Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Topik ini membahas tentang manusia sebagai makhluk budaya yang
berkemampuan menciptakan kebenaran, kebaikan, keadilan, dan bertanggung
jawab.Salah satu faktor yang menyebabkan terus berkembangnya pelayanan dan
pendidikan kebidanan adalah masih tingginya moralitas dan morbiditas pada
wanita hamil dan Mengingat hal diatas, maka penting bagi bidan untuk
mengetahui sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan karena
bersalin, khususnya di negara berkembang dan di negara miskin yaitu sekitar 25-
50%. sebagai tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi
diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal dan
bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan serta meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.
1. Beberapa pelopor yang membangun perkembangan kebidanan
a. Dari Yunani tahun 460-370 SM kebidanan Hipokrates
Di sebut Bapak Pengobatan.
2. Menaruh perhatian terhadap kebidanan / keperawatan dan pengobatan
Wanita yang bersalin dan nifas mendapatkan pertolongan dan pelayanan
selayaknya.
a. Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Kebidanan Di Indonesia
Perkembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan di Indonesia tidak
terbatas dari masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan, politik/kebijakan
pemerintah dalam pelayanan dan pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan
masyarakat serta kemajuan ilmu dan teknologi.
b. Perkembangan Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi bidan dalam system pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan khususnya ibu dan anak.

1
Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu dan bayinya. Layanan kebidanan/oleh bidan dapat
dibedakan meliputi :
1. Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya atas
tanggung jawab bidan.
2. Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim secara bersama-sama dengan profesi lain dalam rangka
pemberian pelayanan kesehatan.
3. Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab
layanan oleh bidan kepada system layanan yang lebih tinggi atau yang
lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawaban
layanan/menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti
rujukan.
Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi
kepada masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) pada tahun 1957. Bidan yang bertugas di Puskesmas berfungsi
dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan
keluarga berencana.Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara
merata dan dekat dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi
Presiden secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya
mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan
di desa adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya dalam
pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan
bayi baru lahir, termasuk. Pembinaan dukun bayi. Dalam melaksanakan
tugas pokoknya bidan di desa melaksanakan kunjungan rumah pada ibu dan
anak yang memerlukannya, mengadakan pembinaan pada Posyandu di
wilayah kerjanya serta mengembangkan Pondok Bersalin sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
Hal tersebut di atas adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan di
desa. Pelayanan yang diberikan berorientasi pada kesehatan masyarakat
berbeda halnya dengan bidan yang bekerja di rumah sakit, dimana

2
pelayanan yang diberikan berorientasi pada individu. Bidan di rumah sakit
memberikan pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan reproduksi
di poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, kamar
bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.Titik
tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang
menekankan pada reproduktive health (kesehatan reproduksi), memperluas
area garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi :
1. Safe Motherhood, termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus
2. Family Planning.
3. Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi.
4. Kesehatan reproduksi remaja.
5. Kesehatan reproduksi pada orang tua.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan dari beberapa pendapat
2. Untuk mengetahui tujuan, ruang lingkup kebudayaan
3. Untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan
4. Untuk mengetahui system budaya dan system social
5. Untuk mengetahui jenis-jenis kebudayaan Indonesia
6. Untuk mengetahui pengertian kelompok social
7. Untuk mengetahui macam-macam kelompok sosial

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari kebudayaan itu?
2. Apakah manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan?
3. Bagaimana substansi atau isi utama budaya?

3
D. Tujuan Penulisan
Tujuan pembelajaran agar mahasiswa mampu memahami konsep-
konsep dasar tentang konsep manusia sebagai makhluk budaya serta
pemahaman konsep tersebut dijadikan dasar pengetahuan dalam
mempertimbangkan dan menyikapi berbagai problematika budaya yang
berkembang dalam masyarakat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan Dari Beberapa Pendapat


Kebudayaan berasal dari kata ke-budaya-an. Berasal dari kata budi dan
daya. Budaya mempunyai tiga unsur yang berada dalam diri manusia dan saling
melengkapi satu sama lain dalam satu kesatuan kebudayaan seutuhnya. Sejarah
kebudayaan lahir dari peradaban zaman manusia purba yang di bagi dalam dua
bagian, yaitu zaman batu dan zaman logam. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
system agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa,sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaanya sendiri. Citra budaya yang bersifat memaksa
membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak
dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-
anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Sementara itu, Koentjoroningrat (2009:11) mendefinisikan konsep kebudayaan itu
dalam arti yang amat luas, yaitu seluruh total dari pikiran, karya dan hasil karya
manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan yang karena itu hanya bisa
dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar.
1. Cipta, adalah akal pikiran yang di milik oleh manusia, sehingga dengan akal
pikiran tersebut manusia dapat berkreasi menuangkan segala ide yang non
kebendaan. Namun cipta yang ada dalam diri manusia bersifat tidak universal
dalam hal karya. Artinya dalam hal keterampilan berkarya manusia tentu saja
memiliki keahlian yang berbeda-beda satu sama lain.

5
2. Rasa, adalah tanggapan atau reaksi perasaan ketika melihat ataupun
mendengar sesuatu satu bentuk karya, tanggapan ini dapat berupa kepuasan,
keterangan, kekaguman, kesedihan, ketidakpuasan dan sebagainya. Selain di
bekali kekuatan menciptakan manusia juga di lengkapi dengan perasaan hingga
hasil karya yang dibuatnya dapat bernilai seni tinggi. Dengan adanya rasa yang
di miliki oleh manusia maka sudah tentu ia dapat membedakan mutu suatu
karya cipta satu dengan yang lain.
3. Karsa, adalah kehendak, dorongan atau motivasi yang lahir dari hasrat
seseorang. Seseorang yang memiliki keterampilan luar bisa dan perasaan yang
begitu peka tidak akan berbuah apa-apa jika tidak didasari keinginan dari orang
tersebut. Karsa biasa saja berasal dari diri, tersendiri atau bahkan dari orang
lain yaitu berupa rangsangan atau pengaruh yang diterima oleh daya nalar kita.
Ketiga unsur inilah yang mendasari manusia berbudaya, dengan adanya
unsur-unsur tersebut dalam diri manusia maka dapat di katakan bahwa manusia
adalah makhluk yang senantiasa memiliki kebudayaan. Antara manusia dan
masyarakat serta kebudayaan ada hubungan erat. Tanpa masyarakat, manusia dan
kebudayaan tidak mungkin berkembang layak. Tanpa manusia tidak mungkin ada
kebudayaan, tanpa manusia tidak mungkin ada masyarakat. Dalam diri manusia
wujud kebudayaan ada yang rohani misalnya adat istiadat dan ilmu pengetahuan.
Ada yang jasmani misalnya rumah dan pakaian. Buku adalah kebudayaan
jasmani, akan tetapi isi buku adalah kebudayaan rohani. Ilmu pengetahuan
merupakan unsur kebudayaan universal yang rohani.
Sebagai insan yang berkebudayaan maka sepatutnya manusia menjaga citra
di muka bumi ini bahkan budaya telah menjadikan manusia sebagai makhluk
beradab sekaligus telah mengantar manusia ke kasta tertinggi makhluk-makhluk
penghuni bumi yang lain yaitu sebagai yang paling sempurna di bandingkan
dengan yang lainnya.
Akan tetapi manusia sebagai makhluk budaya, budaya bukan berarti bahwa
manusia dibebaskan untuk berkarya apapun itu tanpa menilainya dari segi norma
maupun hukum. Budaya yang seperti ini adalah kebudayaan yang bersifat
merusak dan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu

6
diperlukan kesadaran manusia sebagai makhluk budaya agar dalam berbudaya
memang teguh norma-norma yang berlaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Budaya bahkan dapat menambah rasa rasionalisme seseorang warga negara
Indonesia misalnya, memiliki kebudayaan yang amat sangat beraneka ragam
bentuk dan ciri khasnya yang tidak semua bangsa memilikinya. Hal ini tentu saja
merupakan kebanggaan tersendiri bangsa Indonesia yang akhirnya berimbas pada
tingginya nasionalisme para warga negara.
Berikut pengertian budaya adalah kebudayaan dari beberapa ahli:
a. E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat
b. R. Linton, Kebudayaan dapat sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari
dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung
dan diterapkan oleh anggota masyarakat lainnya.
c. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
d. Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan
adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
e. Herkovitas, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan
oleh manusia.

Dengan demikian, kebudayaan menyangkut keseluruhan aspek kehidupan


manusia baik material maupun non material. Sebagian besar ahli mengatakan
kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan
evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan
berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.

