Anda di halaman 1dari 22

Mata kuliah : Manajemen Disaster

Dosen Pengajar : Ns.Maikel Kiling , Spd , S.kep , M,kep


Semester/Fakultas : VII/ Keperawatan

MAKALAH GEMPA BUMI

Di susun Oleh :
Nama : Robertus Ulahaijanan
Nim : 16061021

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON


FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi alam di bumi ini semakin memprihatinkan.
Berbagai pihak menghimbau dan mengadakan aksi untuk
menyelamatkan bumi dari kerusakan lebih lanjut. Dimana telah
mengakibatkan berbagai bencana alam seperti banjir, longsor,
kekeringan (krisis air), gempa bumi dan tsunami serta
sebagainya.
Bencana alam ialah suatu fenomena alam yang tidak dapat
dihindari. Dan fenomena tersebut hampir terjadi di belahan
bumi manapun. Bencana alam tersebut dapat berupa perubahan
permukaan bumi, perubahan cuaca, serta bermacam gejala alam
yang dapat mengakibatkan bencana alam lainnya. Salah satu
bencana alam yang sering terjadi adalah gempa bumi. Indonesia
ialah negara yang rawan terjadi gempa bumi, karena letaknya
yang berada di daerah rawan gempa bumi.
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak
diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai
usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering
tidak terelakkan.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam.
Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus
dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan
2
manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah
yang mudah. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit
demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
Indonesia terletak di daerah yang cukup rawan terjadinya
bencana gempa bumi dan tsunami. Hal ini dikarenakan
Indonesia negara kepulauan yang memiliki banyak laut dan
terletak diantara dua lempengan yang berjalan, serta banyaknya
gunung berapi yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gempa bumi?
2. Apa penyebab terjadinya gempa bumi?
3. Apa saja akibat dari terjadinya gempa bumi?
4. Bagaimana peran perawat gigi dalam kejadian gempa
bumi?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang gempa bumi.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
gempa bumi.
3. Mendeskripsikan dampak yang diakibatkan oleh gempa
bumi.
4. Mendeskripsikan peran perawat gigi dalam kejadian
gempa bumi.

3
4
BAB II
TUJUAN TEORI

A. Pengertian Gempa Bumi


Berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika (2014),
gempa bumi adalah kejadian bergetarnya permukaan bumi yang
mengakibatkan pelepasan energi yang berada didalam bumi
secara tiba tiba dengan ditandai dengan patahnya lapisan batuan
pada kerak bumi. Pengumpulan energi penyebab terjadinya
gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng lempeng
tektonik. Energi yang dihasilkan akan dipancarkan kesegala
arah yang berupa gelombang gempa bumi yang dampaknya
dapat dirasakan sampai kepermukaan bumi.
Karena gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam
bumi atau lapisan bawah bumi berarti gempa bumi adalah
getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari
dalam bumi. Pusat atau sumber gempa bumi yang letaknya di
dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah permukaan bumi
ataupun di dasar laut yang merupakan tempat pusat getaran
bumi merambat disebut episentrum. Getaran gempa biasa
dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari
tentang gempa bumi disebut seismologist dan alat yang
digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang
terjadi disebut siesmograf.

5
Gempa bumi juga didefinisikan sebagai getaran yang
bersifat alamiah, yang terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya
tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi akibat dari
adanya proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada
kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya
sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari
alam maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes).

Karakteristik Gempa bumi


- Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
- Lokasi kejadian tertentu
- Akibatnya dapat menimbulkan bencana
- Berpotensi terulang lagi

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi yang


terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng
tektonik yaitu segmen keras kerak pada bumi yang mengapung
berada diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu,
lempeng tektonik ini dapat bergerak bebas dan saling
berinteraksi satu sama lain.
Lapisan paling atas bumi yaitu litosfir, merupakan batuan
yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi
padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh
lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian
panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku,

6
sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian
panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi.
Jika dua lempeng, keduanya dapat bergerak saling
menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Pada
umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm
pertahun. Terkadang, gerakan lempeng ini macet dan saling
mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang
berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng
tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut
sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai
gempa bumi.

Bencana gempa bumi khususnya yang terjadi di Indonesia


memang termasuk sebuah kejadian bencana yang luar biasa
bagi masyarakat. Gempa bumi seperti sebuah momok yang
sangat ditakuti oleh masyarakat Indonesia. Tidak dipungkiri
karena Indonesia dapat dikatakan sebagai sebuah negara yang
langganan gempa bumi, hal ini dikarenakan letak geografis dari
negara Indonesia itu sendiri. Gempa bumi dapat dibedakan
menjadi gempa bumi tektonik dan Vulkanik.
1. Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik memiliki efek yang lebih besar dari
gempa bumi vulkanik. Di Indonesia rata-rata gempa bumi yang
terjadi adalah gempa bumi tektonik. Gempa tektonik terjadi

7
karena pelepasan energi yang telah lama tertimbun oleh
lempeng-lempeng tektonik (Amelia, 2011).

