Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang begitu sempurna.


Kelengkapan potensi berupa akal yang dimiliki manusia merupakan modal yang
begitu besar untuk manusia menjalankan kehidupannya di muka bumi ini. Tugas
manusia sebagai khalifah di muka bumi ini tentunya harus bisa dijalankan oleh
masing-masing individu karena potensi yang dimilikinya. Potensi akan akal ini
bisa digunakan manusia untuk menguasai makhluk lainnya, seperti memelihara
hewan maupun tumbuhan untuk menunjang kesejahteraan hidupnya.

Potensi berupa akal ini diberikan oleh Allah SWT agar manusia senantiasa
berada di jalan yang benar, mematuhi perintah Allah SWT dan menninggalkan
larangannya. Namun manusia juga diberikan nafsu yang dapat digoda atau
dipengaruhi oleh setan untuk melakukan tindakan tercela seperti meninggalkan
larangan Allah SWT dan melakukan dosa. Dua potensi berupa akal dan nafsu ini
harus bisa dikendalikan oleh manusia itu sendiri, agar terciptanya tujuan hidup
manusia di muka bumi yaitu menjalankan perintah Allah SWT.

Dalam praktik kehidupan di muka bumi, masih ada segelintir manusia


yang tidak bisa mengelola potensi akalnya. Sebagian manusia masih belum
mengerti akan pentingnya akal untuk mengelola nafsu. Padahal, apabila manusia
mempunyai iman yang kuat, mengelola akal dan nafsu akan terasa mudah karena
senantiasa mengikuti perintah Allah SWT. Sebenarnya Allah SWT telah
memberikan pedoman hidup kepada umat manusia yang apabila dilakukan dengan
sungguh-sungguh akan menempatkan manusia sebagai makhluk yang mulia di
hadapan Allah SWT.

Allah SWT menciptakan berbagai makhluk, entah yang bersifat nyata


ataupun ghaib. Keberadaan makhluk ciptaan Allah SWT ini mempunyai
peranannya masing-masing, seperti malaikat yang senatiasa patuh kepada Allah
SWT, setan yang selalu menggoda manusia untuk meninggalkan perintah Allah.
Begitu beragamnya makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dan memiliki
perbedaan peranan. Sebagai manusia yang dibekali akal pikiran serta nafsu
merupakan pilihan bagi manusia untuk menggunakan akalnya menuju surganya
Allah SWT atau neraka di akhirat kelak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT?


2. Bagaimana sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-makhluk yang
diciptakan Allah SWT?
3. Apa yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain?
4. Apa yang menjadi persamaan antara manusia dengan makhluk Allah SWT
yang lain?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui bagaimana sifat yang dimiliki oleh manusia sebagai salah satu
makhluk ciptaan Allah SWT.
2. Mengetahui apa perbedaan dan persamaan yang dimiliki oleh manusia
terhadap makhluk Allah SWT yang lain.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Membantu penulis menambah khazanah pengetahuan khususnya dalam


mengetahui sifat-sifat yang dimiliki makhluk-makhluk ciptaan Allah
Bab 2 Dasar Teori

2.1 SIFAT-SIFAT MANUSIA

Dalam Al-Qur’an,sifat-sifat manusia digolongkan menjadi 2 yaitu baik dan buruk


seperti dalam QS.Al-Insan ayat 3 yang artinya :

“Sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepada manusia jalan (yang lurus),ada


diantaranya yang berterima kasih dan ada pula yang menginkarinya”

Namun, diantara sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia, ada sifat-sifat yang baik
dan sifat-sifat yang buruk. Hal ini terdapat dalam al-Quran, namun
penyampaiannya tidak sepenggal kata melainkan berupa perintah-perintah.
Contohnya:

1. Berlaku ikhlas
Manusia dituntut oleh Allah untuk berlaku ikhlas menandakan bahwa
manusia memiliki sifat ikhlas seperti halnya dalam firman Allah yang
artinya: “Tidaklah diperintahkan mereka melainkan supaya mereka
meyembah Allah dengan mengikhlaskan agama karenaNya dengan
menjauhi kesesatan”(QS.Al-Bayyinah ayat 5)

2. Berlaku adil
Kita sebagai umat manusia harus bersikap adil kepada sesame manusia.
Tidak ada yang diutamakan dan diistimewakan. Hal ini terdapat dalam
surah yang Artinya: “Dan aku diperintahkan agar melakukan keadilan di
antara kamu’” (QS.Asy-Syura ayat 15)

3. Memenuhi janji
Sebagai umat manusia, kita sering berjanji. Jika kita berjanji terhadap
sesame kita harus memenuhi janji kita supaya kita tidak tergolong ke
dalam orang munafik. Allah berfirman yang Artinya: “Hai orang-orang
beriman sempurnakanlah janji” (QS.Al-Maidah ayat 1)
4. Memuji orang-orang yang berbuat baik
Perkataan setiap muslim akan berdampak pada orang lain dan juga diri
kita sendiri. Begitu juga perbuatan. Kita harus selalu berbuat baik dan juga
berkata baik supaya kita menjadi makhluk allah sebaik baiknya. Dalam al-
quran dijelaskan yang Artinya: “Sesungguhnya orang beriman dan berbuat
baik,mereka itulah sebaik-baik makhluk”(QS.Al-Bayyinah ayat 7)

5. Menjanjikan ganjaran yang besar bagi yang berbuat baik


Allah telah menjajikan kita surge jika kita bisa berbuat baik. Maka dari itu,
kita harus sellau berbuat baik. Janji Allah pasti dan tertera dalam ayat yang
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berbuat baik
adalah bagi mereka surga”(QS.Al-Kahfi ayat 107)

Para ulama telah mengemukakan pula berdasar Al-Qur’an sifat-sifat baik dengan
istilah sifat-sifat terpuji,antara lain :

a.Cinta

b.Belas kasih

c. Sabar

d. Jujur

Dan sebagainya.

Dalam Al-Qur’an sifat-sifat buruk banyak dilibatkan secara langsung,seperti :

1. Lemah
Sebagai manusia kita tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Salah
satunya adalah kita tidak bisa selalu kuat setiap waktu. Dalam al-quran
dijelaskan bahwa yang Artinya: “Dan diciptakan manusia bersifat
lemah”(QS.An-nisa’ayat 28)
2. Keluh kesah
Kita sebagai umat manusia harus selalu bersemangat dan terus berusaha.
Kadang manusia pun sering menyesal dan berkeluh kesah dalam usahanya.
Allah pun berfirman yang Artinya: “Sesungguhnya manusia itu diciptakan
berkeluh kesah”(QS.Al-Maarij ayat 19)

3. Dhalim dan Ingkar


Tela dijelaskan bahwa manusia harus memiliki sifat baik yaitu memenuhi
janji. Sebaliknya manusia pun tak luput dari ingkar atas janji dan
ucapannya. Seperti firman allah yang Artinya: “Sesungguhnya manusia itu
bersifat dhalim dan ingkar”(QS.Ibrahim ayat 34)

4. Pembantah
Manusia dibedakan menjadi manusia yang taat dalam artian menyetujui
ada yang ingkar dalam artian membanah. Dan manusia sering membantah
atas peraturan yang ada. Allah berfirman yang Artinya: “Dan adalah
manusia itu banyak bantahan”(QS.Al-Kahfi ayat 54)

5. Melewati batas
Manusia dianjurkan oleh allah untuk selalu bersabar atas cobaan yang
diterimanya. Seberat apapun cobaan yang diterima kita harus teta bersabar
sesuai dengan anjuran nabi. Sebaliknya manusia sering kali melewati batas
kesabaran dan melakukan tindakan yang tidak dianjurkan oleh alllah,
sesuai dengan firman-Nya yang Artinya: “Tidak sekali-kali tidak!
Sesungguhnya manusia itu benar-benar melewati batas”(QS. Al-Alaq ayat
6-7)
Para ulama telah mengemukakan pula berdasar Al-Qur’an sifat-sifat baik dengan
istilah sifat-sifat Madzmumah,antara lain :

a.Khianat

b.Iri hati

c. Dusta

d. Pemarah

Dan sebagainya.

