Anda di halaman 1dari 16

PETUNJUK PRAKTIKUM HISTOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR

JUDUL PRAKTIKUM : JARINGAN EPITHEL DAN JARINGAN IKAT


NAMA : .............................................................................
NIM :..............................................................................
PEMBIMBING :..............................................................................

TEXTUS EPITHELIALIS
I. Epitel Pelapis
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat dengan sedikit zat
intersel, pelekatan diantara sel-sel ini kuat. Jaringan epitel membentuk lapisan yang menutupi
permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya.Jaringan epitel mempunyai
Fungsi –fungsi berikut ini :
1. Menutupi dan melapisi permukaan, misalnya epitel di kulit
2. Absorbsi, misalnya di usus, bagian proksimal tubulus kontortus nephron
3. Sekresi, misalnya epitel kelenjar
4. Sensoris, misalnya neuroepitel
5. Kontraktil, misalnya mioepitel
6. Proteksi, misalnya epitel di ureter, kulit
Epitel berasal dari ketiga lapis benih embrio :
 Lapisan ektodermal membentuk epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung dan anus
 Lapisan endodermal membentuk epitel yang melapisi sistem pernapasan, traktus
digestivus dan kelenjar-kelenjar traktus digestivus seperti pankreas dan hati
 Lapisan mesodermal membentuk epitel lain seperti ginjal

Tabel 1: Jenis-Jenis Lapisan Epitel Umum Dalam Tubuh


Menurut jumlah Menurut Distribusi Fungsi
lapisan sel bentuk sel
Sederhana/ 1. Skuamous  Endotel,perikardium  Memudahkan gerakan,
selapis pleura,peritoneum tranpor aktif,pinositosis
2. Kuboid  Ovarium, tiroid  Menutupi, sekresi
3. Kolumner  Usus, kandung  Proteksi,lubrikasi,absorbsi,
empedu sekresi
Berlapis/ 2 lapis 1. Skuamous  Kulit  Proteksi, mencegah
atau lebih dengan penguapan berlebihan
Keratinisas
2. Skuamous  Mulut, oesopagus,  Proteksi,sekresi
tanpa vagina,anus
Keratinisasi
3. Kuboid  Kelenjar keringat,  Proteksi, sekresi
folikel ovarium
4. Transisionil  Vesica urinaria,  Proteksi
ureter
5. Kolumner
Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 1
 Konjungtiva  Proteksi
Berlapis semu Trakea,bronkus Proteksi, pengeluaran debu
II. Sifat-sifat umum jaringan epitel
Meskipun jaringan epitel mempunyai morfologi yang berbeda-beda tergantung dari fungsi
dan letaknya dalam tubuh, mereka mempunyai beberapa sifat dasar umum :
A. Lamina basalis
Semua jaringan epitel mempunyai pada permukaan basal nya yang berhubungan
dengan jaringan penyambung di bawahnya suatu struktur ekstra sel barupa lembaran
kontinyu yang disebut lamina basalis, struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop
electron dan terlihat sebagai satu lapisan granul tipis di dalam mana fibrilfibril sangat halus
menyusun suatu jaringan lembut . Telah diketahui bahwa ia mengandung kolagen protein dan
beberapa kompleks protein polisakarida amorf. Selsel epitel mungkin merupakan sumber
lamina basalis. Ketebalan lamina basalis bervariasi antara 50-80 nm, ia tidak merupakan
sawar/ barier difusi kebanyakan zat.
Di bagian bawah lamina basalis pada kebanyakan lapisan epitel terdapat serabut
reticulum/ fibril kolagen yang memebentuk kompleks dengan protein polisakarida amorf
menyusun lapisan yang disebut lamina fibrosa atau retikularis. Ketiga lapisan tersebut :
lamina basalis-zat-zat dasar dan lamina fibrosa disebut membrane basalis suatu struktur yang
melekatkan lapisan epitel dengan jaringan di bawahnya yaitu suatu lapisan jaringan
penyambung yang disebut lamina propria dimana permeabilitas lapisan – lapisan ini
merupakan syarat mutlak perlintasa nutrisi bagi sel epitel.
B. Nutrisi dan inervasi
Biasanya pembuluh darah tidak menembus jaringan epitel sehingga tidak ada
hubungan langsung diantara sel-sel ini dengan pembuluh darah . Oleh karena itu nutrisi epitel
tergantung dari difusi metabolit melalui membrane basalis dan bagian-bagain dari lamina
propria. Proses difusi tersebut mungkin ditingkatkan oleh papila-papila yang memperluas
persentuhan lapisan epitel dengan lamina propria dan ia mungkin membatasi ketebalan
lapisan epitel tersebut. Kebanyakan jaringan epitel menerima ujung-ujung saraf dari suatu
jaringan saraf yang luas
C. Pembaharuan sel epitel
Jaringan epitel pada umumnya merupakan struktur labil yang sel-selnya terus diperbaharui
oleh aktifitas mitosis . Kecepatan pembaharuan ini bervariasi ia berlangsung dengan cepat
pada epitel usus yang diperbaharui tiap 2-5 hari, atau cukup lambat seperti pada epitel
pancreas dimana pembaharuan mencapai 50 hari, pada jenis epitel berlapis dan berlapis semu
aktivitas pembeharuan/ mitosis terjadi pada epitel di bagian germinal yang terletak dekan
lamina basalis.
D. Metaplasia
Dalam keadaan fisiologi atau patologi tertentu suatu jenis jaringan epitel dapat mengalami
serangkaian transformasi menjadi jenis epitel lain. Proses ini dinamakan metaplasia yang
bersifat reversibel, suatu contoh misalkan : (1) pada perokok berat epitel berlapis semu pada
bronkus dapat berubah menjadi epitel gepeng. (2) Pada defisiensi vitamin A yang kronis ,
jaringan epitel bronkus digantikan epitel berlapis gepeng, kejadian metaplasia dapat juga
terjadi pada jaringan penyambung.

