Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK

SEJARAH FILOSOFI,HASIL KARYA,GAGASAN UTAMA ,DAN KONTRADIKSI YANG DICIPTAKAN


IMMANUEL KANT
DISUSUN :
BRAMA (2017-41-236)
GHINA SALSABILA (2017-41-361)
REYNALDO
ARI WIBOWO (2017-41-040)
DOSEN :
Dr.MOHAMMAD ICHLAS EL QUDSI, S.Si. M.Si

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “IMMANUEL KANT “. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah.
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. dosen mata kuliah yang telah banyak meluangkan waktu guna memberikan
bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
2. kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan baik secara moril
maupun materil selama proses pembuatan makalah ini.
3. rekan-rekan mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Prof Dr Moestopo
(Beragama) angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan dan saran serta
berbagi ilmu pengetahuan demi tersusunnya makalah ini.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta 3 Maret 2019

DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
SEJARAH………………………………………..………………………………………..………………………………………..………………2

GAGASAN UTAMA……………………………………………………………………………………………………………………………..4

1. Hasil Karya........................................................................................................................5
KESIMPULAN.........................................................................................................................................5
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................6
1

Pendahuluan

Kritisme adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu


menyelidiki kemampuan rasio dan batas-batasnya. Filsafat kritisme adalah faham yang
mengkritisi terhadap faham Rasionalisme dan faham Empirisme. Yang mana kedua faham
tersebut saling bertolak belakang. Berikut perinciannya :

Faham rasionalisme adalah faham yang menyatakan kebenaran haruslah melalui pembuktian,
logika, dan analisis yang berdasarkan fakta. Paham ini menjadi salah satu bagian dari
renaissance atau pencerahan dimana timbul perlawanan terhadap gereja yang menyebar
ajaran dengan dogma-dogma yang tidak bisa diterima dengan logika. Filsafat rasionalisme
sangat menjungjung tinggi akal sebagai sumber dari segala pembenaran. Segala sesuatu harus
diukur dan dinilai berdasarkan logika yang jelas. Titik tolak pandangan ini didasarkan kepada
logika matematika. Pandangan ini sangat populer pada abad 17. Tokoh-tokohnya ialah Rene
Descartes (1596-1650), Benedictus de Spinoza (1632-1677), G.W. Leibniz (1646-1716),
Blaise Pascal (1632-1662)

Faham empirisme adalah pencarian kebenaran melalui pembuktian-pembuktian indrawi.


Kebenaran belum dikatan kebenaran jika tidak bisa dibuktikan secara indrawi yaitu di dengar,
dilihat, dan dirasa. Francis Baco (1561-1624) seorang filsuf empirisme pada awal abad
penecrahan menulis dalam suatu karyanya Novum Organum. Segala kebenaran hanya
diperoleh secara induktif, yaitu melalui pengalaman dan pikiran yang didasarkan atas
empiris, dan melalui kesimpulan dari hal yang khusus kepada hal yang umum. Empirisme
muncul sebagai akibat ketidakpuasan terhadap superiotas akal. Paham ini bertolak belakang
dengan Rsionalisme yang mengutamakan akal. Tokoh-tokohnya adalah John Locke (1632-
1704), George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776). Kebenaran dalam
empirisme harus dibuktikan dengan pengalaman. Peranan pengalaman menjadi tumpuan
untuk memverifikasi sesuatu yang dianggap benar. Kebenaran jenis ini juga telah
mempengaruhi manusia sampai sekarang khususnya dalam bidang Hukum dan HAM.
Dengan Kritisme faham ini mengkritisi Rasionalisme dan juga faham Empirisme yang hanya
mementingkan satu sisi dari dua unsur (akal dan pengalaman) dalam mencapai kebenaran.
Menonjolkan satu unsur denganmengabaikan yang lain hanya akan menghasilkan sesuatu
yang berat sebelah. Kant jelas-jelas menolak cara berfikir seperti ini karena itu kant
menawarkan konsep “Filsafat Kritisme” yang merupakan sintesis dari rasionalisme dan
Empirisme.
2

Sejarah

Immanuel Kant adalah seorang filosof besar yang muncul dalam pentas pemikiran
filosofis jerman menjelang akhir abad ke 18, Lahir di Königsberg, Kerajaan Prusia (kerajaan
jerman dulu) 22 april 1724. Kant adalah anak ke empat dari sembilan saudara nya, Ayahnya
yang bernama Johan Georg Kant (1682-1746) adalah ahli membuat baju zirah (baju besi)
sedangkan ibunya bernama Anna Regina Kant, pada suatu hari perdagangan di Königsberg
mengalami kemerosotan ekonomi yang sangat tajam, dan keadaan ekonomi ini sangat
mempengaruhi kondisi perekonomian keluarga. Sepanjang hidupnya, kant tidak pernah
bepergian lebih dari 10mil dari Konigsberg. Ibunya meninggal pada saat Kant berumur 13
tahun sedangkan ayahnya meninggal saat dia berumur hampir 22 tahun. Kant dibesarkan
dalam rumah tangga peits yang menekankan ketaatan, kerendahan hati pribadi dan
interpretasi literpretasi literal dati Alkitab. Pendidikannya ditempuh dimulai sekolah dasar
Saint george’s hospital school, kemudian melanjutkan ke collegium fredericianum dan pada
tahun 1740 kant menempuh pendidikan di universitas Königsberg dan mempelajari tentang
filosofi, matematika, dan ilmu alam. Pada tahun 1755-1770 kant bekerja sabagai guru privat
sambil terus menerus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam
topik. Gelar profesor didapat Kant di Konigsberg pada tahun 1770. Kant terkenal karena
filsafat idealis transedental, kondisi idealapiori terhadap intuisi internal. Ia juga membuat
penemuan di bidang astronomi yang sangat penting yaitu penemuan tentang sifat rotasi bumi
yang mengantarkannya memenangkan Berlin Academy Prize pada tahun 1754. Filsuf ini
dikenal sebagai tokoh kritisisme. Ilmu filsafat yang bertujuan untuk menjembatani
3

pertentangan antara rasionalisme dengan kaum empirisme. Sifat obyektif, pasti dan umum
dari ilmu pengetahuan tidak dapat dijelaskan oleh rasionalisme maupun empirisme maka
untuk mengetahui / memperjelas ilmu,taat kesusilaan, keagaaman Kant mengajukan
pertanyaan kritis.

Latar belakang pemikiran immanuel kant


Pada puncak perkembangan “pencerahan” yaitu suatu masa corak pemikiran yang
menekankan kedalaman unsur rasionalitas berkembang dengan pesatnya. Setelah hilang pada
masa abad pertengahan (dimana otoritas kebenaran pada umumnya ada pada gereja dan para
peter) unsur rasionalitas itu seakan ditemukan kembali pada masa Renaisance (abad ke 15)
dan kemudian mencapai puncaknya pada masa pencerahan (abad ke 18). Sebagai filsuf yang
hiduppada puncak perkembangan pencerahan jerman, Kant sudah tentu terpengaruhi
suasananya pada zaman itu. Kant gelisah dengan kemajuan yang dicapai manusia. Bagaiman
manusia bisa menemukan hukum alam,apa hakikat di balik hukum alam (metafisika) itu,
benarkah itu tuhan ? bagaimana manusia mempercayai tuhan ? inilah beberapa kegelisahan
(akademik) nya. Sama seperti mencari prinsip-prinsip yang ada dalam tingkah laku dan
kecenderungan manusia. Inilah yang kemudian menjadi kekhasan pemikiran filsafat Kant,
dan terutama metafisikanya yang dianggap benar-benar sama sekali dengan metafisika
dengan filsuf lain sebelum Kant.
Kant terdorong untuk mengagas metode filosofi baru itu karena alasan yang sama
dengan alasan Descartes ia bertanya dalam hati mengapa ilmu-ilmu lain maju pesat, tetapi
metafisika tidak demikian. Sekalipun begitu jawabannya atas pertanyaan ini bukan hanya
mengabaikan masalah benak-badan seluruhnya, melainkan juga kontribusi utama Descartes
lainnya yakni keyakinannya akan obyektivitas mutlak dunia ekternal.
Kant menamai sendiri cara berfilsafatnya metode “kritis”. Judul tiga buku utamanya, yang
didalamnya ia kembangkan sistemnya masing-masing dimulai dengan kata”kitik”. Setiap
buku itu menggunakan “sudut pandang” yang berlainan masing masing menghadapi semua
pertanyaan masing-masing dengan ujung pandang khusus. Kritik pertamanya mengambil
sudut pandang teoritis. Ini berarti jawaban-jawaban atas semua pertanyaan yang diajukan ini
berkenaan dengan pengetahuan kita. Dua kritik lainnya, kadang kadang menjawab pertanyaan
yang sama dengan cara brbeda, karena mengambil sudut pandang berbeda. Kant berusaha
menawarkan perspektif baru dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap pertikaian itu
dengan filsafatnya yang dinamakan kritisisme. Secara harfiah kata kritik berarti pemisahan.
Filsafat Kant bermaksud membeda-bedakan antara pengenalan murni dan tidak murni,yang
tiada kepastiannya. Kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalannya dengan terlebih
dahulu menyelediki kemampuan rasio dan batas batasnya

