Anda di halaman 1dari 1

BAB III

ANALISA JURNAL

3.1 HASIL JURNAL:

Kolonisasi Bakteri Staphylococcus Aureus Setelah Dilakukan Perawatan Luka Menggunakan


Madu Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kolonisasi Staphylococcus aureus setelah
dilakukan perawatan luka adalah 178,71 cfu/ml. Kolonisasi pada posttest menunjukkan adanya
penurunan rata-rata jumlah kolonisasi Staphylococcus aureus setelah dilakukan perawatan luka
menggunakan madu. Madu merupakan terapi non farmakologis yang biasa diberikan dalam
perawatan luka Diabetes Mellitus. Madu dapat digunakan untuk terapi topikal sebagai dressing
pada luka ulkus kaki, luka dekubitus, ulkus kaki diabet, infeksi akibat trauma dan pasca operasi,
serta luka bakar. Sebagai agen pengobatan luka topikal, madu mudah diserap kulit, sehingga
dapat menciptakan kelembaban kulit dan memberi nutrisi yang dibutuhkan. Madu terbukti
mempunyai kemampuan membasmi sejumlah bakteri di antaranya bakteri gram positif dan
gram negatif. Madu menyebabkan peningkatan tekanan osmosis di atas permukaan luka. Hal
tersebut akan menghambat tumbuhnya bakteri kemudian membunuh.

3.2 PEMBAHASAN JURNAL

jadi sesuai dengan materi yg kami dapatkan menyatakan bahwa pada tindakan perawatan luka
ada berbagai macam salah satunya dengan BANDAGE/ pemilihan dressing yaitu dressing yang
ideal adalah menjaga atau mempertahankan lingkungan lembab pada kulit yang luka dan
mengangkat jaringan yang mati, sesuai dengan jurnal Yang kami dapat, menjelaskan madu
bagus untuk proses pemilihan dressing karena madu mudah diserap oleh kulit Dan menciptakan
kelembapan dikulit Dan menutrisi kulit. Madu menyebabkan peningkatan tekanan omosis
(antara cairan dalam sel dengan lingkungan luar) diatas permukaan kulit dengan bwgitu
meningkatkan sirkulasi Yang berpengaruh untuk pembentukan jaringan. Menghambat
tumbuhnya bakteri Dan yg lebih penting madu mempermudah mengangkat jaringan nekrotik.

Anda mungkin juga menyukai