2.2 MANUSIA DENGAN MALAIKAT


Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang wajib kita imani.
Beriman kepada malaikat merupakan pengamalan dari rukun islam kedua.
Mengimani berarti meyakini sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan dan
membuktikan dengan perbuatan bahwa malaikat merupakan ciptaan Allah
SWT dan utusan Allah SWT. Dalil yang mendasari iman kepada malaikat
adalah QS. Al-Baqarah:98 yang berarti Barang siapa menjadi musuh
Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail maka
sesungguhnya Allah musuh bagi orang orang kafir.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari tanah menurut QS. Hijr:28, dan
jin diciptakan Allah dari api yang sangat panas menurut QS. Al-Hijr:27.
Sedangkan berdasarkan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh
Aisyah malaikat diciptakan dari cahaya atau nur sedangkan jin diciptakan
dari nyala api. Begitu nyatanya perbedaan antara manusia dan malaikat
dilihat dari bahan pembuatnya. Selain itu malaikat hanya dibekali akal
pikiran saja sehingga senantiasa patuh kepada Allah SWT, sedangkan
manusia memiliki akal fikiran dan nafsu sehingga beberapa manusia ada
yang berimana serta patuh kepada Allah SWT namun segelintir lainnya
tidak mematuhi perintah Allah SWT. Walaupun manusia memiliki akal,
namun tidak seperti malaikat yang senatiasa statis, tunduk kepada Allah.
Akal manusia bersifat dinamis yang mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang
lain. Malaikat akan senatiasa bertasbih kepada Allah SWT, dan
merupakan makhluk suci yang tidak mempunyai dosa.
Beberapa tugas malaikat Allah SWT antara lain mencatat amal perbuatan
manusia di muka bumi, menurunkan wahyu serta membagikan rizki.
Dengan beriman kepada malaikat Allah SWT manusia akan menyadari
bahwa perbuatannya di muka bumi akan selalu dicatat oleh malaikat,
dengan kesadaran ini manusia akan senantiasa berhati-hati dalam
bertindak. Namun jika seseorang tidak memiliki iman, khususnya kepada
malaikat, manusia tersebut akan berbuat menuruti nafsunya saja. Selain itu
seseorang yang mengimani malaikat akan berusaha berperilaku sebaik
mungkin karena perbuatannya di muka bumi akan dipertanggungjawabkan
di hadapan Allah SWT.

2.3 MANUSIA DENGAN SETAN

Awal mulainya manusia malaikat dan setan merupakan hambal allah yang
taat beribadah. Sampai saat di mana tuhan menyuruh malaikat dan setan untuk
menyembah Adam karena dia menjadi khalifah di bumi ini. Namun, hanya
malaikat yang bersedia taat kepada adam sedangkan setan menolaknya. Dalam al-
quran surah al-baqarah yang artinya, “ingatlah ketika kami berkata kepada
malaikat, ‘tunduklah kamu kepada adam.” Maka malaikat pun tunduk kepada
adam, kecuali iblis(setan), enggan ia, serta sombong , aka adalah ia termasuk
kedalam orang –orang yang kafir.”

Setan di bumi ini memiliki tugas untuk menggoda umat manusia untuk
berbuat maksiat dan masuk ke dalam neraka. Hal ini dibuktikan dengan ia
menggoda nabi adam untuk memakan buah kuldi. Padahal nabi adam telah
dilarang oleh allah untuk memakannya. Dalam al-quran surah al-baqarah 35 yang
artinya,” hai adam! Tinggalah kamu, berserta isterimu di dalam syurga, dan
makanlah kamu berdua dari padanya dengan senang hati, mana saja yang kamu
kehendaki. Tetapi janganlah kamu mendekati pohon kuldi ini, karena nanti kamu
menjadi orang yang aniaya.”
Namun iblis terlanjur benci dan memusuhi adam sehingga dia
menggodanya dengan kata-kata manis dan akhirnya dia memakan buah kuldi
tersebut. Nasi telah menjadi bubur. Adam mendapat murka dari allah karena
larangannya dilanggar. Penyesalan pun datang. Mereka telah diusir dari syurga.
Walapun demikian allah tetap menerima taubatnya karena sesungguhnya allah
maha pengampun, maha penyayang.

