OLEH :
BILLI PRAMUJA
Kelas IX F
Bahasa adalah sebuah lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang digunakan
untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa
merupakan alat komunikasi yang sempurna. Dalam penyampaiannya mutlak
susunan kalimat dan sebagainya menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan.
Kesalahpahaman dalam menerima informasi ini dapat terjadi apabila dalam
berkomunikasi tidak memperhatikan aturan-aturan yang berlaku. Maka dari itu,
aturan-aturan ini perlu untuk dipelajari, dan termasuk didalamnya adalah ejaan
Bahasa Indonesia. Kesalahan dalam pengejaan dapat menghambat terjadinya
komunikasi.
Berkomunikasi memang bukan hanya melalui lisan, dapat pula melalui
sebuah tulisan. Berkomunikasi melalui lisan lebih mudah daripada tulisan, karena
mimik, gerak-gerik, irama, jeda, dan unsur-unsur nonbahasa lainnya ikut
memperlancar komunikasi itu. Dalam hal ini, unsur-unsur nonbahasa tidak dapat
dituliskan, dan hal ini dapat menyulitkan komunikasi dan memberi peluang
terjadinya kesalahpahaman. Disinilah ejaan dan tanda baca (fungtuasi) berperan
sampai batas-batas tertentu, yakni menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang
diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.
Dengan ditulisnya laporan Karya Tulis ini semoga menjadi pelajaran dan
bermanfaat bagi kita semua, dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun untuk laporan ini, agar tercapainya laporan yang lebih baik lagi untuk
kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................ 1
BAB II MATERI ............................................................................................. 2
A. LANDASAN TEORI ............................................................................ 2
B. SEJARAH SINGKAT EJAAN BAHASA INDONESIA ..................... 2
C. ATURAN PENULISAN HURUF ........................................................ 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 15
B. KRITIK DAN SARAN ......................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak diantara kita yang masih banyak menggunakan kata dan susukan
kalimat yang masih salah dalam beberapa forum. Ada saatnya kita
menggunakan kalimat-kalimat baku, dan ada saatnya pula kita menggunakan
kalimat nonbaku.
Hal ini perlu untuk diperhatikan. Ketika penggunaan kalimat telah sesuai
namun penggunaan ejaannya masih belum benar, ini dapat mengakibatkan
kesalahpahaman, atau bahkan informasi yang hendak disampaikan tidak dapat
diterima dengan baik oleh pendengar. Ejaan sangat diperlukan, baik untuk
komunikasi secara lisan atau bahkan tulisan.
Sehingga apa yang telah ada pada masyarakat umumnya, perlahan
pemahaman ejaan yang digunakan diperhatikan dan diperbaiki dari keadaan
semula yang mungkin terjadi kesalahan dalam pemakaiannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang disebut dengan ejaan?
2. Bagaimana sejarah singkat ejaan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana aturan-aturan penulisan huruf?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mendeskripsikan pengertian ejaan.
2. Untuk menjelaskan sejarah singkat ejaan.
3. Untuk menerangkan aturan-aturan penulisan huruf.
1
BAB II
MATERI
A. LANDASAN TEORI
Ejaan merupakan penggambaran lambang-lambang bunyi ajaran dan
interelasi antar lambang dalam suatu bahasa. Ejaan mengalami tahap
perkembangan, sebelum Ejaan Yang Disempurnakan, ejaan telah mengalami
perubahan berulang kali, yaitu yang pertama Ejaan Van Ophuysen pada tahun
1901, kemudian Ejaan Republik (Soewandi) pada tahun 1997, baru kemudian
Ejaan Yang Disempurnakan yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972.
2
2. Yakin – Jakin
3. Saya – Saja
b) Huruf “u” ditulis dengan “oe”
Contoh:
1. Umum – Oemoem
2. Sempurna - Sempoerna
c) Huruf “k” ditulis dengan ( ‘ )
Contoh:
1. Rakyat – Ra’yat
2. Bapak – Bapa’
3. Rusak – Rusa’
d) Huruf “j” ditulis dengan “dj”
Contoh:
1. Jakarta – Djakarta
2. Raja – Radja
3. Jalan – Djalan
e) Huruf “c” ditulis dengan “tj”
Contoh:
1. Pacar – Patjar
2. Cara – Tjara
3. Curang – Tjurang
3
2. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam
Ejaan Republik.
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
5. Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan
Republik.
4
2. Huruf f, v dan z merupakan unsur serapan dari bahasa asing yang telah
diresmikan pemakaiannya.
Misal:
Khilaf Zakat
Fisik Universitas
5
d. Penulisan singkatan dan akronim
e. Penulisan angka dan lambang bilangan
f. Penulisan unsur serapan
6
4. Penulisan Kata Ulang
Kata ulang dihasilkan dari proses perulangan dan ditulis secara
lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh :Lari-lari, Ragu-ragu, kadang-kadang, dll.
Kata ulang yang berubah bunyi.
Contoh :Sayur-mayur, Warna-warni, Bolak-balik.
Perulangan berimbuhan sekaligus, di awal saja atau akhir.
Contoh: Berpeluk-pelukan, Berjalan-jalan, Hormat-menghormati.
7
Kata Dasar + meng- + peng- / peng-…-an
Kritik Mengkritik/ mengritik Pengkritik/ pengritik
Stabil Menstabilkan/ Penstabil/ penyetabil
menyetabilkan
Program Memprograkan/ Pemprograman/
memogramkan pemrograman
Prediksi Memprediksi/ Pemprediksi/ perediksi
memrediksi
8. Penulisan Angka
Untuk menyatakan bilangan tingkat, harus diberi awalan ke- dan garis
penghubung (-) sehingga penulisannya sebagai berikut:
Contoh: juara ke-2
bangku ke-3 dari depan
abad ke-20
Untuk angka Romawi tidak perlu menggunakan awalan ke- dan garis
penghubung.
Contoh: juara II
bangku III dari depan
abad XX
8
10. Kata-kata Berejaan Kembar
Dewasa ini banyak dijumpai kata yang cara penulisannya bermacam-
macam. Misalnya, di samping ahli ada akhli ; di samping doa ada do’a; di
samping masalah ada mas’alah dan ada juga masualah.
9
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar,
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan
dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
10
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang
yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
g) Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
11
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara Kali Brantas
Banyuwangi Lembah Baliem
Bukit Barisan Ngarai Sianok
Cirebon Pegunungan Jayawijaya
Danau Toba Selat Lombok
Daratan Tinggi Dieng Tanjung Harapan
Gunung Semeru Teluk Benggala
Jalan Diponegoro Terusan Suez
Jazirah Arab
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di kali
menyeberangi selat
pergi ke arah tenggara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
pisang ambon
j) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan.
12
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan
nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan,
serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menurut undang-undang yang berlaku
k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
13
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ejaan sangat mempengaruhi perkembangan Bangsa Indonesia. Ejaan
yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim,
angka, dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu juga
tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Fungsi ejaan antara lain :
- Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
- Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
- Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa
Indonesia.
Dengan adanya ejaan tersebut tentu membantu kita dalam hal
penulisan agar penyampaian informasi dapat diterima dengan baik dan benar
oleh para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA