Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan hati. Peradangan ini disebabkan oleh virus, toksin, atau kimia
(termasuk obat). Jaundis biasanya berkembang dan hati melunak. Gejala lain bergantung pada
agen penyebab dan tingkat kerusakan organ. Ada beberapa tipe hepatitis seperti virus, toksik,
kronis dan alkoholik (Joyce M.Black Jane Hokanson Hawks,2014)

Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (FKAUI, 2006).

Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak. Hepatitis yang
disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. hepatitis yang tidak
disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon
tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010: 153).

2.2 Etiologi
Klasifikasi agen penyebab hepatitis virus yaitu :
2.2.1 Transmisi secara enteric terdiri dari Virus Hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV) :
2.2.2.1 Virus tanpa selubung
2.2.2.2 Tahan terhadap cairan empedu
2.2.2.3 Ditemukan ditinja
2.2.2.4 Tidak dihubungkan dengan penyakit kronik
2.2.2.5 Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal
2.2.2 Transmisi melalui darah terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (HDV), dan
virus hepatitis C (HCV) :
2.2.2.1 Virus dengan selubung (envelope)
2.2.2.2 Rusak bila terpajan cairan empedu/detergen
2.2.2.3 Tidak terdapat dalam tinja
Perbandingan berbagai hepatitis
a) Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
b) Dihubungkan dengan viremia yang persisten
2.3 Patofisiologi
ciri patofisiologi hepatitis virus sama tanpa memperhatikan penyebabnya. Hematosit
mengalami perubahan patofisiologi dan kerusakan dalam dua cara berbeda : melalui aksi
virus langsung (seperti terjadi pada HCV) atau melalui respon terhadap virus yang
diperantarai sel (seperti terjadi pada HBV). Peradangan hati pada daerah nekrosis terjadi dan
kerusakan yang dihasilkan mengarah pada gangguan fungsi. Tingkat gangguan fungsi
bergantung pada sejumlah kerusakan hepatoseluler. Retikulum endoplasma- bertanggung
jawab untuk sintesis protein dan steroid, konjugasi glukuronid, dan detoksifikasi- adalah
organisasi selular utama (bagian khusus sel yang melakukan fungsi tertentu) untuk
mengalami perubahan, dan fungsi hati yang bergantung pada proses ini menjadi berubah. Sel
Kupffer (sel fagosit tetap ditemukan didalam sinusoid hati) meningkat baik ukuran maupun
jumlah. Jaringan kelenjar dan pembuluh darah mengalami perubahan inflamasi.
Penyembuhan kerusakan jaringan hepatic umumnya terjadi dalam 3-4 bulan. Komplikasi
hepatitis terjadi, meskipun jarang (lihat komplikasi hepatitis).

2.4 Patway

2.5 Pencegahan hepatitis A dan B


2.5.1 Hepatitis A
Kontak personal dan keluarga dengan HAV seharusnya diberikan immunoglobulin.
Pemberian immunoglobulin (gamma globulin[Gammar]) membantu profilaksis baik
sebelum maupun setelah paparan. Immunoglobulin diberikan secara IM setelah
paparan , tetapi tidak setelah berkembangnya manifestasi klinis. Klien yang tinggal
didalam atau mengunjungi daerah berisiko dapat dilindungi sampai 3 bulan oleh
immunoglobulin.

2.5.2 Hepatitis B
Sampai tahun 1982 pencegahan hepatitis B (HB) berdasarkan pada imunisasi
pasif,baik dengan immunoglobulin standar (ig) mengandung kadar anti –HBs sedang
maupun dengan hepatitis B immunoglobulin (HBIG) mengandung kadar anti-HBs
lebih tinggi. Apakah immunoglobulin atau ig dan HBIG telah mengurangi frekuensi
sakit klinis,hal ini tidak pernah dibuktikan bahwa kedua globulin mencegah infeksi.
Tahun 1987 vaksin yang dibangun secara genetic dikembangkan untuk memberikan
imunitas aktif. Anjuran terakhir imunisasi melawan HBV dapat dibadi kedalam
profillakis sebelum paparan dan setelah paparan.

2.6 Perbandingan tipe hepatitis virus

2.5.3 Hepatitis A

Hepatitis Virus tipe A (HVA) dapat menular melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada
tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga
terkadang melalui hubungan seks dengan penderita. Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul
sampai penderita memiliki virus selama beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola
hidup bersih. Infeksi Hepatitis A tidak menimbulkan komplikasi jangka panjang – seperti kanker hati
dan sirosis hati pada Hepatitis B dan C.

Tanda dan gejala Hepatitis A: Kelelahan, mual dan muntah, nyeri perut atau rasa tidak nyaman
terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk), kehilangan nafsu makan,
demam, urine berwarna gelap, nyeri otot, serta menguningnya kulit dan mata.
Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari toilet
adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis A. Kasus-kasus ringan
Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh
sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.
Pencegahan untuk Hepatitis A adalah dengan melakukan vaksinasi.
2.5.4 Hepatitis B
Hepatitis Virus tipe B (HVB) dapat menular melalui darah dan cairan tubuh manusia yaitu
kontak seksual, penularan dari ibu ke janin dalam kandungan, dan melalui suntikan atau transfusi
darah yang tercemar virus Hepatitis B, seperti pengguna narkoba suntik, pengguna alat kesehatan
(jarum, pisau, gunting) yang tidak steril, tindik, tato, pisau cukur, dan gunting kuku. Berbeda dengan
Hepatitis A, Virus Hepatitis B pada sebagian orang dapat menyebabkan Hepatitis B kronis,
menyebabkan gagal hati, kanker hati atau sirosis.
Tanda dan gejala Hepatitis biasanya muncul sekitar 3 bulan setelah terinfeksi dan dapat berkisar
dari ringan sampai parah. Diantaranya: Sakit perut, urine gelap, demam, nyeri sendi, kehilangan
nafsu makan, mual dan muntah, kelemahan dan kelelahan, serta kulit dan bagian putih mata
menguning.
Kebanyakan orang yang terinfeksi Hepatitis B di saat dewasa sepenuhnya pulih. Namun, bayi dan
anak-anak jauh lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi Hepatitis B kronis. Penyakit Hepatitis
B bukan tidak bisa disembuhkan, namun proses pengobatannya biasanya dilakukan dalam jangka
waktu lama atau bahkan seumur hidup. Jika tidak diobati, Hepatitis B bisa berkembang menjadi
sirosis dan kanker hati.
Pencegahan untuk Hepatitis B bisa dilakukan dengan vaksinasi.
2.7 Prognosis
Dalam 3-6 minggu, hamper semua klien dengan hepatitis virus akut menunjukan hasil
normal pada tes fungsi hati,namunperjalanan klinis,morbiditas,dan mortalitas hepatiris virus
bervariasi.Kebanyakan kasus,klien sembuh dalam 3-16 minggu,meskipun hasil tes fumgsi
hati abnormal untuk waktu lebih lama.Banyak klien sembuh sepenuhnya.Angka kematian
kurangdari 1%,angka ini tercatat lebih tinggi pada lansia.

2.8 Manajemen Hasil

2.9 Pemeriksaan Penunjang


Salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk diagnosis hepatitis adalah
pemeriksaan dengan USG (ultrasonografi). USG adalah alat yang digunakan untuk
mengetahui adanya kelainan pada organ dalam. USG hati (liver) dilakukan jika pemeriksaan
fisik kurang mendukung diagnosis, sedangkan keluhan klinis pasien dan pemeriksaan
laboratorium menunjukkan hal sebaliknya. Jadi pemeriksan USG dilakukan untuk
memastikan diagnosis kelainan hati (liver).

Melalui pemeriksaan USG hati, dapat dilihat adanya pembesaran hati serta ada tidaknya
sumbatan saluran empedu. Pembesaran hati (liver) dilihat dengan mengamati bagian tepi
hati. Tepi hati (liver) yang tumpul menunjukkan adanya pembesaran hati (liver). Selain
untuk melihat ada tidaknya fibrosis (jaringan ikat), USG juga dapat digunakan untuk melihat
peradangan hati (liver) dengan mengamati densitas (kepadatan) hati (liver) yang lebih gelap.

USG hanya dapat melihat kelainan pada hepatitis kronis atau sirosis. Pada hepatitis akut
atau pada proses awal penyakit yang belum mengakibatkan kerusakan jaringan, pemeriksaan
USG tidak akurat. Pemeriksan USG juga dapat digunakan untuk mengungkap diagnosis lain
yang terkait kelainan hati (liver), seperti tumor hati (liver), abses hati (liver), radang
empedu, dan lain-lain.
2.10 Komplikasi Hepatitis
Klien dengan hepatitis virus tipikal sembuh sempurna dari sakit dalam 3-16 minggu. Klien
yang kembali sehat biasanya sembuh dari hepatitis A tanpa gejala sisa mayor. Meskipun
hepatitis A berhubungan dengan angka kematian rendah, kekambuhan terjadi seminggu
sampai sebulan setelah tampak sembuh. Hepatitis A tidak berkurang ke arah penyakit hati
kronis. Hepatitis fulminan mirip gagal hati akut mungkin terjadi dan secara primer terlihat
pada hepatitis B, D, dan juga E, serta jarang pada hepatitis A. klien dengan hepatitis B
cenderung mengalami komplikasi yang lebih; 1 dalam 10 orang berkembang hepatitis kronis
aktif akibat hepatitis B, sering mengarah kepada kerusakan hati. Sirosis mungkin mengikuti
kasus hepatitis B berat atau hepatitis konis aktif.
Karsinoma hepatoselular primer adalah komplikasi potensial hepatitis kronis. Kemungkinan
komplikasi lain hepatitis termasuk hepatitis menetap kronis, status karier kronis, dan anemia
aplastik.
2.10.1 Sirosis
Sirosis hati adalah penyakit kronis progresif dicirikan dengan fibrosis luas
(jaringan parut) dan pembentukan nodul. Sirosis terjadi ketika aliran normal
darah, empedu dan metabolisme hepatic diubah oleh fibrosis dan perubahan
didalam hepatosit, duktus empedu, jalur vaskuler dan sel retikuler.
Berikut adalah empat tipe utama sirosis :
a). Alkoholik (sejarahnya disebut sirosis Laennec atau sirosis mikronodular atau
porta)
b). Postnekrotik (sirosis makronodular atau dipacu toksin)
c). Bilier
d). Kardiak

Anda mungkin juga menyukai