2. Gempa Bumi Vulkanik


Gempa bumi vulkanik memiliki efek yang lebih kecil.
Gempa bumi vulkanik kekuatannya lemah, hanya terjadi di
wilayah sekitar gunung api yang aktif dan jarang terjadi bila
dibandingkan dengan gempa tektonik. Gempa bumi vulkanik
biasanya terjadinya disertai dengan letusan gunung berapi.
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang
biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Di Indonesia pernah
terjadi letusan gunung berapi yang sangat dahsyat pada tahun
1883 yaitu meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Jawa
barat. Letusan ini menyebabkan goncangan dan bunyi yang
terdengar sampai sejauh 5000 Km. Letusan tersebut juga
menyebabkan adanya gelombang pasang “Tsunami” setinggi 36
meter dilautan dan akibat dari letusan ini memakan korban jiwa
sekitar 36.000 orang. Gempa ini merupakan gempa mikro
sampai menengah, yang umumnya berkekuatan kurang dari 4
skala Richter (BMKG, 2014).

B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan
lempeng bumi. Bumi kita ini memiliki lempeng-lempeng yang
suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi dari

8
dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh
(divergen), mendekat (konvergen) atau melewati (transform).
Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu yang
lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan
dan sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai
akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang
menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu
yang singkat yang menyebabkan terjadinya getaran pada kulit
bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan
lempeng tetapi juga disebabkan oleh cairan magma yang ada
pada lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam bumi juga
melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan
penumpukan massa cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak
hingga akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang memaksa
cairan tersebut untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi
tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami pergerakan
divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar.
Pergerakan tersebut yang mengakibatkan terjadinya gempa
bumi.
Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri.
Seperti yang disebabkan oleh peledakan bahan peledak yang
dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik tenaga
nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat

9
menimbulkan guncangan pada permukaan bumi sehingga
terjadi gempa.

C. Akibat Terjadinya Gempa Bumi


Bencana ini memiliki dampak yang beruntut, kerusakan
yang satu akan mempengaruhi pada kerusakan yang lainnya,
baik terhadap tanah, air maupun udara. Hal ini mengakibatkan
rusaknya keseimbangan ekosistem, dan mengalami penurunan
kualitas lingkungan karena adanya perubahan lingkungan.
Dibawah ini ada beberapa akibat bencana gempa dan tsunami
terhadap lingkungan :

1. Longsor
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena
adanya gerakan endogen. Hentakan gempa dan bergoyangnya
tanah menyebabkan keluarnya tanah dan massa batuan yang
menyebabkan tanah longsor, lumpur, dan longsornya batuan di
atasnya

2. Terjadinya Tsunami
Gempa bumi yang menjadi penyebab tsunami ini berjenis
gempa tektonik yang terjadi karena adanya pergerakan
lempeng akibat dari adanya arus konveksi yang terjadi di dalam

10
bumi dan pusat titik gempanya berada di dasar lautan.
Gelombang tsunami yang terjadi dapat merusak dan
menenggelamkan apa saja yang ada di pesisir pantai sekitar
sumber gempa sampai beberapa kilometer ke daratan
tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan dekat
tidaknya pusat titik sumber gempa dari permukaan. Jika
gelombang tsunami ini sering terjadi pada suatu daerah maka
tidak menutup kemungkinan daerah tersebut akan terkena
dampak abrasi dan erosi pantai.

3. Banjir
Gempa bumi juga bisa menyebabkan air dalam sebuah
waduk atau danau mengalir ke berbagai arah atau tumpah
kembali dan keluar. Air yang mengalir dalam jumlah besar
tersebut akan memenuhi sungai-sungai dibawahnya akibat
rusaknya danau atau jebolnya waduk akibat gempa.

4. Hancurnya Bangunan
Bangunan yang ada diatas permukaan bumi atau berada
bawah tanah dapat rusak bahkan hancur karena adanya getaran
pada lapisan tanah akibat dari terjadinya gempa. Parahnya
kerusakan tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan
jauh dekatnya sumber titik gempa serta kuat tidaknya
konstruksi bangunan yang ada. Gelombang pada gempa bumi
menyebabkan pergerakan pada lapisan tanah yang

11
mengakibatkan bangunan-bangunan rumah atau gedung
bergoyang sehingga dapat menjadikan tidak kokohnya dan
lemahnya kontruksi bangunan atau kerangka bangunan, bahkan
sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh. Maka dari
itu, pada beberapa negara yang sering terjadi gempa, sudah
membuat rumah mereka atau gedung-gedung dengan kontruksi
bangunan anti gempa agar kerugian yang ditimbulkan oleh
terjadinya gempa bumi tidak terlalu besar.