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 2


E. Junctional complex
Sel-sel epitel bergabung / bersatu dengan kuat dan diperlukan daya mekanis yang relative
kuat untuk memisahkannya. Sifat ikatan antar sel epitel seperti ini biasanya terjadi pada
bagian yang mengalami tenaga tarikan dan tekanan yang kuat misalnya di kulit. Sebagian
disebabkan oleh tenaga pengikat dari glikoprotein membrane plasma, ion kalsium juga
memegang peranan penting dalam menjaga kohesi membrane sel ini.
Kekuatan perlekatan antar sel juga dipengaruhi oleh usia seperti ditunjukkan oleh reaksi sel
yang berbeda-beda terhadap adanaya tripsin atau deoksilat atau pengeluaran kalisum. Ada
struktur penting dalam menjaga ikatan/ perlekatan atar sel-sel epitel :
(a) Desmosom atau macula adherens, adalah struktur kompleks berbentuk cakram juksta
posisi 2 daerah padat elektron pada permukaan sitoplasmik membran sel dari 2 sel epitel yang
berdekatan, daerah ini disebut pelat padat sitoplasmik pada dasarnya terdiri dari suatu daerah
padat elektronberbutir-butir yang berhubungan erat dengan permukaan paling dalam dari unit
membran sel. Kelompok-kelompok intermediate filament disisipkan di dalam daerah intra sel
dari desmosom atau membuat belokan tajam dan kembali ke dalam sitoplasma dan oleh
karena itu di dalam ruang ektra sel tersebar sering terlihat struktur fibril dan granul yang
bertanggung jawab atas kuatnya adhesi antar sel tersebut. Fibril intra sel tipis yang disisipkan
ke dalam desmosom juga ada di tempat-tempat lain yang ada di dalam sel epitel, mereka
dapat membentuk jalinan horisontal dari intermediate filament tepat dibawah membrane
permukaan epitel disebut terminal web. Desmosom tersebar sebagai bercak-bercak sepanjang
permukaan epitel, mereka tidak menyumbat celah di antara membran sel di daerah mana
tidak ada desmosom. Sebagai akibatnya cairan dapat bersirkulasi melalui celah tersebut di
antara sel-sel epitel, ini merupakan peristiwa penting dalam fisiologi jaringan epitel.
(b) Zonula okludens (tight junction), suatu daerah dimana lapisan luar 2 membran sel
berlekatan bertemu dan bersatu, ini buka pelekatan yang kontinyu tetapi merupakan krista-
krista IMP yang ada di dalam membrane sel berdekatan dan bersatu pada apex mereka.
Zonula okludens penting untuk membentuk barier/ sawar yang merintangi lewatnya zat
secara bebas melintasi suatu sel epitel. Ia juga mempunyai efek penutup yang tidak
memungkinkan perjalanan bahan ekstra sel dari permukaan sel epitel ke dasar sel tersebut,
zonula okludens penting dalam pembentukan suatu potensial listrik di antara permukaan 2 sel
epitel. Dan penting untuk memahami peristiwa absorsbsi dan sekresi zat tertentu
(c) Zonula adherens, ini terdiri dari daerah padat elektron pada tiap-tiap permukaan
sitoplasmik membran yang berdekatan.Celah di antara sel-sel tersebut berkisar antar 20-90
nm. Intermediate filament yang menyusun lembar terminal web menyisip ke dalam daerah-
daerah padat yang mengelilingi apek sel. Zonula adherens mempertahankan terminal web
tetap tegang, sehingga mikrofilament tersebut dapat menggunakannya sebagai suatu substrat
pemancang untuk membantu dalam kontraksi batas mikrovilli
(d) Gap junction, struktur fungsinya mengadakan penggabungan ionik di antara sel-sel
berdekatan

