Anda di halaman 1dari 9

UJI VALIDITAS DAN REALIABILITAS

Kullesa Yulfas Lazwari


Kulesayulfas13@gmail.com

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
Seluruh dokumen di StatistikaPendidikan.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan
secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau
merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak
diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari
StatistikaPendidikan.Com.

Abstrak/Ringkasan

A. VALIDITAS

Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan
penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar
tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar tidaknya
data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengujian instumen
biasanya terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Validitas menunjukkan sejauh mana alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid akan
mempunyai nilai validitas yang tinggi, tetapi sebaliknya instrumen (kuesioner) yang kurang
valid akan memiliki nilai validitas yang rendah. Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan
apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling
tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain,
reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi

Pendahuluan
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa
yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan
menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan).
Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor
(penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor),
sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan
skor total item.
Pada pembahasan ini akan dibahas untuk metode pengujian validitas item. Validitas
item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total).
perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan
cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa
faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu

http://statistikapendidikan.com 1
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi
0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau
jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai
minimal korelasi 0,30.
Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30
daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item
belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi
menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Untuk pembahasan ini
dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf
signifikansi 0,05 (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan
dalam penelitian)
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji
validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson)
dan Corrected Item-Total Correlation. Masing-masing teknik perhitungan korelasi akan
dibahas sebagai berikut:
1. Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson)
Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor
total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi
signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan
dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut:
- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
- Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Contoh Kasus:
Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan skala
untuk mengetahui atau mengungkap prestasi belajar seseorang. Andi membuat 10 butir
pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 =
Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12
responden didapatlah tabulasi data-data sebagai berikut:

Tabel 1. Tabulasi Data (Data Fiktif)


Skor Item Skor
Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 33
2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 32
3 2 2 1 3 2 2 3 1 2 3 21
4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 34
5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 34
6 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 35
7 2 3 3 4 4 4 3 4 3 2 32
8 1 2 2 1 2 2 1 3 4 3 21
9 4 2 3 3 4 2 1 1 4 4 28
10 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 35

http://statistikapendidikan.com 2
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
11 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 36
12 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 21

Langkah-langkah dengan program SPSS


Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data editor
Ø Pada kolom Name ketik item1 sampai item10, kemudian terakhir ketik kan skortot (skor
total didapat dari penjumlahan item1 sampai item10)
Ø Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Ø Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø Buka data view pada SPSS data editor
Ø Ketikkan data sesuai dengan variabelnya, untuk skortot ketikkan total skornya.
Ø Klik Analyze - Correlate - Bivariate
Ø Klik semua variabel dan masukkan ke kotak variables
Ø Klik OK. Hasil output yang diperoleh dapat diringkas sebagai berikut

Tabel. Hasil Analisis Bivariate Pearson

Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini
kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan

http://statistikapendidikan.com 3
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r tabel sebesar 0,576 (lihat pada lampiran
tabel r).
Berdasarkan hasil analisis di dapat nilai korelasi untuk item 1, 9 dan 10 nilai kurang
dari 0,576. Karena koefisien korelasi pada item 1, 9 dan 10 nilainya kurang dari 0,576 maka
dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total
(dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki. Sedangkan pada item-
item lainnya nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut
valid.
2. Corrected Item-Total Correlation
Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini
dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang
lebih tinggi dari yang sebenarnya). Atau dengan cara lain, analisis ini menghitung korelasi
tiap item dengan skor total (teknik bivariate pearson), tetapi skor total disini tidak termasuk
skor item yang akan dihitung. Sebagai contoh pada kasus di atas kita akan menghitung item
1 dengan skor total, berarti skor total didapat dari penjumlahan skor item 2 sampai item 10.
Perhitungan teknik ini cocok digunakan pada skala yang menggunakan item pertanyaan
yang sedikit, karena pada item yang jumlahnya banyak penggunaan korelasi bivariate (tanpa
koreksi) efek overestimasi yang dihasilkan tidak terlalu besar.
Menurut Azwar (2007) agar kita memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai
korelasi antara item dengan tes diperlukan suatu rumusan koreksi terhadap efek spurious
overlap.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut:
- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
- Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Sebagai contoh kasus kita menggunakan contoh kasus dan data-data pada analisis
produk momen di atas.
Langkah-langkah pada program SPSS
Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data editor
Ø Pada kolom Name ketik item1 sampai item 10
Ø Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Ø Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø Buka data view pada SPSS data editor
Ø Ketikkan data sesuai dengan variabelnya,
Ø Klik Analyze - Scale – Reliability Analysis
Ø Klik semua variabel dan masukkan ke kotak items
Ø Klik Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted
Ø Klik continue, kemudian klik OK, hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel. Hasil Analisis Validitas Item dengan


Teknik Corrected Item-Total Correlation
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha

http://statistikapendidikan.com 4
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

ITEM1 27.2500 29.8409 .4113 .8345


ITEM2 27.2500 28.0227 .6151 .8157
ITEM3 27.4167 25.7197 .8217 .7933
ITEM4 26.9167 26.6288 .7163 .8046
ITEM5 26.9167 29.5379 .5603 .8223
ITEM6 27.2500 25.8409 .7764 .7975
ITEM7 27.3333 25.1515 .6784 .8078
ITEM8 27.2500 27.1136 .5679 .8204
ITEM9 26.8333 32.8788 .1866 .8482
ITEM10 27.0833 35.3561 -.1391 .8683

