beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain: kalorimeter alumunium, elektrik, gas dan kalorimeter bom.
Suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila dicelupkan kedalam fluida, maka benda tersebut akan
melepaskan kalor yang akan diserap oleh fluida hingga tercapai keadaan seimbang (suhu benda = suhu fluida).
Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda
sama dengan jumlah kalor yang diserap fluida.
pada percobaan ini akan diukur panas jenis benda padat berupa logam dengan menggunakan kalorimeter. mula-
mula benda dapat dipanaskan dalam gelas kimia sehingga diasumsikan bahwa tempratur benda sama dengan
tempratur uap sehingga diasumsikan bahwa temperatur benda sama dengan temperatur uap. titk didih air tergantung
pada tekanan udara dan kemudian menentukan titik didih air berdasarkan tabel yang ada.
mb . Cb . ( tb-t2 ) = ( ma . Ca + H ) ( t2 - t1 )
Dimana :
Alat :
1. Neraca
2. Kain kasar
3. Kalorimeter
4. Lap kasar
5. Gelas kimia
6. Kawat kasar
7. Spritus
8. Korek api
9. Kaki Tiga
Bahan :
Air
Cara kerja
Hasil pengamatan
Data
Massa air dingin (gr) Massa air panas (gr) Temperatur ( )
Kalorimeter+
(1)+air m.air mula G.kimia G.kimia+air m.air panas t1 t2
pengaduk(1) tb
27 50 61
131,7 151,1 19,4 153,4 208,2 44,8
Analisis Data
Adapun untuk menentukan massa air mula-mula (Mam) dan massa air setelah dipanaskan (Map) adalah sebagai
berikut :
= 147,6 – 132,7
= 14,9 gr
Dik : massa gelas beker + air = 162
massa gelas beker = 153, 3
massa air panas = massa gelas beker + air – massa gelas beker
= 162 – 153,3
= 8,7 gr
Untuk menentukan harga air kalorimeter (H) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Sehingga berdasarkan data yang kami peroleh dapat diketahui sebagai berikut :
Dik :
ma = 14,9 gr = 0,0149 kg
mb = 8,7 gr = 0,0087 kg
t1 = 27 ℃ = 27 + 273 = 300 °Kt2 = 33 ℃ = 33 + 273 = 360 °K
tb = 57 ℃ = 57 + 273 = 330 °K
Cb = 4200 J/kg.k
Dit : H ..........?
Dari hasil pengamatan kami, kami mendapatkan bahwa kalor merupakan bentuk energi yaitu energi panas. oleh
karena itu pada kalor berlaku hukum setelah energi jika dua buah benda yang suhunya barlainan hukum kekelan
energi jika dua buah benda yang suhunya berlainan disentukan atau dicampur, benda yang bersuhu tinggi akan
melepaskan kalor dan benda yang bersuhu rendah akan menyerap kalor. banyaknya kalor yang dilepas sama
dengan banyaknya kalor yang diserap. pernyataan ini sesuai dengan pernyataan/azas blask yang menyatakan: Q
lepas = Q terima.
Dimana kalor jenis merupakan perbandingan diantara kapasitas panas dengan massa benda = c = Q/(M . ∆t)
Dimana c adalah kalor jenis, Q adalah jumlah kalor, adalah massa benda dan ∆t adalah perubahan suhu perubahan
suhu ini dapat dicari dengan t2 – t1. dimana suhu saat setimbang kurang dengan suhu mula – mula, kalor jenis zat
disebut dengan kalorimeter.
Semakin tinggi suatu benda maka semakin rendah massa benda. kapasitas kalor juga disebut harga air (H) atau di
sebut juga harga air kalorimeter. harga air kalorimeter dapat ditentukan dengan persamaan rumus yang di dapat
melalui persamaan azas black yaitu
Q lepas = Q trima
mb . Cb (tb – t2) = (ma . Ca + H) (t2 – t1)
ma . Ca + H = mb . Cb (tb – t2)
(t2 – t1)
H = mb . Cb (tb – t2) - ma . Cb
(t2 – t1)
H = mb . Cb (tb – t2) - ma . Cb (t2 – t1)
(t2 – t1)
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh penulis dapat menyimpulkan bahwa semakin tinggi suhu suatu
benda maka semakin rendah massa benda. kalor dapat diartikan sebagai suatu bentuk energi yang bila ditambahkan
sebuah benda akan menyebabkan kandungan energinya bertambah/temperaturnya akan naik .
10. Kesimpulaln
Kapasitas kalor kalorimeter yang didapat dari eksperimen pertama sebesar
5,168± 0,530 kal/mol°C . Nilai tersebut mendekati nilai kapasitas kalor tembaga sebesar
5.85 kal/mol°C. Sehingga pada eksperimen pertama ini memiliki persentase kesalahan
10,255% dan presisi kesalahan dari literatur sebesar 11.658%.
Kalor jenis yang didapat dari eksperimen kedua sebesar 0,085±0.016 kal/gr°C.
Nilai ini mendekati nilai kalor jenis alumunium sebesar 2.15 kal/ gr°C. Sehingga
eksperimen ini memiliki persentase kesalahan sebesar 18,823% dan presisi kesalahan
dari literatur sebesar 7,608%.
Kalor lebur didapat dari eksperimen ketiga sebesar 131,655±31,702 serta memiliki
persentase kesalahan 24,080% dan presisi kesalahan dari literature sebesar 65,022%