Contoh Pengerjaan
Contoh Pengerjaan
Contoh Pengerjaan
PENDAHULUAN
Dinding geser atau biasa disebut shear wall adalah salah satu solusi dari
struktur yang dapat digunakan sebagai pemikul gaya lateral yang diakibatkan oleh
gempa sehingga diharapkan dari kekakuan yang lebih besar daripada struktur
rangka dimiliki oleh dinding geser dapat mereduksi gaya-gaya yang terjadi dan
mengurangi gaya-gaya yang terjadi pada struktur kolom. Dengan menempatkan
dinding geser pada lokasi yang tepat maka penggunaannya dapat dimanfaatkan
secara maksimal ditinjau dari aspek ekonomis, keamanan, bahkan sampai efisiensi
mulai pada saat pengerjaan hingga saat terjadinya gempa.
Apartemen Begawan berada di Jalan Raya Tlogomas No 1-3 Lowokwaru
Kota Malang dengan fasilitas 25 lantai terhitung dari Basement hingga Rooftop.
Dari data-data yang telah ada sekilas konstruksi ini terbilang cukup aman
mengingat penggunaan struktur utama seperti pondasi, kolom, balok yang
dimensinya dan penggunaan materialnya cukup besar serta dengan
ditambahkannya dinding geser menerus yang ada yang menerus demi menjamin
ketahanan konstruksi terhadap beban lateral akibat gempa.
1.4. Manfaat
Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi mahasiswa dan peneliti yang membutuhkan khususnya terkait
dengan perencanaan dinding geser dan penempatannya sesuai dengan SNI
1726:2012.
● u ≥ 20%
● Material baja harus mudah dilas agar tidak
mempersulit pada saat pengerjaan
Struktur yang lain terdapat Special Plate Shear Walls (SPSW) yaitu
struktur rangka yang berdinding plat baja. Bekerja dengan mengendalikan
aksi tarik pada dinding baja yang nantinya akan mengalami leleh sekaligus
tekuk secara diagonal. Terhadap beban lateral, sistem berperilaku mirip
dengan plat balok. Plat dinding mirip dengan gesper yang berbentuk
diagonal dan dibentuk searah dengan arah datangnya tegangan. Daktilitas
dari struktur ini tergantung dari besarnya tegangan yang dihasilkan,
dimana plat dinding yang direncanakan akan dibuat di sepanjang medan
tegangan diagonal. Sistem ini juga mirip dengan sistem BRBF dimana
sistem ini menggabungkan antara sifat kekakuan dan daktilitas yang tinggi.
(a)
(b)
(c)
Selain itu beban dari bangunan itu sendiri sebagian juga akan
diterima oleh dinding geser dan menjadi beban vertikal, walaupun pada
umumnya yang lebih dominan menerima beban sendiri dari bangunan
adalah kolom dan balok. Pada analisa struktur 3 dimensi, pemasangan
dinding geser berpengaruh terhadap kekakuan torsi yang dimiliki struktur.
Apabila pemasangan jauh dari pusat massa bangunan dan dibuat simetris
maka konstruksi tersebut akan dapat memperkecil potensi terjadinya puntir
prematur yang berbahaya dan membuat tidak nyaman dalam masa
pengunaannya.
(2. 1)
Dimana :
(2. 2)
(2. 3)
Φ Vn ≥ Vu
Dimana ϕ adalah faktor reduksi untuk gaya geser senilai 0,6 (beban
lentur) dan 0,85 (beban lainnya)
Kuat geser yang direncanakan (Vn) harus mampu menahan gaya
geser yang akan diterima, sehingga perhitungan yang dilakukan memiliki
nilai lebih besar daripada gaya geser ultimit yang menjadi parameter
perencanaan, ini menjadi sangat penting untuk menghindari kegagalan
konstruksi. Dan nilai dari Vn adalah :
(2. 4)
(2. 5)
Dimana :
𝑽𝒖 = 𝟏, 𝟐𝑽𝑫 + 𝒇𝟏 𝑽𝑳 ± 𝑽𝑬 = 𝟎, 𝟗 𝑽𝑫 ± 𝑽𝑬 (2. 6)
Dimana : f1 adalah koefisien dengan nilai 1,0 untuk beban hidup
lebih dari 500kg/m2. Sedangkan untuk beban hidup yang kurang dari itu
digunakan nilai f1 = 0,5.
(2. 7)
Dimana :
(2. 8)
Mua adalah momen di pertengahan tinggi dari dinding yang
disebabkan oleh beban terfaktor, dan ΔU didapat dengan rumus :
(2. 9)
(2. 10)
Dimana :
(2. 11)
Dan
(2. 12)
Pu > 0,35 PO
Dimana :
(2. 13)
Terdapat boundary zone yang menjadi bagian penting dari dinding
geser, fungsinya adalah membatasi elemen penahan gaya gempa atau
seringkali menjadi pengikat antara tulangan dinding geser dengan struktur
lain seperti plat dan kolom. Menurut UBC (Uniform Building Code)
detailing pada boundary zone tidak dibutuhkan jika :
(2. 14)
(2. 15)
(2. 16)
Sementara menurut ACI (American Concrete Institute) 2014
menyebutkan bahwa tegangan axial maksimum harus kurang dari 0,2f’c.
Boundary zone dipasang disetiap sisi dinding dengan Panjang :
(2. 21)
𝑴𝒏′
y = 𝑴𝒆
𝒙 ∆𝒆 (2. 22)
(2. 23)
Dimana UBC menyebutkan bahwa nilai R adalah koefisien
kekakuan dari 4,5-8,5. Untuk dinding plastis defleksi yang didapat adalah :
(2. 24)
Nilai rotasi di engsel plastis didapat dengan :
(2. 25)
Sementara untuk menghitung keamanan engsel plastis formulasi
yang digunakan dalam perencanaannya adalah sebagai berikut :
(2. 26)
Dimana :
(2. 27)
(2. 28)
Regangan tekan di daerah tertekan di dinding dapat diasumsikan
sebagai gaya-gaya yang linier, dimana sepanjang daerah tekan tersebut
dapat ditentukan dengan menggunakan kemampuan regangan dan analisa
penampang beton bertulan. pada jarak tertentu nilai Cu’ dapat diasumsikan
dengan :
(2. 29)
Pada saat proses pembuatan Core Wall dapat berupa struktur baja, beton
bertulang atau dapat pula berupa komposit. Terkadang pelubangan struktur untuk
pintu, kisi udara dan lain-lain dapat menyebabkan pelemahan struktur , tetapi
dalam proses perencangannya tentu sudah dipertimbangkan permasalahan
tersebut. Dengan perhitungan yang tepat dan solusi teknik yang sesuai.
Penggunaan material beton bertulang dapat memberikan keuntungan pada saat
menahan gaya lateral karena memiliki kuat tekan yang tinggi, maka daripada itu
konstruksi beton bertulang adalah pilihan yang tepat digunakan pada struktur
gedung bertingkat tinggi.
(2. 30)
(2. 31)
(2. 32)
(2. 33)
(2. 34)
(2. 35)
(2. 36)
Sehingga
(2. 37)
(2. 38)
(2. 39)
(2. 40)
Sehingga :
(2. 41)
(2. 42)
(2. 43)
(2. 44)
r adalah jarak pusat torsi dari sumbu punter ke gaya geser qds.
rds sama dengan dua kali luasan segitiga yang dibentuk oleh r dan ds,
maka luasan sekeliling dapat dimisalkan :
(2. 45)
Dimana A adalah luas total yang dibatasi oleh dia garis sumbu dinding,
maka di dapatkan persamaan :
(2. 48)
(2. 49)
(2. 50)
Sistem rangka kaku atau rigid frame biasanya berbentuk segi empat
tertur yang terdiri dari balik horisontal dan kolom vertikal yang terhubung
pada suatu bidang secara kaku (rigid), sehingga pertemuan antara kolom
dan balok dapat menahan momen. Pada dasarnya rangka kaku ekonomis
digunakan sampai 30 lantai untuk rangka baja dan sampai 20 lantai untuk
rangka beton bertulang (Schueller, 1989). Mekanisme rangka kaku dalam
menahan beban lateral yang menghubungkan antara kolom dan balok
secara kontinu khususnya pada saat mengalami lentur menyebabkan
lendutan lateral pada kedua struktur tersebut. Lendutan yang terjadi
disebabkan oleh dua hal, yaitu :
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lratau R)
5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0,9D +1,0W
7. 0,9D +1,0E
Keterangan :
D = beban mati R = beban hujan
L = beban hidup W = beban angin
Lr = beban hidup atap E = beban gempa
𝟐
SDS = 𝑺𝑴𝑺 (2. 53)
𝟑
𝟐
SD1 = 𝟑 𝑺𝑴𝟏 (2. 54)
𝑻
Sa = SDS [0,40 + 0,60 𝑻 ] (2. 55)
𝟎
𝑺𝑫𝟏
Sa = (2. 56)
𝑻
𝑺𝑫𝟏
To = 0.20 (2. 57)
𝑺𝑫𝑺
𝑺
TS = 𝑺𝑫𝟏 (2. 58)
𝑫𝑺
Gambar 2. 18 Spectrum Respon Desain
Sumber : SNI-1726:2012
Sumber : SNI-1726:2012
V = Cs . W (2. 59)
2.12
SNI-1726:2012
𝑺𝑫𝟏
Cs = 𝑹 (2. 61)
𝑻( )
𝑰𝒆
𝟎,𝟓𝑺𝟏
Cs = 𝑹 (2. 63)
( )
𝑰𝒆
Untuk dinding geser batu bata atau beton periode fundamental pendekatan
digunakan persamaan sebagai berikut :
𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟐
Ta = 𝒉𝒏 (2. 66)
√𝑪𝒘
𝟏𝟎𝟎 𝒉 𝑨𝒊
Cw = 𝑨 ∑𝒙𝒊=𝟏 ( 𝒉𝒏 )𝟐 𝒉
𝟐 (2. 67)
𝑩 𝒊
[𝟏+𝟎,𝟖𝟑( 𝒊 ) ]
𝑫𝒊
2.6.15 Distribusi Vertikal Gaya Gempa, Fx
Persamaan berikut digunakan untuk nilai geser desain gempa di
semua tingkat (Vx) (kN) :
𝒘𝒙 𝒉 𝒙 𝒌
Cvx = (2. 69)
∑𝒏
𝒊=𝟏 𝒘𝒊 𝒉 𝒊 𝒌
𝑪𝒅 𝜹𝒙𝒆
δ= (2. 70)
𝑰𝒆
Terdapat Batasan simpangan antar lantai sehingga perencanaan
tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat izin (δmin), tabel di
bawah ini adalah Batasan tersebut :
Sumber : SNI-1726:2012
𝜹 𝒎𝒂𝒙
Ax = (𝟏,𝟐𝜹 )𝟐 ≤ 𝟑, 𝟎 (2. 71)
𝒂𝒗𝒈
Gambar 2. 19 Faktor pembesaran Torsi Ax
Sumber : SNI-1726:2012
𝑷𝒙 𝜹𝑰𝒆
θ=𝑽 (2. 72)
𝒙 𝒉𝒔𝒙 𝑪𝒅
𝟎,𝟓
θmax = 𝜷𝑪 ≤ 0,25 (2. 73)
𝒅
Bila θ > θmax berarti struktur tidak stabil dan desain ulang menjadi
pilihan terakhir
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
𝐹𝑋 (3. 2)
𝑋0 =
𝐹
𝐹𝑌 (3. 3)
𝑌0 =
𝐹
1. Pusat Massa
𝑴𝟏 𝒙𝟏 + 𝑴𝟐 𝒙𝟐 +𝑴𝟑 𝒙𝟑 …+𝑴𝒊 𝒙𝒊
𝑬𝒎 = (3. 4)
𝑴𝟏 +𝑴𝟐 +𝑴𝟑 …+𝑴𝒊
Dimana :
M = Massa
x = Jarak dari titik berat penahan lateral ke titik yang
ditinjau
2. Pusat Kekakuan
Dimana :
I = Inersia
𝟐
𝑺𝑫𝑺 = 𝟑 𝒙𝑺𝑴𝑺 (3. 8)
𝟐
𝑺𝑫𝟏 = 𝟑 𝒙𝑺𝑴𝟏 (3. 9)
𝑺𝑫𝟏
𝑻 < 𝟑, 𝟓 𝑻𝑺 = 𝟑, 𝟓 𝒙 (3. 10)
𝑺𝑫𝑺
𝑺𝑫𝟏
𝑪𝑺 = 𝑹 (3. 12)
𝑻𝒙
𝑰𝒆
1. Plat lantai menerima beban lateral (beban gempa) dan tegak lurus
atau didalam aplikasi disebut elemen shell
2. Pondasi bekerja sebagai tumpuan jepit, karena pondasi tidak
diperbolehkan mengalami rotasi dan translasi
Jika nilai diatas sudah didapatkan maka dapat dilanjutkan untuk cek
stabilitas gedung dengan aspek-aspek sebagai berikut :
𝛿𝑡𝑜𝑝
1. Drift ratio = < 0,0025 (berdasarkan AISC-2005 dan UBC)
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝛿𝑖+1 −𝛿𝑖
2. Drift storey = < ∆𝑖𝑗𝑖𝑛
ℎ
Dimana : 𝛿𝑖+1= simpangan pada tingkat ke-(i+1)
𝛿𝑖= simpangan pada tingkat ke-i
h= tinggi antar lantai
3. Efek P-Delta
𝑃𝑥 ∆𝐼𝑒 0,5
𝜃= ≤ ≤ 0,25
𝑉𝑥 ℎ𝑠𝑥 𝐶𝑑 𝛽𝐶𝑑
Atau apabila terjadi momen torsi tak terduga maka momen torsi
yang telah ada sebelumnya akan ditambah dengan 5% dimensi struktur.
Setelah diketahui nilai momen torsi maka dapat ditentukan penambahan
nilai gaya geser pada masing-masing elemen vertikal (kolom dan dinding
geser)
𝑴𝒕 𝒚
𝑽𝒙 = (3. 17)
(𝒙𝟐 +𝒚𝟐 )
𝒕𝑴𝒚
𝑽𝒙 = (𝒙𝟐 +𝒚𝟐) (3. 18)
2.7 Diagram Flow Chart
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembebanan
3. Klasifikasi Situs
Lokasi apartemen Begawan ini berada di daerah aliran sungai
dengan jenis tanah sedang, sehingga dalam proses analisa berlaku input
data tanah sebagai kelas situs SD (tanah sedang)
4. Koefisien Situs
Dengan meninjau nilai pada tabel 2.8 dan 2.9 maka untuk
menentukan nilai Fa dan Fv didapatkan sesuai dengan perhitungan
berikut :
▪ Input data untuk menentukan nilai Fa :
● Kelas situs = SD (tanah sedang)
● Ss = 0,765
● X0 = 0,75 => Y0 = 1,2
● X1 = 1,0 => Y1 = 1,1
● X = 0,765
𝑌1−𝑌0
𝐹𝑎 = 𝑌0 + (𝑋 − 𝑋0 )
𝑋1 − 𝑋0
1,1 − 1,2
𝐹𝑎 = 1,2 + (0,765 − 0,75)
1,0 − 0,75
Fa = 1,194
𝑌1−𝑌0
𝐹𝑣 = 𝑌0 + (𝑋 − 𝑋0 )
𝑋1 − 𝑋0
1,6 − 1,8
𝐹𝑣 = 1,8 + (0,323 − 0,3)
0,4 − 0,3
Fv = 1,754
● SMS = Fa x SS ● SM1 = Fv x S1
7. CRS
8. Kategori Desain Seismik
Berdasarkan 2.10 dan 2.11 yang menunjukkan nilai SDS ≥ 0,5 dan
nilai SD1 ≥ 0,2 maka dapat disimpulkan bawa kategori desain seismik
Apartmen Begawan adalah kategori desain seismik D.
0,378
𝑇 < 3,5 𝑥
0,609