PENDAHULUAN
Gambar 62-2 menunjukkan bagian yang khas dari dinding usus, meliputi
lapisan lapisan dari permukaan luar sampai ke dalam : (1) lapisan serosa, (2) lapisan
otot longitudinal, (3) lapisan otot sirkular, (4) lapisan submukosa, dan (5) lapisan
mukosa. Selain itu, terdapat selapis tipis serat – serat otot polos, yaitu muskularis
mukosa, yang terletak di lapisan paling dalam dari mukosa.Fungsi motorik dari usus
diselenggarakan oleh berbagai lapisan otot polos tadi.
Ciri – ciri khas dari otot polos usus adalah sebagai berikut :
Setiap lapisan otot berfungsi seperti sinsitium: yaitu bila terbentuk sebuah
potensial aksi di sembarang tempat dalam massa otot, potensial aksi biasanya
berjalan ke semua arah dalam otot. Jarak yang ditempuh bergantung pada kepekaan
otot. Terdapat beberapa hubungan antara lapisan otot longitudinal dan sirkular,
sehingga perangsangan salah satu lapisan akan merangsang lapisan yang lain.
Otot polos traktus gastrointestinal hampir terus menerus dijalani oleh aktivitas
listrik yang lambat. Aktivitas ini cenderung memiliki dua tipe dasar gelombang listrik
: (1) gelombang lambat dan (2) gelombang paku. Selain itu, tegangan potensial
membran istirahat dari otot polos gastrointestinal dapat berubah ubah menjadi tingkat
yang berbeda, dan keadaan ini dapat pula mempunyai pengaruh penting terhadap
pengaturan aktivitas mororik dari traktus gastrointestinal.
Ion Kalsium Dan Kontraksi Otot terjadi sebagai respon terhadap masuknya
kalsium ke dalam serat otot. Ion-ion kalsium bekerja melalui mekanisme kontrol
kalmodulin, mengaktifkan filamen-filamen miosin dalam scrat, menimbulkan
gayatarik menarik antara filamen miiosin dan filamen aktin, dan demikian
mengakibatkan otot berkontraksi.
Para peneliti dari seluruh dunia telah mengidentifikasi selusin atau lebih zat-
zat neuotransmiter yang berbeda yang dilepaskan oleh ujung-ujng saraf dari berbagai
tipe neuron enterik, dua dari mereka yang kita kenal adalah (1) Asetilkolin, dan (2)
norepinefrin.Yang lain adalah (3) adenosin trifosfat, (4) serotonin, (5) dopamin, (6)
kolesistokinin, (7) substansi p. Dan lain lain.
Selain serat-serat eferen yang berakhir di dalam sistem saraf enterik, masih
ada dua jenis serat eferen lain yang berhubungan dengan sistem ini. Salah satunya
mempunyai bada selnya sendiri dalam sistem saraf enterik tetapi mengirimkan akson-
aksonnya melalui saraf-saraf otonomik untuk berakhir di ganglia simpatis
prevertebral, yaitu di ganglia seliaka, mesenterik, dan hipogastrik.jenis serat-serat
aferen lain memiliki badan selnya di ganglia radiks dorsalis dari medula spinalis atau
di ganglia saraf kranialis. Serat-serat ini mengirimkan sinyalnya langsung ke dalam
medula spinalis atau batang otak, berjalan di dalam trunkus saraf yang sama bersama
dengan serat-serat saraf simpatis atau parasimpatis.
Refleks-refleks Gastrointestinal
Kolesistokinin, dioleh sekresi oleh sel “T” dalam mukosa duodenum dan
jejenum, dapat menghambat motilitas lambung secara sedang, hormon ini juga
memperlambat pengosongan makanan dari lambung untuk memberi waktu yang
adekuat supaya terjadi pencernaan lemak di traktus intestinal atas.
Sekretin, disekresi oleh sel “S” dalam mukosa duodenum sebagai respon
terhadap getah asam lambung yang dikosongkan dari lambung melalui
pilorus.Sekretin mempunyi efek penghambatan yang ringan terhadap motilitas
sebagian besar traktus gastrointestinl.
Peptida penghambat asam lambung, disekresi oleh mukosa usus halus bagian
atas, terutama sebagai respons terhadap asam lemk dan asam amino tetapi pada
tingkat yang lebih kecil sebagai respons terhadap karbohidrat.Efeknya ringan dalam
menurunkan aktivitas motorik lambung.
Reflek Peristaltik dan “Hukum dari Usus”. Bila suatu segmen traktus intestinal
dirangsang oleh peregangan dan dengan demikian menimbulkan peristaltik, cicin
kontraksi yang menimbulkan peristaltik secara normal mulai bergerak sedikit pada
sisi oral daro segmen yang teregang: kemudian bergerak ke arah yang teregang, jadi
mendorong isi usus ke arah anus sejauh 5 sampai 10 sentimeter sebelum menghilang.
Pada waktu yang bersamaan, usus kadang-kadang berelaksasi beberapa sentimeter ke
arah ansu, yang disebut “relaksasi reseptif.”Sehingga memungkinkan makanan
terdorong secara lebih mudah ke arah anus daripada kearah oral.
Pola yang kompleks ini tidak terjadi bila tidak ada pleksus mienterikus.Karena itu,
kompleks ini disebut refleks mienterikus, atau refleks peristaltik.Refleks peristaltik
ditambah gerakan peristaltik ke arah anus disebut “hukum dari anus.”
Gerakan Mencampur.
Gerakan mencampur sifatnya berbeda pada berbagai bagian saluran
pencernaan.Pafa beberapa rempat, kontaksi peristaltik sendiri menyebabkan sebagian
besar pencampuran. Hal ini khususnya terjadi bila pergerakan maju isi usus dihambat
oleh sebuah sfingter, sehingga gelombang peristaltik kemudian hanya dapat
mengaduk isi usus, dan bukan mendorongnya ke depan. Pada saat lain, kontraksi
konstriktif lokal terjadi setiap beberapa sentimeter dalam dinding usus. Kontriksi ini
biasanya berlangsung hanya beberapa detik; kemudian kontriksi yang baru akan
timbula pada tempat yang lain dalam usus, jadi “memotong” isi usus pertama kali di
sini dan kemudian di tempat lain. Gerakan peristaltik dan konstriktif dimodifikasi
dalam berbagai bagian traktus gastrointestinal untuk mendorong dan mencampur.
Sebagian besar zat nutrisi nonlemak dan terlarut air akan diabsorbsi dari usus
sekaligus ditranspor dalam darah vena porta ke sinusoid-sinusoid hati yang sama. Di
sini, sel retikuloendotelial dan sel parenkim utama hati, yaitu sel-sel hati, menyerap
dari darah dan menyimpan untuk sementara setengah sampai tiga seperempat seluruh
zat nutrisi yang diabsobsi. Kebanyakan proses intermedia zat-zat nutrisi ini juga
terjadi dalam hati. Zat nurtisi berdasar-lemak yang tidak larut dalam air hampir
semuanya diabsobsi ke dalam saluran limfatik usus dan kemudian dialirkan ke dalam
darah melalui dukus torasikus.
Suplai darah ke usus, termasuk arteri mesenterika superior dan arteri mesenterika
inferior yang menyuplai dinding usus halus dan usus besar melalui penyebaran sistem
arteri.Memasuki dinding usus, arteri-arteri bercabang dan mengirim arteri-arteri kecil
dengan arah mengelilingi usus dengan ujung-ujungnya bertemu pada sisi dinding
usus yang berlawanan dengan pelekatan arteri mesenterika.Dari arteri berkeliling,
masih ada arteri-arteri yang lebih kecil yang berpenetrasi ke dalam dinding usus dan
menyebar di sepanjang berkas otot, ke dalam vili, dan ke dalam buluh submukosa di
bawah epitelium untuk melayani fungsi sekretoris dan absorptive dari
usus.Pengaturan khusus aliran darah melalui vilus intestinal, termasuk arteriol dan
venula kecil yang berhubungan dengan sistem berbagai lingkungan kapiler.Dinding
asteriol bersifat sangat muscular dan sangat aktif dalam mengatur aliran darah vilus.
Dalam kondisi normal, aliran darah dalam setiap daerah traktus gastrointestinal juga
dalam setiap lapisan dinding usus secara langsung berhubungan dengan derajat
aktivitas setempat. Sebagai contoh, selama absorpsi aktif zat nutrisi, aliran darah di
dalam vili dan daerah submukosa yang berdekatan sangat mengingkat, kadang-
kadang sebanyak delapan kali lipat atau lebih. Demikian juga, aliran darah dalam
lapisan otot dinding usus meningkatkan bersamaan dengan pengingkatan aktivitas
motoric dalam usus. Sebagai contoh, setelah makan, aktivitas mototorik, aktivitas
sekretorik, dan aktivitas absorptif semua meningkat. Demikian juga, aliran darah
sangat meningkat selama satu jam berikutnya atau lebih dan kemudian kembali turun
ketingkat istirahat setelah 2 sampai 4 jam kemudian.
Aliran arteri yang ke dalam vili dan aliran vena keluar dari vili berada dalam
arah yang berlawanan satu sama lain, dan pembuluh darah terletak berdekatan satu
sama lain. Kerena pengaturan pendarahan ini, sebagaian besar oksigen darah
berdifusi keluar dari arteriol secara langsung masuk ke dalam venula yang berdekatan
tanpa terbawa dalam darah keujung-ujung vili. Sebanyak 80 persen oksigen mungkin
mengambil jalan yang singkat ini dan karena itu tidak tersedia untuk fungsi metabolic
lokasi pada vili,
Dalam kondisi normal, pemintasan oksigen dari arteriol ke venula ini tidak
berbahaya bagi vili, tetapi pada keadaan sakit di mana aliran darah ke usus menjadi
sangat terbatas, seperti pada syok sirkulatorik , deficit oksigen pada ujung vili dapat
menjadi sangat besar sehingga ujung vili atau bahkan seluruh vili menderita kematian
akibat istemik dan dapat mengalami disintegrasi. Karena itu ,untuk alasan ini dan
lainnya, pada banyak penyakit gastrointestinal, vili menjadi sangat tumpul,
menimbulkan penurunan kapasitas absorptive gastrointestinal yang sangat besar.
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, waktu
yang diperlukan pada masing-masing bagian saluran bersifat terbatas.Selain itu,
pencampuran yang tepat juga harus dilakukan. Tetapi karena kebutuhan untuk
pencampuran dan pendorong sangat berbeda pada tiap tingkat proses, berbagai
mekanisme umpan balik hormonal dan saraf otomatis akan mengontrol tiap aspek
dari proses ini sehingga pencampuran dan pendorongan akan terjadi secara optimal,
tidak telalu cepat, tidak terlalu lambat.
PENCERNAAN MAKANAN
Gigi sudah dirancang dengan sangat tepat untuk mengunyah, gigi anterior
(insisivus) menyediakan kerja memotong yang kuat dan gigi posterior (molar), kerja
menggiling.Semua otot rahang bawah yang berkerja bersama-sama dapat
mengatupkan gigi dengan kekuatan sebesar 55 pound pada insisivus dan 200 pound
pada molar.
Pada umumnya otot-otot pengunyah dipersarafi oleh cabang motoric dari saraf
cranial kelima, dan proses mengunyah dikontrol oleh nucleus dalam batang otak.
Perangsang formasio retiklaris dekat pusat batang otak untuk pengecapan dapat
menimbulkan pergerakan mengunyah yang ritmis secara kontinu. Demikian pula,
perangsangan area di hopotalamus, amigdala, dan bahkan di korteks serebri dekat
area sensoris untuk pengecapan dan penghidu seringkali dapat menimbulkan gerakan
mengunyah.