7
B.Tujuan Ruang Lingkup Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri (Cultural-Determinism).
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religious, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang diddapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.g
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian, ruang lingkup dan
mengenai tujuan kebudayaan, bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi atau bertujuan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
dalam batas ruang lingkup system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata.
Tercipta adalah terwujudnya suatu kebudayaan sebagai hasil interaksi antara
manusia dengan segala isi alam raya ini. Dengan sumber-sumber kemampuan
daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan ada
hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk
manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain,
kebudayaan ada karena ada manusia penciptanya dan manusia dapat hidup

8
ditengah kebudayaan yang sebagai pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada
pendapat Peter dan Berger yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental.
Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap; tahap eksternalisasi, tahap
objektivasi, dan tahap internalisasi.
Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus
menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental.
Tahap objektivasi adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita
objektif, yang berada di luar diri manusia
Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia
diserap oleh manusia kembali, jadi adanya hubungan berkelanjutan antara realitas
internal dengan realitas eksternal. Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat
besar bagi manusia, bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat
dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu
baik. Kecuali manusia yang memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual
maupun material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan
yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya sehingga
kebudayaan memiliki peran sebagai berikut:
a. Suatu hubungan pedoman antara manusia atau kelompoknya
b. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain
c. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
d. Pembeda manusia dengan binatang
e. Sebagai modal dasar pembangunan
Manusia merupakan makhluk berbudaya, melalui akalnya manusia dapat
mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada
kebudayaan sebagai hasil ciptaannya.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat,
berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti

9
kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan
kepuasan baik secara spritual maupun materil.

C.Unsusr-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau
unsur-unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
A. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,
yaitu:
1) Alat-alat teknologi.
2) Sistem ekonomi.
3) Keluarga.
4) Kekuasaan politik.
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1) Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota

masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.


2) Organisasi ekonomi.
3) Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama.
4) Organisasi kekuatan (politik)
a. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial,
merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha
memahami:
Alam sekitar
Alam flora di daerah tempat tinggal
Alan fauna di daerah tempat tinggal
Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
Tubuh manusia
Sifat dan tingkah laku sesama manusia

10
Ruang dan waktu
b. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu di inginkan, di cita-citakan,
dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat
c. Pandangan Hidup Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu
bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah
yang dihadapinya
d. Kepercayaan
Kepercayaan mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
e. Persepsi
Persepsi sudut pandangan ialah suatu titik tolok pemikiran yang
tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami
kejadian atau gejala dalam kehidupan
f. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropologi) berasal dari bahasa
Inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga
misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai
benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari oleh asing.

D.Sistem Budaya Dan Sistem Sosial

Sistem sosial banyak dibahas dalam kajian sosiologi, sedangkan sistem


budaya banyak dikaji dalam disiplin pengetahuan budaya. Kebudayaan sebagai
Suatu Sistem.Kebudayaan dikatakan suatu sistem, karena kebudayaan merupakan
suatu kesatuan yang tersusun dari bagian berbeda a complex whole, seperti
dikatakan oleh Tylor, bagian-bagian yang membentuk kebudayaan itu terintegrasi
dan saling berhubungan. Dengan memandang kebudayaan sebagai susunan dari
dua konfigurasi atau komponen besar yang saling berhubungan, yakni kebudayaan
material adalah segala macam objek fisik buatan manusia dan kebudayaan non
material yakni terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan (komponen kognitif),

11
norma dan nilai (komponen normatif), tanda dan bahasa (komponen simbolik). Di
antara penjelasannya adalah :

a) Komponen Kognitif
Kebudayaan menolong kita untuk mengembangkan pengetahuan
dan kepercayaan tertentu tentang apa yang terjadi disekitar kita.
Pengetahuan ialah suatu ide dan fakta tentang dunia fisik dan sosial kita
yang relatif objektif, dapat diandalkan dapat diverifikasi. Masyarakat
kontemporer memiliki standar pengetahuan yang tinggi dan teknologi
canggih. Dilain pihak, kepercayaan adalah ide-ide yang lebih subjektif,
dan tidak dapat diverifikasi. Termasuk dalam kepercayaan ide bahwa
Tuhan mengendalikan hidup kita, Contoh yang paling jelas dari
kepercayaan kita adalah agama.
b) Komponen Normatif
Komponen normative terdiri dari norma-norma dan nilai-nilai. Nilai
adalah ide tentang sesuatu yang baik, yang diharapkan, atau yang. Ide-ide
tersebut merupakan basis pembentukan norma-norma sosial, yakni tentang
peraturan-peraturan bagaimana orang hendaknya berperilaku. Jadi nilai-
nilai adalah ide-ide umum yang mendukung norma-norma. Nilai-nilai dan
norma-norma berbeda dari ke kebudayaan yang satu ke kebudayaan yang
lain. Karena sifatnya yang subyektif, nilai dan norma yang dianggap baik
oleh masyarakat bisa saja dianggap buruk oleh masyarakat lainnya.
Individualisme, misalnya dijunjung tinggi di barat, tetapi di timur
dipandang tidak baik. Nilai-nilai dan norma juga mengalami perubahan
seiring dengan perubahan zaman.
c) Komponen Kognitif
Kebudayaan menolong kita untuk mengembangkan pengetahuan
dan kepercayaan tertentu tentang apa yang terjadi disekitar kita.
Pengetahuan ialah suatu ide dan fakta tentang dunia fisik dan sosial kita
yang relatif objektif, dapat diandalkan dapat diverifikasi. Masyarakat
kontemporer memiliki standar pengetahuan yang tinggi dan teknologi

