Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEPERAWAT
KEPERAWATAN DI R. 14 RSUD DR. SAIFUL ANWAR
MALANG
“Abses Perianal”
Di!u!un O'eh)
Niken A!ih L#! Ati
1*++,+-+++111-
Ke'$m&$k
1. De%ini!i
Abses adalah infeksi bakteri setempat yang ditandai dengan
pengumpulan
pengumpulan pus (bakteri,jaringan
(bakteri,jaringan nekrotik dan sel darah putih).
Abses perianal adalah infeksi pada ruang pararektal. Abses ini
1. De%ini!i
Abses adalah infeksi bakteri setempat yang ditandai dengan
pengumpulan
pengumpulan pus (bakteri,jaringan
(bakteri,jaringan nekrotik dan sel darah putih).
Abses perianal adalah infeksi pada ruang pararektal. Abses ini
-. Fkt$# Ri!ik$
/aktor predisposisi dari abses yaitu *
a. $enurunan daya tahan tubuh.
b. 5urang gizi.
#. Anemia.
d. 6iabetes
e. 5eganasan(kanker)
f. $enyakit lainya
g. 7igienis jelek
h. 5egemukan
4. Pt$%i!i$'$gi
Abses perianal terbentuk akibat berkumpulnya nanah di jaringan ba-ah
kulitdaerah sekitar anus. anah terbentuk akibat infeksi kuman8bakteri
karena kelenjar didaerahtersebut tersumbat. Bakteri yang biasanya
menjadipenyebab adalah"s#heri#hia #oli dan spesies "ntero#o##us.
5uman8bakteri yang berkembang biak dikelenjar yang tersumbat lama
kelamaan akan memakan jaringan sehat di sekitarnyasehingga embentuk
nanah.anah yangterbentuk makin lama makin banyaksehingga akan terasa
bengkak dan nyeri, inilah yang disebut abses perianal. $adabeberapa orang
dengan penurunan daya tubuh misalnya penderita diabetes
militus,7+8A+6S, dan penggunaan steroid (obat anti radang) dalam jangka
-aktu lama,ataupun dalam kemoterapi akibat kanker biasanya abses akan
lebih mudah terjadi.5ebanyakan abses perianal bersifat sekunder terhadap
proses supuratif yang dimulai pada kelenjar anal. 'eori ini menunjukan
bah-a obstruksi dari saluran kelenjar tersebut oleh tinja, #orpus alienum
atau trauma akan menghasilkan stasis daninfeksi sekunder yang terletak di
ruang intersfingterik. 6ari sini proses infeksi dapatmenyebar se#ara distal
sepanjang otot longitudinal dan kemudian mun#ul di subkutis sebagai abses
perianal, atau dapat menyebar se#ara lateral mele-ati otot longitudinaldan
sfingter eksternal sehingga menjadi abses is#hiorektal. eskipun
kebanyakanabses yang berasal dari kelenjar anal adalah perianal dan
is#hiorektal ,tetapi ruang lain dapat terinfeksi. $ergerakan infeksi ke atas
dapat menyebabkan abses intersfingterik tinggi dankemudian dapat
menerobos ke otot longitudinal lalu ruang supraleator
sehinggamenyebabkan sebuah abses supraleator. Setelah abses
terdrainase, se#ara spontanmaupun se#ara bedah, komplikasi abnormal
antara lubang anus dan kulit perianal disebut fistula ani (Selatan, 2009).
*. Mni%e!t!i K'ini!
A-alnya, pasien bisa merasakan nyeri yang tumpul, berdenyut yang
memburuk sesaat sebelum defekasi yang membaik setelah defekasi tetapi
pasien tetap tidak merasa nyaman. asa nyeri diperburuk oleh pergerakan
dan pada saatmenduduk. Abses dapat terjadi pada berbagai ruang di dalam
dan sekitar rektum. Seringkali mengandung sejumlah pus berbau menyengat
dan nyeri. Apabila abses terletak superfi#ial, maka akan tampak bengkak,
kemerahan, dan nyeri tekan. yerimemburuk dengan mengedan, batuk atau
bersin, terutama pada abses intersfingter.
6engan perjalanan abses, nyeri dapat mengganggu aktiitas seperti
berjalan ataududuk. Abses yang terletak lebih dalam mengakibatkan gejala
toksik dan bahkannyeri abdomen ba-ah, serta deman. Sebagian besar
abses re#tal akan mengakibatkan fistula (Smeltzer dan Bare, 200). Abses di
ba-ah kulit bisa membengkak, merah,lembut dan sangat nyeri. Abses yang
terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidakmenyebabkan gejala, namun
bisa menyebabkan demam dan nyeri di perut bagianba-ah
Abses dapat terjadi pada berbagai ruang di dalam dan sekitar rektum.
Seringkali mengandung sejumlah pus berbau menyengat dan nyeri. Apabila
abses terletak superfi#ial, maka akan tampak bengkak, kemerahan, dan
nyeri tekan. Abses yang terletak lebih dalam memgakibatkan gejala toksik
dan bahkan nyeri abdomen ba-ah, serta deman. Sebagian besar abses
re#tal akan mengakibatkan fistula (Smeltzer dan Bare, 200, hal :;9).
