Anda di halaman 1dari 10

Tetanus

Pengertian
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh clostridium tetani yang
menghasilkan exotiksin.

Etiologi
Clostridium tetani yang hidup anaerob

Gejala dan Tanda


1. trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris.
2. kaku kuduk sampai opistotonus (karena ketegangan otot-otot trunki).
3. ketegangan pada otot dinding perut.
4. kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin yang terdapat di kornu
anterior.
5. risus sardonikus karena spasme otot-otot muka (alis tertarik ke atas), sudut mulut
tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
6. kesukaran menelan, gelisah, irirtabel, mudah dan sensitif pada rangsangan
eksternal, nyeri kepala, nyeri anggota badan sering merupakan gejala dini.
7. laringospasme dan tetani predisposisi untuk respiratori arrest, atetlektasis dan
pnemonia. Demam biasanya tidak ada atau ada tapi ringan. Bila ada demam
kemungkinan prognosis buruk.
8. tenderness pada otot-otot leher dan rahang.
Patofisiologi

Kerusakan jaringan kulit

Post d’ entery

Spora clostridium tetani masuk

Mengeluarkan toxin tetospasmin

Di absorbsi oleh ujung syaraf motorik Di absorbsi oleh Susunan lifatik

Masuk kornu Masuk sirkulasi darah


aterior ssp

Masuk SSP

Mempengaruhi syaraf simpatis


Mempengaruhi S. parasimpatis

Oferaktivitas syaraf simpatis

Toxin menghambat
pelepasan asetilkolin
Vasokontriksi Peningkatan
pembuluhdarah kontraksi jantung

Peningkatan tonus otot hipertensi diaphoresis takikardi

Resiko devisit Intoleransi aktifitas


perawatan diri
Spasme otot (kejang)

Kurang Resiko Gelisah, Spasme otot Spasme Spasme Spasme


mengetahui ttg injuri iritable perut mestikatoris laring otot trunki
kondisi
Ansietas Mual, Trismus Obstruksi jalan Epistotonus
muntah napas

Nyeri Kerusakan
Resiko Perubahan Sukar Tidak efektif jalan napas
kekurangan nutrisis menelan bersihan
volume cairan kurang dr jalan napas
kebutuhan
Resiko aspirasi

Pemeriksaan diagnostik
1. pemeriksaan fisik; adanya luka dan ketegangan otot yang khas terutama pada
rahang.
2. pemeriksaan darah (kalsium dan fosfat)
Terapi keperawatan
1. isolasi penderita untuk menghindari rangsangan. Ruangan perawatan harus
tenang.
2. perawatan luka dengan revanol. Betadin, H2O2.
3. bila perlu diberikan oksigen dan kadang-kadang diperlukan tindakan trakeostomi
untuk menghindari obstruksi jalan napas.
4. jika banyak sekret pada mulut akibat kejang atau penumpukan saliva maka
dibersihkan dengan pengisap lendir.
5. makanan dan minuman melalui sonde lambung. Bahan makanan yang mudah
dicerna dan cukup mengandung proteindan kalori.
Prognosa
Dipengaruhi oleh beberapa faktor
1. Masa Inkubasi
Makin panjang masa inkubasi biasanya penyakit makin ringan, sebaliknya makin
pendek masa inkubasinya penyakit makin berat. Pada umuimnya bila inkubasi kurang
dari 7 hari maka tergolong berat.
2. Umur
Makin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya makin jelek
3. period of onset
period of onset adalah waktu antara timbulnya gejala tetanus, misalnya trismus sampai
terjadi kejang umum. Kurang dari 48 jam prognosa jelek.
4. Panas
pada tetanus, febris tidak selalu ada. Adanya hiperpiraksia maka prognosanya jelek.
5. Pengobatan
pengobatan yang terlambat prognosa jelek.
6. Ada tidaknya komplikasi
7. Frekuensi kejang
semakin seringkejang semakin jelek prognosanya.

Diagnosa Keperawatan
1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan meningkatnya sekresi
atau produksi mukus.
2. Resiko aspirasi berhubungan dengan kemingkatnya sekresi, kesukaran menelan,
dan spasme otot faring.
3. Resiko injuri berhubungan dengan aktifitas kejang
4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang
kurang.
5. Nyeri berhubungan dengan toksin dalam sel saraf dan aktifitas kejang.
6. Perubahan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesukaran
menelan dan membuka mulut dan adanya aktifitas kejang.
7. Kurangnya pengetahuan diri berhubungan dengan tirah baring dan aktifitas
kejang.
8. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kemungkinan injuri selama kejang.

