Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem
perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen).
Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih, beberapa faktor yang harus diperhatikan
antara lain daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani, kebutuhan air, letak
topografi daerah layanan, jenis sambungan sistem, pipa distribusi, tipe pengaliran, pola
jaringan, perlengkapan sistem distribusi air bersih, dekteksi kebocoran.
Sistem penyediaan air bersih harus dapat menyediakan jumlah air yang cukup untuk
kebutuhan yang diperlukan. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang sistem
pengembangan air minum menyebutkan bahwa system penyediaan air minum
menyebutkan bahwa sistem penyediaan air minum terdiri dari:
1. Unit Air Baku
2. Unit Produksi
3. Unit Distribusi
4. Unit Pelayanan
Dalam sistemnya penyediaan air bersih harus mampu menyediakan jumlah air yang
cukup untuk kebutuhan yang diperlukan. Unsur-unsur sistem terdiri dari sumber air,
fasiilitas penyimpanan, fasilitas transmisi ke unit pengolahan, fasilitas pengolahan,
fasilitas transmisi dan penyimpanan dan fasilitas distribusi.
1. Sistem Pengaliran
Untuk mendistribusikan air bersih dapat dipilih salah satu sistem diantara tiga sistem
pengaliran, yaitu :
a.Sistem pengaliran gravitasi
Sistem gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan
cara memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat perbedaan
ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir. Sistem ini digunakan bila elevasi
sumber air baku atau pengolahan jauh berada diatas elevasi daerah
pelayanan dan sistem ini dapat memberikan energi potensial yang cukup tinggi hingga
pada daerahpelayanan terjauh. Sistem ini merupakan yang paling menguntungkan
karena pengoperasian dan pemeliharaannya mudah dilakukan.
b. Sistem pemompaan
Sistem pompa pada prinsipnya adalah menambah energi pada aliran sehingga dapat
mencapai tempat yang lebih tinggi. Hal ini dengan pertimbangan bahwa antara lokasi
distribusi dan lokasi sumber tidak mempunyai perbedaan ketinggian yang cukup untuk
mengalirkan air. Sistem ini digunakan bila beda elevasi antara sumber air atau instalasi
dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan air yang cukup, sehingga air
yang akan didistribusikan dipompa langsung ke jaringan distribusi. Kelemahan sistem ini
yaitu dalam hal biaya yang besar karena dibutuhkan pompa untuk pengalirannya.
c. Sistem kombinasi
Sistem gabungan yaitu sistem pengaliran air dari sumber ketempat reservoir dengan cara
menggabungkan dua sistem transmisi yaitu sistem pompa dan sistem gravitasi secara
bersama – bersama. Sistem ini merupakan sistem pengaliran dimana air baku dari
sumber air atau instalasi pengolahan dialirkan ke jaringan pipa distribusi dengan
menggunakan pompa atau reservoir distribusi, baik dioperasikan secara bergantian
ataupun bersama-sama dan disesuaikan dengan keadaan topografi daerah pelayanan.
2. Sistem Distribusi Air
Air yang disuplai melalui pipa induk akan didistribusikan melalui dua alternatif sistem
yakni :
a. Continuous System (Sistem Berkelanjutan)
Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplay dan didistribusikan kepada
konsumen secara terus menerus selama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila pada
setiap waktu kuantitas air baku dapat mensuplay seluruh kebutuhan konsumen di daerah
tersebut.
Keuntungan :
Konsumen akan mendapatkan air setiap saat
Air minum yang diambil dari titik pengambilan di dalam jaringan pipa distribusi
selalu didapat dalam keadaan segar
Kerugian :
Pemakaian air cenderung lebih boros
Jika ada sedikit kebocoran maka jumlah air yang terbuang besar
b. Sistem tower
Yaitu cara penyaluran air dari ground reservoir hingga sampai ke konsumen melalui tower
yang dipasang di setiap beberapa rumah. Tower dapat berupa tangki beton, pada
permukaan tanah ataupun dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah, baik
dengan gravitasi maupun pemompaan dari ground reservoir.
Keuntungan :
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran maka jumlah air yang terbuang relatif kecil
Kerugian :
Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk pemadam kebakaran
tidak dapat disediakan.
Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang cukup agar
kebutuhan air sehari-hari dapat terpenuhi
Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air yang
disuplay dan didistribusikan dalam sehari hanya ditempuh dalam jangka waktu
yang pendek
Dari kedua sistem hidrolika distribusi diatas dapat diketahui bahwa sistem berkelanjutan
(Continous
System) merupakan sistem distribusi air yang baik dan ideal.
Sistem ini biasanya digunakan pada daerah dengan sifat-sifat sebagai berikut:
Perkembangan kota ke arah memanjang
Sarana jaringan jalan tidak saling berhubungan
Keadaan topografi dengan kemiringan medan yang menuju satu arah
Keuntungan :
Jaringan distribusi relatif lebih searah
Pemasangan pipa lebih mudah
Penggunaan pipa lebih sedikit karena pipa distribusi hanya dipasang pada daerah
yang paling padat penduduknya
Kerugian :
Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di ujung pipa
tidak dapat dihindarinsehingga setidaknya perlu dilakukan pembersihan
Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian sistem maka suplay
air akan terganggu
Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukup jika ada sambungan baru
Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin, terutama jika terjadi tekanan
kritis pada bagian pipa yang terjauh.
- Tekanan dari luar pipa, yaitu tekanan tanah dan air tanah, serta
Jenis pipa yang umum digunakan untuk pipa induk adalah ACP (Asbestos
cement Pipe), DCIP (Ductile Cast Iron Pipe), GIP (Galvanis Iron Pipe), PVC
(Poly Vynil Chloride) dan Steel Pipe.
Jenis pipa ini dibuat dari campuran semen dan asbes, diameter terkecilnya
yaitu 130 cm dan daya tahan tekannya 3,5 kg/cm2 sampai 14 kg/cm2 tidak
dipengaruhi asam, asin dan tahan terhadap material yang bersifat korosif
Akan tetapi mempunyai kelemahan yakni mudah retak dan pecah selam
perjalanan angkutan serta tidak tahan terhadap beban luar.
Jenis pipa yang terbuat dari besi tuang yang dilapisi oleh lapisan anti korosi
Jenis pipa ini sangat kuat, berat, tahan lama tetapi harganya mahal.
Pipa ini bersifat fleksibel, panjang pipa biasanya 6 meter. PVC anti karat
dan tahan terhadap zat kimia serta tidak mudah terbakar, sehingga dapat
diterapkan dalam pemasangan di rumah-rumah. Konstruksi pipa PVC
ringan sehingga mudah dalam transportasi dan biayanya lebih ekonomis,
sering dipergunakan sebagai pelindung kabel listrik dan telekomunikasi
karena pipa ini mempunyai sifat non-konduktifitas elektrik yaitu tidak
menghantarkan arus listrik. Permukaannya licin sehingga tidak
menghambat aliran air dan dapat mengurangi timbulnya endapan.
Dengan melihat jalur distribusi dan kondisi yang ada maka disimpulkan
bahwa untuk pipa pelayanan digunakan pipa PVC. Karakteristik jenis pipa
dapat dilihat pada Tabel 5.1
Tabel 5.1 Karakteristik Beberapa Jenis Pipa
Jenis
Pipa Keuntungan Kelemahan
CIP - Kuat dan tahan korosi - Lemah terhadap tekanan / benturan
- Mudah dipotong - Berat
- Membutuhkan perlindungan
- Mechanical joint flexible terhadap
- Konstruksinya mudah terlepasnya sambungan
- Tersedia dia. 75 mm - 1500 - Terjadi korosi pada permukaan
mm sambungan
bila terdapat humus / terjadi oksidasi.
DCIP - Kuat dan tahan korosi - Berat
- Mudah dalam pemasangan - Membutuhkan perlindungan terhadap
- Mechanical joint flexible terlepasnya sambungan
- Sambungannya bermacam- - Untuk ukuran pipa besar, sulit
macam memperbaiki
- Tersedia dia. 75 mm -1500
mm dari dalam
- Terjadi korosi pada permukaan
- Tahan benturan sambungan
bila terdapat humus / terjadi oksidasi.
- Mahal
a. Katup (valve)
Berfungsi untuk mengatur arah aliran dalam pipa dan menghentikan aliran
air terutama bila satu bagian jalur pipa akan dites, diperiksa dan diperbaiki.
Katup ditempatkan pada :
Perlintasan pipa / jembatan pipa
Pada setiap jarak 3000 m
Setiap titik pengambilan / penyadapan, perubahan arah
aliran
Titik penguras.
Ada beberapa tipe katup (valve) :
- Gate Valve
- Globe Valve
Pada belokan
Pada jalur pipa yang miring
Pada perubahan dimensi pipa
Ujung pipa
f. Hidrant Kebakaran (Fire Hydrant)
Berfungsi untuk kebutuhan pemadam kebakaran, dan dapat pula berfungsi
sebagai alat untuk penggelontoran dalam rioolering Penempatannya di :
Menyambung pipa pada jenis dan ukuran pipa yang sama ataupun
berbeda, coupling joint, mechanical joint, reducer, dsb.
Mengubah dan membagi aliran digunakan : elbow/bend, tee, cross joint,
caps, plugs, atau blin flange.
h. Meter Air (Water Meter)
Berfungsi untuk mengukur kuantitas air yang digunakan oleh konsumen.
Ditempatkan pada :
Pada titik awal pipa pelayanan dan dipasang seri dengan water meter.
j. Kran Umum (Public Tap)
Berfungsi sebagai sarana pelayanan air bersih untuk keperluan umum.
Penempatannya ditentukan berdasarkan :