negara/daerah
 Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah
 Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah
 Penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD
 Pengendalian internal pemerintah
 Penyelesaian kerugian negara/daerah
 Pengelolaan keuangan badan layanan umum.

- Undang-undang No.15 tahun 2004 (tentang pemeriksaan


pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara)
Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara.
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) melaksanakan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh
BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara, sebagaimana dimaksud
X
dalam pasal 2 undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan
negara. Jika pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan
ketentuan undang-undang, laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib
disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan.
Pemeriksaan terdiri dari pemeriksaan keuangan (pemeriksaan atas
laporan keuangan), pemeriksaan kinerja(pemeriksan atas pengelolaan
keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan
efesiensi, serta pemeriksaan aspek efektivitas), dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu. Ketiga jenis pemeriksaan tersebut dilaksanakan
berdasarkan standar pemeriksaan yang disusun oleh BPK, setelah
berkonsultasi dengan pemerintah.
- Pelaksanaan pemeriksaan
Penentuan objek pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan
pemeriksaan,penentuan waktu dan metode pemeriksaan, serta penyusunan
dan penyajian laporan pemeriksaan, dilakukan secara bebas dan mandiri
oleh BPK. Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK memperhatikan
permintaan, saran, dan pendapat lembaga perwakilan. Dan untuk
melaksanakan hal itu, BPK dan lembaga perwakilan dapat mengadakan
pertemuan konsultasi.

- Undang-undang No.25 tahun 2004 (tentang sistem


perencanaan pembangunan nasional)
Perencanaan Pembangunan Nasional Menghasilkan:

(1) Rencana pembangunan jangka panjang;


(2) Rencana pembangunan jangka menengah;
(3) Rencana pembangunan tahunan.
Proses perencanaan sistem perencanaan pembangunan nasional dalam
undang-undang ini mencakup lima pendekatan dari seluruh rangkaian
perencanaan, yaitu:
X
(1) Politik
(2) Teknokratik
(3) Partisipatif
(4) Atas-bawah (top-down)
(5) Bawah-atas (bottom-up)

- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2005


Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun
2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintahan.
Dalam peraturan presiden, masalah pengadaan barang dan pendistribusian
logistik pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, yang
penanganannya memerlukan pelaksanaan secara cepat dalam rangka
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
diselenggarakan sampai dengan bulan juli 2005, juga diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan.