Abses di ba-ah kulit bisa membengkak, merah, lembut dan sangat nyeri.
Abses yang terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidak menyebabkan
gejala, namun bisa menyebabkan demam dan nyeri di perut bagian ba-ah
(7ealthy of 'he 7uman, 200, hal ).
anifestasi klinis dari abses se#ara umum yaitu *
a. 5arena abses merupakan salah satu manifestasi peradangan, maka
manifestasi lain yang mengikuti abses dapat merupakan tanda dan
gejala dari prose inflamasi, yakni kemrahan (rubor), panas (#olor),
pembengkakan (tumor), rasa nyeri (dolor) dan hilangnya fungsi.
b. 'imbul atau teraba benjolan pada tahap a-al berupa benjolan ke#il, pada
stadium lanjut benjolan bertambah besar, demam, benjolan meningkat,
malaise, nyeri, bengkak, berisi nanah (pus).
#. 4ambaran 5linis
yeri tekan
yeri lokal
Bengkak
5enaikan suhu
<eukositosis
3. Peme#ik!n Dign$!tik
$emeriksaan penunjang dari abses antara lain*
a. 5ultur * engidentifikasi organisme penyebab abses sensitiitas
menentukan obat yang paling efektif.
b. 6arah lengkap *hematokrit mungkin meningkat, leukopenia, leukositosis
(&.000 3 =0.000) mengindikasikan produksi sel darah putih tak matur
dalam jumlah besar.
#. "lektrolit serum * berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan
menyebabkan a#idosis, perpindahan #airan dan perubahan fungsi ginjal
d. $emeriksaan pembekuan * 'rombositopenia dapat terjadi karena
agregasi trombosit, $'8$'' mungkin memanjang menunjukan
koagulopati yang diasosiasikan dengan iskemia hati8sirkulasi
toksin8status syok.
e. 4lukosa serum, hiperglikemi menunjukkan glukogenesis dan
glikogenesis di dalam hati sebagai respon dari puasa8perubahan seluler
dalam metabolism.
f. B85r *$eningkatan kadar diasosiasikan dengan
dehidrasi,ketidakseimbangan8kegagalan ginjal dan disfungsi8kegagalan
hati.
g. 46A * Alkalosis respiratori hipoksemia,tahap lanjut hipoksemia asidosis
respiratorik dan metaboli# terjadi karena kegagalan mekanisme
kompensasi.
h. rinalisis * Adanya sel darah putih8bakteri penyebab infeksi sering
mun#ul protein dan sel darah merah.
i. Sinar > * /ilm abdominal dan dada bagian ba-ah yang mengindikasikan
udara bebas di dalam abdomen8organ pelis.(6oenges,2000*9?=)
ASUHAN KEPERAWATAN
B. i-ayat 5esehatan
engkaji keluhan utama apa yang menyebabkan pasien dira-at. Apakah
penyebab dan pen#etus timbulnya penyakit, bagian tubuh yang mana yang sakit,
kebiasaan saat sakit kemana minta pertolongan, apakah diobati sendiri atau
menggunakan fasilitas kesehatan. Apakah ada alergi, apakah ada kebiasaan
merokok, minum alkohol, minum kopi atau minum obat3obatan.
@. i-ayat $enyakit
$enyakit apa yang pernah diderita oleh pasien, ri-ayat penyakit yang sama
atau penyakit lain yang pernah di derita oleh pasien yang menyebabkan pasien
dira-at. Adakah ri-ayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang
lain atau ri-ayat penyakit lain yang bersifat genetik maupun tidak.
6. $emeriksaan /isik
. 5eadaan mum
mumnya penderita datang dengan keadaan sakit dan gelisah atau
#emas akibat adanya bisul pada daerah anus.
2. 'anda3'anda ital
'ekanan darah normal, nadi #epat, suhu meningkat dan pernafasan
meningkat.
=. $emeriksaan 5epala 6an <eher
a. 5epala 6an ambut
$emeriksaan meliputi bentuk kepala, penyebaran dan perubahan -arna
rambut serta pemeriksaan tentang luka. ika ada luka pada daerah
tersebut, menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan kerusakan kulit.
b. ata
eliputi kesimetrisan, konjungtia, reflek pupil terhadap #ahaya dan
gangguan penglihatan.
#. 7idung
eliputi pemeriksaan mukosa hidung, kebersihan, tidak timbul
pernafasan #uping hidung, tidak ada sekret.
d. ulut
@atat keadaan adanya sianosis atau bibir kering.
e. 'elinga
@atat bentuk gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan
dan serumen. $ada penderita yang bed rest dengan posisi miring maka,
kemungkinan akan terjadi ulkus didaerah daun telinga.
f. <eher
engetahui posisi trakea, denyut nadi karotis, ada tidaknya pembesaran
ena jugularis dan kelenjar linfe.
:. $emeriksaan 6ada 6an 'horaE
+nspeksi bentuk thoraE dan ekspansi paru, auskultasi irama pernafasan,
okal premitus, adanya suara tambahan, bunyi jantung, dan bunyi jantung
tambahan, perkusi thoraE untuk men#ari ketidak normalan pada daerah
thoraE.