Dari cerita diatas kita bisa menyimpulkan bahwa manusia dan setan saling
berdekatan. Setan berusaha menggoda manusia dan seharusnya manusia tidak
tergoda dan tetap beribadah kepada allah. Sebagai umat manusia kita pasti tidak
mau disamakan dengan sifat syetan. Namun dalam perkembangan kehidupan saat
ini hal itu tidak bisa dipungkiri lagi. Kita sering berbuat layaknya syetan dan tidak
patuh akan perintah allah yang seharusnya kita patuhi. Berikut perbandingan
manusia dengan setan secara umum :

No Perbedaan Manusia Jin


1 Keadaan fisik
Ghaib (Tidak kasat mata)
Syahadah (Nyata)
Ijtina’ (tertutup)

2 Penciptaan Dari Tanah Dari Api


3 Kesempurnaan Makhluk paling sempurna Tidak
4 Kemuliaan Makhluk paling mulia. Ditandai dengan
Tidak
adanya Nabi dan Rasul.

2.3 MANUSIA DENGAN JIN

Jin merupakan makhluk yang diciptakan dari nar (api) berbeda dengan
manusia selain itu jin tidak dapat dilihat secara langsung oleh manusia karena jin
memiliki alam yang berbeda dari manusia. Jin dapat berpindah dengan cepat dari
suatu tempat ke tempat lain, jin merupakab makhluk yang tertutup (ijtina’)
disampaikan dalam surah Al-A’raf ayat 27. Sebagai makhluk yang ijtina’ ia dapat
menembus bahkan masuk kedalam objek lain baik makhluk hidup maupun
bendamati untuk mengganggu pemikiran atau membuat tipu daya terhadap
manusia. Manusia dapat bekerjasama dengan jin, bahkan memerintahkan nya
sperti halnya nabi Sulaiman a.s diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk dapat
menaklukkan bangsa Jin (QS An-Naml: 39-40) namun, hanya dengan izin Allah
lah kita dapat memerintah bangsa jin.
Dibandingkan dengan manusia ternyata terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan antara jindan manusia diantaranya dalam hal penciptaan, fisik, hingga
kemapuan gerak. Perbedaan dan persamaan dijelaskan dalam tabel berikut.

No Perbedaan Manusia Jin


1 Keadaan fisik
Ghaib (Tidak kasat mata)
Syahadah (Nyata)
Ijtina’ (tertutup)

2 Penciptaan Dari Tanah Dari Api


3 Kesempurnaan Makhluk paling sempurna Tidak
4 Kemuliaan Makhluk paling mulia. Ditandai dengan
Tidak
adanya Nabi dan Rasul.

Selain apa yang ada di tabel, jin juga tidak mempunyai mukjizat seperti halnya

rasul Allah. Salah satu mukjizat yang ada pada rasul adalah Al-Quran dan bangsa

jin tidak dianugerahkan dari Allah Al-Quran.

Diantara perbedaan yang ada ternyata ada kesamaan. Tujuan dari penciptaan jin

dan manusia itu sendiri seperti disebutkan dalam firman Allah yang artinya: “Dan

Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepadaKu”.

(Adz-Dzariat: 56). Dari ayat tersebut maka jin sama seperti manusia sebagai

makhluk yang mukhallaf (dibebani) untuk menyembah kepada Allah. Jin juga

memiliki kemampuan untuk memilih jalan yang terbaik baginya serta dapat saling

berkomunikasi seperti halnya manusia.

2.4 MANUSIA DENGAN HEWAN


DAFTAR PUSTAKA

Hasyim, Umar. 1985. Syetan Sebagai Tertuduh. PT. Bina Ilmu. Surabaya.

Ibnu Ibrahim Amin, Khalil. 2007. Keajaiban-keajaiban Makhluk Ciptaan


Allah. Citra Media. Yogyakarta.

Madhahhiri, A. 1993. Manusia Malaikat. Pustaka Hikmah. Jakarta

Shaleh Basamalah, Yahya. 1993. Manusia dan Alam Ghaib. Pustaka


Firdaus. Jakarta.
Sulaiman, Umar. 1992. Alam Makhluk Super Natural. CV. Firdaus.
Jakarta.

Zaini, Syahminan. 1984. Mengenal Manusia Lewat Al-Quran. PT. Bina


Ilmu. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai