PENDAHULUAN
sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, juga teknologi, pendidikan,
hari seperti: pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, dan perilaku
yang tidak menurut aturan.Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat itu
1
berbahaya. Karena itu akan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit
pun bisa mandi dan mencuci pakaian di sungai yang sama. Akibatnya,
mereka rentan terkena penyakit diare. Selain diare, balita mudah terserang
Dampak penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar
membuat orang terkena diare. Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena
sebanyak 39-40 juta orang yang buang air besar sembarangan, itu termasuk
Riset yang dilakukan UNICEF dan WHO, juga menyatakan lebih dari 370
Hal itu juga diperparah oleh perilaku BAB sembarangan. Selain penyakit
2
Untuk menekan angka kematian akibat diare ini, semua pihak harus
sadar dan bersegera membuat sanitasi termasuk toilet yang sehat. Hal ini
pada triwulan 3 tahun 2014 mencapai 19.100 desa dari target 20.000 tahun
2014.
dan memiliki pola hidup bersih. Namun untuk menjalankan komitmen ini
butuh peran serta masyarakat dan banyak pihak terkait, agar semua cita-cita
kotoran atau tinja yang biasa disebut dengan tempat Buang Air Besar (BAB)
memicu hewan vektor penyakit, misalnya lalat, tikus atau serangga lain untuk
3
juga tidak jarang dapat menyebabkan timbulnya bau yang tidak sedap. Ada
a. Wabah penyakit pada masyarakat akan meluas jika masih terjadi Buang Air
balita. Tidak diberikannya ASI (Air Susu Ibu) eksklusif, kurang gizi,
tempat buang air besar setiap hari (Faktor-faktor perilaku manusia dari
tingkat kesehatan ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor utama, yaitu,
4
faktor pemudah (pengetahuan, sikap, dan karakterisktik individu), faktor
perilaku kesehatan), dan faktor penguat terwujud dalam sikap dan perilaku
Maka dari itu berbagai metode dibuat para ahli untuk mengatasi
masalah ini seperti Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu sebuah metode
melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam mencari cara terbaik untuk
untuk Wilayah kerja puskesmas Kebon Handil Akses jamban untuk wilayah
) dikelutahan handil jaya sebesar 2,73 % ( 979 kk ) untuk yang Buang Air
wilayah kebon handil sebesar 2,69% ( 1047 kk ) dan yang masih Buang Air
5
sebesar 2,8 % ( 1260 kk ) dan yang masih Buang Air Besar Sembarangan
Dari data di atas kemungkinan besar yang masih Buang Air Besar
bukan tidak mungkin suatu saat warga di wilayah ini akan terancam
masih ada yang membuang hajat atau kotoran di sungai, bahkan masih
masih juga buang kotorannya ke sungai dengan alasan karena faktor sudah
mengenai sanitasi di tempat kami bertugas masih sangat kurang dan apa lagi
di dukung dengan adanya aliran anak sungai asam yang terdapat di sekitar
wilayah tersebut. Tingkat kepemilikan jamban dan akses jamban juga tidak
6
Masyarakat Jelutung Yang Masih Buang Air Besar Sembarangan ( BABS )
Jelutung.
Kecamatan Jelutung.
Kecamatan Jelutung.
7
d. Mengetahui hubungan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat
sembarangan
1.4.1 Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan ilmiah
1.4.2 Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
pada dasarnya sama dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu
berjarak 10 meter dari sumber air bersih atau air minum,jika keadaan
tanah berkapur atau tanah liat yang retak-retak pada saat musim
b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamak oleh serangga maupun
9
tikus.
berwarna terang.
nyaman.
h. Adanya air dalam jumlah yang cukup dan memiliki alat pembersih
dalam jamban.
10
sekurang-kurangnya 10 meter. Letak lubang kotoran lebih rendah
daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes
dan mencemari sumur. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar
pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. Jamban
yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang
kecoa atau serangga lainnya. Lantai jamban harus selalu bersih dan
permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air. Lubang buangan
dari dalam lubang kotoran. Lantan jamban harus kedap air dan
11
5. Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding
2:100
kepanasan.
Besar Di Tangki Septic, Adalah Buang Air Besar Yang Sehat Dan
Air Besar Dengan Jamban Leher Angsa, Adalah Buang Air Besar
12
Menggunakan Jamban Model Leher Angsa Yang Aman Dan Tidak
Leher Angsa Ini Maka Tinja Akan Dibuang Secara Tertutup Dan Tidak
jamban. Buang Air Besar tidak di Tangki Septic atau tidak dijamban Ini
adalah Perilaku Buang Air Besar yang tidak sehat. karena dapat
Berikut:
13
tersebut. Buang Air Besar di Sungai atau di Laut dapat memicu
Urea Yang Panas Dari Tinja. Hal Ini Akan Menyebakan Padi Tidak
Buang Air Besar di Pantai atau tanah terbuka, Buang Air Besar
kecoa, kaki seribu, dsb yang dapat menyebarkan penyakit akibat tinja.
tinja dan urin karena kedua bahan buangan ini dapat menjadi sumber
per hari, namun berat tinja yang dikeluarkan tergantung pola makan.
sekitar 85 – 140 gram kering perorang/ hari dan perkiraan berat basah
tinja manusia tanpa air seni adalah 135 – 270 gram perorang/hari.
14
Dalam keadaan normal susunan tinja sekitar ¾ merupakan air dan ¼
zat padat terdiri dari 30% bakteri mati, 10 – 20% lemak, 10 – 20% zat
dapat dicerna.
mampu membuat toilet), tidak memiliki lahan, tinggal di rumah yang tak
biasa.
hubungan yang kuat dengan fasilitas air dan sanitasi yang tidak layak.
Tak hanya itu, tercemarnya air minum dan makanan akibat perilaku
15
dari total PDB negara, dan lebih dari setengahnya dihabiskan untuk
Sembarangan (BABS)
2.4.1. Pendidikan
bila di sertai dengan tujuan,bila tidak maka pendidikan tidak akan terjadi
jamban yang baik perlu di miliki atau diperoleh oleh seseorang sehingga
16
30 tahun terakhir ini anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan
sanitasi hanya sekitar 820 juta dollar AS atau setara dengan Rp.
terlayani oleh fasilitas air bersih dan sanitasi dasar. Dalam Anggaran
2.4.2. Pengetahuan
17
Penelitian yang dilakukan oleh Widaryoto (2003), menunjukkan bahwa
yang ada di masyarakat luas yang masih melakukan praktek Buang Air
keluarga, wc umum, sungai, parit, dan tempat lain untuk Buang Air
18
telah memiliki fasilitas atau sarana terhadap pengelolaan jamban
2.4.4. Sikap
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
tindakan dari suatu prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
2.4.5 Lingkungan
ini dimaksud yaitu kebiasaan yang ada di masyarakat luas yang masih
19
lain untuk Buang Air Besar (BAB). Hal ini terjadi karena di
Kelurahan Jelutung.
a. Lingkungan Fisik
1) Kondisi geografi
membutuhkan lahan yang luas dan besar, tetapi hasil analisa statistik
20
4) Ketersediaan sarana air bersih
perilaku buang air besar (p=0,660) sedangkan sarana air bersih tidak
b. Lingkungan Biologi
21
keseimbangan diantara hubungan tersebut maka manusia menjadi
sakit. 34
c. Lingkungan Sosial
seseorang buang air besar di sungai karena melihat orang tua dan
paska pemicuan yang cukup baik masih berisiko 7,5 kali seseorang
22
Free setelah dilakukan pemicuan CLTS di Jawa Timur adalah karena
3) Kebudayaan
adanya perasaan bahwa BABS itu lebih mudah dan praktis, BABS
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat analitik dengan desain
Kelurahan Jelutung.
3.2.2.Waktu Penelitian
24
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan variabel-
variabel yang akan diukur atau diamati selama penelitian. Tidak semua
Variabel yang akan diteliti adalah faktor host (umur, tingkat pendidikan,
sangsi sosial dan pembinaan petugas) dan faktor lingkungan fisik (jarak
Variabel yang tidak diteliti adalah faktor host yaitu jenis kelamin,
pekerjaan dan motivasi. Secara fisiologis bahwa buang air besar termasuk
sarana air bersih baik perpipaan maupun non perpipaan. Faktor lingkungan
budaya yaitu kebiasaan BABS yang turun temurun, variabel ini tidak diteliti
25
Faktor agent yaitu penggunaan jamban, prioritas kebutuhan sanitasi,
sistem kebijakan sanitasi dan tingkat paparan media. Variabel ini tidak diteliti
26
3.4.2. Definisi Operasional
Skala
Alat
No Variabel Defenisi Operasional Pengukur Cara Ukur
Ukur
an
Pembelajaran,
pengetahuan,
keterampilan, serta
kebiasaan sekelompok
Kuesione
1 Pendidikan orang yang diturunkan Likert Wawancara
r
dari satu generasi ke
generasi selanjutnya
melalui pengajaran,
Pengetahua
1. 2 ditemui dan diperoleh Kuesione
Likert Wawancara
2 n manusia melalui r
pengamatan akal.
masyarakat
27
Kondisi geografi,
mambangun jamban ,
kandang ternak,
Lingkungan Biologi ,
Lingkungan Sosial ,
3.5. Hipotesis
28
3.6. Populasi dan sampel
3.6.1. Populasi
3.6.2. Sampel
lingkungan.
29
3.9.2 Data skunder, diambil dari data STBM
segera diperbaiki.
analisis data kuantitatif. Pada kajian kualitatif disajikan dalam bentuk narasi
30
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2009, Tentang pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup
31
Dekes RI, 2008, Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif
Press
32