Reliability Coefficients
N of Cases = 12.0 N of Items = 10
Alpha = .8384
Dari output di atas bisa dilihat pada Corrected Item – Total Correlation, inilah nilai
korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari
pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r tabel
sebesar 0,576 (lihat pada lampiran tabel r).Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa untuk item
1, 5, 9 dan 10 nilai kurang dari 0,576. Karena koefisien korelasi pada item 1, 5, 9 dan 10
nilainya kurang dari 0,576 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak
valid. Sedangkan pada item-item lainnya nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan
bahwa butir instrumen tersebut valid
Sebagai catatan:
Analisis korelasi pada contoh kasus di atas hanya dilakukan satu kali, untuk
mendapatkan hasil validitas yang lebih memuaskan maka bisa dilakukan analisis kembali
sampai 2 atau 3 kali, sebagai contoh pada kasus di atas setelah di dapat 6 item yang valid,
maka dilakukan analisis korelasi lagi untuk menguji 6 item tersebut, jika masih ada item
yang tidak signifikan maka digugurkan, kemudian dianalisis lagi sampai didapat tidak ada
yang gugur lagi.

RELIABILITAS
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu
instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga
bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.

Koefesien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan


menggunakan:

Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-


21.
Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.
Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.

http://statistikapendidikan.com 5
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-
20, sebagai berikut:
Keterangan:
rii = koefesien reliabilitas tes
k = cacah butir
piq i= varian skor butir
pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
= varian skor total
Koefesien reliabitas dari contoh diatas adalah:
Pertama-tama dihitung varian butir (piqi) sebagai berikut:
Nomor butir pi qi piqi
1 0,7 0,3 0,21
3 0,5 0,5 0,25
4 0,6 0,4 0,24
5 0,5 0,5 0,25
6 0,3 0,7 0,21
Jumlah 1,16
= 1,16
St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas adalah 0,80
Reliabilitas dapat diartikan sebagai tingkat konsistensi skor yang dicapai oleh orang
yang sama dan tes yang sama pula ketika diuji pada waktu yang berbeda.
Dalam menentukan reliabilitas sebuah alat evaluasi dalam hal ini instrumen tes, dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis instrumen tersebut, yaitu:

 Tes Objektif
 Tes Uraian
 Tes Afektif

1. Reliabilitas Tes Objektif


Menentukan koefisien reliabilitas tes objektif dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

A. Teknik Belah Dua


Teknik belah dua adalah teknik analisis yang digunakan dengan cara instrumen tes
objektif dibelaj menjadi dua bagian yang sama, artinya jumlah soal yang harus dianalisis
memiliki jumlah soal yang genap (agar terbagi rata), berikut ini beberapa fungsi (formula)
yang digunakan dalam menentukan koefisien reliabilitas dari teknik belah dua, yaitu:
Formula Spearman-Brown
Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung reliabilitas bagian (setengah)
instrumen tes objektif tersebut, dengan rumus:

http://statistikapendidikan.com 6
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
Jika reliabilitas bagiannya telah ditemukan maka langkah selanjutnya adalah menghitung
nilai koefisien reliabilitasnya dengan rumus:

Keterangan:
n adalah banyaknya subjek
X1 adalah data belahan pertama
X2 adalah data belahan kedua
Formula Rulon
Konsep formula Rulon adalah perbedaan antara skor yang diperoleh subjek pada belahan
pertama dengan belahan kedua, perbedaan ini dipandang sebagai galat (error) dari instrumen
tes objektif. Persamaan yang digunakan adalah:

Dengan:

Formula Flanangan
Koefisien reliabilitas menurut Flanangan berdasarkan pada varians masing-masing belahan
dan varians totalnya. Dengan formula, sebagai berikut:

http://statistikapendidikan.com 7
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
B. Teknik Non Belah Dua
Uji reliabilitas dengan teknik non belah dua dikembangkan oleh Kuder dan Richardson,
hasil pengembangan ini kemudian disebut dengan rumus KR-20 dan KR-21.
Formula KR-20
Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab benar butir soal ke-i
q : proporsi subjek yang menjawab salah butir soal ke-I (q = 1 – p)
Jum.pq : Jumlah hasil kali p dan q
n : Banyaknya item
S : Standar deviasi (akar varians)
Formula KR-21
Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:
n : Banyaknya item
Xt : Rerata skor total

Penutup
Sekian artikel ini saya tulis, semoga bermanfaat.

Referensi

Anastasia, A & Susana Urbina. 1997. Psychological Testing. New Jersey: Prentice-
Hall Inc.

Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

http://statistikapendidikan.com 8
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com
Djaali&Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT
Grasindo.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharto. 2009. Uji Validitas, Reliabilitas, Instrumen, Penelitian.


http://suhartoumm.blogspot.com/2009/10/uji-validitas-dalam-beberapa-
pengertian.html

Sukadji, Soetarlinah. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian.


Jakarta: UI-Press

Biografi Penulis
Kullesa Yulfas Lazwari, Lahir di Jakarta, 13 Juli 1993. Telah
menyelesaikan studi di SDN 07 Pagi, SMP N 90 Jakarta, SMA Bina
Pendidikan 2 Bogor, dan sekarang tercatat sebagai mahasiswi
Universitas Negeri Jakarta, Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial
angkatan tahun 2011.

http://statistikapendidikan.com 9
Copyright © 2013 StatistikaPendidikan.Com

Anda mungkin juga menyukai