5. Terjadinya Kebakaran
Gempa bumi menimbulkan getaran yang dapat
mengakibatkan rusaknya bangunan yang ada. Kerusakan-
kerusakan bangunan tersebut dapat mengakibatkan aliran listrik
terputus atau kebocoran pipa dan tabung gas sehingga
menyebabkan ledakan. Aliran listrik yang terputus secara tiba-
tiba, ledakan tabung dan pipa gas tersebut dapat menimbulkan
kebakaran. Apalagi jika material yang ada di sekitarnya adalah
material yang mudah terbakar. Kebakaran yang terjadi juga
menjadi penyebab pencemaran udara di lingkungan sekitarnya.

6. Perubahan Struktur Tanah dan Batuan


Dengan adanya getaran serta gerakan yang disebabkan
oleh tenaga endogen maka struktur tanah akan berubah dan
mengalami kerusakan

12
7. Munculnya Wabah Penyakit
Wabah Penyakit ini dapat muncul ketika gempa yang
terjadi telah merusak semua fasilitas yang ada sehingga
mengakibatkan sulitnya air bersih karena terjadi pencemaran
air atau saluran-saluran air yang rusak, sanitasi yang buruk, dan
kebersihan yang tidak terjaga. Wabah penyakit yang biasanya
muncul adalah seperti diare, demam berdarah, demam dan flu,
sesak nafas, sampai TBC.

8. Banyaknya Korban Jiwa


Ketika gempa terjadi, banyak korban jiwa berjatuhan
karena tertimpa reruntuhan bangunan, terbawa arus gelombang
tsunami, atau terkena wabah penyakit.

13
BAB III
PERAN PERAWAT GIGI DALAM KEJADIAN
GEMPA BUMI

Peran tenaga kesehatan bersifat luwes dan mencakup


segala kondisi, dimana tidak hanya terbatas pada pemberian
asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu
bekerja dalam kondisi siaga tanggap bencana. Situasi
penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal memang
sangat berbeda, sehingga harus mampu secara skill dan teknik
dalam menghadapi kondisi seperti ini.
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam
keadaan siaga bencana dapat dilakukan oleh
profesi keperawatan gigi. Berbekal pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki seorang perawat gigi bisa melakukan
pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk.

A. Fase-Fase Bencana
Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam
terjadinya suatu bencana yaitu;
1. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari
bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan
meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala
persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan
warga masyarakat.

14
2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari
bencana. Inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga
mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase impact ini
terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-
bantuan darurat dilakukan.
3. Fase post impact adalah saat dimulainya perbaikan dan
penyembuhan dari fase darurat, juga tahap dimana
masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas
normal. Secara umum dalam fase post impact ini para
korban akan mengalami tahap respon psikologis mulai
penolakan, marah, tawar-menawar, depresi hingga
penerimaan.

B. .Peran Perawat Gigi dalam Pencegahan Primer (Fase


Preimpact)
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat gigi
dalam masa pra bencana ini, antara lain:
1. Mengenali instruksi ancaman bahaya.
2. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency
(makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda)
3. Melatih penanganan pertama korban bencana.

15
4. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, palang merah nasional maupun lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan
dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana
kepada masyarakat
5. Pendidikan kesehatan : usaha pertolongan diri sendiri (pada
masyarakat tersebut)
pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti
menolong anggota keluarga dengan kecurigaan fraktur
tulang, perdarahan dan pertolongan pertama luka bakar,
memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat
seperti dinas kebakaran, Rumah Sakit dan ambulans.
6. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat
dibawa (misal pakaian seperlunya, portable radio, senter,
baterai)
7. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif
penampungan atau posko-posko bencana.

C. Peran Perawat Gigi dalam Keadaan Darurat (Fase Impact)


Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana
dilakukan tepat setelah keadaan stabil. Setelah bencana mulai
stabil, masing-masing bidang tim survey mulai melakukan
pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga
perawat gigi sebagai bagian dari tim kesehatan. Sebisa
mungkin seorang perawat gigi membantu dokter atau perawat

16
dalam melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan
tindakan pertolongan pertama. Ada saat dimana ”seleksi”
pasien untuk penanganan segera (emergency) akan lebih efektif
(Triase).

TRIASE:
 Merah — paling penting, prioritas utama. keadaan yang
mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami
hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma
kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II.
 Kuning — penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi
injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan
syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih
dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara
lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla
spinalis, laserasi, luka bakar derajat II.
 Hijau — prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah
fraktur tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio,
abrasio, dan dislokasi.
 Hitam — meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak
dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan
meninggal.

D. Peran Perawat Gigi di dalam Posko Pengungsian dan Posko


Bencana

17
1. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek
kesehatan sehari-hari.
2. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang
memerlukan penanganan kesehatan di Rumah Sakit.
3. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
4. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan,
makanan khusus bayi, peralatan kesehatan.
5. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan
penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga
membahayakan diri dan lingkungannya, berkoordinasi
dengan perawat jiwa.
6. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada
korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan
seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi
psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue,
mual muntah, dan kelemahan otot).
7. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak,
dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal
dengan terapi bermain.
8. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh
para psikolog dan psikiater.
9. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai
pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang
tidak mengungsi.

18
E. Peran Perawat Gigi dalam Fase Post Impact
Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan
fisik, sosial, dan psikologis korban. Selama masa perbaikan
perawat gigi membantu masyarakat untuk kembali pada
kehidupan normal. Beberapa penyakit dan kondisi fisik
mungkin memerlukan jangka waktu yang lama untuk normal
kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi.
Lembaga lain yang berperan penting dalam
penanggulangan bencana di Indonesia adalah : Lembaga-
lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, misalnya
UNICEF, UNESCO, WHO, UNDP, UNHCR, UN-
OCHA/UNORC, WFP), LSM lokal dan internasional dan
organisasi seperti PMI (Palang Merah Indonesia), Yayasan
IDEP, MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana
Indonesia), Oxfam,CARE.

19
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan.
Bencana alam seperti gempa bumi merupakan sebuah
musibah yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Apalagi
potensi gempa di indonesia dapat di bilang sangat tinggi
dikarenakan letak geografis dari negara Indonesia itu sendiri.
Dampak dari gempa bumi sebagian besar mengakibatkan
kerusakan parah dan banyak menelan korban jiwa dan harta
benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi baik
dalam keadaan waspada, persiapan, saat terjadi dan setelah
terjadinya
Gempa bumi merupakan peristiwa yang biasanya
mendadak (bisa perlahan) disertai jatuhnya banyak korban dan
bila tidak ditangani dengan tepat akan menghambat,
mengganggu dan merugikan masyarakat, pelaksanaan dan hasil
pembangunan. Gempa bumi pada dasarnya karena gejala alam
dan akibat ulah manusia. Untuk mencegah terjadinya akibat
dari gempa bumi, khususnya untuk mengurangi dan
menyelamatkan korban bencana, diperlukan suatu cara
penanganan yang jelas (efektif, efisien dan terstruktur) untuk
mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kesiapsiagaan
dan penanggulangan bencana.

20
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam
keadaan siaga bencana dapat dilakukan oleh
profesi keperawatan gigi. Berbekal pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki seorang perawat gigi bisa melakukan
pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk.

B. Saran
Sebagai seorang perawat gigi diharapkan bisa turut andil
dalam melakukan kegiatan tanggap bencana. Sekarang tidak
hanya dituntut mampu memiliki kemampuan intelektual namun
harus memilki jiwa kemanusiaan melalui aksi siaga bencana.

21
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Eka. 2012. Akibat Bencana Gempa terhadap Lingkungan.


http://andabackband.blogspot.co.id/2012/10/akibat-bencana-gempa-terhadap-
lingkungan_28.html. Diakses pada 7 November 2017.

Ilmugeografi. 2016. Akibat Gempa Bumi dan Jenisnya. https://ilmugeografi.com/


fenomena-alam/akibat-gempa-bumi. Diakses pada 6 November 2017.

Kholid, Ahmad S.Kep, Ns. Prosedur Tetap Pelayanan Medik Penanggulangan


Bencana. http://dc126.4shared.com/doc/ZPBNsmp_/preview.html. Diakses
tanggal 6 November 2017.

Rusandi, Angga. 2012. Peran Mahasiswa Keperawatan dalam Tanggap Bencana.


https://plus.google.com/101799581340773465109/posts/iHqYF76YSmq.
Diakses pada 7 November 2017.

Triutami, Suciari. 2014. http://www.seputarpengetahuan.com/2014/09/pengertian-


gempa-bumi-serta-berdasarkan.htm. Diakses pada 6 November 2017.

22

Anda mungkin juga menyukai