&. Abdomen
Bentuk perut datar atau flat, bising usus mengalami penurunan karena
immobilisasi, ada masa karena konstipasi, dan perkusi abdomen hypersonor
jika dispensi abdomen atau tegang.
;. rogenital
+nspeksi adanya kelainan pada perinium. Biasanya klien dengan fistula
ani yang baru di operasi terpasang kateter untuk buang air ke#il.
?. uskuloskeletal
Adanya fraktur pada tulang akan menyebabkan klien bedrest dalam
-aktu lama, sehingga terjadi penurunan kekuatan otot.
9. $emeriksaan eurologi
'ingkat kesadaran dikaji dengan sistem 4@S. ilainya bisa menurun bila
terjadi nyeri hebat (syok neurogenik) dan panas atau demam tinggi, mual
muntah, dan kaku kuduk.
F. $emeriksaan 5ulit
a. +nspeksi kulit
$engkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk membran
mukosa, kulit kepala, rambut dan kuku. 'ampilan kulit yang perlu dikaji
yaitu -arna, suhu, kelembaban, kekeringan, tekstur kulit (kasar atau
halus), lesi, askularitas. Gang harus diperhatikan oleh pera-at yaitu *
) %arna, dipengaruhi oleh aliran darah, oksigenasi, suhu badan dan
produksi pigmen. <esi yang dibagi dua yaitu *
a) <esi primer, yang terjadi karena adanya perubahan pada salah
satu komponen kulit
b) <esi sekunder adalah lesi yang mun#ul setelah adanya lesi primer.
4ambaran lesi yang harus diperhatikan oleh pera-at yaitu -arna,
bentuk, lokasi dan kofigurasinya.
2) "dema
Selama inspeksi kulit, pera-at men#atat lokasi, distribusi dan -arna
dari daerah edema.
=) 5elembaban
ormalnya, kelembaban meningkat karena peningkatan aktiitas atau
suhu lingkungan yang tinggi kulit kering dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti lingkungan kering atau lembab yang tidak
#o#ok, intake #airan yang inadekuat.
:) +ntegritas
Gang harus diperhatikan yaitu lokasi, bentuk, -arna, distribusi, apakah
ada drainase atau infeksi.
&) 5ebersihan kulit
;) askularisasi
$erdarahan dari pembuluh darah menghasilkan pete#hie dan
e#himosis.
?) $alpasi kulit
Gang perlu diperhatikan yaitu lesi pada kulit, kelembaban, suhu,
tekstur atau elastisitas, turgor kulit.
". 6ata /okus ( kemungkinan ditemukan 6! H 6S )
6!* "kspresi -ajah tampak meringis saat tidur terlentang. 5ulit tampak
kemerahan dan ada luka operasi yang terpasang hands#oen drain.
6S* $asien mengatakan ada bisul di daerah dubur dan terasa nyeri.
/. 6iagnosa 5epera-atan
$re operasi*
a) yeri pada daerah perianal berhubungan dengan adanya luka pada
perianal.
b) isiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka terbuka yang mungkin
terkontaminasi.
#) 5e#emasan berhubungan dengan physiologi faktor akibat proses
peradangan.
d) 5urang pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan tindakan
yang akan didapatnya.
$ost operasi*
a) yeri area operasi berhubungan dengan adanya eksisi luka operasi.
b) $erubahan pola eliminasi konstipasi8diare berhubungan efek anestesi,
pemasukan #airan yang tidak adekuat.
#) isiko tinggi infeksi berhubungan dengan risiko prosedur inasie, luka
yang mungkin terkontaminasi.
4. +nterensi
$re operasi
a) yeri berhubungan dengan adanya luka pada perianal
'ujuan* yeri berkurang sampai hilang
5riteria hasil* 5lien menunjukkan toleransi terhadap nyeri, klien
mengungkapkan nyeri berkurang.
+nterensi*
5aji frekuensi dan intensitas nyeri dengan skala 1 0.
asional* perubahan karakteristik nyeri mengidikasikan adanya
perkembangan kearah komplikasi.
$erhatikan tanda3tanda nonerbal sepertiI takut bergerak,
kegelisahan.
asional* bahasa tubuh8perilaku nonerbal dapat digunakan
sebagai data yang menunjukkan adanya rasa nyeri8tak nyaman.
5aji faktor3faktor yang mengganggu atau meningkatkan nyeri.
asional* keadaan stress dapat meningkatkan rasa nyeri.
Berikan posisi yang nyaman (telungkup, miring), aktiitas
pengalihan perhatian
asional* meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan
koping.
Bersihkan area re#tal dengan sabun yang lembut dan air sesudah
adanya inflamasi.
asional* penambahan infeksi dapat mengambat proses
penyembuhan.
onitor tanda3tanda ital, temperatur, respirasi, nadi.
asional* peningkatan temperatur, pernapasan, nadi merupakan
indikasi adanya proses infeksi.
a-at area luka dengan prinsip aseptik. aga balutan kering.
asional* menjaga pasien dari infeksi silang selama penggantian
balutan.
5olaborasi untuk pemeriksaan #ultur dari sekret8drainage, kedua
dari tengah dan pinggir luka.
asional* dengan mengetahui adanya organisme akan
menentukan pemberian antibiotik.
Berikan antibiotik sesuai pesan medik.
asional* antibiotik men#egah dan mela-an infeksi.
Bila perlu lakukan irigasi luka.
asional* irigasi luka dengan antiseptik baik untuk mela-an
infeksi
d) 5erusakan +ntegritas kulit berhubungan dengan #olostomy
'ujuan * eningkatkan penyembuhan luka tepat -aktu dan bebas tanda
infeksi
+nterensi*
!bserasi luka, #atat karakteristik drainase
asional* $erdarahan pas#a operasi paling sering terjadi selama
:9 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja
4anti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptik
asional* Sejumlah besar drainase serosa menuntut pergantian
dengan sering untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi
+rigasi luka sesuai indikasi, gunakan #airan garam faali
asional* 6iperlukan untuk mengobati inflamasi infeksi pra op 8
post
e) 4angguan konsep diri berhubungan dengan adanya kolostomi
'ujuan *
• enyatakan penerimaan diri sesuai situasi
• enerima perubahan kedalam konsep diri
+nterensi
6orong pasien8orang terdekat untuk mengungkapkan
perasaannya
asional* embantu pasien untuk menyadari perasaannya yang
tidak biasa
@atat perilaku menarik diri. $eningkatan ketergantungan
asional* 6ugaan masalah pada penilaian yang dapat
memerlukan ealuasi lanjut dan terapi lebih kuat
4unakan kesempatan pada pasien untuk menerima stoma dan
memandang stoma
asional* embantu dalam menerima kenyataan
ad-alkan aktiitas pera-atan pada pasien
asional* eningkatkan kontrol dan harga diri
$ertahankan pendekatan positif selama tindakan pera-atan
asional* embantu pasien menerima kondisinya dan perubahan
pada tubuhnya
LAPORAN PENDAHULUAN
FOURNIER GANGREN
A. De%ini!i
Fournier's gangrene (/4) merupakan fas#iitis nekrotikans yang progresif pada
daerah penis, skrotum, dan perineum./4 termasuk penyakit infeksi yang fatal
namun jarang terjadi./4 pertama kali ditemukan pada tahun 99= oleh seorang
enerologis $ran#is ean Alfred /ournier. +nfeksi pada /4 memiliki karakteristik
khas, yaitu akan menyebabkan trombosis pada pembuluh darah subkutis yang
akan menyebabkan nekrosis kulit di sekitarnya.
$enyakit ini merupakan kedaruratan di bidang urologi karena mula
penyakitnya (onset) berlangsung sangat mendadak, #epat berkembang, bisa
menjadi gangren yang luas dan menyebabkan septisemia. $ada beberapa tahun
terakhir ini insiden /4 #enderung meningkat yang disebabkan oleh faktor
predisposisi dari /4 seperti diabetes mellitus, imunosupresi, dan penyakit hati
dan ginjal kronik juga meningkat. +nfeksi pada sebagian besar kasus /4
merupakan gabungan sinergis antara bakteri aerob dan anaerob.
0. E&i"emi$'$gi
/ournier gangren relatif jarang, namun insiden yang tepat dari penyakit ini
tidak diketahui. 6alam reie- /4 pada tahun FF2, $aty dkk mendapatkan
sekitar &00 kasus infeksi telah dilaporkan dalam literatur, menghasilkan
prealensi kasus dari ?&00 orang. 6ari sebuah tinjauan kasus retrospektif,
terungkap .?2; kasus didokumentasikan dalam literatur dari F&03FFF, dengan
rata3rata F? kasus per tahun. $eneliti lain telah melaporkan sekitar ;00 kasus /4
di dunia sejak tahun FF;, dimana frekuensi /4 di dunia tidak berubah se#ara
bermakna.
'idak ada ariasi musiman yang terjadi pada /4 untuk setiap -ilayah di
dunia, meskipun se#ara klinis terbesar berasal dari benua Afrika,
Seksual dan usia juga terkait dalam insiden /ournier gangrene dengan
rasio pria ke perempuan adalah sekitar 0*. 5ejadian yang lebih rendah pada
-anita dapat disebabkan oleh drainase yang lebih baik dari daerah perineum
melalui sekresi agina.$ria yang berhubungan seks dengan sesama jenis berada
pada risiko yang lebih tinggi, terutama untuk infeksi yang disebabkan terkait
dengan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (SA).5ebanyakan kasus
yang dilaporkan terjadi pada pasien berusia =03;0 tahun. Sebuah tinjauan
literatur hanya ditemukan &; kasus anak, dengan ;;D dari mereka pada bayi
yang lebih muda dari = bulan.
5. Eti$'$gi
/4 disebabkan infeksi bakteri aerob dan anaerob seperti E. coli , coliform,
Klebsiellaspp., Bacteroides spp., Streptococcus spp.,Enterococcus spp.,
Pseudomonas spp., Proteusspp. dan lostridium spp.
