Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan termasuk komoditas pangan
melainkan komoditas perkebunan. Pengembangan Tembakau di Indonesia masih memegang
peranan penting dalam penghasilan devisa dan cukai. Isu global yang berkembang saat ini
antara lain mengenai residu pestisida pada tanaman. Terkait dengan isu tersebut pengendalian
penyakit secara kimiawi mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan dan mikroorganisme
nontarget.

Pengendalian virus yang efektif saat ini belum banyak diketahui. Sejauh ini pengendalian virus
masih bersifat preventif, seperti penggunaan varietas tahan ( suhara dan supriyono, 126).
Penyakit virus pada tembakau khususnya gejala mosaik, pada umumnya masih kurang disadari
kerugiannya oleh petani, khususnya pada tembakau rajangan, karena tanaman yang sakit tidak
mati dan masih memberikan hasil yang cukup lumayan.

Serangan TMV akan menurunkan produksi dan kualitas daun tembakau. Daun yang terserang
TMV menunjukkan gejala sebagai berikut: terjadi perubahan warna secara nyata seperti pola
mosaik, kebanyakan tanaman kerdil, daun menyempit, dan mengalami distorsi ( suhara dan
supriyono, 126). Berdasarkan rumusan masalah yang terjadi, tujuan dari penelitian ini yaitu
cara menangani virus TMV pada tembakau dengan menggunakan susu segar.
BAB II DASAR TEORI

Pada zaman sebelum Masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah
virus smallpox yang menyerang masyarakat Tiongkok pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada
tahun 1798, Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan
terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena virus pox yang terdapat pada sapi, melindungi
manusia dari pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian merupakan pelopor
penggunaan vaksin.

Menurut artikel 'Milk Fertilizer Benefits: Using Milk, susu mengandung kalsium yang
juga dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan.

Tanaman yang kekurangan kalsium bisa dilihat dari ciri fisiknya yang kerdil atau tidak
dapat tumbuh sebagaimana mestinya, layu, kemudian membusuk. Hal ini bisa dilihat pada
tanaman tomat, paprika, atau labu. Nah, dengan memberikan susu, akan membantu pemenuhan
kebutuhan kalsium tanaman.

Masih dari sumber yang sama, susu berfungsi untuk bahan campuran pestisida yang
berguna membasmi kutu daun. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh susu untuk mereduksi
transmisi virus daun seperti pada daun tembakau. Susu juga bisa menjadi agen anti jamur yang
efektif, khususnya dalam pencegahan penyakit embun tepung.

Tobacco Mosaic Virus atau bisa disingkat sebagai TMV ini merupakan suatu virus yang
menyerang tanaman dan telah ditemukan pada tanaman sejak tahun 1880. TMV dapat
menginfeksi lebih dari 350 spesies tanaman dan menyebabkan kerugian yang besar khususnya
pada tanaman tembakau dimana TMV merupakan salah satu patogen yang sering menyerang
tanaman tembakau. Serangan virus ini termasuk kedalam serangan virus eksplosif dimana virus
bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan ke bagian tanaman lain.

Virus dapat menular melalui alat pertanian dan secara mekanis melalui gesekan antara
tanaman yang terserang penyakit dan tanaman yang sehat. Prosesi penginveksian juga dapat
berasal dari benih ke pembibitan pada saat pengelolaan tanaman ataupun pada saat pemindahan
bibit ke lahan pertanam. Adapun tanaman inang penyakit TMV diantaranya tomat, cabe,
bayam, seledri, mentimun, melon dan bebrapa tanaman lainnya. Virus ini memiliki daya tahan
yang baik dan dapat bertahan hingga bertahun-tahun meskipun dalam keadaan diluar inangnya
atau saat dalam masa dormansi. Virus ini menyerang tanaman dari luka mekanik.
Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Tanaman tembakau
yang terserang TMV menunjukkan gejala, yaitu daun-daun muda berubah menjadi warna
belang kuning hijau, keriting serta berkerut, tanaman kerdil, buah belang, berwarna kuning dan
serangan berat menyebabkan tanaman kerdil. Serangan TMV yang berat dapat menurunkan
produktifitas hingga 20% sampai 50% tergantung varietas.

Salah satu teknik pengendalian yang dilakukan yaitu penyemprotan tanaman


tembakau dengan susu segar 10 mL/200-250 mL air dua kali di fase pembibitan dan dua kali
di pertanaman dapat pula menggunakan dosis 20 L susu atau 2,5 kg susu skim dalam 20 L air
untuk aplikasi 100 m2. Formulasi susu skim yang digunakan mengandung protein kurang dari
3.5%. Susu segar efektif menonaktifkan virus pada pH 6,7.

Pemanfaatan susu sebagai langkah pencegahan penyakit mosaik telah dimanfaatkan


sejak tahun 1966. Tindakan ini dinilai dapat mencegah serangan TMV. Penggunaan susu dapat
memberikan perlindungan dan pencegahan terhadap tanaman dari serangan TMV. Hal ini
disebabkan susu bertindak sebagai agen antivirus. Susu segar mengandung enzim peroksidase
yang mampu menghambat dan memblokir replikasi DNA virus. Enzim peroksidase merupakan
enzim golongan oksidoreduktase atau enzim yang dapat mengkatalisis reaksi okidasi atau
reduksi suatu bahan. Enzim peroksidase dalam kehidupan biasa digunakan dalam bidang
pangan seperti memperpanjang masa simpan bahan pangan dan meningkatkan kadar anti-
oksidan dalam teh.

Enzim peroksidase berguna dalam perkembangan dan senesens jaringan tumbuhan.


Dalam penerapannya, enzim peroksidase dapat dihasilkan dari beberapa sintesis sel tumbuhan,
jaringan hewan dan jamur-jamuran. selain pada susu, enzim ini dapat ditemukan pada tanaman
lobak, kedelai, cengkeh dan bonggol jagung.

Pemberian perlakuan susu 24 jam sebelum tanam dapat mengontrol penyebaran TMV
secara mekanik pada tanaman.
BAB II METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian studi literatur dengan mencari referensi teori yang
relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi teori yang diperoleh
dengan jalan penelitian studi literatur dijadikan sebagai fondasi dasar dan alat utama bagi
praktek penelitian ditengah lapangan. Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk
menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat
dalam suatu penelitian. Studi literatur yang didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku
dokumentasi, internet dan pustaka. Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan
metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.

Output dari studi literatur ini adalah terkoleksinya referensi yang relefan dengan
perumusan masalah. Tujuannya adalah untuk memperkuat permasalahan serta sebagai dasar
teori dalam melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk melakukan penelitian dalam
menangani virus TMV pada tembakau dengan menggunakan susu segar.

Anda mungkin juga menyukai