Institusi Legislasi Institusi (lembaga) yang bertugas untuk membuat konstitusi dan peraturan
perundang-undangan yang ada dibawahnya adalah meliputi dua institusi, yaitu: Badan
Legislatif (DPR) dan Badan Eksekutif (presiden). Kedua institusi ini bertugas untuk membuat
undang. (2) setiap rancangan undag-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. (3) jika rancangan undang-undang itu
tidak mendapat persetujuan bersama, racangan undang-undang itu tidak boleh diajukan
lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.(4) presiden mengesahkan
dalam ha rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan
oleh presiden dalam waktu tiga puluh hari sejak rancangan undang-undang tersebut
diundangkan.”
b. Pasal 21 “(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak megajukan usul rancangan
undang-udang. (2) jika ranvangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat,
tidak disyahkan oleh Pesiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam masa
harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan berikut. (3)
jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan Pemerintah itu harus dicabut”
d. Pasal 22 A” ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pemebntukan undang-undang diatur
dengan Undang-Undang.”
Sedang tingkat I dan II yang bertugas adalah masing-masing gubernur bersama DPRD tingkat I
dan bupati/walikota bersama DPRD tingkat II. Institusi lain diluar kedua institusi diatas, baik
yang bersifat infrastruktur maupun suprastruktur politik memiliki tugas memberi dukungan
dihasilkan oleh institusi diatas adalah berupa UUD, UU, PERPU dan PP, serta PERDA.
Sebagai negara hukum, Indonesia memiliki konstitusi yang sering disebut sebagai UUD 1945.
UUD dirancang sejak 29 Mei 1945 smapai 16 Juli 1945 oleh BPUPKI. UUD atau konstitusi
negara Republik Indonesia disahkan dan ditetapkan pleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18
Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu negara modern
karena telah memiliki suatu sistem ketatanegaraan, yaitu Undang-undang Dasar 1945 atau
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku
a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari
bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 ayat
c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal
dan beberapa bagian.
Diantara hasil perubahan yang prinsipil dari amandemen UUD 1945 antara lain :
1. Tentang MPR dimana anggotanya semua berasal dari hasil pemilu(tidak ada yang
diangkat)
8. Pemerinttah memprioritaskan anggaran pendidiikan minimal 20% dari APBN dan APBD
dan lain lainnya.
Pengertian Rule of Law dan negara hukum sebenarnya sulit dipisahkan, namun pengertian
sebenarnya dariRule of Law adalah suatu gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa
kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu
peraturan undang-undang.
Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM ,yaitu:
3.Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban sebagai anggota
masyarakat.
Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor Roosevelt dan secara
resmi disebut “Universal Decralation of Human Rights”.
m. Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.
Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan perlindungan
HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak
pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik dalam penerapan,
pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB
upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama internasional
yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta
hukum internasional yang berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta
pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan
HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga
yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan
hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/
menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia
dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan
sewajarnya.
5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi.
6. Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme
dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta
badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum
dan HAM.
9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan
proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat
hidup layak sebagai manusia.