III. Kekhususan pada permukaan epitel


 Mikrovili

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 3


Dapat dijumpai pada epithel permukaan usus halus, berperan dalam memperluas permukaan
dan mengefisienkan absorbsi.
 Stereocilia
Dapat dijumpai pada permukaan epididimis, berupa processus panjang yang tidak dapat
bergerak, yang ada di apeks sel.
 Cilia dan flagela
Merupakan penonjolan dipermukaan sel yang dapat bergerak, cilia dapat ditemukan pada
permukaan epithel trachea, sedang flagela membantu spermatozoa dapat bergerak.

IV. Epitel Kelenjar

Kelenjar-kelenjar pada umumnya tersusun oleh sel-sel epitel baik pada sel-sel penyusun unit
sekresinya maupun sel-sel penyusun saluran kelenjar, kelenjar- kelenjar tubuh dapat
digolongkan menurut berbagai macam patokan :
A. Menurut jumlah jumlah sel :
 kelenjar uniseluler, kelenjar yang hanya tersusun dari satu sel saja misalnya sel
goblet
 kelenjar multiseluler , kelenjar yang tersusun oleh banyak sel misalnya kelenjar
minyak, kelenjar keringat, selain sel goblet semua kelenjar biasanya multiseluler
B. Menurut ada atau tidak adanya saluran :
 kelenjar eksokrin; sekret dialirkan dari unit sekresi ke daerah yang menjadi
tujuannya melaluai suatu saluran, misalnya kelenjar salivarius dan lain-lain
 kelenjar endokrin, biasanya unit sekresi kelenjar ini dilingkupi oleh kapiler-
kapiler darah, sekret dari unit sekresinya tidak melalui saluran tetapi akan masuk
ke kapiler darah dan menuju sel yang menjadi sasarannya misalnya sel-sel di
pulau Langerhan di pankreas
C. Menurut jenis sekresinya :
 sekresi protein, misalnya pankreas
 sekresi protein dan kerbohidrat, misalnya kelenjar salivarius
 sekresi protein, karbohodrat dan lemak, misalnya kelenjar mamaria
D. Menurut cara pengeluaran sekresi
 kelenjar merokrin, bahan-bahan sekresi dikeluarkan dari unit sekresi tanpa
menghilangkan komponen sel tersebut contoh pankreas
 kelenjar holokrin, sekresi dikeluarkan bersama dengan seluruh isi sel dan diikuti
perusakan sel contoh pada kelenjar minyak
 kelenjar apokrin, bahan sekresi dikeluarkan bersama bagian apex sitoplasma
conto pada kelenjar keringat tertentu
E. Menurut bentuk saluran kelenjar
 Kelenjar tubulosa simpleks seperti pada criptus coli
 Kelenjar tubulosa simpleks melingkar seperti pada kelenjar keringat
 Kelenjar tubulosa simpleks bercabang seperti pada kelenjar pylorica gastrica
 Kelenjar alveolaris simpleks seperti pada kelenjar sebacea

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 4


 Kelenjar tubulo-aciner.

TEXTUS CONNECTIVUS

Jaringan penyambung bertanggung jawab untuk memberi dan mempertahankan bentuk tubuh.
Karena mempunyai fungsi mekanis , mereka terdiri dari suatu matriks yang berfungsi
menghubungkan dan mengikat sel dan organ dan akhirnya memberikan sokongan pada tubuh,
jaringan penyambung terutama berfungsi pada komponen ekstra selnya. Komposisi struktural
jaringan penyambung adalah : sel, serabut protein dan zat dasar. Berbagai macam jenis
jaringan penyambung di dalam tubuh menggambarkan perubahan ekspresi ketiga komponen
tersebut. Jaringan penyambung mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a) tempat penyimpanan : lemak, air , elektrolit bahkan sebagian kecil protein plasma
disimpan di kompartemen antar sel jaringan penyambung
b) pertahanan diri : di kompartemen antar sel jaringan peny ambung banyak
mengandung sel darah putih, sel plasma penghasil antibodi dan kekentalan zat dasar
jaringan penyambung menghambat penembusan oleh bakteri
c) perbaikan : jaringan penyambung mempunyai kapasitas reoleh generasi yang besar,
daerah yang rusak akibat trauma atau peradangan akan diperbaiki dengan mudah.
Ruangan yang disebabkan karena kerusakan jaringan dimana sel-selnya tidak
membelah (misal otot jantung) akan diisi jaringan penyambung yang membentuk
jaringan parut. Penyembahan suatu irisan bedah tergantung dari kesanggupan
perbaikan jaringan penyambung.
d) Transpor : ada hubungan erat di antara kapiler darah, kapiler limfe dan jaringan
penyambung. Pembuluh-pembuluh ini kecuali di jaringan saraf selalu dibungkus oleh
jaringan penyambung, sebagai akibatnya jaringan penyambung selalu mengangkut
nutrisi dari kapler darah ke sel-sel dan mengangkut sampah metabolisme dari sel-sel
ke kapiler darah
Jaringan ikat terdiri dari beberapa jenis dan nama jaringan, berdasarkan komponen
yang menonjol di dalam jaringan tersebut atau sifat struktural jaringan itu. Jaringan ikat
dibentuk oleh tiga komponen, yaitu sel, serat dan substansi dasar. Unsur utama jaringan ikat
adalah sel-sel, matriks ekstrasel, yang terdiri atas kombinasi berbagai serat protein (kolagen,
retikuler dan elastin) dan substansi dasar. yang bersifat amorf.
Jaringan ikat terbagi menjadi jaringan ikat biasa (jar ikat sejati umum), terdiri dari
jaringan ikat longgar (areolar) dan jaringan ikat padat; jaringan ikat dengan sifat khusus
seperti jaringan adiposa, jaringan retikuler dan jaringan hematopoietik; dan jaringan ikat
khusus atau jaringan penyokong yaitu tulang dan tulang rawan.
Sebelum mempelajari jaringan ikat lebih lanjut, ada baiknya mempelajari dahulu
komponen jaringan ikat, terutama matriks ekstraselulernya. Komponen matriks ekstraseluler
terdiri dari makromolekul yang sering dijumpai, yaitu kolagen, elastin dan retikuler,
fibronektin, glikosaminoglikan dan proteoglikan. Selain makromolekul, terdapat komponen
berupa sel-sel yang memiliki morfologi dan fungsi tersendiri.