$enyebab /4 dari anorektal meliputi* abses perianal, perirektal, dan
iskiorektalisI fisura analI dan perforasi kolon. 7al ini bias merupakan konsekuensi
dari #edera kolorektal atau komplikasi keganasan kolorektal, penyakit radang
usus, diertikulitis kolon, atau apendisitis.
$enyebab dari saluran urogenital meliputi* infeksi di kelenjar
bulbourethral, #edera uretra, #edera iatrogenik sekunder untuk manipulasi striktur
uretra, epididimitis, orkitis, atau infeksi saluran kemih ba-ah (misalnya, pada
pasien dengan penggunaan jangka panjang kateter uretra).
$enyebab 6ermatologis meliputi* supuratif hidradenitis, ulserasi karena
tekanan skrotum, dan trauma. 5etidakmampuan untuk menjaga kebersihan
perineum seperti pada pasien lumpuh menyebabkan peningkatan risiko.
'rauma bedah aksidental ataupun disengaja dan adanya benda asing
juga dapat menyebabkan penyakit.$ada -anita, sepsis aborsi, abses ula atau
kelenjar Bartholini, histerektomi, dan episiotomi dapat di#urigai sebagai
penyebab /4.$ada pria, seks anal dapat meningkatkan risiko infeksi perineum,
baik dari trauma tumpul langsung atau dengan penyebaran mikroba dari
rektal.Sedangkan pada anak3anak yang bisa menyebabkan /4 seperti
sirkumsisi, strangulasi hernia inguinalis, omphalitis, gigitan serangga, trauma 6
perirektal abses dan infeksi sistemik.
D. Mni%e!t!i K'ini!
@iri /ournier gangren adalah rasa sakit dan nyeri tekan di alat kelamin.
$erjalanan klinis biasanya berlangsung melalui tahap3tahap berikut*
J 4ejala prodromal demam dan letargi, yang mun#ul dalam 23? hari
J asa sakit dan nyeri tekan yang berhubungan dengan edema
pada kulit di atasnya yang disertai pruritus
J eningkatkan nyeri genital dengan eritema dikulit atasnya
J 4ambaran duski di kulit atasnya (subkutan krepitasi)
J 4angren jelas dari bagian alat kelamin disertai drainase purulen
dari luka
$ada a-al perjalanan penyakit, rasa sakit tidak sesuai dengan temuan
fisik.4angren dapat berkembang, tetapi nyeri dapat hilang akibat jaringan saraf
menjadi nekrotik. "fek sistemik dari proses ini berariasi dari nyeri lokal tanpa
disertai syok septik dan kemerahan. Se#ara umum, semakin besar derajat
nekrosis, yang lebih mendalam efek sistemik.
$ada $emeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah palpasi dari alat
kelamin, perineum dan pemeriksaan #olok dubur, untuk menilai tanda3tanda
penyakit dan untuk men#ari potensi masuknya portal infeksi.6apat juga
ditemukan krepitasi jaringan lunak, nyeri lokal, ulkus yang disertai eritem, edema,
sianosis, indurasi, blister, maupun gangren. 6ari inspeksi kulit tersebut dapat
menentukan derajat dari bau amis ditimbulkan akibat infeksi dari bakteri anaerob
dan krepitasi yang disebabkan mikroorganisme @lostridium yang dapat
memproduksi gas. 4ejala sistemik dapat terjadi seperti demam, takikardia dan
hipotensi.
E. Pt$%i!i$'$gi
+nfeksi lokal berdekatan dengan portal masuk adalah dasar terjadinya/4.
$ada akhirnya, suatu endarteritis obliteratie berkembang menyebabkan kulit,
subkutan dan pembuluh darah menjadi nekrosis kemudian berlanjut iskemia
lokal dan proliferasi bakteri. 'ingkat kerusakan fasia dapat men#apai 23= #m8jam.
+nfeksi fasia perineum (fasia #olles) dapat menyebar ke penis dan
skrotum melalui fasia bu#k dan dartos, atau ke dinding perut anterior melalui
fasia s#arpa, atau sebaliknya. /asia #olles melekat pada perineum dan
diafragma urogenital se#ara posterior dan pada ramus pubis se#ara lateral,
sehingga membatasi perkembangan ke arah ini. 5eterlibatan testis jarang,
karena arteri testis berasal langsung dari aorta dan dengan demikian memiliki
suplai darah terpisah dari area infeksi.
+nfeksi merupakan ketidakseimbangan antara () imunitas host, yang
sering terganggu oleh satu atau lebih proses sistemik penyerta, dan (2) irulensi
dari mikroorganisme penyebab. /aktor etiologi ini memungkinkan untuk
masuknya mikroorganisme ke dalam perineum, sistem imun yang turun
memberikan lingkungan yang baik untuk memulai infeksi, dan irulensi
mikroorganisme memper#epat penyebaran #epat penyakit ini.
F. Peme#ik!n Dign$!tik
ntuk menegakkan diagnosis, dapat dibantu dengan beberapa pemeriksaan
penunjang. 6i antaranya adalah*
. 'es 6arah <engkap
ntuk menilai respon kekebalan yang ditimbulkan oleh proses infeksi dan
untuk memeriksa jumlah dari sel darah merah, dan mengealuasi potensi
sepsis3yang menyebabkan trombositopenia.$rofil koagulasi seperti,
prothrombin time ($'), !cti"ated Partial #hromboplastin #ime(A$''),
jumlah trombosit, kadar fibrinogen sangat membantu untuk men#ari
sepsis-induced $oagulopati seperti pada +'$.5ultur darah juga diperlukan
untuk menetahui jenis mikroba yang terlibat serta menilai keadaan
septisemia. 5imia darahuntuk mengealuasigangguanelektrolit,untuk
men#aribukti dehidrasidapat diperiksa blood urea nitrogenMBN
8kreatininrasio, yang #enderungterjadi sebagaiakibat perlangsungan
penyakit, juga kadar gula dalam darah mengealuasiintoleransi glukosa,
yangmungkin disebabkanuntuk6atausepsisyang
disebabkangangguanmetabolisme .!rterial blodd gas(AB4)
untukmemberikanpenilaian yang lebihakuratgangguan asamdan
basa.Asidosisdengan yang dapat terjadi denganhiperglikemiaatau
hipoglikemia
2. @' S#an
@' S#an memainkan peranan yang penting untuk diagnosis sama seperti
pentingnya untuk ealuasi dalam tindakan bedah. "tiologi, jalur
penyebaran, adanya #airan dan abses dapat diealuasi dengan baik
melalui @' s#an.
4ambaran /ournier 4angren yang tampak pada @' S#an berupa
penebalan soft tissue dan inflamasi. @' S#an menunjukkan penebalan
fas#ia yang asimetris, penumpukan #airan dan abses, penumpukan
lemak di sekitar jaringan, dan emfisema subkutan yang terbentuk karena
adanya gas yang dtimbulkan oleh bakteri.
4ambar .4ambaran @' S#an pada pasien berusia ;0 tahun yang menunjukkan
adanya udara dan #airan yang terjebak dalam dua korpus kaernosum.
=. adiografi
$ada radiografi, hiperlusen menunjukkan adanya gas pada soft tissue
yang terdapat di region skrotum atau perineum. "mfisema subkutis dapat
terlihat di regio inguinal, skrotum, perineum, dinding anterior abdomen,
dan paha.
adiografi dapat menunjukkan adanya udara di soft tissue sebelum
se#ara klinis menunjukkan krepitasi, dan ketidakberadaannya pada
pemeriksaan fisik tidak menyingkirkan diagnosis /ournier gangren.
adiografi juga menunjukkan pembengkakan yang signifikan pada soft
tissue skrotum. 4as pada fas#ia yang dalam jarang terlihat pada
radiografi.
4ambar 2. /ournier gangrene pada laki3laki usia =2 tahun dengan ri-ayat nyeri
pada testis dan infeksi pada kulit.
:. ltrasonografi
S4 dapat mendeteksi adanya /ournier gangren dengan menunjukkan
penebalan pada dinding dan gambaran hipere#hoik, sehingga
menyebabkan adanya shado- yang kotor yang menunjukkan adanya gas
pada dinding skrotum.5adangkala nampak pula gambaran hidro#ele
unilateral atau bilateral. 'estis dan epididimis seringkali ditemukan dalam
ukuran dan e#hostruktur yang normal karena terpisahkan oleh aliran
darah. askularisasi testis seringkali bertahan karena aliran darah ke
skrotum berbeda dengan aliran darah ke testis.
S4 juga bermanfaat untuk membedakan /ournier gangren dengan
hernia inkaserata inguinoskortal. 6i lain kondisi, gas diobserasi pada
obstruksi lumen usus, jauh dari dinding skrotum.
4ambar =. Suspek /ournier gangrene pada laki3laki usia ? tahun dengan
demam. S4 menunjukkan adanya daerah e#hogenik
G. Pent'k!nn Me"i!
$rinsip terapi pada gangren /ournier ada terapi suportif memperbaiki
keadaan umum pasien, pemberian antibiotik, dan debridemen.$engobatan
/ournier gangren melibatkan beberapa modalitas. $embedahan diperlukan untuk
diagnosis definitif dan eksisi jaringan nekrotik. $ada pasien dengan gejala
sistemik terjadi hipoperfusi atau kegagalan organ, resusitasi agresif untuk
memulihkan perfusi organ normal harus lebih diutamakan daripada prosedur
diagnostik.6engan demikian, pengobatan pasien dengan gangren /ournier
meliputi resusitasi agresif dalam mengantisipasi operasi.
Anti8i$tik
$engobatan /ournier gangren melibatkan antibiotik spektrum luas terapi
antibiotik. Spektrum harus men#akup staphylococci, strepto$o$us,
Enterobacteriaceae organisme, dan anaerob. 6imana se#ara
empiris#iprofloksasin dan klindamisin dapat digunakan. 5lindamisin sangat
berguna dalam pengobatan nekrosis jaringan lunak infeksi karena spektrum
gram positif dan anaerob. 5lindamisin telah terbukti untuk menghasilkan tingkat
respons unggul daripada penisilin atau eritromisin.