Hormon ini mempunyai efek menyeluruh tetapi lemah untuk menurunkan motilitas
gastrointestinal. GIP dilepaskan dari bagian atas usus halus terutama sebagai respons
terhadap lemak dalam kasus tetapi juga terhadap karbohidrat. Walaupun GIP dapat
diketahui dapat menghambat motilitas gaster pada beberapa keadaan tertentu,
pengaruhnya pada konsentrasi fisiologis mungkin terutama untuk merangsang sekresi
insulin oleh pankreas. Hormon hormon tersebut dibicarakan lebih lanjut pada bagian
lain dalam buku ini, terutama pada bab 64, sehubungan dengan kontrol pengosongan
kandung empedu dan sekresi pankreas.
Pengosongan lambung hanya diatur dalam derajat sedang oleh faktor – faktor
lambung, seperti derajat pengisian lambung dan efek perangsangan gastrin pada
peristaltik lambung.Mungkin kontro ppengosongan lambung yang lebih penting
terletak pada implus umpan balik dari duodenum, termasuk refleks umpan balik
sistem saraf enterogastrik dan umpan balik hormonal. Kedua mekanisme
ppenghambat umpan balik ini bekerja bersama sama memperlambat kecepatan
pengosongan bila (1) kimus yang terdapat dalam usus halus sudah terlalu banyak (2)
kimus terlalu asam, mengandung terlalu banyak protein atau lemak yang belum
dicerna, bersifat hipotonik atau hipertonik, mengiritasi. Dalam keadaan ini, kecepatan
pengosongan lambung dibatasi sampai sejumlah kimus dapat diproses didalam usus
halus.
Bila bagian tertentu usus halus diregang oleh kimus, peregangan dinding usus
menimbulkan kontraksi konsetris lokal jarak interval tertentu sepanjang usus.
rekuensi maksimal dari kontraksi sekmentasi dalam usus halus di tentukan
oleh frekuensi gelombang lambat dalam dinding usus, yang merupakan irama listrik
dasar, seperti yang diterangkan pada bab 62.
Gerakan mendorong
Fungsi utama katup ileosekal adalah untuk mencegah aliran balik isi fekal dari
kolon ke dalam usus halus. Seperti yang diajukan pada Gambar 63-4, bibir dari katup
ileosekal menonjol kedalam lumen sekum dari katup ileosekal menonjol ke dalam
lumen sekum dan karena itu tertutup erat bila terbentuk tekanan yang berlebihan
didalam sekum dan mencoba mendorong isi fekal ke belakang melawan bibir.
Biasanya katup dapat menahan tekanan balik sebasar 50 sampai 60 sentimeter air.
Fungsi utama kolon adalah (1) absorpsi air dan elektrolit dari kimus dan (2)
penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan.Setengah bagian proksimal kolon,
ditunjjukkan pada Gambar 63-5, terutama berhubungan dengan absorpsi
penimbunan.Karena tidak diperlukan pergerakan inensif untuk fungsi – fungsi ini,
maka pergerakan kolon secara normal sangat, sangat lambat. Meskipun lambat,
pergerakannya masih mempunyai karakterikstikyang serupa dengan pergerakan usus
halus dan sekali lagi dapat dibagi menjadi gerakan gerakan mencampur dan gerakan
– gerakan mendorong.
Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus, jarang timbul pada
sebagian besar kolon. Sebaliknya, hampir semua dorongan ditimbulkan oleh (1)
pergerakan lambat ke arah usus oleh kontraksi haustre, yang baru dibicarakan dan (2)
gerakan masa ( mass movement ).
Banyak dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan oleh
kontraksi haustre yang lambat tetapi berangsung persisten, yang membutuhkan waktu
8 sampai 15 untuk menggerakan kimus hanya dari katup ileosekal ke kolon
transverum. Sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses dan menjadi
lumpur setengah padat bukan setengah cair.
Pergerakan masa adalah jenis peristatik yang termodifikasi yang ditandai oleh
rangkaian peristiwa sebagai berikut : petama, timbul sebuah cinci kontraksi pada titik
yang teregang atau terinitasi kolon, biasanya pada kolon transvesum, dan kemudian
dengan cepat klon distal sepanjang 20 sentimeter atau lebih hingga ke temat kontruksi
tadi akan kehilangan haustrasinya dan malaah berkontraksi sebbagai satu unit,
mendorong materi feses dalam segmen ini untuk menuruni kolon. Kontraksi secara
progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama 2 sampai 3 menit berikutnya
sebelum terjadi pergerakan masa yang lain, kali ini mungkin berjalan lebih jauh
sepanjang kolon. Seluruh rangkaian pergerakan masa biasanya menetap selama 10
sampai 30 menit, dan kelak mungkin timbul kembali setengah hari lagiatau bahkan
satu hari berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam rektum,
akan terasa keinginan untuk defekasi.
Pencetus Pergerakan Massa Oleh Refleks Gastrokolik dan Refleks
Duodenokolik. Timbulnya pergerakan massa sesudah makkan dipermudah oleh
refleks gastrokolik dan dudenumkolik. Refleks ini disebabkan oleh peregangan
lambung dan duodenum. Refleks tersebut tidak timbul sama sekali atau hampir tidak
sama sekali bila saraf eksteinsik diangkat, oleh karena itu, refleks ini hampir seara
pasti dihantarkan melalui saraf saraf esktrinsik sistem saraf otonom.
Iritasi daalam kolon dapat juga menimbulkan pergerakan massa yang kuat.
Sebagai contoh, seseorang yang menderita tukak koln sering mengalami pergerakan
massa yang menetap hampir setiap saat.
Pergerakan massa dapat juga ditimbulkan oleh perangsangan kuat sistem saraf
parasimpatis atau peregangan yang berlebihan pada satu segmen kolon.