I. Makromolekul

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 5


a) Kolagen merupakan matriks ekstraseluler yang tidak cair dan paling banyak
menyusun 70% tendo dan dermis, sampai saat ini dapat diidentifikasi 11 jenis kolagen
yang berbeda, dimana tipe I sampai V merupakan serat kolagen yang paling banyak
ditemukan. Sifat kolagen ini agak asidofil sehingga dengan pewanaan rutin (HE) akan
memberikan tampilan berwarna merah muda. Untuk pewarnaan khusus serat kolagen
adalah Mallory azam, von Gieson dan Mansson trikrom, kolagen ini akan
memberikan warna biru sehingga bias dibedakan dengan otot yang berwarna merah
muda. Penyakit yang disebabkan oleh struktur kolagen yang abnormal adalah sindrom
Marfan, sindrom Ehlers Danlos dan Scurvy.
b) Elastin adalah komponen utama serat elastis yang terdapat pada kulit, pembuluh
darah, hidung, telinga luuar, organ intestinal dan paru-paru, yang memungkinkan
organ tersebut mendapat bentuk sendiri setelah adanya tenaga yang mengubah
bentuknya untuk sementara. Elastin disintesis pada retikulum endoplasma kasar dan
ditumpukkan pada apparatus golgi, sedangkan serat elastis disintesis oleh sel
fibroblast dan sel otot polos. Pewarnaan khusus serat elastis adalah Weigert.
c) Serat retikuler memiliki besarnya sama dengan serat kolagen, terdiri dari protein
kolagen tampak sangat halus, dan dapat dilihat dengan pewarnaan khusus seperti
impregnasi perak dan PAS. Pada impregnasi perak, akan tampak serat retikuler yang
disebut serat argirofil karena dapat mereduksi garam perak sehingga terbentuuk
endapan logam perak yang berwarna hitam. Serat retikuler ini terdistribusi pada
nodulus limfatis, duktus limfatikus, tulang, kelenjar endokrin, hati dan ginjal.
d) Fibronektin merupakan glikoprotein yang terdapat di sekitar serat kolagen, sel dan
plasma darah, terdiri dari tipe I, II dan III. Berfungsi sebagai jempatan antara matriks
ekstraseluler dengan sitoskeleton, dan memiliki reseptor sebagai pengikat ruang
ekstrasel yang disebut integrin.
Matriks ekstraseluler yang bersifat amorf adalah proteoglikan dan glikosaminoglikan.
Proteoglikan memiliki rangka utama protein dengan kovalen glikosaminoglikan melekat.
Sedangkan glikosaminoglikan memiliki lima variasi dengan perulangan polisakarida, variasi
tersebut adalah : asam hialuronat, kondroitin sulfat, dermatan sulfat, keratin sulfat dan
heparin sulfat.
II. Sel-sel.
 Sel Fibroblas , paling sering ditemukan dan paling penting pada jaringan ikat, sel ini
bertanggung jawab terhadap sintesis serabut-serabut dan zat amorf intersel, sel ini
berfungsi untuk melakukan sintesis matriks ekstraseluler seperti serat kolagen, serat
elastis dan zat-zat amirf, serta mengikat matriks ekstraseliler untuk membentuk
jaringan jika terjadi cedera pada jaringan sehingga mempercepat penyembuhan luka.
Bentuk sel ini bervariasi dari fusiform sampai bentuk stellate, bersifat pleomorfik
karena sel dapat berpindah-pindah dalam jaringan ikat, pada orang muda sel ini sangat
sering mengalami pembelahan. Mikroskopis sel ini ada dua jenis, yaitu sel fibroblast
muda dengan inti bulat telur, besar, berwarna merah mudam nucleoli satu dan
kromatin halus, sitoplasma mengandung banyak retikulum endoplasma kasar dan
apparatus golgi berkembang baik, dan memiliki prosessus sitoplasma yang tidak
teratur; sel fibroblast dewasa atau disebut sebagai fibrosit, ukurannya lebih kecil dari

