Anda di halaman 1dari 11

I.

Hari/Tanggal : Jum’at 05 Agustus 2016


II. Judul : Pembuatan Suspensi Eritrosit
III. Tujuan : untuk menghilangkan komponen protein dari serum/plasma dari
eritrosit yang bisa mengganggu reaksi transfusi
IV. Prinsip : Dengan penambahan larutan saline (NaCl 0.85%) dan pemutaran
maka antibodi di sekitar sel akan hilang. Antigen + Antibodi yang sejenis maka akan
terjadi Aglutinasi.
V. Dasar Teori :

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada
dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai
pembuluh darah dan menjalankan fungsi transfor berbagai bahan serta fungsi
homeostasis (Sadikin, 2002)
Darah seperti yang didefinisikan dan yang dapat dilihat adalah suatu cairan tubuh
yang kental dan berwarna merah. Kedua sifat utama ini, yaitu warna merah dan kental
membedakan darah dari cairan tubuh yang lain. Kekentalan ini disebabkan oleh
banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul, dari yang kecil sampai
yang besar seperti protein, yang telarut di dalam darah. Warna merah, yang memberi
ciri yang sangat khas bagi darah yang disebabkan oleh adanya senyawa yang berwarna
merah dalam sel-sel darah merah (SDM) yang tersuspensi dalam darah. Dengan adanya
senyawa dengan berbagai macam ukuran molekul yang terlarut tersebut, ditambah
dengan suspensi sel, baik SDM maupun sel-sel darah yang lain, darah pun menjadi
cairan dengan massa jenis dan kekentalan (viskositas) yang lebih besar dari pada air
(Sadikin, 2002)
Massa jenis darah biasanya antara 1,054-1,060. Cairan darah yang telah terpisah
dari sel-sel darah , yaitu plasma dan serum, mempunyai massa jenis antara 1,024-1,028.
Viskositas darah kira-kira 4,5 kali viskositas air. Viskositas darah atau tepatnya
viskositas plasma, tergantung pada suhu cairan dan konsentrasi bahan yang terkandung
di dalamnya. Selain itu, derajat keasaman atau pH darah, berbeda dengan pH air,
tidaklah netral. Derajat keasaman atau pH darah sedikit lebih tinggi dari pada 7,
tepatnya 7,40 dan tidak mudah berubah. Hal ini pertama disebabkan oleh adanya
berbagai senyawa terlarut tersebut , yag sebagaimana diantaranya bersifat dapar atau
buffer dengan pH yang memang sedikit lebih besar daripada 7. Kedua, di dalam darah
terkandung aneka macam senyawa dan metabolit (hasil metabolisme yang dalam
keadaan sehat secara keseluruhan menghasilkan pH sebesar 7 lebih sedikit.
Pada suhu 370C viskositas plasma 1,16-1,32 mPa/s (rata-rata 1,24), sedangkan
pada suhu 250C sebesar 1,50-1,75 mPa/s (rata-rata 1,60). Adanya zat-zat terlarut ini juga
memberikan tekanan osmotik pada darah, yang ternyata cukup besar, yaitu sekitar 7-8
atm pada suhu tubuh. Nilai ini sama dengan tekanan osmotik larutan NaCl dengan
konsentrasi 0,9 mg/dl, sehingga larutan ini isotonik dengan darah.
Semua parameter fisikokimia ini, yaitu massa jenis, kekentalan, pH maupun
intesitas warna dapat mempunyai nilai baku tertentu dalam keadaan sehat. Namun, salah
satua atau beberapa diantaranya dapat berubah dalam keadaan sakit. Massa jenis darah
dapat meningkat, bila terjadi pemekatan darah (hemokonsentrasi ) yang dijumpai dala
berbagai keadaan yang disertai dengna hilangnya cairan dari dalam ruang pembuluh
darah. Kekentalan atau viskositas darah juga dapat terjadi pada bebrapa keadaan
tertentu, yang disertai dengan meningkatnya jumlah protein tertentu dalam cairan darah.
Keasaman darah dapat bertambah atau berkurang, sehinggga terjadi keadaan alkolosis
(pH darah menjadi basa) ataupun asidosis (pH darah menjadi asam) yang disebabkan
oleh berbagai macam penyakit. (Sadikin, 2002)
Volume darah pada orang dewasa sehat ditentukan oleh jenis kelamin. Volume
darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan pada perempuan dewasa agak
lebih rendah yaitu 4,5 liter. Nilai ini tidak mutlak, karena ditentukan oleh keseimbanagn
antara ruang intra pembuluh darah dengan ruang antar sel dan bergantung pada cara
pengukuran. Pengukuran volume darah umumnya didasarkan atas cara pengenceran
(Sadikin, 2002)
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi darah ialah sebagai sarana
transfor, alat homeostatis dan alat pertahanan. Ketiga fungsi tersbut dijalankan dalam
berbagai bentuk dan cara. (Sadikin, 2002).
4.2 Komponen-Komponen Darah
a. Sel Darah Merah
Sel Darah Merah atau SDM adalah sel yang terbanyak di dalam darah. Karena
sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu hemoglobin, maka
dengan sendirinya darah berwarna merah. (Sadikin, 2002)
Eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga
dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak
belakang. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Jika
dilihat satu per satu warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan
merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar
atau stroma, berisi masa hemoglobin (Pearce, 2002).
b. Sel darah putih (leukosit)
Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk
setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja
sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk
menghasilkan antibodi. Dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk nukleus, dan ada
tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma disebut
granulosit sedangkan sel tanpa granula disebut agranulosit.
c. Platelet (trombosit)
Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada
sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan
darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul dapa daerah yang
mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah mengalami
pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk
membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan
perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu
mempermudah pembekuan (Junquiera,1997)).
d. Plasma
Bila darah diambil dari vena dengan menggunakan semperit dan jarum suntik
yang steril dan kering, kemudian darah tersebut ditampung dalam suatu tabung
yang bersih dan kering pula, setelah beberapa waktu, misalnya 1 jam, dibiarkan
dalam suhu ruang, darah tersebut akan terpisah menjadi 2 bagian utama. Kedua
bagian tersebut dapat langsung dilihat dengan mata. Untuk lebih jelas lagi, tabung
tersebut dipusing dengan bantuan alat pemusing (centrifuge) setelah selama
pengeraman 1 jam tadi. Akan tampak gumpalan darah yang bentuknya tidak
beraturan dan bila penggumpalan berlangsung sempurna, gumpalan darah tersebut
akan terlepas atau dengan mudah dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu,
akan tampak pula bagian cair dalam darah. Bagian ini, karena sudah terpisah dari
gumpalan darah, tidak lagi berwarna merah keruh, akan tetapi berwarna kuning
jernih. Gumpalan darah terdiri atas seluruh unsur figuratif darah yang telah
mengalami proses penggumpalan atau koagulasi spontan, sehingga terpisah dari
unsur larutan yang berwarna kuning jernih. Unsur larutan yang diperoleh dengan
membiarkan penggumplan spontan dari unsur figuratif dinamai serum.
Penggumpalan unsur figuratif dalam tabung dapat dicegah dengan senyawa
tertentu, yang secara umum dinamai antikoagulan. Dalam hal ini, untuk
memisahkan unsur figuratif dari bagian larutan dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara
pertama ialah dengan membiarkan terjadinya pengendapan berbagai macam sel
yang membentuk unsur figuratif semata-mata dengan bentukan gaya berat. Cara ini
memerlukan waktu yang lama dan pemisahan yang diperoleh tidak sempurna.
Pemisahan akan diperoleh jauh lebih cepat dan sempurana bila tabung yang berisi
darah tersebut langsung dipusingkan saja dengan bentuk alat pemusing. Hasilnya,
juga akan diperoleh dua bagian besar, yaitu endapan sel-sel yang membentuk unsur
figuratif, serta cairan jernih yang juga berwarna kuning jernih yang dinami sebagai
plasma.
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang
menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume
darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air
dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan
karbon dioksida.
Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi. Plasma darah
dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat
anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke
dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy
coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025
kg/m3 atau 1.025 kg/l.
e. Serum
Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya.
Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor
penting dalam proses pembekuan darah. Plasmapheresis adalah jenis terapi medis
yang menyuling plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih
lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi.
Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen yang
bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi; serum adalah plasma darah
tanpa fibrinogen, (bahasa Latin: serum) berarti bagian tetap cair dari susu yang
membeku pada proses pembuatan keju.
Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan
darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi
exogenous. Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor
koagulasi. Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam
berbagai uji diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.
Antara plasma dengan serum, walaupun keduanya merupakan cairan darah
yang bebas dari sel dan sama-sama berwarna kuning jernih terdapat perbedaan yang
jelas. Oleh karena plasma diperoleh dengan mencegah proses penggumpalan darah
dan serum didapat dengan membiarkan proses tersebut, plasma niscaya
mengandung senyawa yang seharusnya dapat menggumpalkan darah. Senyawa
tersebut mestinya sudah tidak ada lagi dalam serum. Senyawa tersebut adalah
fibrinogen, suatu protein darah, yang berubah menjadi jaring dari serat-serat fibrin
pada peristiwa penggumpalan. Dengan demikian di dalam serum tidak ada lagi
fibrinogen, karena protein sudah berubah menjadi jaring fibrin dan menggumpal
bersama unsur figuratif yang berupa sel. Sebaliknya, di dalam plasma masih tetap
terdapat fibrinogen, yang tidak dapat berubah menjadi fibrin karena adanya
antikoagulan yang ditambahkan.

