Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : Pemberian dan Penyimpanan ASI


2. Tempat : Rumah Ny. N RT 03 RW 07 Dusun Mekar Sari
3. Hari/Tanggal : Selasa , 25 September 2018
4. Waktu : 14:10 – 14.40 WIB
5. Sasaran : Ny.N ibu dari By.I

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu jenis makanan yang
mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial
maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi.Nutrisi dalam ASI mencakup
hampir 200 unsur zat makanan.ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah
yang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zatzat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik
dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih
muda dan sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel-sel otak serta perkembangan system saraf.Pemberian ASI
eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa
diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi
(pengobatan penyakit), (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan KB Kabupaten Grobogan, 2011).
Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan
nutrisi, mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada
paruh kedua tahun pertama, dapat memenuhi kebutuhan nutrisi,
imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-
tahun berikutnya. Hal ini dapat menunjukan bahwa pemberian ASI bagi
bayi sangat penting (Varney, 2007).
Survey kesehatan demografi WHO (2000), menemukan bahwa
pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama
di Afrika Tengah dan Utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh kerena itu,
WHO menganjurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama 6 bulan
menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan
menyusu selama 4 bulan. Sekitar ±15% bayi diseluruh dunia diberi ASI
eksklusif selama 4 bulan seringkali pemberian makanan pendamping ASI
tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan ±1,5 juta anak
meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar.
Di Indonesia diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan
ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk
keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan, selama enam
bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat
menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan
pertama.Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap
waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai
menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI
berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini
mencakup faktorfaktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat
kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti
pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya
perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya
dukungan dari masyarakat luas (Hasselquist, 2006).
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibumengapa keliru dalam
pemanfaatan ASI secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah
produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting
susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut
modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah
pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki
pengetahuan tentang manfaat ASI .
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami
berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang
sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara
ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan
masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang
yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam
menyusui.Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang
berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga
atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga
kesehatan.Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan
mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat memahami
konsep tentang Pemberian dan Penyimpanan ASI
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pesertadapat:
a. Menyebutkan pengertian ASI
b. Menyebutkan manfaat ASI
c. Menyebutkan efek samping bila bayi tidak diberi ASI
d. Menyebutkan dan mendemonstrasikan teknik menyusui yang baik
e. Menyebutkan cara penyimpanan ASI

C. Pokok Bahasan
Pemberian dan Penyimpanan ASI

D. Sub Pokok Bahasan


1) Pengertian ASI
2) Manfaat ASI
3) Efek samping bila bayi tidak diberi ASI
4) Teknik menyusui
5) Cara menyimpan ASI
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

F. Media dan Alat


a) Botol penyimpan ASI

G. Materi : Terlampir

H. Pengorganisasian
Moderator : Syf Nurhasanah
Penyaji : Sri Astuma
Fasilitator : Nengsih Anggraini

I. Uraian Tugas
1. Moderator
 Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
 Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
 Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan
dengan audien
 Menyampaikan kontrak waktu
 Merangkum semua audien sesuai kontrak
 Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi

2. Penyaji
 Bertangung jawab memberikan penyuluhan
 Memahami topik penyuluhan
 Mengexplore pengetahuan audien tentang pnemonia
 Menjelaskan pnemonia sesuai bahasa uang dipahami audiens
 Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
3. Fasilitator
 Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung
pengisian di awal acara.
 Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode
pada moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh
observer.
 Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik
dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
 Membagikan leaflet di akhir acara.
J. Setting Tempat

KL K

P
KL m

KL P

Keterangan :

P = Penyuluh

KL = Klien

K = Keluarga Klien

Pm = Pembimbing

K. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta


1 5 menit Pembukaan
a. Mengucapkan salam
a. Memperhatikan
b. Memperkenalkan anggota
b. Memperhatikan
kelompok dan pembimbing
c. Memperhatikan
c. Menjelaskan topic penyuluhan d. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan e. Memperhatikan
e. Membuat kontrak waktu dan
meminta kerja sama dengan
audiens
2 20 menit Pelaksanaan
a. Menggali pengetahuan klien
a. Menjelaskan
tentang pengertian ASI
b. Memperhatikan
b. Memberi reinforcementpositif
c. Mendengarkan
pada peserta yang menjelaskan
danmemperhatikan
c. Menjelaskan pengertian ASI
d. Menjelaskan
d. Menggali pengetahuan klien
e. Mendengarkan
tentang cara pemberian ASI
danmemperhatikan
e. Memberi reinforcement positif
f. Mendengarkan
pada peserta yang menjelaskan
dan
f. Menjelaskan cara pemberian
Memperhatikan
ASI
g. Menjelaskan
g. Menggali pengetahuan peserta
h. Mendengarkan
tentang cara penyimpanan ASI
i. Mendengarkan
h. Memberi reinforcement positif
dan
pada peserta yang menjelaskan
memperhatikan
i. Menjelaskan tentang cara
j. Mempraktekkan
penyimpanan ASI
k. Mengajukan
j. Memberi kesempatan pada
pertanyaan
pasien untuk mempraktekkan
l. Mendengarkan
teknik menyusui
m. Menjelaskan
k. Memberi kesempatan pada
n. Mendengarkan
peserta untuk
bertanya
l. Memberikan reinforcement
positif pada peserta yang bertanya
m. Memberikan kesempatan pada
peserta lainpeserta yang lain
untuk memberikan pendapat
n. Melengkapi jawaban peserta
3 5 menit Penutup
a. Mengevaluasi atau menanyakan
a. Menjawab
kembali materi yang telah
pertanyaan
disampaikan pada peserta
b. Memperhatikan
b. Menyimpulkan kembali materi
c. Memperhatikan
yang telah disampaikan
d. Menjawab salam
c. Memberikan motivasi kepada
pasien agar selalu
d. Memberi salam penutup
L.Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Mahasiswa duduk berhadapan dengan ibu By.I
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan ibu Anak . dapat mengikuti
seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan ibu By.I aktif
3. Evaluasi Hasil
- Ibu By.I dapat menyebutkan pengertian Imunisasi pada bayi.
- Ibu By.I dapat menyebutkan Tujuan pemberian Imunisasi pada bayi
dan anak.
- Ibu By.I dapat menyebutkan manfaat pemberian Imunisasi pada bayi.

MATERI ASI EKSKLUSIF

A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF


ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini

mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan

lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan.

ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi secara

murni (tanpa makanan tambahan lain atau pengganti air susu ibu) sejak bayi

lahir sampai usia bayi 6 bulan.

B. KEUNTUNGAN ASI
1. Manfaat untuk bayi
a. Bayi mendapat kekebalan untuk melindunginya dari banyak
penyakit dan infeksi.

b. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan


atas.
c. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna
lainnya.

d. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita penyakit


cancer tertentu.
e. Bayi lebih jarang mengalami alergi.
2. Manfaat untuk ibu
a) Meningkatkan hormon yang berperan mengurangi perdarahan
setelah melahirkan karena rahim akan segera mengecil

b) Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker


indung telur

c) Membantu mencapai berat badan sebelum hamil


d) Membantu meningkatkan mineralisasi tulang pasca persalinan dan
mengurangi resiko patah tulang panggul pada masa menapouse
kelak. Makin lama meneteki makan rendah resiko terjadinya patah
tulang
e) Sebagai alat kontrasepsi alamiah, asalkan belum datang haid,
sedikitnya meneteki 2-3 kali semalam dan 4 kali atau lebih disiang
hari tanpa diselingi susu formula
f) Hubungan suami istri lebih cepat kembali seperti sebelum hamil
karena rahim lebih cepat kembali keposisi semula.

g) Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

C. Bayi yang diberi susu formula sangat rentan terhadap penyakit-


penyakit di bawah ini :
1. Infeksi saluran pencernaan (muntah, mencret)
2) Infeksi saluran pernafasan
3) Meningkatkan resiko alergi
4) Meningkatka resiko serangan asma
5) Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif
6) Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
7) Meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah
8) Meningkatkan resiko kencing manis
9) Meningkatkan resiko kanker pada anak
10) Meningktakan resiko penyakit menahun\
11) Meningkatkan kurang gizi
12) Meningkatkan resiko kematian
Mengapa susu formula berbahaya
Susu formula dianggap berbahaya karena alasan-alasan di bawah ini :
1. Menurut Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku: The Miracle of
Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa
Indonesia dengan judul yang sama.
2. Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut
langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi
dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur
enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu
tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa
mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan enzim induk
yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya
untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun,
karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu
mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena
osteoporosis.

3. Ahli kimia Dr Chris Exley, yang memimpin studi di Keele


University, Staffordshire, mengatakan: Kadar tinggi alumunium
dalam susu formula sebenarnya cukup berbahaya sebab berkaitan
erat dengan kerusakan syaraf, tulang, hingga potensi demensia pada
kehidupan di kecil di masa depan Dari member milis yang lain,
yang pernah bekerja di perusahaan susu, ada 7 point yang lebih
komprehensif berikut :
 Susu formula adalah susu sapi yang sampai kapanpun
tidak akan pernah sama dengan ASI.
 Susu formula yang tagline-nya kaya akan AA, DHA,
kolin, dll yang fungsinya untuk otak, itu adalah semuanya
premix atau bahan kimia sintetis & bukan alami.
Sebagaimana kita tahu bahan kimia sintetis/buatan yang
bila diberikan dalam jangka panjang akan memberikan
efek samping yang dikhawatirkan akan merugikan.
 Gula pada susu formula mayoritas berupa sukrosa (dengan
jumlah yang sangat tinggi di salah satu susu formula). Ada
juga susu formula yang klaimnya tidak mengandung gula,
tetapi gula karbohidrat berupa laktosa yang mirip dengan
ASI. Namun, sampai kapanpun tidak akan pernah ada
produsen yang dapat membuat gula persis dengan ASI.
Gula tambahan itu yang akan menjadi bahan aditif,
sehingga bayi ketergantungan pada susu formula karena
rasanya yang manis. Gula itu juga bersamaan akan
mengganggu kerja organ ginjal bayi sehingga lebih berat
untuk mencerna gula atau disebut Renal Salute Load
(RSL).
 Kasein pada susu formula susah dicerna oleh bayi,
sehingga membuat gumpalan di pencernaan bayi, yang
membuat bayi mengalami gangguan pencernaan.
 Memberatkan kantong Jika diperhatikan di setiap
kemasan susu formula pasti ada tulisan keciiiilll ASI
adalah makanan terbaik untuk bayi. Jadi di setiap kemasan
ada warning, tetapi tetap menggencarkan kampanye untuk
menjaga kontinuitas usahanya. Hal ini sebenarnya sudah
melanggar peraturan dari WHO yang menyatakan bahwa
susu formula itu hanya untuk bayi yang benar-benar
sangat tidak bisa mendapatkan ASI dari ibunya, karena
ibunya mengalami gangguan sehingga ASI tidak keluar
dalam jangka waktu lama) dan pemberiannya harus
berdasarkan resep dokter.
 Business is business, dan target susu formula tetap
berjalan, sehingga marketing etap digencarkan untuk
mengeluarkan stock susu formula untuk bayi yang
sebenarnya tidak membutuhkan.

D. CARA MENYUSUI
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap
air susu. Bidan / perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam
minggu pertama setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui yang
sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah.
Cara-cara menyusui yang baik dan benar yakni sebagai berikut:
1. Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu
2. Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada putting
susu dan areola.
3. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya
Empat hal pokok yakni :
1. Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.
2. Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah
putting susu.
3. Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
4. Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian belakang, disamping
kepala dan bahu.
5. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari
yang lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu
jari untuk membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah
memasukkannya ke mulut bayi.
6. Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara
menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi
mulut bayi.
7. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.
8. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke
payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan
ke mulut bayi
9. Arahkan bibir bawah bayi di bawah puting susu hingga dagu bayi
menyentuh payudara
10. Perhatikanlah selama menyusui itu.
Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada
posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi
sesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan kaki di atas. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola. Kedua bayi disusui
bersamaan, di payudara kiri dan kanan.
Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas
dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi
tidak akan tersedak (Ieda dkk, 2007).
Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:
1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
 Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.
 Bayi dipegang dengan satu lengan,kepala bayi terletak pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
 Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.
 Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi).

 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

 Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.


3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di
bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
4) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
 Menyentuh pipi dengan puting susu.
 Menyentuh sisi mulut bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.

 Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,


sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah
areola.
 Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi.

6) Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti
menyusui pada payudara yang lain.
7) Cara melepas isapan bayi yaitu:
 Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi.
 Dagu bayi ditekan ke bawah.

8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada


puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
9) Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi
tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:
 Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau
 Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan.
E. CARA MEMERAH ASI
Bila ibu harus bekerja sebelum usia bayi 6 bulan , ASI bisa di peras agar
tetap mendapat ASI eksklusif.
1. Persiapan memeras ASI
a. Waktu yang paling tepat untuk memeras ketika payudara sedang
penuh, bisa diulang sekitar 3-4 jam

b. Alat-alat yang digunakan untuk memeras harus dulu. Sebaiknya


setiap selesai memeras langsung dicuci agar tetap terjaga
kebersihanya.

c. Ketika memeras sebaiknya dalam keadaan tenang dan nyaman.


Pilih ruangan yang nyaman agar ibu tidak terganggu. Ada yang
menjaga bayi bayi 6 bulan, ASI bisa diperas agar
bayidibersihkan/disterilisasi terlebih bayi.
d. Cuci tangan sebelum memeras dengan sabun setiap kali hendak
memeras ASI, dan payudara cukup dicuci dengan air, jangan
menggunakan sabun.

e. Minumlah segelah air/sari buah/susu/secangkir sup atau kacang


hijau sebelum memeras ASI

2. Memeras bisa dengan menggunakan alat yang bersih atau dengan menggunakan
tangan, yaitu:
a. Posisikan tangan pada salah satu payudara, kemudian letakkan ibu jari
terletak berlawanan dengan jari telunjuk pertahankan tetap pada
bagian yang coklat (areola).
b. Tekan tangan kearah dada, lalu dengan lembut tekan jari tangan secara
bersamaan
c. Tampung ASI peras pada cengkir (steril) yang bermulut lebar
menggunakan alat yang bersih atau dengan menggunakan
d. Lakukan juga pada payudara yang lainnya.

F. MENYIMPAN ASI PERAS


a. Masukkan kedalam botol penutup yang sudah direbus agar steril.

b. Taruh label pada botol, jam berapa ASI tersebut diperas

c. Cara penyimpanan:
No Metode Penyimpanan Dalam Lemari Es Waktu Penyimpanan
1 Suhu 0-4o C (32-39o F) 8 hari
2 Dalam pembeku/ freezer 2 minggu
(lemari es 1 pintu) suhu -15oC (5o F)
3 Dalam pembeku/ freezer 3 – 4 miggu
(lemari es 2 pintu) suhu -18 oC (0 oF)
4 Deep freezer -20 oC 6 – 12 minggu
Keterangan: Dalam freezer tahan hingga 3 bulan tetapi zat antibodinya
berkurang

Hangatkan ASI pada suhu tubuh (370C).jangan dimasak, sebaiknya dengan cara:
 Cairkan ASI beku dengan “penurunan suhu secara bertahap” selama satu
malam dalam lemari pendingin.
 Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku hingga hangat.

 Aduk dengan cara digoyangkan agar lemak tercampur lagi.


 Jangan gunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI.
 Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24 jam
 Teteskan ASI pada punggung tangan untuk merasakan suhu ASI. Bila ASI
yang diteteskan terasa tidak menyengat, ASI sudah bisa diberikan ke bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten


Grobogan. (2011). Gema bersemi edisi 5tahun 2011:Peranan ASI eksklusif
bagi ibu dan anak.

Bobak, Lowdermilk & Jensen (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Majalah Nikita. (2005). Perawatan ditahun pertama. Cetakan I. Jakarta: PT.
Sarana Kinasis Satya Sejati.

Anda mungkin juga menyukai