Defekasi
Sebaian besar wakt, rektum tidak berisi fese.Hal ini sebgian aadalah akibat
kenyatan bahwa terdapat singter fungsional yang lemah sekitar 20 sentimeter dari
anus pada perbtasan antara sigmoid dan rektum.Disini terdapat juga sebuah sudut
tajam yang menambah resistensi terhadap ppengisian rektum. Bila pergerakan massa
medorong fese masuk kedalam rektum, secara normal timbul keinginan untuk
defekasi, termasuk refleks kintraksi rektum dn relaksasi sfinger anus.
Pendorongan massa feses yang terus menerus melalui anus dicegah oleh
kontruksi tonik dari (1) singer ani internus, penebalan otot polos sirkularsepanjang
beberapa sentimeter yang terletak tepat disebelah dalam usus, dan (2) sfiner ani
eksternus, yang terdiri dari otot lurik volunter yang mengelilingi sfinger internus dan
meluas kesebalh distal. Sfingter eksternus diatur oleh serat serat saraf dalm nervus
pudendus, yang merupakan bagian dari sistem saraf somatis dan karena itu di bawah
pengaruh volunter, kesadaran, secara tidak sadar, sfingter biasanya secara terus
menerus menalami kontraksi kecuali bila ada implus kesadaran yang menghambat
kontriksi.
Pada neonatus dan pada beberapa orang dengan medula spinalis yang
terpotong, refleks defekasi secara otomatis menyebabkan pengosongan usus bagian
bawah pada saat yang tidak tepat sepanjang hari karena hilangnya latihan kontrol
kesadaran melalui kontraksi volunter sfingter ani eksternus.
Gambar 62-2 menunjukkan bagian yang khas dari dinding usus, meliputi
lapisan lapisan dari permukaan luar sampai ke dalam : (1) lapisan serosa, (2) lapisan
otot longitudinal, (3) lapisan otot sirkular, (4) lapisan submukosa, dan (5) lapisan
mukosa. Selain itu, terdapat selapis tipis serat – serat otot polos, yaitu muskularis
mukosa, yang terletak di lapisan paling dalam dari mukosa.Fungsi motorik dari usus
diselenggarakan oleh berbagai lapisan otot polos tadi.
Citi – ciri umum dan fungsi dari otot polos didiskusikan dalam bab 8 yang
sebaiknya dilihat kembai sebagai latar belakang untuk bagian bagian berikut dari bab
ini. ciri – ciri khas dari otot polos usus adalah sebagai berikut :
Beberapa tipe kelenjar menyediakan tipe sekresi yang berbeda-beda dalam saluran
pencernaan.Pertama, 0ada permukaan epitelium dari sebagian besar bagian traktus
gastrointestinal terdapat berjuta-juta kelenjar mukus sel tunggal yang disebut secara
sederhana sebagai sel-sel mukus atau disebut sel-sel goblet.Kelenjar ini terutama
berfungsi dengan sendirinya sebagai respons terhadap perangsanganbsetempat
epitelium, dan mereka secara langsung ke permukaan epitelium, dan mereka secara
sederhana mengeluarkan mukusnya secara langsung ke permukaan epitel untuk
bekerja sebagai pelumas dan untuk melindungi permukaan dari ekskoriasi dan
pencernaan.
Ketiga, di dalam lambung dan bagian atas duodenum terdapat sejumlah besar
kelenjar tubular yang dalam.Keempat, juga berhubungan dengan saluran pencernaan
adalah beberapa jelenjar yanh kompleks---kelenjar saliva, pangkreas, dan hati—yang
menghasilkan sekresi untuk pencernaan atau emulsifisikan makanan.Hati merupakan
struktur yang sangat khusus.Kelenjar saliva dan pangkreas adalah tipe kelebjar
asinus.Kelnajar ini terletak di luar dinding saluran pencernaan dan, dallam hal ini
berbeda dari semua kelenjar pencernaan lainnya.Kelenjar-kelenjar ini terdiru dari
berjuta-juta acinus yang dibatasi oleh sel-sel kelenjar sekresi; asinus ini termasuk ke
dalam sistem duktus yang akhirnya berakhir ke dalam saluran pencernaan itu sendiri.
1. Zat nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sekreai harus berdifusi atau
dipindahkan secara aktif dari kapiler ke dalam dasar sel kelenjar.
2. Banyak mitokondria yang terletak di dalam sel berdekatan dengan dasarnya
menggunakan energi oksidasi untuk pembentukan adenosin trifosfat (ATP).
3. Energi dari ATP, bersama dengan zat-zat yang sesuai disediakan oleh zat
nutrisi, kemudian digunakan untuk sintesis zat-zat organik; sintesis ini terjadi
hampir seluruhnya dalam retikulum endoplasmatik dan kompleks golgi,
Ribosom yang melekat pada retikulum ini terutama berperan pada
pembentukan protei yang akan disekresikan.
4. Bahan sekretoris dibawa melalui tubulus retikulum endoplasmatik, lewat kira-
kira 20 menit di sepanjang vesikel dari kompleks golgi, yang terletak di dekat
ujung sekretoris sel.
5. Dalam kompleks golgi, zat-zat tersebut kemudian dimodifikasi, ditambahkan,
dipekatkan, dan dikeluarkan ke dalam sitiplasma dalam bentuk vesikel
sekretoris, yang tersimpan pada ujung apikal sel-sel sekretoris.
6. Vesikel-vesikel ini tetap tersimpan sampai sinyal-sinyal pengontrol saraf atau
sinyal hormonal menyebabkan sel mengeluarkan isi sirkular melauli
permukaan sel. Keadaan ini mungkin terjadi secara berikut: sinyal kontrol
pertama meningkatkan permeabilitas membran sel terhadao kalsium, dan
kalsium masuk ke dalam sel. Kalsium kemudian menyebabkan banyak vesikel
berfusi dengan membran sel, dan kemudian membukan permukaan luarnya
sehingga dapar mengeluarkan isinya ke bagian luar, proses ini disebut
eksositosis.
