Anda di halaman 1dari 4

 tujuan

Artikel ini berisi penjelasan mengenai pemanfaatan sumber daya alam (natural resources) dalam
perspektif islam yang saat ini pemanfaatan sumber daya alam banyak disalah gunakan
pemanfaataannya oleh manusia. Tujuan penulisan artikel ini adalah memberikan pengetahuan
kepada manusia tentang bagaimana cara mengelola sumber daya alam yang baik terlebih dalam
perspektif islam karena kita adalah umat muslim. Dari artikel ini dapat disimpulkan bahwa
perlunya pemahaman kembali dan menerapkan bagaimana cara pemanfaatan sumber daya alam
yang baik dalam perspektif islam.

 pembahasan

Sumber daya alam adalah kekayaan yang ada dalam bumi. Sumber daya alam jika dilihat dari
bentuknya, memiliki kecendrungan yang berubah-ubah, tidak pasti, bisa jadi meluas atau
menyempit tergantung pada sejauh mana daya kreatifitas manusia dikembangkan.dari hal
tersebut sumber daya alam dibagi menjadi dua; yaitu sumber daya alam eksploratif dan non-
eksploratif.[1]

Menurut islam, manusia adalah makhluk yang paling mulia diantara makhluk-makhluk Allah
yang lain. Akan tetapi islam juga mengingatkan bahwa manusia hanyalah salah satu di antara
sekian banyak makhluk Allah SWT, yang berada diluar kemampuan manusia untuk
menghitungnya. Manusia dibekali akal pikiran hingga kedudukannya paling mulia diantara
makhluk-makhluk Allah yang lainnya, hingga kita bisa mengetahui kisah-kisah penciptaan yang
ada dalam Al-Qur’an, kita mendapatkan informasi tentang tahapan dan evolusi penciptaan ini.
Dari informasi tersebut, kita bisa memahami bahwa alam ini mempunyai wujud obyektif yang
terlepas dari subyektifitas kesadaran manusia.[2]

Segala sumber daya alam ditundukkan oleh Allah dan pemanfaatannya diserahkan kepada
manusia. Sebagaimana terungkap dalam Firman Allah yang artinya “ Dan (Dialah) yang
menundukkan untuk kalian apa yang ada dilangit dan yang ada di bumi.” (QS. Al-Jatsiyat:13).[3]
Namun dalam pemanfaatan sumber daya alam manusia tidak boleh serta merta memanfaatkan
sesuai dengan keinginannya seperti menjual karunia air, hal seperti itu dilarang oleh Rasulullah
SAW, sebagaimana sabda beliau :“dari jabir bin abdullah ia berkata, Rasulullah SAW melarang
menjual karunia air.” (HR. Muslim). Dan hadis tersebut diperjelas oleh hadis yang lain “Dari
Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “ karunia air tidak boleh dijual karena
menjual air berdampak pada dijualnya rumput”.(HR. Muslim:2929).

Menurut Umer Chapra, pengertian amanat tidak berarti peniadaan kepemilikan privat terhadap
kekayaan alam, tetapi memberikan sejumlah implikasi penting yang menciptakan perbedaan
revolusioner dalam konsep kepemilikan sumber daya alam dalam islam dan sistem ekonomi
lainnya. Beberapa implikasi tersebut adalah:

Sumber daya alam itu digunakan untuk kepentingan bersama, bukan untuk segelintir orang,

Setiap orang harus mencari sumber-sumber daya alam dengan benar dan jujur dengan cara yang
telah ditetapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Tak seorangpun berhak menghancurkan atau menyia-nyiakan sumber daya alam yang telah
diberikan Allah. Perusakan terhadap anugerah Allah merupakan tindakan fasad yang dikecam
Allah.[4]

Menurut Syauqi Ahmad Dunya, ada beberapa prinsip dalam mengelola sumber daya alam, yaitu:

Sumber daya alam adalah nikmat dan karunia tuhan dalam islam, kryakinan akan hal tersebut
tidak lain adalah untuk mengontrol perilaku kerakusan manusia terhadap alam, karena alam
disediakan tidak untuk orang tertentu tapi untuk semua makhluk yang ada didunia ini. Manusia
harus mendistribusikan secara tepat dari hal terkecil. Sikap ini akan menghasilkan sikap
ekonomis, hemat dan efisien.

Sumber daya ditundukkan bagi manusia, prinsip ini memberikan kemustahilan untuk
menundukkan alam. Jika terjadi hal-hal yang membahayakan manusia, itu disebabkan oleh
manusia itu sendiri yang kurang hati-hati dalam menata alam, karna kurang memahami hukum
dan gejala alam.
Kerja keras merupakan realitas amaliyah, sumber daya alam disediakan manusia sebagian besar
adalah barang mentah, juga bukan dalam bentuk jasa yang siap dimanfaatkan. Hal tersebut
merupakan kebijaksanaan Allah, karena jika semuanya sudah tersedia untuk siap pakai maka
manusia akan berebutan untuk mendapatkannya sehingga timbul berbagai konflik.

Perlakuan yang adil terhadap alam, sebagaiman diketahui alam diciptakan Allah bukan untuk
disia-siakan dan diperuntukkan bagi kesejahteraan manusia secara adil. Terhadap alam manusia
dituntut untuk mengatur kejelasan pengelolaannya.[5]

Alam yang diciptakan oleh Allah SWT yang Maha Bijaksana dalam menciptakan Dia terbebas
dari segala bentuk kesia-siaan. Oleh sebab itu, Dia telah menetapkan dalam segala sesuatu yang
ada didalamnya, kecil ataupun besar, menempatkan hukum-hukum yang juga merupakan
makhluk Allah SWT. Allah SWT menciptakan alam dengan hikmah dan dengan cara tertentu,
Dia menetapkan dan menghendaki dan Dia mengajarkan kita bahwa sunnah-sunnah dan hukum-
hukum tersebut yang mengendalikan alam ciptaan ini. Oleh sebab itu islam mengajarkan
manusia untuk memperlakukan alam sebaik-baiknya sebagaimana manusia memperlakukan
anak-anaknya.

 Daftar Pustaka

Nurohman Dede, Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam.Yogyakarta: Penerbit Teras,2011.

Imarah Muhammad, Manhaji Islami.Jakarta: Al-Ghuraba,2008.

Sholahuddin Muhammad, Asas-Asas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada,2007.

[1] Dede Nurohman,Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras


,2011) , hal.39.

[2] Muhammad Imarah, Manhaji Islami, (Jakarta: Al-Ghuraba, 2008), hal.23.


[3] Sholahuddin, Asas-Asas Ekonomi Islam,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal.26.

[4] Dede Nurohman, hal.41-42.

[5] Dede Nurohman, hal.46-50.

Anda mungkin juga menyukai