Perencanaan
1. Anak akan memperlihatkan kepatenan jalan napas dan tidak terjadi aspirasi yang
ditandai dengan jalan napas bersih dan tidak ada sekresi.
2. Anak akan memperlihatkan kepatenan jalan napas dan tidak terjadi aspirasi yang
ditandai dengan jalan napas bersih dan tidak ada sekresi.
3. Anak terbebas dari injury yang ditandai dengan tidak ada injury selama kejang.
4. Anak tidak memperlihatkan kekurangan volume cairan yang ditandai dengan
membran mukosa lembab, dan turgor kulit baik.
5. Rasa nyeri berkurang yang ditandai denagan anak sedikit tenang dan tidak
menunjukkan muka yang menyeringai dan tidak gelisah.
6. Status nutrisi anak terpenuhi yang ditandai dengan berat badan stabil atau sesuai
usia, dan makanan 90% dapat dikonsumsi.
7. Kebutuhan aktifitas sehari-hari dapat terpenuhi yang ditandai dengan berat badan
stabil atau tidak menunjukkan penurunan karena kebutuhan nutrisi terpenuhi,
tempat tidur bersih, tubuh anak bersih, tidak ada iritasi pada kulit, buang air
besar dan kecil dapat dibantu.
8. Orang tua dapat memahami tentang perawatan dan pengobatan serta penanganan
kejang pada anak.
9. Orang tua menunjukkan rasa cemas berkurang dan dapat mengekspresikan
perasaan tentang kondisi anak yang dialami.

Implementasi
1. Meningkatkan kepatenan jalan napas yang mencegah aspirasi.
 Kaji status napas setiap 2 – 4 jam atau sesuai protokol.
 Lakukan penghisapan lendir dengan hati-hati dan pasti.
 Gunakan sudip lidah saat kejang.
 Miringkan ke samping untuk drainage.
 Pemberian oksigen sesuai program.
 Pemberian sedative sesuai program.
 Pertahankan kepatenan jalan napas dan bersihkan mulut.
3 Menghindari terjadinya injury pada anak
 Pasang pengaman tempat tidur.
 Tempatkan anak pada tempat tidur ayau pengalas yang lembut.
 Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan rangsangan jekang; suara, sinar
yang terang, sentuhan-sentuhan.
 Anak harus diistirahatkan dan tempatkan pada ruang khusus.
 Antisipasi prosedur-prosedur yang dapat merangsang untuk terjadinya
kejang.
 Hidari benda-benda yang membahayakan.
 Pasang sudip lidah pada mulut bila kejang.
 Tempatkan anak dengan posisi mirng ke samping saat kejang untuk
mencegah lidah jatuh ke belakang yang dapat menyebabkan obstruksi jalan
napas.
 Jangan gunakan restrain pada anak.
 Catat aktivitas kejang, frekwenasi, lamanya dan faktor pencetusnya.
 Pantau pernapasan selama kejang, buka baju yang dapat mengganggu saat
kejang.
 Berikan antikejang dan antibiotik sesuai program.
Meningkatkan status hidrasi anak.
 Kaji intake dan output
 Kaji tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun, membran mukosa, dan turgor kulit
 Berikan dan pertahankan intake cairan oral atau perparenteral sesuai indikasi
 Monitor berat jenis urine
 Pertahankan kepatenan NGT
5 Mengurangi rasa nyeri
 Kaji tingkat nyeri
 Pemberian anti kejang, dan penenang
 Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan rangsang
 Berikan suasana lingkungan yang tenang
 Tempatkan pada tempat tidur yang nyaman
6 Meningkatkan status nutrisi pada anak
 Pertahankan NGT untuk inyake makanan
 Kaji bising usus bila perlu dan hati-hati karena sentuhan dapat
merangsang kejang
 Berikan nutrisi yang tinggi kalori dan protein
 Berikan nutrisi perparenteral sesuai program
 Timbang berat badan sesuai protokol
7 Pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari
 Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan aktifitas, makan-minum,
mengenakan pakaian. BAK dan BAB, membersihkantempat tidur, dan
kebersihan perseorangan.
 Berikan makanan perparenteral bila indikasi
 Libatkan orang tua dalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan
demonstrasikan, seperti bagaimana cara memandikan anak dan sebagainya
8 Meningkatkan pengetahuan orang tua
 Jelaskan hal-hal yang dapat merangsang kejang; suara, sentuhan-sentuhan,
sinar atau lampu yang sangat terang
 Jelaskan tentang penanganan kejang untuk menghindari injury seperti pasang
sudiop lidah, miringkan kepala kesamping untuk drainage
 Jelaskan agar lingkungan tetap tenang
 Jelaskan perawatan yang perlu dilakukan oleh orang tua pada anak, memnuhi
kebutuhan sehari-hari
9 Mengurangi rasa cemas pada orang tua
 Jelaskan tentang aktifitas kejang yang terjadi pada anak
 Ajarkan orang tua untuk mengekspresikan perasaanya tentang kondisi anak
 Jelaskan semua prosedur yang akan dilakuan
 Gunakan komunikasi dan sentuhan terapiutik

Perencanaan Pemulangan
 Jelaskan perawatan yang diperlukan; pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Jelaskan pentingnya konsumsi makanan tinggi kalori dan protein
 Bila adagangguan mobilitas fisik ajarkan untuk ROM di rumah
 Jelaskan pentingnya stimulasi tumbuh kembang seperti; kebutuhan bermain
 Jelaskan obat-obat yang diberikan, efek samping, tujuan dan reaksinya
 Jelaskan faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit tetanus, adanya
luka
 Jelaskan pentingnya imunisasi tetanus pada anak
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT
TROPIS/INFEKSI
{DIPHTERI, CAMPAK, TETANUS}

Oleh ; Kelompok IX/2B


Himatus T
Lukman Efendi
Moch. Yahya
Suharmiadi

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM SETUDI KEPERAWATAN MALANG
2005

Anda mungkin juga menyukai