SEKRESI SALIVA
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama: (1) sekresi serus yang
mengandung ptialin (suatu alfa amilase), yang merupakan enzim untuk
mencernakan serat, dan (2) sekresi mukus yang mengandung musim untuk tujuan
pelumasan dan perlindungan permukaan. Kelenjar parotis seluruhnya menyekresi
tiep serus, dan kelenjar submandibularis dan sublingualis menyekresi tipe mukus
maupun serus.Kelenjar bulalis hanya menyekresi mukus. Saliva mempunyi pH
antara 6,0-7,4, suatu kisaran yang menguntungkan untuk kerja pencernaan dari
ptialin.
Sekresi saliva terbentuk melalui dua tahap: tahap pertama mencakup asinus dan
yang kedua, duktus salivarius. Sel asinus menyekresi sekresi primer yabg
mengandung ptialin dan atau musin dalam larutan ion dengan konsentrasi yang
tidak jauh berbeda dari yang di sekresikan dalam cairan ekstraselular khusus.
Sewaktu sekresi primer mengalir melalui dultus, terjadi dua proses transpor aktif
utama yang memodifikasi komposisi ion saliva secara nyata.
Pertama, ion-ion natrium secara aktif di reabsorbsi dari semua duktus salivarius,
dan ion-ion kalium disekresi secara aktif sebagai pengganti natrium.Oleh karena
itu, konsentrasi natrium dari saliva sangat berkurang, sedangkan konsentradi ion
kalium meningkat. Akan tetapi, ada kelebihan reabsorbsi ion natrium yang
melebihi ion kalium dan ini menghasilkan negativitas sekitar -70 milivolt di
dalam duktus salivarius, dan keadaan ini kemudian menyebabkan konsentrasi ion
klorida turun menjadi sangat rendah, menyesuaikan penurunan pada konsentrasi
ion natrium.
Kedua, ion-ion bilarbonat disekresi oleh epitel duktus ke dalam lumen duktus.
Hal ini sedikitnya sebagian disebabkan oleh pertukaran ion bikarbonat dengan ion
klorida, tetapi mungkin juga sebagian hasil dari proses sekresi aktif.
Hasil akhir dari proses transpor ini adalah bahwa pada kondisi istirahat,
konsentrasi masing-nasing ion natrium dan klorida dalam saliva sekitar 15
mEq/liter, sekitar sepertujuh sampai sepersepuluh konsetrasinya dalam plasma.
Sebaliknya, konsentrasi ion kalium adalah sekitar 30 mEq/liter, 7 kali lebih besar
konsentrasi dalam plasma; dan konsentrasi ion bikarbonat adalah 50-70 mEq/liter,
sekitar 2-3 kali lebih besar dari konsentrasinya dalam plasma.
Pada keadaan kelebihan sekresi aldoseteron, reabsorbsi natrium dan klorida serta
sekresi kalium menjadi sangat meningkat, sehingga konsentrasi konsentrasi
natrium klorida di dalam saliva kadang-kadang menurun hampir sampai 0
sementara konsentrasi kalium meningkat bahkan melebihi 7 kali kadar kalium
plasma normal.
Akibat konsentrasi ion kalium yang tinggi di dalam saliva, pada keadaan
abnormal apapun di mana saliva di keluarkan ke bagian luar tubuh untuk waktu
yang lama, seseorang dapat menderita kekurangan ion kalium yang serius dalam
tubuh yabg pada keadaan tertentu dapat mengakibatkan terjadinya hipokalemia
yang serius dan paralisis.
Oleh karena itu, pada keadaan tidak ada saliva, jaringan rongga mulut menjadi
berulserasi dan sebaliknya menjadi terinfeksi dan karies gigi akan meluas.
daerah nafsu makan pada otak, yang mengatur sebagai efek ini, terletak didekat pusat
parasimpatis hipotalamus anterior, dan berfungsi terutama sebagai respon terhadap
sinyal dari daerah pengecapan dan penciuman dari kortes serebral atau amigdala.
Saliva juga dapat terjadi sebagai respon terhadap reflex yang berasal dari lambung
dan usus bagian atas khususnya saat menelan makanan yang sangat mengiritasi atau
bila seseorang mual karena adanya beberapa kelainan gastrointestinal. Saliva yang
ditelan diperkirakan membantu menghilangkan factor iritan pada traktus
gastrointestinal dengan cara mengencerkan atau menetralkan zat iritan.
Perangsangan simpatis juga dapat meningkatkan saliva dalam jumlah sedang, tetapi
lebih sedikit dari perangsangan parasimpatis.Saraf-saraf simpatis berasal dari ganglia
servikalis superior dan kemudia berjalan sepanjang pembuluh darah ke kelenjar-
kelenjar saliva.
Faktor kedua yang juga mempengaruhi sekresi adalah suplai darah ke kelenjar–
kelenjar karena sekresi selalu membutuhkan nutrisi yang adekuat. Sinyal-sinyal saraf
parasimpatis yang sangat merangsang salivasi., pada saat bersamaan melebarkan
pembuluh-pembuluh darah, sehingga menyediakan peningkatan nutrisi seperti yang
dibutuhkannya. Sebagian dari tambahan efek vasodilator ini disebabkan oleh
kalikrein yang disekresikan oleh sel-sel saliva yang aktif , yang kemudian bekerja
sebagai suatu enzim untuk memisahkan satu protein darah, yaitu alfa2-globulin, untuk
membentuk bradikinin, suatu vasodilator yang kuat.
Sekresi esophagus
Sekresi lambung
Kelenjar terdiri dari tiga tipe sel : sel leher mucus, yang terutama menyekresi
mucus namun juga beberapa pepsinogen : sel peptic (atau chief cells), yang
menyekresi sejumlah beberapa pepsinogen dan sel parietal (atau oksintin) yang
menyekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic.
Bila dirangsang, sel perietal akan menyekresi larutan asam yang mengandung sekitar
160 milimol asam hidroklorida per liter, yang hampir sama isotoniknya dengan cairan
tubuh. pH dari larutan asam ini kira-kira 0,8 menunjukan keasamannya yang ekstrem.
Pada pH ini, konsentrasi ion hidrogen sekotar 3 juta kali konsentrasi ion hidrogen
dalam darah arteri. Dan untuk menekan ion hidrogen, jumlah besar ini memerlukan
lebih dari 1500 kalori energi per liter getah lambung,
1. Ion klorida ditranspor secara aktif dari sitoplasma sel parietal ke dalam lumen
kanalikulus, dan ion-ion natrium ditranspor secara aktif keluar dari lumen: kedua efek
ini bersama-sama menciptakan suatu potensial negatif - 40 sampai -70 miliyolt di
dalam kanalikulus, yang kemudian menyebabkan difusi pasif ion-ion bermuatan
positif dan sejumlah kecil ion-ion natrium dari sitoplasma sel juga ke dalam
kanalikulus. Jadi, akibatnya, terutama kalium klorida tetapi juga natrium klorida
dalam jumlah lebih kecil akan masuk ke dalam kanalikulus.
2. Air berdisosiasi menjadi ion-ion hidrogen dan ion-ion hidroksil di dalam
sitoplasma sel. Ion-ion hidrogen kemudian secara aktif disekresikan kedalam
kanalikulus sebagai pertukaran terhadap ion-ion kalium : proses pertukaran aktif ini
dikatalisis oleh H+, k+ , ATPase .sebagai tambahan, ion-ion natrium secara aktif
direabsorbsi oleh pompa natrium yang terpisah. Jadi , kebanyakan ion kalium dan
natrium yang telah berdifusi kedalam kanalikulus akan di reabsorbsi dan ion-ion
hodrogen mengambil tempat mereka, memberi suatu asam hidroklorida yang kuat
didalam kanalikulus, yang kemudian disekresikan ke dalan lumen kelenjar.
3. Air masuk kedalam kanalikulus secara osmosis akibat sekresi ion-ion kedalam
kanalikulus. Jadi, sekresi aktif yang memasuki kanalikulus mengandung asam
hodroklorida dalam konstrasi sebesar 150 sampai 160 mEq/liter, kalium klorida
dalam konsentrasi 15 mEq/liter, dan sejumlah kecil natrium klorida.
4. Akhirnya, karbondioksida, baik yang terbentuk selama metabolisme dalam sel atau
memasuki sel dari darah, bergabung dengan ion-ion hodroksil dibawah pengaruh
karbonik anhidrase untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonar kemudian
bedifusi keluar dari sel masuk ke dalam cairan ekstraseluker sebagai pertukaran
dengan ion klorida yang masuk ke dalam sel dan akan di sekresi ke dalam kanali
kulus. Peranan karbondioksida pada reaksi kimia untuk pembentukan asam
hidroklorida di demonstrasikan oleh fakta bahwa inlubisi karbonik anhidrase oleh
obat asefazolamid akan mengurangi penbentukan asam hidroklorida.
Beberapa tipe pesinogen yang berbeda sedikit disekresi oleh sel peptik dan sel mukus
lelenjar gastrik . Walaupun demikian semua pepsinogen melakukan fungsi yang
sama. Ketika pepsinogen pertama kali diekskresikan , pepsinogen ini tidak memiliki
aktifitas pencernaan. Akan tetapi setelah pepsinogen berkontrak dengan asam
hidroklorida dan khususnya berkontak dengan asam hidroklorida, dan khususnya
ketika berkontak dengan pepsin yang sudah terbentuk sebelumnya ditambah dengan
asam hidroklorida, akan segera di aktifkan untuk membentuk pepsin yang aktif. Pada
proses ini, molekul pepsinogen, yang mempunyai berat molekul 42.500 akan terpecah
menjadi molekul pepsin yang mempunyai berat molekul 35.000.
Pepsin adalah enzim proteolitik aktif dalam medium yang sangat asam (pH optimal
1,8 sampai 3,5). Tetapi di atas pH 5 mempunyao aktivitas proteolitik yang kecil dan
sebenarnya menjadi tidak aktif dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, asam
hidroklorida sama seperti pepsin dibutuhkan untuk mencerna protein dalam lambung.
Substansi faktor intrinsik yang pentong untuk absorbsi vitamin B12 di dalam ileum,
disekresi oleh sel parietal bersama dengan sekresi asam hidroklorida.Oleh karena itu
jika sel lambung pembentuk asam rusak yang sering terjadi pda gastritis kronis, orang
tidak hanya mengalami anemia pernisiosa akibat kegagalan maturasi sel-sel darah
merah pada keadaan tidak adanya rangsangan vitamin B12 dari sumsum tulang.
Ciri lain dari mukus adalah alkalis. Oleh karena itu, dinding normal lambung tidak
pernah secara langsung terpapar dengan sekresi lambung yang sangat asam dan
proteolotik. Bahan kontak yang ringan sekali pun dengan makanan atau terutama
setiap iritasi mukosa, secara langsung akan merangsang sel-sel mukus untuk
menyekresikan sejumlah besar mukus kental yang alkalis dan tebal ini.
Beberapa zat lain juga merangsang sel-sel sekretoris lambung, seperti asam-asam
amino yang bersirkasi, kafein, dan alkohol. Efek perangsangan dari zat-zat ini
sifatnya ringan bila dibandingkan dengan asetilkolin, gastrin, dan histamin.
Perangsangan saraf.
Perangsangan saraf dapat di timbulkan oleh sinyal yang berasal dari dalam otak,
teritama dalam sinyal limbik, atau dalam lambung itu sendiri. Sinyal yang berasal
dari lambing dapat mengaktifkan dua jenis refleks : (1) refleks vagovagal yang
panjang yang dihantarkan dari mukosa lambung ke batang otak dan kemudian
kembali ke lambung melalui nervus vagus dan (2) refleks pendek yang berasal dari
daerah setempat dan dihantarkan ke seluruh darah melalui sistem saraf enterik
setempat.