De8#i"emen
'ujuan debridemen adalah mengangkat seluruh jaringan nekrosis ( de"italized
tissue) sebelum dilakukan debridement sebaiknya di#ari sumber infeksi dari
uretra atau dari kolorektal dengan melakukan uretroskoi atau
proktoskopi.5adang3kadang perlu dilakukan diersi urine melalui sistotomi atau
diersi fe#es dengan melakukan kolostomi.Setelah nektrotomi, dilakukan
per-atan terbuka dan kalau perlu pemasangan pipa drainase. Setelah 2 dan 2:
jam lagi dilakukan ealuasi untuk menilai demarkasi jaringan nekrosis dan kalau
perlu dilakukan operasi ulang. 6ebridement yang kurang sempurna seringkali
membutuhkan operasi ulang.
Ok!igen Hi&e#8#ik
!ksigen hiperbarik (7B!) telah digunakan sebagai tambahan dalam pengobatan
gangren /ournier. $rotokol yang biasa digunakan antara lain * ismultiple sesi
sebesar 2,&D F0min dan atmfor 00 oksigen inhalasi setiap 20 menit. 7B!
meningkatkan kadar tekanan oksigen dalam jaringan dan memiliki efek
menguntungkan berbagai penyembuhan luka. !ksigen radikal bebas adalah
jaringan dari hipoksik yang dibebaskan, yang se#ara langsung bera#un terhadap
bakteri anaerob.Aktifitas fibroblast meningkat dengan angiogenesis berikutnya
mengarah ke penyembuhan luka diper#epat.
Rek$n!t#uk!i 0e"h
'ergantung pada tingkat #a#at kulit, pilihan dalam rekonstruksi menjahit,
ketebalan kulit perpe#ahan pen#angkokan, atau askularisasi miomukotaneus
pedikel.@a#at ke#il dapat ditutup oleh penjahitan primer, terutama dikulit yang
lentur seperti pada skrotum.5e#a#atan besar biasa paling sering timbul saat
pen#angkokan kulit.5ulit kaki yang sehat, pantat, dan lengan dapat digunakan
untuk pen#angkokan. @a#at pada kulit batang penis harus terhindar dari
pen#angkokkan untuk men#egah pembentukan bekas luka fibrosis karena
berhubungan dengan masalah ereksi.
H. P#$gn$!i!
$rognosis untuk pasien setelah rekonstruksi /ournier gangren biasanya
baik. Skrotum memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan regenerasi
setelah infeksi dan terjadi nekrosis amun demikian, sekitar &0D dari laki3laki
dengan keterlibatan penis mengalami sakit dengan ereksi, sering berhubungan
dengan jaringan parut pada daerah genital. ika jaringan lunak yang luas hilang,
mungkin terjadi gangguan pada drainase limfatik, sehingga terjadi, edema dan
selulitis.
$ada FF&, <aor dkk memperkenalkan the /ournier 4angrene Seerity +ndeE
(/4S+). /4S+ berdasar pada penyimpangan dari rentang referensi parameter
klinis berikut*
asing3masing parameter berupa skor antara 03:, dengan semakin tinggi nilai
mengindikasikan semakin besar penyimpangan dari normal./4S+ merupakan
jumlah dari semua nilai parameter./4S+ lebih besar dari F berhubungan dengan
peningkatan mortalitas.
I. A!uhnKe&e#(tn
Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan
antibiotik.amun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan interensi
bedah, debridemen atau kuretase.Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk
mengidentifikasi penyebabnya, utamanya apabila disebabkan oleh benda asing
karena benda asing tersebut harus diambil.Apabila tidak disebabkan oleh benda
asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersama dengan
pemberian obat analgetik.6rainase, abses dengan menggunakan pembedahan
biasanya diindikasi apabila abses telah berkembang dari peradangan serasa
yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak.
F$ku! Pengk9in
6ata tergantung pada tipe,lokasi,durasi dari proses infektif dan organ3organ yang
terkena
. Aktifitas8istirahat
4ejala * alaise
2. Sirkulasi
'anda * 'ekanan darah normal8sedikit diba-ah jangkauan normal (selama
#urah jantung tetap meningkat). 6enyut perifer kuat, #epat (perifer hiperdinamik)I
lemah8lembut8mudah hilang, takikardi ekstrem (syok). Suara jantung * disritmia
dan perkembangan S= dapat mengakibatkan disfungsi miokard, efek dari
asidosis8ketidakseimbangan elektrolit. 5ulit hangat, kering, ber#ahaya
(asodilatasi), pu#at, lembab, burik (asokonstriksi).
=. "liminasi
4ejala * 6iare
:. akanan8#airan
4ejala * Anoreksia, mual, muntah.
'anda * $enurunan berat badan, penurunan lemak subkutan8masa otot
(malnutrisi). $enurunan haluaran, konsentrasi urineI perkembangan ke arah
oliguria, anuria.
&. eurosensori
4ejala * Sakit kepala, pusing, pingsan.
'anda * 4elisah, ketakutan, ka#au mental, disorientasi, delirium8koma
;. yeri8kenyamanan
4ejala * 5ejang abdominal, lokalisasi nyeri8ketidaknyamanan, urtikaria,
pruritus umum.
?. $emafasan
'anda * 'akipnea dengan penurunan kedalaman pemafasan, penggunaan
kortikosteroid, infeksi baru, penyakit iral.