b. Dasar Hukum Keuangan Daerah


Pada pasal 18 undang-undang dasar 1945, disebutkan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi; selanjutnya,
daerah provinsi itu dibagi lagi atas kabupaten dan kota, dimana provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
Undang-undang. Pemerintah daerah menjalankan otonomi yang seluas-luasnya,
urusan pemerintah yang merupakan urusan pemerintah pusat, berdasarkan
Undang-undang. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan peraturan lain untuk melaksanakan otonomi serta tugas pembantuan.
Dalam rangka penyelenggaraan daerah otonomi, pasal 18 A (2) Undang-
undang dasar 1945 menjelaskan bahwa hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam, dan X
sumber daya lainnya antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah diatur serta dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan Undang-undang.
c. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Lainnya
Di Indonesia, beberapa upaya untuk membuat standar yang relevan
dengan praktek-praktek akuntansi di organisasi sektor publik telah dilakukan
baik oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) maupun oleh pemerintah sendiri.
Untuk organisasi nirlaba, IAI menerbitkan pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 45 (PSAK No.45) tentang organisasi nirlaba. PSAK ini berisi
akidah-akidah atau prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh organisasi nirlaba
dalam membuat laporan keuangan. Selain itu, juga lahir Undang-undang no.16
tahun 2001 tentang yayasan yang mengatur masalah organisasi publik yang
berbentuk yayasan. Juga ada regulasi publik terkait dengan partai politik seperti
Undang-undang no.2 tahun 2008 tentang bantuan keuangan kepada partai
politik.
7. PERMASALAHAN REGULASI KEUANGAN PUBLIK DI
INDONESIA
a. Regulasi yang Berfokus Pada Manajemen
Regulasi yang berfokus pada pengaturan wilayah manajemen organisasi
publik sering kali mengaburkan proses pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Jadi, regulasi publik harus fokus pada tujuan pencapaian organisasi publik yaitu
kesejahteraan publik. Dengan demikian, manajemen akan menata dirinya dalam
segala situasi dan kondisi mengikuti regulasi yang berfokus pada tujuan
kesejahteraan publik tersebut.
b. Regulasi Belum Bersifat Teknik
Banyak regulasi publik di Indonesia yang tersusun dengan sangat baik
untuk tujuan kesejahteraan publik. Namun, banyak diantara tidak dapat
diaplikasikan dalam masyarakat. Hal ini terjadi karena regulasi tersebut tidak
X
menjelaskan atau tidak disertai dengan regulasi lain yang membahas secara
lebih teknis bagaimana mengimplementasikan regulasi tersebut.
c. Perbedaan Interpretasi antara Undang-Undang dan Regulasi di
Bawahnya
Dalam banyak kajian, beberapa ayat atau pasal dari undang-undang atau
regulasi terkait sering menimbulkan berbagai interpretasi yang berbeda dalam
pelaksanaannya. Di tingkat daerah, situasi dari isi undang-undang terkait tidak
dapat diturunkan dalam peraturan daerah. Kondisi ini membuat tujuan peraturan
pemerintah tidak dapat tercapai sesuai konsep awalnya.
d. Pelaksanaan Regulasi Yang Bersifat Transisi Berdampak Pemborosan
Anggaran
Saat ini, banyak regulasi yang bersifat transisi telah dilaksanakan secara
bertahap dan membutuhkan kapasitas tertentu untuk melaksanakannya. Hal ini
akan mempengaruhi anggaran yang senantiasa meningkat dan cenderung boros.
Pemborosan anggaran akan menurunkan kapasitas organisasi dalam
menjalankan roda organisasi sehingga pencapaian tujuan organisasi semakin
menurun.
e. Pelaksanaan Regulasi Tanpa Sanksi
Sanksi yang dimaksud adalah hukuman jika organisasi publik tidak
melaksanakan regulasi tersebut. Dengan tidak adanya sanksi, organisasi akan
seenaknya melaksakan dan tidak melaksanakan regulasi tersebut.

X
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Regulasi keuangan sektor publik merupakan ketentuan yang harus di jalankan
dan di patuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, perusahaan serta organisasi lainnya.
Proses penyelenggaraan pemerintahan ditujukan untuk mengkoordinasi
pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara dalam suatu sistem pengelolaan
keuangan negara. Pengelolaan keuangan negara maupun keuangan daerah, sebagai
mana yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 perlu dilaksanakan secara
profesional, terbuka dan bertanggungjawab untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik mempunyai
tugas mengkaji, menyiapkan, perumusan kebijakan, perencanaan kebijakan
X
pengadaan barang/jasa nasional, serta melaksanakan sosialisasi, pemantauan dan
penilaian atas pelaksanaannya.
Peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diperbaiki melalui perbaikan
manajemen kualitas jasa, yakni upaya meminimalkan kesenjangan antara tingkat
layanan dengan harapan konsumen.

B. SARAN
Permasalahan terbesar dalam regulasi keuangan sector public di Indonesia
adalah melanggar peraturan. Beberapa pihak bahkan turut campur tangan, sehingga
dapat mengakibatkan keadilan dalam bentuk jaminan sosial serta keuangan yang
tidak sesuai. Oleh karena itu, perlu adanya sanksi yang sesuai dengan apa yang
disebabkan agar regulasi public di Indonesia semakin membaik berdasarkan dengan
UU.
DAFTAR PUSTAKA

http://my-accounting.blogspot.com/2014/09/makalah-regulasi-keuangan-publik.html
http://dianskmasoara.blogspot.com/2018/12/makalah-regulasi-keuangan-sektor-
publik.html

Anda mungkin juga menyukai