Eritrosit yang di transfusikan tidak boleh mengandung antigen yang relevan dgn
antibodi dlm darah resipien. Sehingga harus dilakukan pencucian untuk menghilangkan
plasma, antibodi dan protein, atau globulin yang terdapat dlm eritrosit pekat. Sel darah
merah pekat beku yang dicuci diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel
darah merah yang menetap. Sel darah merah diradiasi untuk penderita transplantasi organ atau
sumsum tulang. Sedangkan yang mngandung kadar hematokrit yang tinggi biasa diberikan
pada pasien dgn pendarahan lambat, anemia / kelainan jantung.

(Dewi Fitriani)

Suspensi eritrosit / red cell suspension dibuat dengan cara mencampur sel darah merah
yang telah dicuci dengan cairan pelarut (Saline / NaCl 0.85%),Pembuatan suspensi ini biasanya
dilakukan sebelum melakukan transfusi darah agar di dapatkan eritrosit yang encer yang akan di
reaksikan,Pembuatan suspensi eritrosit membuat kepekatan eritrosit menjad kadar tertentu guna
mengoptimalkan reaksi antigen pada eritrosit terhadap antibody.

(Dewi Fitriani)

VI. Alat & Bahan


1. Alat :
 Tabung reaksi
 Sentrifuge
 Mikropipet
 Aliquaot
 Pipet tetes
2. Bahan :
 Darah vena + EDTA
 Nacl Fisiologis 0.85%-0.9%
 Parafilm
VII. Cara Kerja

1.Siapkan darah + antikoagulan


sebanyak 3 ml 2.Lalu darah di sentrifuge selama
15 menit dengan kecepatan
3000rpm
3.Darah yang sudah terpisah, 4.Cairan darah yang encer
Ambil plasmanya dan simpan di ditambah NaCl fisiologis 0.85%
aliquot sampai ¾ tabung,tutup dengan
parafilm & kocok sampai
homogen

5.Lalu sentrifuge selama 1


menit dengan kecepatan
3000rpm

6.Buang supernatan dan


7.Disentrifuge kembali,&ulangi
eritrosit ditambah NaCl
hal tersebut sebanyak 3x
fisiologis, tutup & kocok
VIII. Hasil Pengamatan & Perhitungan
Golongan darah : O
Kelompok : O9
Konsentrasi : 60%, 35%.
Konsentrasi Hasil Pengamatan
Konsentrasi eritrosit 100%

Konsentrasi eritrosit 60%

Konsentrasi eritrosit 35%

Perhitungan :

Konsentrasi 60 % = 60/100 = 6/10 = 3/5 perbandingan 3 : 2 jadi 300µ Darah + 200µ Nacl 0.85%