'anda * Suhu umumnya meningkat (=?,F&O@ atau lebih) tetapi mungkin
normal pada lansia mengganggu pasien, kadang sub normal (diba-ah =;,&O@),
menggigil, luka yang sulit8lama sembuh, drainase purulen, lokalisasi eritema,
ruam eritema makuler.
9. SeEualitas
4ejala * $erineal pruritus
'anda * aserasi ula, pengeringan aginal purulen.
F. $enyuluhan 8 pembelajaran
4ejala * asalah kesehatan kronis8melemahkan misal* 6, kanker, hati,
jantung, ginjal, ke#anduan alkohol. i-ayat splenektomi. Baru saja menjalani
operasi prosedur inasif, luka traumatik.
0. $ertimbangan * enunjukan lama hari ra-at ?,& hari.
. en#ana pemulangan * ungkin dibutuhkan bantuan dengan
pera-atan8alat dan bahan untuk luka, pera-atan, pera-atan diri, dan tugas3
tugas rumah tangga
P#i$#it! Ke&e#(tn
a. enghilangkan infeksi.
b. endukung perfusi jaringan8olume sirkulasi.
#. en#egah komplikasi.
d. emberikan informasi mengenai proses penyakit, prognosa dan kebutuhan
pengobatan.
(6oenges,2000*2:0)
Dign$! Ke&e#(tn
. Ansietas b8d kurangnya pengetahuan tentang diagnosis sekunder terhadap
/ournier 4angren
+nterensi* 6apatkan ri-ayat kesehatan untuk menentukan*
3 5ekha-atiran pasien
3 'ingkat pengertian
3 $emberian edukasi
2. etensi rin b8d obstruksi uretral sekunder terhadap /ournier 4angren
+nterensi*
3 5aji tanda3tanda retensi urin
3 5ateterisasi pasien
3 Berikan agen kolinergik yang diresepkan
3 onitor efek medikasi
=. 5urang pengetahuan b8d kurangnya indormasi sekunder terhadap /ournier
4angren
+nterensi*
3 $astikan tingkat pengetahuan pasien
3 6ukung komunikasi dengan pasien
3 'entukan kemampuan dan kesiapan pasien dan hambatan dalam belajar
3 +dentifikasi keluarga yang membutuhkan informasi
:. 6isfungsi seksual b8d efek terapi sekunder terhadap /ournier 4angren
+nterensi*
3 +nformasikan pasien tentang terapi
3 'entukan ri-ayat
3 <ibatkan pasangan dalam membangun pengertian
&. yeri akut b8d insisi surgikal
+nterensi*
3 'ingkatkan kenyamanan pasien
3 $osisikan dengan hati3hati
3 Berikan analgesik
3 5ompres hangat atau dingin
;. 4angguan #itra tubuh b8d perubahan dalam fungsi
+nterensi*
3 5aji perasaan pasien terhadap #itra tubuh
3 6ukung pasien untuk menyatakan kekha-atirannya
3 +dentifikasi potensi terhadap harga diri*
o $erubahan penampilan
o $enurunan fungsi seksual
o $enurunan energy
Re%e#en!i )
@arpenito, <,, 200, 6iagnosa 5epera-atan Aplikasi $ada 5linik (terjemahan),
"disi =, "4@, akarta.
6oenges, .", 2000, en#ana Asuhan 5epera-atan $edoman ntuk
$eren#anaan 6an $endokumentasian $era-atan $asien (terjemahan), edisi
=, "4@, akarta
7ohenfellner, arkus, i#hard. "mergen#ies and rology. <ondon * Springer.
200;. &03:0
http*88healthyenthusiast.#om8perianal3fistel.html
http*88---.medistra.#om8indeE.php)
<oensoon B, Singh A5, oelline A. 2009. /ournier 4angrene* ole of
+maging. adiographi#s (29) &F3&29.
$ais . /ournier 4angerene. MonlineN. 20. Mdiakses 2 uni, 20:N.
http*88emedi#ine.meds#ape.#om8arti#le820299FF3oerie-
$ri#e, SA dan %ilson, <, FF&, $atofisiologi * 5onsep 5linis $roses3$roses
$enyakit (terjemahan), "idisi :, olume , "4@, akarta
S. Sjamsuhidayat, %im 6e ong, FF9, Buku Ajar +lmu Bedah, "disi eisi, "4@,
akarta
Setia-an /, oianti , '$ %i#aksono. 20=. /ournierPs 4angrene. @65320&8
ol. :0 no. ;
Smeltzer, S.@, 2002, Buku Ajar 5epera-atan edikal Bedah (terjemahan), "disi
9, olume 2, "4@, akarta.
Sudoyo. A.%., Setiyohadi, B., Al-i, +., Simadibrata, ., Setiati, S. (200;). Bu$u
a%ar &lmu Penya$it alam. ilid (ed.:). akarta* /5+
nder-ood, .@.", FFF, Buku Ajar +lmu Bedah (terjemahan), "disi :, "4@,
akarta.
LAPORAN INDI/IDU
LAPORAN PENDAHULUAN
A0SES PERIANAL DAN FOURNIER GANGREN