Lotion Vit e Uhuyy Fix
Lotion Vit e Uhuyy Fix
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lotion dapat juga di definisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang
digunakan pada kulit tanpa di gosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang
tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi dimana mediumnya berupa air. Biasanya
ditambah gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat
kering pada waktu dipakai dan memberi efek penyejuknya (Anief, 1984).
Wilkinson 1982 menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya
berupa emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai
viskositas rendah serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk
pemakaian pada kulit yang sehat. Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase
minyak dan fase air yang di stabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan
aktif di dalamnya.
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi
yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan
kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta
meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Lachman et al., 1994).
2
1. Lotion untuk irigasi aural
- Dimaksudkan untuk menjadi syringe lembut ke telinga
- Digunakan pada suhu tidak lebih dari 55°C
- Diberikan untuk menghindari injeksi udara
2. Lotion untuk mencuci mulut
- Digunakan dengan air panas/hangat
- Dipertahankan selama beberapa menit di dalam mulut
3. Lotion untuk irigasi hidung
Diterapkan dengan douche kaca/jarum suntik dengan konstruksi yang cocok
4. Lotion untuk uretra dan vaginal
Disuntikkan dengan menggunakan jarum suntik
3
3. Membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak
dan mudah dioleskan.
1. Antibiotik
2. Antiseptik
3. Anti jamur (anti fungi)
4. Kortikosteroid
5. Anti jerawat
6. Menenangkan, smoothing (pelembut), pelembab atau agen pelindung
7. Pijat
8. Memperbaiki kulit (estetika)
Selain penggunaan untuk medis, lotion banyak digunakan untuk perawatan
kulit serta kosmetik.
Bahan-bahan yang digunakan dipisah menjadi dua bagian, yaitu bahan yang
larut fase minyak dan bahan yang larut fase air. Bahan-bahan yang larut minyak
yaitu asam stearate, cethyl alcohol dan glycerin ditempatkan ke dalam cawan
penguap. Bahan-bahan yang larut air yaitu vitamin E, metil paraben, propil paraben,
trietanolamin, buthyl hidroksitoluen, aquadest. Fase minyak dan fase air dipanaskan
dan diaduk pada suhu 70-75°C secara terpisah hingga homogen. Proses campuran
kedua sediaan dilakukan pada suhu 70°C. Proses pengadukan dilakukan hingga
homogen dan mencapai suhu 40°C. Pengawet (metal paraben dan propil paraben),
4
parfum, dan zat aktif Vitamin E ditempatkan kedalam campuran pada suhu 35°C
kemudian dilakukan pengadukan selama kurang lebih satu menit.
Lotion merupakan salah satu jenis emulsi minyak dalam air. fase minyak
dan fase air yang terpisah disatukan dengan pemanasan dan pengadukan. Fase
minyak mengandung komponen bahan yang larut minyak. Fase air mengandung
komponen bahan yang larut air yang dipanaskan pada suhu yang sama dengan fase
minyak kemudian disatukan. Pencampuran antara fase minyak dan air dilakukan
pada suhu 70-75oC. Proses emulsifikasi pada pembuatan skin lotion adalah pada
suhu 70oC. Waktu pengadukan juga mempengaruhi emulsi yang dihasilkan
Pengadukan yang terlalu lama pada saat dan setelah emulsi terbentuk harus
dihindari, karena akan menyebabkan terjadinya penggabungan partikel. Lamanya
pengadukan tidak dapat ditetapkan secara pasti karena hanya dapat diketahui secara
empiris. Pengadukan akan mengurangi ukuran partikel dan mempengaruhi
viskositas emulsi yang dihasilkan. Semakin kecil ukuran partikel akan
menyebabkan semakin meningkatnya viskositas emulsi.
Pada pembuatan lotion akan terjadi kontak antara dua cairan yang tidak
bercampur karena berbeda kelarutannya dan pada saat tersebut terdapat kekuatan
yang menyebabkan masing-masing cairan menahan pecahnya menjadi
partikelpartikel yang lebih kecil. Kekuatan ini disebut tegangan antar muka. Zat-zat
yang dapat meningkatkan penurunan tahanan tersebut akan merangsang suatu
cairan untuk menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan zat-zat ini
sebagai zat pengemulsi dan zat penstabil menghasilkan penurunan tegangan
antarmuka dari kedua cairan yang tidak saling bercampur, mengurangi gaya tolak
antara cairan-cairan tersebut dan mengurangi gaya tarik menarik antarmolekul dari
masing-masing cairan. Zat pengemulsi mengarahkan dirinya di sekitar dan dalam
suatu cairan yang merupakan gambaran kelarutannya pada cairan tertentu.
5
Dalam suatu emulsi yang mengandung dua cairan yang tidak saling
bercampur, zat pengemulsi akan memilih larut dalam salah satu fase dan terikat
dengan kuat dalam fase tersebut dibandingkan pada fase lainnya karena molekul-
molekul zat ini mempunyai suatu bagian hidrofilik (bagian yang suka air) dan suatu
bagian hidrofobik (bagian yang tidak suka air). Molekul-molekul tersebut akan
mengarahkan dirinya ke masingmasing fase. Suatu emulsifier memiliki
kemampuan untuk menurunkan tegangan antar muka dan tegangan permukaan.
Menurunnya tegangan antar muka ini akan mengurangi daya kohesi dan
meningkatkan daya adhesi. Emulsifier akan membentuk lapisan tipis (film) yang
menyelimuti partikel sehingga mencegah partikel tersebut bersatu dengan partikel
sejenisnya. Sistem emulsi yang stabil dapat diperoleh melalui pemilihan emulsifier
yang larut dalam fase yang dominan (pendispersi).
1. Zat Aktif
Zat aktif yang dipakai berupa vitamin, ekstrak, whitening dan pemutih
2. Bahan tambahan dalam pembuatan lotion
a. Bahan pengental
Tujuan penambahan pengental adalah untuk mengentalkan campuran,
memperbaiki viskositas dan penstabil terhadap perubahan panas dan
pH.
b. Bahan pengawet
Tujuan penambahan bahan pengawet adalah agar tidak terjadi
penguraian dan perusakan oleh organisme.
c. Bahan pewangi dan pewarna
Tujuan penambahan bahan pengawi dan pewarna adalah untuk
memperbaiki bau serta warna sediaan.
6
2.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Lotion
2.2 Vitamin E
7
2.2.2 Penggunaan Vitamin E
Penggunaan Vitamin E khususnya dalam bidang kosmetik digunakan
sebagai antioksidan karena pencegahan proses penuaan, pemeliharaan dan
perlindungan proses biologis sebagai anti inflamasi dan anti karsinogenesisdan.
8
BAB III
METODOLOGI
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Cairan berminyak, kental, tidak berbau, jernih atau coklat
kekuningan
2. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam aseton, etanol, eter dan
minyak nabati
3. pH -
4. OTT Peroksida; ion logam terutama Fe, Cu, Ag
5. Cara Sterilisasi -
6. Indikasi Antioksidan
7. Dosis Lazim 100-200 UI
8. Cara Pemakaian Oral, topikal
9. Sediaan Lazim dan Kadar Cairan
10. Wadah dan Penyimpanan Wadah bertutup kedap dengan penambahan gas inert, tempat
sejuk dan kering, terlindung dari cahaya
9
6. Indikasi Untuk melembutkan kulit
7. Dosis lazim -
8. Cara pemakaian -
9. Sediaan lazim dan kadar 15%
10. Wadah dan penyimpanan Wadah tertutup rapat dan tempat yang sejuk, kering,
dan terhindar dari cahaya
b. Cethyl Alkohol
3 pH -
8 Cara pemakaian -
10
c. Glycerin (FI III Hal. 413)
11
7. Dosis Lazim Emulsi M/A 2-4%, atau 2-5 kali asam lemak, atau
untuk minyak mineral hingga 5%
8. Cara Pemakaian -
9. Sediaan Lazim dan Kadar Cairan
10. Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah bertutup kedap; terlindung dari
cahaya, pada tempat sejuk, dan kering
12
Glycerin 1 in 60
Mineral oil Practically insoluble
Peanut oil 1 in 200
Propylene glycol 1 in 5
Water 1 in 400
1 in 50 at 50°C
1 in 30 at 80°C
3. pH
4. OTT Surfaktan nonionik (Polysorbate 80), bentonit,
mg trisilikat, talk, tragacanth,sodium alginate,
sorbitol, atropin.
5. Cara Sterilisasi Metilparaben larutan dalam air pH 3-6 dapat
disterilakn dengan otoklaf 120° selama 20
menit tanpa terurai.
6. Indikasi Pengawet, antimikroba
7. Dosis Lazim Preparat topikal 0,02-0,03 %
8. Cara Pemakaian
9. Sediaan Lazim dan Kadar Serbuk
10. Wadah dan Penyimpanan Wadah bertutup baik pada tempat sejuk dan
kering
13
3. pH -
4. OTT Aktifitas antimikroba berkurang dengan
surfaktan nonionik; Magnesium aluminium
silicate, Magnesium trisilikat, besi oksida
kuning dan biru ultramarine dilaporkan
mengabsorpsi propel paraben
5. Cara sterilisasi Larutan propilparaben dalam air pada pH 3-6
dapat disterilisasi dengan otoklaf
6. Indikasi Pengawet , Antimikroba
7. Dosis lazim Preparat topikal 0,01-0,6 %
8. Cara pemakaian Sebagai pengawet pada sediaan kosmetik,
makanan dan farmasi, kombinasi dengan
metilparaben (0,02%b/v + 0,18%b/v) sering
digunakan dalam sediaan parenteral
9. Sediaan lazim dan kadar Serbuk
10. Wadah dan penyimpanan Wadah bertutup baik pada tempat sejuk dan
kering
14
3.3 Formulasi
3.3.1 Sediaan yang diinginkan
Spesifikasi Sediaan
No Parameter Satuan Syarat Farmakope Refrensi
yang akan dibuat
Kadar Bahan
1. % 0,5% Vitamin E 0,5% FI IV
Aktif
Pemerian:
Ungu Ungu
Warna
Anggur Anggur
2. Bau
- Manis seperti Manis seperti
Rasa FI IV
anggur anggur
15
3.3.2 Pemecahan Masalah
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KEPUTUSAN
NO. RUMUSAN MASALAH
KOMPONEN PROSES PENGAWASAN MUTU
1. Diinginkan sediaan lotion yang Vit E Pencampuran Homogenitas Digunakan bahan aktif vit E
berfungsi untuk melembabkan kulit
2. Diinginkan sediaan antioksidan Tipe emulsi: Pembuatan emulsi Uji Tipe Emulsi Digunakan tipe M/A tipe emulsi minyak
topikal yang mengandung Vitamin M/A M/A dalam air mudah dibersihkan dengan air
E A/M
3. Pemilihan Emulgator Tipe emulsi M/A Pencampuran Penambahan Emulgator Menggunakan emulgator TEA untuk
Emulgator tipe Air dengan jumlah yang cukup pengikat
Tween
TEA
4. Meningkatkan kelembaban kulit Glyserin Komposisi lotion Meningkatkan daya penetrasi bahan aktif
sebagai penetrasi atau basis minyak
5. Meningkatkan viskositas lotion Cetyl Alkohol Penstabil emulsi Emulsifiying agent dengan
agar mudah dituang namun tidak menggunakan Cetyl Alkohol
terlalu encer dan kental
6. Fase air dan fase minyak yang - Fase Air : Air, Peleburan&Penca Uji Homogenitas - Fase Air : Air
digunakan untuk membentuk basis mpuran
Propilenglikol, TEA - Fase Minyak: Asam Stearat
cream?
- FaseMinyak : Asam
Stearat, Vaselin Album
7. Memperbaiki bau Penambahan Parfume Pencampuran Bau harum Penambahan essens santa grape
Corigens Odoris
8. Mencegah agar sediaan tidak mudahMetil paraben, propil Pelarutan Kombinasi metil paraben dan propil
rusak oleh organisme paraben paraben
9. Mencegah agar sediaan tidak mudahBHT, BHA, asam Pelarutan Penambahan antioksidan BHT
teroksidasi galat, asam askorbat
10 Medium pendispers Air Pencampuran Homogenitas Digunakan air sebagai medium
pendispers
16
3.3.3 Alat dan Bahan
Alat :
- Timbangan digital
- Kertas perkamen
- Cawan porselen
- Lumpang dan stamper
- Sudip
- Batang pengaduk
- Beaker glass
- Gelas ukur
- Wadah pot lotion
- Kertas pH
- Kaca Objek
17
Bahan
Komposisi Bahan
No Nama Bahan
Fungsi % Lazim % Pakai Perunit Perbatch
6. Trietanolamin Emulgator 2 - 4% 2% 2g 4g
Basis air
10. Aquadest qs qs ad 100 ml ad 200 ml
18
Perhitungan Bahan :
Dibuat Lotion sebanyak 100 ml (Perunit)
Vitamin E : 0,5% x 100 ml = 0,5 g
Metil Paraben : 0,3% x 100 ml = 0,3 g
Propil Paraben : 0,01% x 100 ml = 0,01 g
Buthyl Hidroksitoluen : 0,1% x 100 ml = 0,1 g
Santa grape : 2 tetes
Trietanolamin : 2% x 100 ml = 2 g
Glycerin : 10% x 100 ml = 10 g
Cetyl Alkohol : 5% x 100 ml = 5 g
Asam Stearat : 10% x 100 ml = 10 g
Aquadest ad 100 ml
19
Tea, metil paraben, propil paraben, buthyl hidroksitoluen ditambahkan air
panas sedikit demi sedikit
10. Fase minyak dibuat dengan cara melebur diatas waterbath = Asam stearat,
cethyl alkohol, dan glycerin. Kemudian hasil leburan dimasukkan ke dalam
lumpang panas digerus ad homogen. Lalu fase air dimasukkan ke dalam
lumpang gerus ad homogen. Tambahkan sisa aquadest panas sedikit demi
sedikit.
11. Masukkan kedalam wadah
12. Beri label
A. In Proses Kontrol
20
5. Sifat Aliran - IK. Uji Sifat Aliran
6. Efektivitas Pengawet Gram IK.Uji Efektivitas Pengawet
7. Uji Isi Minimum - IK.Uji isi minimum
10 Daya Sebar - IK Uji Daya Sebar
9. Ketengikan - IK Uji Ketengikan
21
Hasil Type Lotion : Lotion type M/A
IV. Uji PH
1. Ambil kertas pH
2. Celupkan kedalam cream
Hasil : pH 5
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Uji Organoleptis
Tujuan : Untuk memastikan bahwa lotion yang telah dihasilkan memenuhi
kriteria dan syarat yang telah ditetapkan
Alat : Panca Indera
Bahan : Lotion Vitamin E
Cara :
1. Ambil sample secukupnya.
2. Letakkan diatas kaca arloji , amati warna dan cium baunya.
23
4.1.3 Uji pH
Tujuan : Untuk mengetahui pH sediaan lotion yang telah dihasilkan memenuhi
kriteria dan syarat yang telah ditetapkan
Bahan : Lotion Vitamin E
Alat : Kertas pH
Cara :
24
Metode Pembasahan Kertas Saring
- Lotion yang diuji ditetes pada kertas saring. Apabila menghasilkan noda akan
menghasilkan lotion tipe A/M
Hasil: Ditambah metilen blue terjadi warna biru,maka tipe lotion M/A
4.2 Pembahasan
Pada hasil praktikum Teknologi Sediaan Semisolid dan Liquid telah dibahas mengenai
pembuatan lotion khususnya lotion yang akan di formulasikan adalah Lotion Vitamin E
dimana Vitamin E ini digunakan sebagai bahan aktifnya. Vitamin E penting bagi kesehatan
kulit yaitu dengan menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah
proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet serta
mempercepat proses penyembuhan luka.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan kami melakukan berbagai uji yaitu uji
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, dan uji tipe lotion.
Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan memeriksa tampilan fisik dari sediaan lotion.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi bentuk, bau, warna dan rasa. Pengujian
organoleptis terhadap tampilan fisik lotion didapatkan hasil bahwa sediaan berbentuk
massa semipadat dan agak kental, bau khas anggur, berwarna ungu, dan memiliki rasa
25
anggur karena adanya penambahan essens anggur ke dalam lotion. Hasil lotion uji
organoleptis sesuai dengan formula yang kami buat.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas mendapatkan hasil adanya kehomogenan pada saat dioleskan pada
lempeng kaca yang transparan.
Uji pH
Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui berapa nilai keasaman dari sediaan lotion
yang dibuat. Berdasarkan SNI 16-4399-1996 bahwa nilai pH produk pelembab kulit
disyaratkan berkisar antara 4,5-8,0. Hasil pH yang di dapat yaitu 5, dimana Vitamin E
ini memiliki nilai keasaman ≤ 2. Nilai pH yang di dapat dari sediaan masih dapat
diterima karena masih berada pada rentang yang disyaratkan.
26
Uji Tipe Lotion
Penentuan tipe sediaan lotion dilakukan dengan penambahan sedikit demi sedikit
metilen blue kedalam sediaan, jika larut sewaktu diaduk, maka lotion tersebut adalah
tipe minyak dalam air.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Lotion menurut FI III adalah sediaan cair berupa suspense atau disperse, digunakan
sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspense zat padat dalam bentuk serbuk halus
dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air (o/w atau
m/a) dengan surfaktan yang cocok.
2. Dari evaluasi yang dilakukan lotion kami termasuk tipe M/A
3. Lotion berupa cairan kental berwarna ungu, berbau khas anggur, rasa manis anggur,
sediaan lotion homogen , dengan pH 5 yang termasuk asam, lotion dengan tipe
minyak dalam air.
4. Secara umum lotion yang kami buat memenuhi syarat sediaan lotion
5.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Dirjen POM : Jakarta.
2. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Dirjen POM : Jakarta.
3. Mahfud HA. 2017. Vitamin E. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang
4. Karina Ririn. 2014. Formulasi dan Uji Sifat Fisikokimia Sediaan Losio Dengan Berbagai
Variasi Konsentrasi Vitamin E. Pontianak : Universitas Tanjungpura
29