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 6


fibroblast, inti lonjong, lebih kecil, tampak asidofil tapi lebih hitam, sitoplasma
mengandung retikulum endoplasma dan apparatus golgi yang kurang berkembang
serta prosessus sitoplasma sedikit.
 Makrofag, sel ini bekerja sebagai fagosit, tersebar di seluruh tubuh dengan nama
masing-masing berdasarkan tempatnya, berasal dari sumsum tulang dan memiliki
bentuk berbeda-beda, mikroskopik makrofag ini adalah memiliki bentuk yang
bervariasi karena gerakan amuboidnya, membrane plasma tampak berlipat-liat dan
memiliki tonjolan dan lekukan, intinya satu dengan lekukan yang jelas dan
mengandung banyak butir eukromatin, sitoplasma memiliki vakuola fagositik dan
lisosom primer, badan multivesikuler, badan residu, retikulum endoplasma kasar dan
apparatus golgi dekat inti, mikrofilamen yang mengandung aktin pada tepi sel, dan
mikrotubuli dan filament intermediate yang berfungsi untuk pergerakan sel.
 Sel Mast, adalah sel yang terdistribusi pada jaringan ikat areolar, morfologinya adalah
merupakan sel bentuk bulat, inti bulat di tengah, memiliki banyak granula basofilik
yang mengandung heparin dan histamine, eosinophilic chemotactic factor untuk
menarik eosinophil, dan slow reacting substance of anfilactic yang menyebabkan
kontraksi otot polos dan kebocoran kapiler. Dengan adanya granul tersebut maka sel
mast ini berperan pada semua reaksi alergi. Pewarnaan khususnya adalah biru
toluidine.
 Sel Plasma, terdapat dalam jumlah kecil pada jaringan ikat tubuh, biasanya terdapat
pada daerah yang mudah ditembus oleh bakteri atau benda asing sebagai
patogen.Mikroskopis sel plasma adalah merupakan besar bentuk bulat, inti sferis dan
mengandung heterokromatin kasar, terdapat apparatus golgi dekat inti, sitoplasma
bersifat basofilik karena mengandung retikulum endoplasma kasar. Fungsi sel ini
adalah mensintesis antibodi.

III. Jaringan Ikat Areolar


Jaringan ini adalah jaringan ikat yang relatif banyak mengandung sel-sel,
mengandung matriks ekstraseluler yang bersifat cair dengan serat ekstraselulernya yang
relatif sedikit. Fungsi penting jaringan areolar adalah menjadi sarana transportasi makanan
bagi jaringan tubuh lainnya, berperan penting dalam pertahanan tubuh dalam penanggulangan
reaksi radang dan respon imun karena adanya komponen sel-sel. Ciri khas jaringan ikat
areolar adalah sel-sel saling terpisah cukup jauh oleh substansia intersel, dan unsur pembentu
substansia intersel utama adalah substansia dasar amorf.
Jaringan ikat ini contohnya adalah jaringan ikat gelatinosa dan jaringan ikat
embrional. Jaringan Ikat gelatinosa terdapat pada funikulus umbilikalis, memiliki substansia
extraselulernya berbentuk gel sehingga membentuk banyak ruang intermolecular yang berisi
cairan jaringan yang berfungsi untuk memperlancar oksigen dan makanan dari kapiler ke sel-
sel pada jaringan ini dan berfungsi meningkatkan difusi efektif produksi tambahan metabolik
dari arah berlawanan.Jaringan ikat embrional merupakan jaringan areolar yang terdapat pada
embrio, terdiri daei sel-sel fibroblast muda dengan substansia amorf yang banyak.

IV. Jaringan Ikat Padat

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 7


Merupakan jaringan ikat yang terdiri dari komponen sel-sel yang sedikit, serat-serat
dominan dan lebih banyak dibandingkan jaringan ikat areolar. Serat-seratnya dapat berupa
serat kolagen, serat elastis dan serat retikuler.
Jaringan ikat padat kolagen, mengandung serat kolagen yang berjalan searah, yang
berfungsi untuk menahan tarikan yang berasal dari satu arah dan diteruskan oleh serat-serat
ini. Jaringan ini terdapat pada tendo, aponeurosis dan ligamentum. Jaringan ikat padat elastis
merupakan jaringan ikat padat teratur yang terdiri dari serat-serat elastis yang tebal dan
berjalan sejajar, diantara serat tersebut terdapat fibroblast muda, sedikit anyaman
penyambung longgar dan sedikit serat kolagen. Jaringan ini banyak ditemukan pada ligament
suspensorium penis ligament kuning pada kolumna vertebra dan pembuluh darah (arteri).
Jaringan ikat retikuler, merupakan jaringan yang terdiri dasi sel-sel dan serat retikuler,
ditemukan hanya pada limpa, limfonodus, matriks tulang dan pembuluh darah hati. Jaringan
ini memiliki sel retikuler yang memiliki morfologi secara mikroskopisnya yaitu sel dengan
inti bulat dan besar, kromatin halusa dan memiliki nukleoli satu atau dua dan memiliki
prosessus sitoplasma yang panjang.

V. Jaringan Adiposa
Jaringan adiposa atau jaringan lemak merupakan jaringan ikat luas yang khusus
menimbun lemak dan terdiri dari banyak lobules. Didalam lobulus jaringan lemak adiposit
ditunjang oleh stroma yang mengandung serat kolagen, serat retikuler, sel fibroblas, mast sel
dan kapiler. Jaringan adiposa ini berfungsi sebagai tempat penimbunan lipid yang merupakan
sumber utama energi kimia dalam tubuh, disamping jaringan adiposa ada beberapa sel yang
juga dapat menimbun lemak intrasel seperti sel hepatosit. Adiposit berkembang dari sel
mesenkim perikapiler dan adiposit dapat menghasilkan serat kolagen tipe I dan III. Adiposit
dan jaringan adiposa dapat terlihat jelas dengan pewarnaan Sudan. Secara mikroskopis, sel
lemak merupakan sel kuboid, dengan tetes-tetes lemak melebur menjadi tetes besar pada
sitoplasma, terdapat ribosom bebas dan retikulum endoplasma serta mitokondria yang banyak
pada sitoplasma, inti sel gepeng pada bagian tepi sehingga adiposit nampak seperti cincin
stempel.
Jaringan lemak terbagi menjadi jaringan lemak putih dan lemak coklat. Jaringan
lemak putih merupakan jaringan yang mengandung sel lemak unilokuler, (sel lemak dengan
satu vakuol lemak yang besar) dan umumnya terdapat pada; daerah subkutan diabdomen,
bokong dan pinggul, jadi terlihat sebagai organ besar dan aktif bermetabolisme terutama
terlibat dalam proses pemasukan, pembuatan, penimbunan dan mobilisasi sel lemak. Jaringan
lemak coklat memiliki ciri utama yaitu multilokuler, bersifat termogenik dan distribusinya
terbatas yang pada manusia terdapat pada subkutan dari daerah interscapula, dalam
mediastinum dan sepanjang aorta.

REFERENSI
 Leeson, Leeson and Papara . Buku Ajar Histologi (Penyunting : Dr. Jan Tambajong
dan Dr. Sugito W)
 Mariano S.H. Di Fiore. Atlas Histologi Manusia ED. CV. EGC
 Histologi Dasar. L. Carlos Junquera . Terjemahan oleh Dr. Jan Tambayong.

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 8


 Bloom and Fawcett. Buku Ajar Histologi, Penerbit EGC Jakarta

LEMBAR PENGAMATAN

NO GAMBAR ORGAN KETERANGAN


1 Epithelium simplex squamosum/epitel
selapis pipih

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 9


2 Epithelium simplex squamosum/epitel
selapis pipih

3 Membrana basalis

4 Epithelium simplex cuboideum/epitel


selapis kuboid

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 10


5 Epithelium simplex columnare/epitel
selapis kolumner

6 Epithelium pseudostratfticatum
columnare

7 Epithelium stratificatum squamosum


noncornificatum

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 11


8 Epithelium stratificatum squamosum
cornificatum

9 Epithelium stratificatum columnare/


epitel berlapis kolumner

10 Epithelium transitionale

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 12


11 jaringan ikat mucus

12 Textus connectivus areolaris/jaringan ikat


longgar

13 Textus connectivus areolaris/jaringan ikat


longgar jaringan ikat padat ireguler

14 Textus connectivus reticularis/ jaringan


Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 13
ikat retikuler

15 Textus connectivus elasticus / jaringan


ikat elastis

16 Textus adiposus

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 14


17 ......................................................

18 ......................................................

19 .....................................................

20 .....................................................

Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 15


Petunjuk Praktikum Histologi Halaman 16

Anda mungkin juga menyukai