Gagasan Utama
4

Seperti disampaikan di atas bahwa sebelum Kant memang muncul perdebatan soal
“objektivitas pengetahuan” yaitu oleh pemikiran rasionalisme di jerman sebagaimana
dikembangkan Leibniz-wolf dengan empirisme inggris yang kemudian bermuara pada
pemikiran Hume. Filsafat Kant berusaha mengatasi dua aliran tersebut dengan menunjukkan
unsur-unsur mana dalam pikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur-unsur
mana yang terdapat akal. Kant menyebut perdebatan itu dengan antinomy, seakan kedua
belah pihak merasa benar sendiri, sehingga tidak sempat memberi peluang untuk munculnya
alternative ketiga yang barangkali lebih menunjukkan dan konstruktif. Mendapatkan inspirasi
dari “Copernican Revolution”, Kant merubah wajah filsafat scara radikal, di mana ia
memberikan tempat sentral pada manusia sebagai subjek berpikir. Maka dalam filsafat nya,
kant tidak mulai dengan penyelidikan atas benda-benda sebagai objek, melainkan
menyelidiki struktur-struktur subjek yang memungkinkan mengetahui benda-benda sebagai
objek. Upaya Kant ini dikenal dengan kritisme atau filsafat kritis, suatu nama yang
diberikannya sendiri. Kritisme adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih
dahulu menyelidiki kemampuan rasio dan batas-batasnya. Langkah Kant ini dimulai dengan
kritik atas rasio murni, lalu kritik atas rasio praktis, dan terakhir atas daya pertimbangan.
Adapun kritisme dibagi menjadi 3, antara lain sebagai berikut :
1. Kritik atas Rasio Murni
Pada taraf indra, ia berpendapat bahwa dalam pengetahuan indrawi selalu ada dua bentuk
apriori yaitu ruang dan waktu. Pada taraf akal budi, Kant membedakan akal budi dengan
rasio. Tugas akal budi ialah memikirkan suatu hal atau data-data yang ditangkap oleh
indrawi. Pengenalan akal budi juga merupakan sintesis antara bentuk dengan materi. Materi
adalah data-data indrawi dan bentuk apriori ini dinamakan Kant sebagaikategori. Pada taraf
rasio, Kant menyatakan bahwa tugas rasio adalah menarik kesimpulan dari keputusan-
keputusan. Dengan kata lain, rasio mengadakan argumentasi-argumentasi. Kant
memperlihatkan bahwa rasio membentuk argumentasi itu dengan dipimpin oleh tiga ide yaitu
Allah,Jiwa dan Dunia. Yang dimaksud ide adalah suatu cita cita yang menjamin kesatuan
terakhir dengan gejala psikis(jiwa), gejala jasmani(dunia) dan gejala yang ada(Allah).

2. Kritik atas Rasio Praktis


membahas bahwa kehidupan memerlukan kebenaran, kebenaran tidak dapat diperoleh hanya
dengan indra maupun akal, indra dan akal itu terbatas kemampuannya, dia beranggapan saat
akal dan idra tidak dapat diandalkan dalam mempelajari agama, lalu apa selanjutnya ?
jawabannya ialah akal dan indra dapat terus berkembang dan dikembangkan setelah itu maka
akan ditentukan dan diputuskan dengan moral. Menurutnya moral ialah suasana hati,
perasaan, menentukan sesuatu benar atau tidak, moral yang sebenarnya adalah sikap otonomi
moral yang berarti bahwa manusia mnaati kewajibannya karena ia sadar diri, bukan karena
terbebani, terkekang, ataupun tuntutan.
3. Kritik atas Daya Pertimbangan
Dimaksudkan oleh Kant adalah mengerti persesuaian kedua kawasan itu. Hal itu terjadi
dengan mnggunakan konsep finalitas atau tujuan. Finalitasbisa bersifat subjektif atau objektif.
5

Kalau finalitas bersifat subjektif, manusia mengarahkan objek pada diri manusia sendiri
inilah yang terjadi dalam pengalan estetis (kesenian). Dengan finalitas yang bersifat objektif
di maksudkan adalah keselarasan satu sama lain dari benda-benda alam. Finalitas dalam alam
itu diselidiki dalam bagian kedua, yaitu Der Theologischen Unteilskraft. Adapu inti dari
Critique of judgement (Kritik atas pertimbangan) adalah sebagai berikut :
a. kritik atas pertimbangan menghubungkan diantara kehendak dan pemahaman.
b. kehendak cenderung menuju yang baik, kebenaran adalah objek dari pemahaman
c. pertimbangan yang terlibat terletak diantara yang benar dan yang baik
d. estetika adalah cirinya tidak teoritis maupun praktis, ini adalahgejala yang ada pada dasar
subjektif.
e. teologi adalah teori tentang fenomena ini adalah bertujuan :
1) Subjektif (menciptakan kesenangan dan keselarasan)
2) Objektif (menciptakan yang cocok melalui akibat-akibat dari pengalaman)

Hasil karya dari emmanuel kant


The Critique of Practical Reason (1788) :
Yaitu membahas bahwa kehidupan memerlukan kebenaran, kebenaran tidak dapat diperoleh
hanya dengan indra maupun akal, indra dan akal itu terbatas kemampuannya, dia
beranggapan saat akal dan idra tidak dapat diandalkan dalam mempelajari agama, lalu apa
selanjutnya ? jawabannya ialah akal dan indra dapat terus berkembang dan dikembangkan
setelah itu maka akan ditentukan dan diputuskan dengan moral. Menurutnya moral ialah
suasana hati, perasaan, menentukan sesuatu benar atau tidak, moral yang sebenarnya adalah
sikap otonomi moral yang berarti bahwa manusia mnaati kewajibannya karena ia sadar diri,
bukan karena terbebani, terkekang, ataupun tuntutan.

Kesimpulan
Kritisisme Immanuel Kant sebenarnya telah memadukan dua pendekatan dalam pencarian
keberadaan sesuatu yang juga tentang kebenaran substansial dari sesuatu itu. Kant seolah-
olah mempertegas bahwa rasio tidak mutlak dapat menemukan kebenaran, karena rasio tidak
membuktikan, demikian pula pengalaman, tidak dapat dijadikan melulu tolak ukur, karena
tidak semua pengalaman benar-benar nyata, tapi “tidak-real”, yang demikian sukar untuk
dinyatakan sebagai kebenaran.

Melalui pemahaman tersebut, rasionalisme dan empirialisme harusnya bergabung agar


melahirkan suatu paradigma baru bahwa kebenaran empiris harus rasional sebagaimana
kebenaran rasional harus empiris. Kant membuktikannya dalam tiga bidang : matematika ,
fiska , dan teologi yang berakhir tidak dianggap sebagai bagian pengetahuan . Kant menolak
segala bentuk klaim metafisika sebagai bagian dari pengetahuan ,termasuk konsep tuhan ,
jiwa dan sebagainya . meskipun melakukan kritik , Kant tidak lantas membuang Hasil
pemikiran tokoh-tokoh sebelumnya .Tapi, ia menambahkan hal baru. Misalnya, paparan
6

tentang kategori. Rumusan kategori sudah dimulai Aristoteles di zaman romaawi kuno. Kant
mengubah dan menambahnya dengan yang lebih kuat.

selain itu, Kant juga berhasil membuktikan kesalahan klaim rasionalisme dogmatic maupun
empirisme radikal. Kant menjelaskan ketidakmungkinan sejumlah kesalahan pemikiran yang
hanya berbasis akal tanpa pijakan empiris, Sekaligus bantahan atas mereka yang menolak
adanya pemikiran semacam itu. Kant menyimpulkan mejadi tiga: paralogisme, antinomy, dan
ideal akal.
4

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Juhaya S.Praja,2008, Aliran Aliran filsafat, jakarta : Prenada Media.


Drs. A. Susanto, M.Pd, 2011, filsafat Ilmu, Jakarta : Bumi Aksara
Dr. Akhyar Yusuf dan irawan, M. Hum. Filsafat Sosial, Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
Mustansyi, Rizal. Filsafat analitik , Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001
S.Praja, Prof .Dr. Juhaya. Aliran aliran filsafat dan etika, Jakarta : Prenada Media 2008
Ibid, Biografi Immanuel Kant, http://id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_kant#cite_note-satu-1
Arif budiman, Peta Pemikiran Immanuel Kant,
http://www.kompasiana.com/aripnudiman/peta-pemikiran-immanuel-
kant_5500e3a98133115318fa7e87

Anda mungkin juga menyukai