Konsentrasi 35% = 35/100=7/20 =3.5/10 perbandingan 3.5 : 6.5 jadi 350µDarah + 650µ NaCl
0.85%
IX. Pembahasan :
a. Pemisahan Plasma dari Sel Darah Merah
Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada
banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya
merah tua. Darah selamanya beredar dalam pembuluh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung dan selama darah beredar dalam pembuluh maka akan tetap encer,
tetapi kalau keluar dari pembuluh maka menjadi beku.
Darah terdiri atas plasma darah sel darah. Dimana, plasma darah merupakan
cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Plasma berisi gas O2 dan CO2, hormon-
hormon, enzim-enzim dan antigen. Plasma darah adalah komponen darah berbentuk
cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah
ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma
darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor
koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida.
Penggumpalan unsur figuratif dalam tabung dapat dicegah dengan senyawa
tertentu, yang secara umum dinamai antikoagulan. Dalam hal ini, untuk memisahkan
unsur figuratif dari bagian larutan dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama ialah
dengan membiarkan terjadinya pengendapan berbagai macam sel yang membentuk
unsur figuratif semata-mata dengan bentukan gaya berat. Cara ini memerlukan waktu
yang lama dan pemisahan yang diperoleh tidak sempurna. Pemisahan akan diperoleh
jauh lebih cepat dan sempurna bila tabung yang berisi darah tersebut langsung
disentrifuge. Sentrifugasi dilakukan pada kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
Hasilnya, juga akan diperoleh dua bagian besar, yaitu endapan sel-sel yang
membentuk unsur figuratif, serta cairan jernih yang juga berwarna kuning jernih
yang dinami sebagai plasma.
Plasma dimanfaatkan untuk persiapan pembuatan suspensi sel darah merah dan
persiapan penentuan Ag golongan darah. Bila darah diambil dari vena dengan
menggunakan semperit dan jarum suntik yang steril dan kering, kemudian darah
tersebut ditampung dalam suatu tabung yang bersih dan kering pula, setelah beberapa
waktu, dibiarkan dalam suhu ruang, darah tersebut akan terpisah menjadi 2 bagian
utama. Bagian atas berupa cairan kekuning yang disebut serum, dan bagian bawah
merupakan sel darah merah. Dalam praktikum ini, serum tidak digunakan, sehingga,
tidak dilakukan pemisahan serum dan hanya dilakukan pemisahan plasma.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemisahan plasma dengan sel darah
merah adalah:
1. Digunakan antikoagulan yang tepat agar darah tidak membeku saat didiamkan,
apabila tidak menggunakan antikoagulan, bukan plasma yang akan diperoleh,
melainkan serum. Antikoagulan yang sering digunakan untuk memisahkan
plasma dengan sel darah merah adalah EDTA.
2. Setelah dilakukan sentrifugasi, jangan mengocok lagi tabung wadah darah karena
dapat membuat plasma bercampur kembali dengan darah.
3. Pipet yang digunakan untuk mengambil plasma yang telah memisah harus dalam
keadaan steril dan bersih agar tidak menjadi kontaminan.
b. Pencucian Sel Darah Merah
Sel darah dapat dicuci untuk membuat sel uji ataupun untuk pemeriksaan antigen
golongan darah. Tujuan pencucian ini ialah untuk menghilangkan substan yang ada
disekitar sel darah dan memisahkan sel darah dari plasmanya.
Pencucian sel darah merah pekat, gunanya untuk melarutkan protein yang masih
terkandung di dalam sel darah merah. Dengan mencucinya menggunakan larutan
NaCl (buffer saline) 0,9% diharapkan protein yang masih terkandung dapat larut
bersama larutan NaCl 0,9 % dan dapat dengan mudah dibuang sehingga didapatkan
sel darah merah pekat yang bebas dari protein/globulin atau washed packed cells.
Sel darah dicuci endapan selnya dengan cara menambahkan salin 0,9 % yang
perbandingannya 1 : 10, 1 bagian sel darah merah dan 10 bagian saline. Saline
digunakan dalam pencucian sel darah merah karena, larutan saline bersifat isotonik
terhadap cairan tubuh. Campurkan merata dengan pipet pasteur, dengan cara dipepet
dan dibuang beberapa kali hingga menjadi homogen, kemudian disentrifuge seperti
memisahkan plasma dari sel darah merah. Pemusingan dilakukan dengan kecepatan
3000 rpm selama 1 menit. Cairan supernatan salin dibuang dengan cara dipipet
dengan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur lagi dengan sel darah merah
pencucian diulangi sampai 3 kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar sel darah
merah yang diperoleh terbebas dari plasma dan protein lainnya Setelah pencucian
terakhir, supernatan salin pencuci dibuang sebanyak-banyaknya dan didapatkan sel
darah merah pekat.
8.3 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah
Pembuatan suspensi sel darah bertujuan untuk membuat kepekatan sel
darah menjadi enceran tertentu guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah
merah terhadap antibodi. Suspensi – suspensi sel darah merah biasanya digunakan
untuk uji penentuan golongan darah. Pada praktikum ini, dibuat suspensi sel darah
merah 60%, dan 35%, dengan perbandingan yang disederhanakan.
X. Kesimpulan
Jadi setelah melakukan praktikum pembuatan suspense eritrosit pada
kelompok 9 didapat konsentrasi 60% & 35%.

XI. Daftar Pustaka :


 Oktari Anita,M.Si. Penuntun Praktikum Transfusi Darah,STABA 2012
 Sri Oktaviany Nursyam tersedia[online]
http://sovasilinzuensik.blogspot.co.id/2012_07_01_archive.html diakses pada
tanggal 23 agustus 2016
 Nyoman Melindawati, dkk. Tersedia [online]
http://documents.tips/documents/laporan-praktikum-transfusi-darah-
pemisahan-sel-darah.html diakses pada tanggal 23 agustus 2016
LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFUSI DARAH

Pembuatan Suspensi Eritrosit

Disusun Oleh :

Mega Octaviany Putri (1411E1002)

Ahmad Taufik (1411E1009)

Sri Sucitra (1411E1039)

Tahun Ajaran 2015/2016

Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung

Jl. Padasuka Atas No. 233 faks 0227203733

BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai