Manajemen Produktivitas Dan Efisiensi
Manajemen Produktivitas Dan Efisiensi
(ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Biaya)
Disusun Oleh :
Tiara (01121403023)
Fransisca (01121403037)
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Kondisi pertama dipicu oleh relasi teknis dan, karenanya, dirujuk sebagai
efisiensi teknis. Memandang aktivitas-aktivitas sebagai input, kondisi pertama
mensyaratkan dihapuskannya aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai dan
bahwa aktivitas-aktivitas yang menambah nilai dapat dilakukan dengan kuantitas
minimal yang diperlukan untuk memproduksi output tertentu. Kondisi kedua
dipicu oleh relasi harga input relatif dan, karenanya, dirujuk sebagai efisiensi
pertukaran input. Harga input menentukan proporsi relatif yang harus digunakan
untuk setiap input. Penyimpangan dari proporsi tetap ini akan menghasilkan
inefesiensi pertukaran input.
Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka
ukuran itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur
dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produksitivitas operasional
(operational productivity measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar,
maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan (financial productivity
measure). Sebagai contoh, misalkan pada tahun 2005, Kankul Company
memproduksi 120.000 mesin untuk AC window kecil dan menggunakan 40.000
jam tenaga kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja adalah 3 mesin per jam
(120.000/40.000). ini adalah ukuran operasional karena unit-unit dinyatakan
dalam bentuk fisik. Jika harga jual untuk setiap mesin adalah $50 dan biaya
tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output dan input apat dinyatakan dalam
dolar. Rasio produktivitas tenaga kerja, yang dinyatakan dalam bentuk keuangan,
adalah $12,50 dari pendapatan per dolar biaya tenaga kerja
($6.000.000/$480.000).
Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran
produktivitas Kankul pada tahun 2005, rasio tersebut menunjukkan sedikit
informasi mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan
telah meningkat atau menurun. Namun, dapat juga dibuat laporan mengenai
peningkatan atau penurunan. Efesiensi produktivitas melalui pengukuran
perubahan dalam produktivitas. Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas,
ukuran prroduktivitas yang aktual berjalan dibandingkan dengan ukuran
produktivitas periode sebelumnya. Periode sebelumnya ini disebut periode dasar
(base period) dan menjadi acuan atau standar bagi pengukuran perubahan
efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas. Misalnya,
tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana batch
produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya
dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar
cenderung mendekati periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu
sebelumnya.
Sebagi ilustrasi, anggaplah bahwa tahun 2005 adalah periode dasar dan
standar produktivitas tenaga kerja adalah tiga mesin per jam. Selanjutnya,
anggaplah bahwa pada akhir tahun 2005, kankul memutuskan untuk mencoba
prosedur baru untuk memproduksi dan merakit mesin dengan harapan bahwa
prosedur baru itu akan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja. Pada tahun 2006,
terdapat 150.000 mesin yang diproduksi menggunakan 37.500 jam tenaga kerja.
Rasio produktivitas tenaga kerja untuk tahun 2006 adalah empat mesin per jam
(150.000/37.500). perubahan yang terjadi merupakan peningkatan yang signifikan
dalam produktivitas tenaga kerja dan menjadi bukti keefektifan prosedur baru
tersebut.
Contoh :
Kankul mengimplementasikan suatu produk baru dan proses perakitan pada 1998.
Asumsikan bahwa proses baru tersebut mempengaruhi baik tenaga kerja maupun
bahan baku. Produktivitas kedua input bergerak kearah yang sama. Data berikut
ini tersedia untuk 1997 dan 1998:
1997 1998
Jumlah mesin yang diproduksi 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan 40.000 37.500
Penggunaan bahan baku (dalam pon) 1.200.000 1.428.571
Peraga 22.3
Peraga 22.4
Asumsinya bahwa penggunaan bahan baku pada 1998 adalah 1.700.000 pon.
Dengan menggunakan jumlah revisi ini, profil produktivitas untuk 1997 dan 1998
disajikan dalam peraga diatas (22-4). Profil produktivitas untuk 1997 adalah tetap
(3; 0,100), tapi profil untuk 1998 telah berubah (4; 0,008). Membandingkan profil
produktivitas sekarang memberikan tanda yang bercampur. Produktivitas tenaga
kerja naik dari 3 menjadi 4, tapi produktivitas bahan baku menurun dari 0,100 ke
0,088. Proses yang baru menyebabkan adanya pertukaran dalam produktivitas
kedua pengukur tersebut. Selanjutnya, sementara analisis profil mengungkapkan
adanya pertukaran, analisis ini tidak mengungkapkan apakah pertukaran ini baik
atau buruk. Jika efek ekonomis terhadap perubahan produktivitas positif, maka
pertukaran ini bagus adanya; jika tidak demikian, ia harus dianggap buruk.
Menilai pertukaran tersebut membuat kita dapat menilai efek ekonomis dari
keputusan untuk mengubah proses perakitan. Selanjutnya, dengan menilai
perubahan produktivitas, kita memperoleh suatu total pengukuran produktivitas.
Untuk menerapkan peraturan keterkaitan ini, input yang akan digunakan pada
periode lancer jika perubahan produktivitas tidak ada harus dihitung. Untuk itu,
PQ adalah kuantitas input dari produktivitas-netral. Untuk menentukan kuantitas
input partikular dari produktivitas-netral, bagilah output periode-lancardengan
rasio produktivitas input periode-dasar:
1997 1998
Jumlah mesin yang diproduksi 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan 40.000 37.500
Penggunaan bahan baku (dalam pon) 1.200.000 1.700.000
Harga jual per unit (mesin) $50 $48
Upah per jam tenaga kerja $11 $12
Biaya per pon bahan baku $ 2 $ 3
Output lancer (1998) adalah 150.000 mesin. Dari peraga 22-4 kita tahu bahwa
rasio produktivitas periode-dasar adalah 3 dan 0,10 untuk tenaga kerja dan bahan
baku, berturut-berturut. Dengan menggunakan informasi ini, kuantitas
produktivitas netral untuk setiap input dihitung sebagai berikut:
= $5.100.000 - $5.550.000
Peraga 22-5
= $(1.510.000) - $(450.000)
= $(1.060.000)
Kenaikan pendapatan ini tidak cukup memulihkan menutupi kenaikan dalam
biaya input. Penurunan produktivitas ternyata memperburuk masalah pemulihan
harga. Namun demikian, perhatikan bahwa kenaikan produktivitas dapat
digunakan untuk mengganti kerugian pemulihan harga.
PENDEKATAN NON-DISKONTO
1997 1998
Model A :
Unit yang di produksi 20.000 25.000
Jumlah jam kerjamesin yang di gunakan 20.000 20.000
Jumlah jam perakitan 5.000 6.500
Jumlah jam inspeksi 10.000 5.000
Jumlah unit yang dikerjakankembali 1.000 500
Model B :
Jumlah unit yang di produksi 10.000 12.000
Jumlah jam kerjamesin yang di gunakan 5.000 4.000
Jumlah jam perakitan 2.000 2.600
Jumlah jam inspeksi 4.000 2.200
Jumlah unit yang dikerjakankembali 400 200
TarifAktivitas :
Proses mesin (per jam kerjamesin) $ 39 $ 40
Perakitan (per jam perakitan) 9 10
Inspeksi (per jam inspeksi) 10 12
Pengerjaankembali (per unit yang di
20 20
kerjakankembali)
Model A
AnalisiProfil :
1997 1998
Proses mesin 1 1,25
Perakitan 4 3,8
Inspeksi 2 5,0
PengerjaanKembali 20 50,0
PengukuranProduktivitasKeterkaitan-Laba:
(1) (2) (3) (4) (2) – (4)
Input PQ* PQxP AQ AQxP (PQxP) – (AQxP)
Proses mesin 25.000 $ 1.000.000 20.000 $ 800.000 $ 200.000
Perkitan 6.250 62.500 6.500 65.000 (2.500)
Inspeksi 12.500 150.000 5.000 60.000 90.000
Pengerjaankembali 1.250 25.000 500 10.000 15.000
$ 1.237.500 $ 935.000 $ 302.500
*25.000 : 1; 25.000 : 4; 25.000 : 2; 25.000 : 20
Model B
AnalisisProfil :
1997 1998
Proses mesin 2,0 3,0
Perakitan 5,0 4,6
Inspeksi 2,5 5,5
PengerjaanKembali 25,0 60,0
PengukuranProduktivitasKeterkaitanLaba :
(1) (2) (3) (4) (2) – (4)
Input PQ* PQxP AQ AQxP (PQxP)-(AQxP)
Produktivitas Jasa
Jawab:
Jawab:
Kekuatan Kelemahan
Pengukuran parsial membuat para manajer Pengukuran parsial yang digunakan dalam
dapat fokus pada penggunaan input isolasi dapat menyesatkan. Suatu
particular. Pengukuran operasional parsial penurunan dalam produktivitas sebuah
memiliki kelebihan dalam kemudahan input mungkin perlu untuk meningkatkan
penafsiran oleh semua pihak organisasi. produktivitas input lainnya. Pertukaran
Konsekuensinya pengukuran operasional seperti itu diinginkan jika biaya
parsial mudah digunakan untuk menilai keseluruhan akan menurun, tapi efek ini
kinerja produktivitas dari personel operasi. tidak akan terlihat dengan menggunakan
pengukuran parsial lainnya.
Untuk periode saat ini (periode lancar), hitung biaya input yang akan
digunakan jika perubahan produktivitas tidak ada dan bandingkan biaya ini
dengan biaya input yang actual digunakan. Perbedaan dalam biaya ini
merupakan jumlah di mana laba berubah karena perubahan produktivitas.
Jawab:
Jawab:
Analisis proses memperlakukan aktivitas sebagai input dan mengevaluasi
produktivitas aktivitas dengan mengkaitkan aktivitas dengan output yang
dihasilkan oleh proses tersebut.
Jawab:
Jawab :
Telah di jelaskan sebelmnya dalam soal nomor 2. Bahwa kenaikan kualitas
sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas. Sehinga keterkaitan ini
sangat mempengaruhi satu sama lain. Maka Manajer tidak dapat hanya
memperhatikan salah satu darinya. Kualitas yang di monitori oleh manajer
akan berpengaruh terhadap produktivitas, dan sebaliknya. Maka manajer
harus memperhatikan keduanya.
Jawab:
Jawab:
Jawab:
1997 1998
Energi = output/energi (yg digunakan) = output/energi (yg digunakan)
= 32.000/4000 = 40.000/2000
=8 = 20
Bahan = output/ bahan baku (yg = output/ bahan baku (yg
baku digunakan) digunakan)
= 32.000/8000 = 40.000/9000
=4 = 4,44
PQ (energi) = 40.000/8
= 5000
= 10.000
1997 1998
Output 10.000 12.000
Harga output $20 $20
Bahan baku (pon) 8.000 8.400
Harga per unit bahan baku $6 $8
Tenaga kerja (jam) 5.000 4.800
Tarif tenaga kerja per jam $10 $10
Energi (kwh) 2.000 3.000
Harga per kwh $2 $3
Hitung pengukuran operasional parsial untuk setiap input pada 1997 dan
1998. Apa yang dapat dikatakan tentang perbaikan produktivitas?
Jawab:
Pengukuran parsial
1997 1998
Bahan baku 10.000 / 8.000 = 1,25 12.000 / 8.400 = 1,43
Tenaga kerja 10.000 / 5.000 = 2,00 12.000 / 4.800 = 2,50
Energi 10.000 / 2.000 = 5,00 12.000 / 3.000 = 4,00
8. Modern Lumber, Inc., Art Binley (presiden dan produsen peti apel yg dijual
kepada petani) dapat memproduksi 240 peti dari 100 batang pohon dengan
peralatan yang ada sekarang. Baru-baru ini, ia membeli 100 batang pohon
per hari. Setiap batang membutuhkan 3 jam kerja. Ia dapat memperkerjakan
pembeli profesional yang bisa membeli pohon dengan kualitas lebih baik
dengan harga sama. Jika demikian, ia dapat meningkatkan produksinya
hingga 260 peti per 100 batang dan jam kerjanya akan ber-tambah 8 jam per
hari. Hitung produktivitasnya !
• Penyelesaian :
Penyelesaian :
Perubahan dalam produktivitas adalah kenaikan 1 unit per jam (dari 3 unit
pada tahun 2007 menjadi 4 unit pada tahun 2008). Perubahan yang terjadi
merupakan peningkatan yang signifikan dalam produktivitas tenaga kerja dan
menjadi bukti keefektifan prosedur tersebut.
11. Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6 menit.
Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya
memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya :
1 jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya
menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit. Namun, dengan waktu
yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai
jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10
= 3060 menit = 51 jam. Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap
perubahan.
12. Data biaya produksi untuk bulan desember 1997 :
Penyelesaian :
1. Hemat biaya bagi RyanAir bukan berarti fasilitas yang kurang layak ataupun
pelayanan yang asal-asalan. Motto hemat biaya mereka dibarengi dengan
komitmen kepada safety dan pemeliharaan kualitas serta value bagi
pelanggan. Itulah yang membuat maskapai asal Irlandia berhasil menyedot
banyak pelanggan setiap harinya, dan menjadi maskapai terbesar di Eropa
berdasarkan jumlah penumpang. Maskapai ini melayani sekitar 1000 rute
penerbangan dari 40 bandara, dan memiliki lebih dari 200 unit pesawat. Apa
saja strategi yang dapat dilakukan oleh RyanAir agar produktivitas tetap baik
dan efisien?
Penyelesaian:
Serba Low Cost di RyanAir
Strategi bisnis yang dijalankan RyanAir dapat dijabarkan hanya dalam
satu kalimat: hemat dan tanpa embel-embel (low cost and no frills). Dengan
“diet ketat” yang dijalankan dengan tabah, perusahaan ini bahkan memiliki
visi untuk membuat penumpangnya terbang gratis!
Maskapai ini jelas mengincar pasar penumpang yang lebih memilih
penerbangan murah yang efisien alih-alih penerbangan first-class. RyanAir
tidak berusaha untuk meraup seluruh pasar, dan itu membuat mereka bisa
tetap fokus mempertahankan pasar yang telah didapatkan. Strategi yang
dijalankan bisa dibilang “sangat fokus kepada penghematan biaya”. Terlihat
dari pilihan penerbangan point to point dari kota-kota yang tidak terlalu besar,
dan penerbangannya-pun dilakukan di bandara sekunder.
Strategi bisnis RyanAir sesuai dengan model Operational Excellence,
dengan pelayanan dan jadwal yang dapat diandalkan, lebih sedikit
pembatalan penerbangan, ketepatan waktu yang luar biasa, dan lebih sedikit
kasus bagasi hilang dibandingkan dengan maskapai lain.
1. Sejarah Perusahaan
P.T. jamu Nyonya Meneer Semarang adalah salah satu perseroan terbatas
yang bergerak dalam bidang pembuatan jamu tradisional. P.T. jamu
Nyonya Meneer merupakan salah satu perusahaan jamu yang terbesar di
Semarang. Karena produk jamu Nyonya Meneer mempunyai mutu yang
baik maka jamu produk Nyonya Meneer mulai dikenal masyarakat. Pada
awalnya P.T. jamu Nyonya Meneer hanya dikenal di Indonesia. Setelah
beberapa tahun mengalami kemajuan akhirnya P.T. ini telah dikenal di
manca Negara. P.T. Nyonya Meneer mengalami kemajuan pesat sampai
sekarang karena kerja keras dan keuletan dari para karyawan P.T.
Nyonya Meneer.
2. Lokasi Perusahaan
P.T. jamu Nyonya Meneer telah memiliki empat lokasi untuk kantor dan
pengolahan jamu serta satu lokasi tempat perkebunan. Untuk lokasi
kantor pusat berada di jalan Raden Patah 191-199, untuk kantor yang lain
berada di jalan Raya Kaligawe Km.4. Pada lokasi inilah terdapat tempat
produksi jamu, laboratorium serta museum jamu Nyonya Meneer.
Museum jamu inilah yang dijadikan sebagai tempat rekreasi dan sebagai
informasi mengenai segala hal yang berhubungan dengan jamu yang ada
di P.T. jamu Nyonya Meneer. Lokasi berikutnya berada di jalan Raden
Patah No. 117, di lokasi inilah hanya digunakan untuk sebagian proses
jamu dan di Karangjati yaitu untuk perkebunan.
A. Bahan Baku:
Rempah-rempah
Akar-akaran
Daun-daunan
Bahan kimia sehat
B. SDM (Karyawan)
1. Tenaga kerja