Selatan, Sumatera Utara Tahap II *} (Heh:M.Sudomo PusUtElwiogiKesehatan,BadanLiaMingkes
PERMASALAHAN Selatan pada tahun 1925 dan 1935 telah
drtaporkan bahwa di kdam ikan yang drtumbuhi ALAR1A masih merupakan salah ganggang dan lumut menjadi tempat perindukan satu masaJah kesehatan masyarakat nyamuk vektor malaria Anopheles sundaicus. yang utama di Indonesia. Penyeba- Pada waktu ttu telah dilakukan penanggulangan rannya mefiputi seluruh wilayah Indonesia secara mekanik yartu dengan mengeringkan terutama di luar Jawa dan Bali. Di Jawa hanya kolam atau mengubah koiam menjadi sawah. terdapat cfi beberapa daerah saja yartu daerah Semenjak tindakan tersebut dilakukan dengan dengan vektor yang sudah resisten terhadap baik maka An.sundaicus tenyap dan tidak DDT. Di beberapa daerah parasrt penyebab ditemukan kembali. Tindakan tersebut dapat malaria juga sudah resisten terhadap berbagai menurunkan kasus malaria dengan sangat macam obat seperti ktorokuin dan Fansidar. Di bermakna. Sesudah perang dunia kedua luar Jawa masalah malaria merupakan masalah tindakan penanggulangan malaria seperti yang yang sukar diatasi karena keadaan atamnya telah dilakukan kurang mendapat pernatian yang berbeda-beda sehingga akan mengakiba- sampai timbulnya KLB pada tahun 1992. Pada tkan berbeda puta nyamuk vektor yang bertindak saat ini di daerah Batang Angkoia ditemukan sebagi penular, banyak kolam ikan yang dtteriantarkan oleh penduduk sehingga menjadi tempat perindukan Di Sumatera Utara terdapat berbagai daerah An.sundaicus yang sudah muncul kembali. Untuk yang secara Nstoris merupakan daerah endemis membantu mengatasi hal tersebut di atas maka malaria misalnya di Asahan, Sibdga dan telah dibuat proyek penelitian untuk mempelajari Tapanuli Selatan. Tapanuli Selatan merupakan berbagai aspek yang terkait dengan penularan daerah rawan malaria dan menduduki tempat malaria di daerah Batang Angkoia yartu aspek ketiga setelah Irian Jaya dan KalimantarL Pada parasrtdogi, aspek entomdogi, aspek lingkungan bulan Mei tahun 1992 telah terjadi KLB cfi Batang fisik dan bidogi, sosial ekonomi dan perHaku Angkoia yang mengaktbatkan kematian sebayak penduduk. Kemudian dari data yang cHdapat 38 penderita dalam satu minggu, dari penduduk akan dicari cara pemecahannya yang paling baik sebanyak kurang lebih 3000 jiwa. Dari hasil bagi daerah tersebut Penelitian dibagi menjadi pemeriksaan darah penderita diketahui bahwa dua tahap yartu tahap I (1993/1994) dan tahap II mereka menderita malaria yang disebabkan oteh (1994/1995). Plasmodium fefaparum dan P.vrvax. Di Tapanuli
Makalah n dsampafan dalam Pertemuan Untas Sektoral "Budtiaya Ikan Ate Merah sebagar Penygendalan Hayati Nyamuk Vektor Ma&ia d Tapanut Selatan, tanggal 1 September 1994
Medh LJtbangttes VoL IVNo. 02H994 11
MANFAAT malaria setelah diadakan penyuluhan (KIE) melalui "learning module". a. Mendapatkan data epidemiologi Keberhasilan dapat diukur dengan malaria yang paling baru. melihat tingkat pengetahuan tentang b. Sebagai data dasar untuk menentu- malaria serta penanggulangannya kan langkah-langkah penanggulang- sebelum dan sesudah penyuluhan. an malaria. c. Gambaran epidemiologi malaria sela- c. Mendapatkan gambaran aspek sosial ma beriangsungnya penelitian dapat budaya dalam hubungannya dengan diukur melalui survai malariometrik, penularan malaria. entomologi, lingkungan fisik dan biologi. TUJUAN KEGIATAN Penelitian ini bertujuan: 1. Penilaian gambaran epidemiologi malaria Umum : Menurunkan penularan malaria di melalui penelitian parasitologi, entomolo- daerah endemik Tapanuli Selatan. gi, pengamatan lingkungan fisik dan bi- ologi selama beriangsungnya penelitian. Khusus : a. Mendapatkan metoda yang tepat untuk menekan kepadatan a. Penelitian parasitologi melalui survai populasi vektor malaria. malariometrik. b. Meningkatkan peran serta ma- b. Penelitian entomologi melalui survai syarakat dalam penanggulangan entomologi dengan melakukan pe- malaria. nangkapan nyamuk semalam suntuk, perangkap nyamuk dengan cahaya, SIFAT KEGIATAN penangkapan nyamuk istirahat pagi hari dan penangkapan jentik nyamuk. Penefitian tentang penanggulangan malaria c. Pengamatan lingkungan fisik melalui melalui pengendalian vektor malaria dan peran pengamatan temperatur, kelembaban serta masyarakat dalam rangka meningkatkan dan curah hujan. derajat kesehatan manusia. d. Pegamatan lingkungan biologi dengan mencatat semua faktor bi- LUARAN ologi yang ada hubungannya dengan penularan malaria. Substansi luaran peneBtian yang ingin dicapai sampai akhir tahun anggaran 1994/1995 adalah 2. Melakukan budidaya ikan tawes dan nila sbb.: merah dengan cara membuat kolam per- cobaan yang terdiri dari 12 petak yang a. Metoda pengendalian vektor malaria kemudian akan dilakukan penelitian me- secara biologi melalui budidaya ikan ngenai efektivitas ikan dalam memakan tawes (Puntius javanicus) dan nila jentik nyamuk dan kepentingan ekonomi merah (Oneochromis niloticus). masyarakat. Keberhasilan dapat diukur dengan cara membandingkan kepadatan populasi nyamuk Anopheles Bersambung ke halarnsri .„ 32 pradewasa dan kolam perlakuan dan kontrol. b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan 12 Media UtfoangkesVol.lv No. 02/1994 Dari 2 (dua) hari pertemuan itu, akhimya lanjuti langkah konkrit marketing Jaring- diperoleh beberapa rekomendasi, yaitu: an Informasi Kesehatan.
1. Belum teridentifikasinya kebutuhan infor- 4. Bahwa Bagian Informasi Perpustakaan
masi secara detail. Oleh karena itu periu dan Informasi Penelitian sebagai focal adanya kegiatan lain, misalnya Focus point dirasakan bahwa struktur organi- Group Discussion (FGD) karena ini sasi yang sekarang belum sepenuhnya sifatnya super visual langsung. mendukung kegiatan tersebut. Oleh karena itu periu ditinjau kembali. 2. Untuk meningkatkan peran Jaringan Ip- tek Kesehatan dalam kaitannya dengan 5. Peran Jaringan Informasi Kesehatan ti- Ipteknet periu segera dilakukan persiap- dak terlepas dari keikutsertaan anggota an guna mendukung pemakaian fasilitas Jaringan. Internet (misal: LAN, Hardware-line, dsb). Diharapkan peran aktif anggota untuk men- 3. Jaringan Informasi Kesehatan tidak dukung kegiatan kerjasama yang telah dise- dapat lepas dari Sistem Informasi Mana- pakati. jemen Kesehatan. Untuk itu periu pe- (Djuhar, Bagian PIP Badan Liibangkes)
Sambwigan dari rtaf.
3. Melakukan pelatihan penyampaian KIE
tentang malaria dan cara penanggulang- annya dengan learning module" kepada kader yang dipih sebanyak 10 orang dari setiap desa peneHtian. Seianjutnya para kader akan melaksanakan tugasnya me- nyampatkan KIE tersebut kepada masya- rakat setempat Pemantauan dilakukan dengan cara melakukan vvawancara dengan penduduk guna mengetahui apakah para kader telah melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga pesan tersebut sampai kepada masyarakat