12
canggih. Dilain pihak, kepercayaan adalah ide-ide yang lebih subjektif,
dan tidak dapat diverifikasi. Termasuk dalam kepercayaan ide bahwa
Tuhan mengendalikan hidup kita, Contoh yang paling jelas dari
kepercayaan kita adalah agama.
d) Komponen Normatif
Komponen normative terdiri dari norma-norma dan nilai-nilai.
Nilai adalah ide tentang sesuatu yang baik, yang diharapkan, atau yang
selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh
manusia sebagai angota masyarakat. Ide-ide tersebut merupakan basis
pembentukan norma-norma sosial, yakni tentang peraturan-peraturan
bagaimana orang hendaknya berperilaku. Jadi nilai-nilai adalah ide-ide
umum yang mendukung norma-norma. Nilai-nilai dan norma-norma
berbeda dari ke kebudayaan yang satu ke kebudayaan yang lain. Karena
sifatnya yang subyektif, nilai dan norma yang dianggap baik oleh
masyarakat bisa saja dianggap buruk oleh masyarakat lainnya.
Individualisme, misalnya dijunjung tinggi di barat, tetapi di timur
dipandang tidak baik. Nilai-nilai dan norma juga mengalami perubahan
seiring dengan perubahan zaman.
e) Komponen Simbolik
Pengetahuan dan kepercayaan, norma-norma dan nilai-nilai tak
dapat ada tanpa adanya simbol-simbol. Simbol itu bisa berupa bahasa,
gerak isyarat, bisa juga berupa bunyi, atau apa saja yang mempunyai arti.
Simbol-simbol memungkinkan kita untuk menciptakan,
mengkomunikasikan dan mengambil bagian serta mengalihkan komponen-
komponen kebudayaan kepada generasi berikutnya.Fungsi sistem budaya,
adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku
manusia. Proses belajar dan sistem budaya ini dilakukan melalui
pembudayaan atau institusionalization (pelembagaan). Dalam proses
pelembagaan ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat.

13
E.Jenis-Jenis Kebudayaan Indonesia

a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan
material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang seperti
televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung
pencakar langit dan mesin cuci.
b. Kebudayaan Nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,
cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

F.Kelompok Sosial

a. Pengertian Kelompok Sosial


Secara sosiologis pengertian kelompok sosial adalah
suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan
saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mengakibatkan
tumbuhnya perasaan bersama. Disamping itu terdapat beberapa
definisi para ahli mengenai kelompok sosial. Menurut JOSEP S
ROUCOK dan ROLAND S WARREN kelompok sosial adalah
suatu kelompok yang meliputu dua atau lebih manusia, yang
diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat
dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
b. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial.
Menurut ABDUL SYANI, terbentuknya suatu kelompok
sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup
bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk

14
kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan
ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Ada dua hasrat
pokok manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok,
yaitu:
1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain disekitarnya.
2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya.

Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial:


Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang
hidup bersama dan saling berinteraksi. Untuk itu, setiap himpunan manusia agar
dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, haruslah memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa dia merupakan bagian
dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada kesamaan factor yang dimiliki anggota-anggota kelompok itu sehingga
hubungan antara mereka bertambah erat.
Faktor-faktor kesamaan tersebut antara lain:
* Persamaan nasib
* Persamaan kepentingan
* Persamaan tujuan
* Persamaan ideologi politik
* Persamaan Musuh
3. Kelompok sosial ini berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku
serta kelompok sosial ini bersistem dan berproses.

G. Adapun problematika kebudayaan antara lain ;


1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya
pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya
kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka
tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar

15
walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai
contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung
halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka
umumnya miskin.

2 Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut


pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang
ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai
contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB
yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi
kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa
banyak anak banyak rezeki.

3.Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.


Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana
alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran
penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara
dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.

4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.


Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi
dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas,
mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.

5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.


Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa
sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang
sudah mereka miliki secara turun-temurun.

16
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri
dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu
timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan.
Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti
Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan
perpecahan.

7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan


oleh manusia.
Sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia
bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk
kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru
mengganggu kesehatan manusia.

8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau
tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang,
penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya
budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak
diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan
kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan
nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.

9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress
(kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau
menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar
kendali manusia.

17
10. Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima
akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing
yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat
pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat
memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya
pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-
nilai asli kebudayaan bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat
laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.

H.Macam-Macam Kelompok Sosial

1. Klarifikasi Tipe-Tipe Kelompok Sosial


Menurut Soerjono Soekanto dapat diklarifikasikan menjadi beberapa
macam yaitu:
a. Berdasarkan Besar Kecilnya Suatu Kelompok
Menurut George Simmel besar kecilnya jumlah anggota
kelompok akan memengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial
dalam kelompok tersebut.
b. Berdasarkan Derajat Interaksi Dalam Kelompok
Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok
sosial yang berbeda. Kelompok sosial seperti keluarga, rukun
tetangga, masyarakat desa, akan mempunyai kelompok yang saling
mengenal dengan baik (face to face groupings).
c. Berdasarkan Kepentingan Dan Wilayah
Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu
kelompok sosial atas dasar wilayah yang mempunyai kepentingan-
kepentingan tertentu. Sedangkan asosiasi (association) adalah
kelompok sosial yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan
tertentu.

18
d. Berdasarkan Kelangsungan Kepentingan
Adanya kepentingan bersama salah satu faktor penyebab
terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan, misalnya
merupakan kelompok yang keberadaanya hanya sebentar karena
kepentingannya juga tidak berlangsung lama.
2. Berdasarkan Derajat Organisasi
Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai berikut:
a. Kategori statistik, pengelompokkan atas dasar ciri yang sama, misalnya
kelompok umur.
b. Kategori sosial, kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki
bersama, misalnya HMI.
c. Kelompok tidak teratur, perkumpulan orang-orang disuatu tempat pada
waktu yang sama karena adanya pusat perhatian yang sama.
d. Organisasi formal, kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu.

3. Kelompok Sosial Dipandang Dari Sudut Individu.

Pada masyarakat yang kompleks, biasanya setiap manusia tidak


hanya mempunyai satu kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya.
Namun ia juga menjadi anggota beberapa kelompok sosial sekaligus.
Terbentuknya kelompok-kelompok sosial ini didasari oleh kekerabatan,
usia, jenis kelamin, pekerjaan atau kedudukan.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka kami dapat mengambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Kebudayaan ialah segala daya dan aktivitas manusia untuk mengelola dan
mengubah alam
2. Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan yaitu manusia yang
telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan Khalifah di
muka bumi dan diberikan kemampuan. Manusia memiliki kemampuan daya
antara lain akal, intelegensi, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi, dan
perilaku.
3. Substansi (isi) utama budaya yaitu:
Sistem pengetahuan
Nilai
Pandangan hidup
Kepercayaan
Persepsi
Etos kebudayaan

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, maka kami dari kelompok I dapat
menyarankan bahwa sebagai makhluk yang berbudaya maka sepatutnyalah kita
sebagai manusia yang memiliki prospek kedepan harus mempertahankan citra
sebagai makhluk Tuhan paling sempurna. Kita harus menyadari bahwa budaya
tidak bisa kita jadikan kedok untuk berbuat sesuatu yang semena-mena seperti
kata seorang ahli sosiologi Surjono Jatiman bahwa “sebenarnya manusia tidak
ubahnya seperti binatang yang saling membunuh satu sama lain, akan tetapi
oleh karena manusia berbudaya maka kejahatan itu senantiasa dibungkus
dengan budaya”

20
Untuk dalam hal berbudaya harus pula disertai dengan akidah yang
kokoh dari seorang budaya, agar supaya setiap apa yang dihasilkannya dapat
menjadi yang terbaik dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya demi
kemajuan bangsa yang senantiasa kita cintai dan banggakan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mustofa Ahmad, 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV. Pustaka Setia. Bandung
Setiadi Elly, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana. Jakarta
Achmad, 2006. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Kencana.
Jakarta
RahmaYunus,YusmaAgus Vasari Yunus, Sabar Santosa,Hesty Widyasih,Tri
Maryani.2010.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar untuk Kebidanan. Fitramaya,
Yogyakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai