Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


PENENTUAN ANGKA IOD

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. NURRAHMAD AL-FARIZI (1741420017)


2. RIAS BECIK SINAWANG (1741420054)
3. SARAH NABILA DAMAYANTI (1741420042)

D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2018
PENENTUAN ANGKA IOD

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
a. Memahami arti bilangan Iod.
b. Menentukan bilangan Iod suatu minyak.
II. Dasar Teori
Molekul minyak sering kali mengandung ikatan rangkap karbon-karbon (C=C) atau
disebut juga sebagai minyak tidak jenuh. Ketidak jenuhan ini akan menyebabkan
minyak berbentuk cair karena antaraksi van de Waals yang relatif lemah.
Sedangkan kandungan ikatan tidak jenuh pada lemak lebih sedikit sehingga lemak
(trigliserida hewani) sering kali berbentuk padat. Ketidak jenuhan pada minyak
dapat dimakan atau edible oil membawa sifat minyak itu lebih mudah dicerna.
Mengkonsumsi lemak berisiko karena lemak di dalam tubuh manusia dapat diubah
menjadi kolesterol. Hal yang tidak menguntungkan dari ketidakjenuhan adalah
minyak lebih mudah teroksidasi bahkan diluar keinginan.

Bilangan yodium adalah ukuran derajat ketidakjenuhan. Lemak yang tidak jenuh
dengan mudah dapat bersatu dengan yodium (dua atom yodium ditambahkan pada
setiap ikatan rangkap dalam lemak). Semakin banyak yodium yang digunakan
semakin tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya semakin tinggi titik cair semakin
rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan demikian pula derajat ketidakjenuhan
(bilangan yodium) dari lemak bersangkutan. Asam lemak jenuh biasanya padat dan
asam lemak tidak jenuh adalah cair; karenanya semakin tinggi bilangan yodium
semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut. Karena setiap ikatan
kembar dalam asam lemak akan bersatu dengan dua atom yodium maka dapatlah
ditentukan setiap kenaikan dalam jumlah ikatan rangkap (kemungkinan ketengikan)
yang timbul pada waktu lemak tersebut mulai disimpan.
Pengetahuan mengenai bilangan yodium adalah penting untuk menentukan derajat
dan jenis lemak yang akan digunakan dalam ransum. Sesungguhnya bilangan
yodium suatu jenis lemak perlu ada dalam batas-batas tertentu. Perubahan bilangan
yodium dapat merupakan hal yang penting. Bila bilangan yodium tersebut lebih
tinggi dari normal maka hal tersebut dapat berarti bahwa ada pemalsuan dengan
jenis lemak lain yang mempunyai bilangan yodium lebih tinggi. Lemak kuda
mempunyai bilangan yodium 69. Minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak ikan
(tidak dihidrogenasi) mempunyai bilangan yodium yang lebih tinggi, kerap sekali
melebihi 100. Sebaliknya bila bilangan yodium adalah lebih rendah dari normal
maka hal itu berarti bahwa lemak telak mengalami perlakuan khusus. Perlakuan
tersebut kerap kali berupa penguraian lemak untuk memisahkan asam oleat dari
trigliserida. Dengan demikian akan diperoleh lemak yang sangat tinggi kandungan
ester-ester palmitat dan stearat.

III. Alat dan Bahan yang diperlukan :


 Alat
1. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
2. Buret (kapasitas 50 ml) 1 set
 Bahan
1. Minyak jarak
2. Kloroform (CHCl3) atau karbontetraklorida (CCl4)
3. Reagen Iod-bromida
4. Larutan KI 15 %
5. Larutan Na2S2O3 0,1 N
6. Larutan pati

IV. Cara Kerja

tambahkan 10 mL tambahkan 10 mL larutan


Timbang kloroform atau KI 15 % dan 50-100 mL
minyak atau karbontetraklorida dan akuades yang telah
lemak dengan 25 ml reagen Iod- didihkan, segera titrasi dg
teliti antara 1,5- bromida dan biarkan di larutan natrium tiosulfat
5,0 gram dalam tempat gelap selama (Na2S2O3) sampai larutan
erlenmeyer 30 menit dengan berwarna kuning pucat,
bertutup kadang kala digojog kemudian tambahkan 2mL
larutan pati

titrasi dilanjutkan sampai titrasi dengan larutan natrium tiosulfat


warna biru hilang. kemudian (Na2S2O3). banyak volume natrium
larutan blanko dibuat dari 25 tiosulfat untuk titrasi balnko dikurangi
mL reagen iod-bromida dan dengan volume titrasi sesungguhnya
10 mL KI 15 % diencerkan adalah ekuivalen dengan banyaknya
dengan 50-100 mL akuades Iod yang diikat oleh minyak atau
yang telah dididihkan lemak.
V. Data Pengamatan
 Normalitas Na2S2O3 : 0,1 N
 Volume reagen Iod : 25 ml

NO MASSA CONTOH (gr) VOLUME T-BLANKO (ml) VOLUME T-CONTOH (ML)

1. 5,0665 gram 41 ml 1 ml

VI. Perhitungan
Bilangan Iod = v.titran blanko – v.titran contoh X N Na2S2O3 X 12,691
Massa lemak/minyak

= 41 – 1 x 0,1 x 12,691

5,0665

= 10,0195

VII. Pembahasan dan Simpulan

Pembahasan 1

Oleh : Sarah Nabila

Bilangan iodium mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak.
Asam lemak tak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan yang jenuh.
Banyaknya iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Lemak yang tidak jenuh
dengan mudah dapat bersatu dengan iodium (dua atom iodium ditambahkan pada setiap ikatan
rangkap dalam lemak). Semakin banyak iodium yang digunakan semakin tinggi derajat
ketidakjenuhan. Biasanya semakin tinggi titik cair semakin rendah kadar asam lemak tidak
jenuh dan demikian pula derajat ketidakjenuhan (bilangan iodium) dari lemak bersangkutan.
Asam lemak jenuh biasanya padat dan asam lemak tidak jenuh adalah cair; karenanya semakin
tinggi bilangan iodium semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut. Pada saat
menentukan bilangan iodium, hal pertama yang dilakukan adalah menimbang 5,0 gram minyak
curah. Berat minyak sebesar 5,0665 gram dan di dapatkan perhitungan angka iod ialah 10,0195.
Kesimpulan 1

Oleh : Sarah Nabila

 Bilangan yodium adalah ukuran derajat ketidakjenuhan. Lemak yang tidak jenuh
dengan mudah dapat bersatu dengan yodium (dua atom yodium ditambahkan pada
setiap ikatan rangkap dalam lemak).
 Hasil perhitungan bilangan angka iod ialah 10,0195.

Anda mungkin juga menyukai