Jenis perangsang yang dapat menimbulkan refleks adalah (1) peregangan lambung (2)
perangsangan taktil pada permukaan mukosa lambung, dan (3) perangsangan
kimiawi, termasuk khususnya asam-asam amino dan peptida yang di dihasilkan dari
protein makanan atau asam yang telah disekresi oleh kelenjar gaster.
Sinyal saraf dari nervus vagus dan sinyal dari refleks enterik setempat, di
samping menyebabkan perangsangan langsung sekresi kelenjar getah lambung, juga
menyebabkan mukosa dalam antrum lambung nenyekresiman hormon
gastrin.Hormon ini disekresikam oleh sel-sel gastrin, juga di sebut sel-sel G, didalam
kelenjar pilorik. Gastrin adalah suatu peotida besar yang disekresikan dalam dua
bentuk, satu bentuk besar disebut G-34, yang mengandung 34 asam amino dan satu
bentuk yang lebih kecil, G-17 yang mengandung 17 asam ambino.
Gastrin diabsorbsi ke dalam darah dan dibawa ke kelenjar oksintik didalam korpus
lambung, yang di sana gastrin merangsang sel-sel parietal secara kuat dan juga sel-sel
peptik, tetapi jauh lebih ringan. Jadi efek yang penting adalah meningkatkan
kecepatan sekresi asam hidroklorida oleh sel parietal, sering sebesar 8 kali
lipatan.Kemudian asam hidroklorida lebih lanjut tetapi juga secara sekunder
merangsang sekresi enzim oleh sel-sel peptik hingga meningkatkan dua sampai empat
kali.
Histamin, suatu turunan asam amino, juga merangsang sekresi asam oleh sel-
sel parietal. Sejumlah kecil histamib dibentuk secara kontinu di dalam mukosa
lambung, baik secara respon terhadap asam di dalam lambung atau untuk alasan yang
lain. Jumlah ini, bekerja dengan sendirinya, menyebabkan sedikit sekresi asam, tapi
apanila asetilkolin dan gastrin merangsang sel-sel parietal pada saat yang sama, maka
jumlah histamin normal yang sedikit saja sudah dapat meningkatkan sekresi asam.
Reseptor-reseptor histamin pada sel-sel parietal jenis H2 dan bukan jenis H1 .Oleh
karena itu hanya obat antihistamin H2 saja yang menghambat kerja reseptor histamin
H2 saja yang efektif dalam menghambat sekresi asam lambung.
Karena tidak ada perangsang primer sel-sel parietal yang menyekresi asam-
asetilkolin, gastrin, atau histamin yang efektif dalan menyebabkan sekresi asam
dalam jumlah cukup bila berfungsi sendiri, telah didalikan bahwa ketiga resptor zat-
zat penghantar hormonal yang terpisah ini harus di aktifkan secara terus menerus
untuk memberi perangsangan yang benar-benar efektif terhadap sekresi asam
lambung. Histamin kelihatannya selalu ada pada kondisi normal dalam jumlah yang
kecil.Kemudian, bila nervus vagus dirangsamg, asetilkolin dilepaskan pada ujung-
ujung saraf parasimpatis dan neuron-neuron peptida pelepas-gastrin yang dirangsang
oleh nervus vagus menyebabkan pelepasan gastrin oleh sel-sel gastrin secara terus-
menerus.
Sekresi lambung dikatakan terjadi di dalam tiga fase, yaitu : fase sefalik, fase
gastrik, dan fase intestinal.
Fase sefalik.
Fase sefalik dari sekresi lambung berlangsung bahkan sebelun makanan masuk ke
dalam lambung atau sewaktu makanan masih dimakan. Fase ini timbul dari melihat
,mambaui, membayangkan, atau mengecap makanan dan semakin besar nafsu makan,
semakin kuat rangsamgan. Sinyak neurogenik yang menyebabkan fase sefalik dari
sekresi dapat berasal dari korteks serebri atau pada pusat nafsu makan di amigdala
ayau hipotalamus.Sinyal ditransmisikan melalui nukleus motorik dorsalis nervus
vagus ke lambung, fase sekresi ini normalnya menghasilkan sekitar 20 persen sekresi
lambung yang berkaitan dengan makan- makanan.
Fase gastrik
Fase gastrik dari sekresi membentuk sekitar 70 persen dari total sekresi lambung yang
berkaitan dengan makan-makanan dan karena itu merupakan sebagian besar dari total
sekresi lambung sehari-hari sebanyak 1500 ml.
Fase intestinal
Aktifitasgastrinterletakpadakeempatasamaminoterminal,danpadakedelapanasamamin
odalammolekulsekretinadalahpenting.Suatugastrinsintetik,terdiridariempatasamamino
terminalgastrinalamiditambahasamaminoalanin.Memilikisemuafactorfisiologisseperti
yangdimilikiolehgastrinalami.Bentuksintetikgastrininidisebutpentogastrin.
Sekresi pangkreas
sekresi pangkreas mengandung enzim enzim untuk mencernakan tiga jenis makanan
utama: protein,karbohidrat, dan lemak. Sekresi ini juga mengandung sejumlah besar
ion bikarbonat, yang memegang peranan penting dalam menetralkan asam kimus
yang dikeluarkan dari lambung kedalam duodenum.
Enzim enzim proteolitik yang paling penting adalah tripsin, kimotripsin, dan
karboksipolipepsidase. Yang kurang penting adalah beberapa elastase dan nuclease.
Sejauh ini yang paling banyak adalah tripsin. Tripsin dan kimotripsin memisahkan
seluruh dan sebagian protein yang dicerna menjadi peptida berbagai ukuran tetapi
tidak menyebabkan pelepasan asam asam amino tunggal.
Enzim utama pencernaan lemak adalah lipase pancreas, yang mampu menghidrolisis
lemak netral menjadi asam lemak dan monogliserida; kolesterol esterase, yang
menyebabkan hidrolisis ester kolesterol; dan fosfolipase, yang memecah asam lemak
dari fosfolipid.
Penting bahwa enzim enzim proteolitik dan getah pancreas tidak menjadi aktif sampai
enzim disekresikan kedalam usus, karena tripsin dan enzim-enzim lainnya akan
mencerna pancreas itu sendiri. Sel sel yang sama menyekresi enzim proteolitik
kedalam sel asini pancreas, secara terus menerus juga menyekresi zat lain yang
disebut penghambat tripsin. Zat ini disimpan didalam sitplasma sel kelenjar yang
mengelilingi granula enzim dan mencegah pengaktifan tripsin baik di dalam sel
sekretoris maupun didalam sel asini dan duktus pankreatikus.
Sekresi ion ion bikarbonat
Walaupun enzim dan getah pancreas seluruhnya disekresikan oleh sel sel asini dari
kelenjar pancreas, dan komponen penting lain dari getah pancreas yaitu ion
bikarbonat dan air, disekresikandalam jumlah besar terutama sel sel epitel dari
duktulus dan duktus yang keluar dari sel asini
Sekresi pankreatik terjadi dalam tiga fase, sama dengan sekresi gastrik: terjadi dalam
tiga fase sma dengan sekresi gastric: fase sefalik, fase gastric, dan fase intestinal.
Cirri cirinya adalah sebagai berikut:
Selama fase sefalik sekresi pancreas, sinyal sinyal saraf yang sama yang
menyebabkan sekresi dalam lambung juga menyebabkan asetil asetilkolin oleh ujung
ujung nervus vagus dalam pancreas. Hal ini menyebabkan sejumlah sedang enzim
disekresikan ke dalam duktusdan asinus panckreas menghasilkan kurang lenih 20
persen dari total sekresi enzim pancreas sesudah makan.
Fase intestinal
Sesudah kinus masuk kedalam usus halus, sekresi pankreas menjadi sangat banyak
terutama sebagai respon terhadap hormone sekretin, selain itu, kolesitokinin
menyebabkan peningkatan sekresi enzim yang lebih besar lagi.
Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu.Normalnya
antara 600 dan 1200 ml/hari. Empedu melakukan dua fungsipenting : pertama,
empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorbsi lemak, bukan
akibat enzim apa pun dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak tetapi
karena asam empedu dalam empedu yang melakukan dua hal; (1) asam empedu
membantu mengemulsikan partikel partikel lemak yang besar dalam makanan
menjadi banyak bentuk partikel kecil yang saat diserang oleh enzim lipase yang di
sekresikan dengan getah pangkreas dan (2) asam empedu membantu transpor dan
absorbsi produk akhir lemak.
1. Bagian wal di sekresikan oleh sel sel hepatosit hati, sekresi awal mengandung
sejumlah besar asam empedu, kolesterol dan zat zat organik lainnya. Kemudian
empedu disekresikan ke dalam kanalikuli biliaris kecil yang terletak diantara sel sel
hati didalam lempeng
Pencernaandanabsorbsidalamtraktusgastrointestinal.
Bahanmakananyangdiperlukanolehtubuhyanghidup,selainsejumlahkecilzatsepertivita
mindanmineral,dapatdigolongkansebagaikarbohidrat,lemak,danprotein.Bahan-
bahaninibiasanyatidakdapatdiserapdalambentukalamimelaluimukosasaluranpencernaa
ndan,karenaalasanini,bahan-
bahantersebuttidakbergunasebagaizatnutrisitanpaprosespencernaanawal.Olehkarenait
u,babinimembahas,pertama,prosespencernaankarbohidrat,lemak,danproteinmenjadise
nyawayangcukupkeciluntukdiabsorbsidan,kedua,mekanismeabsorbsiprodukakhirpenc
ernaanjugaair,elektrolit,danbahan-bahanlainnya.
Nama lain dari kandung empedu adalah Gallbladder, yakni tempat cairan
empedu dikumpulkan sebelum disekresikan kedalam usus halus.
Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga
disekresi dalam empedu.
Getah empedu adalah suatu cairan yang disekresi setiap hari oleh sel hati yang
dihasilkan setiap hari 5000-1000 cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah
prouksi meningkat sewaktu mencerna lemak. Empedu berwarna kuning kehijauan
\yang terdiri dari 97 % air, pigmen empedu dan garam-garam empedu.
a. Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin. Pigmen ini merupakan hasil penguraian
hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya
adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan feses. Warna
kekuningan pada jaringan (jaundice) merupakan akibat dari peningkatan kadar
bilirubin darah dan ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati, peningkatan
destruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh batu empedu.
b. Garam-garam empedu, yang terbentuk dari asam empedu yang berkaitan dengan
kolesterol dan asam amino. Setelah diekskresi kedalam usus garam tersebut
direabsorbsi dari ileum bagian bawah kembali kehati dan didaur ulang kembali,
peristiwa ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
Emulsikan lemak, garam empedu mengemulsi globules lemak besar dalam usus
halus g kemudian dijadikan globules lemak lebih kecil dan area permukaan yang
lebih luas untuk kerja enzim.
Absorbsi lemak, garam empedu juga membantu mengabsorbsi zat terlarut lemak
dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
Pengeluaran kolesterol dari tubuh, garam empedu berikatan dengan kolesterol dan
lesitin untuk membentuk agregasi kecil yang disebut micelle yang akan dibuang
melalui feses
94% garam empedu diserap oleh usus halus → masuk peredaran darah portal → liver
→ diserap kembali ke hepatocyte → disekresikan ulang sebagai empedu.
Garam empedu akan mengulangi siklusnya sekitar 17 kali sebelum akhirnya terbuang
bersama tinja. Proses ini disebut enterohepatic circulation of bile salts.
Sekretin (↑) sekresi empedu, tapi yang (↑) adalah sekresi sodium bicarbonate-rich
watery solution oleh sel epitel pada saluran empedu bukan sekresi oleh sel parenkim
hati.
IKLUS ENTEROHEPATIK
Pembentukan empedu sangat penting dalam pencernaan dan
p e n ye r a p a n l e m a k , ekskresi xenobiotik larut lemak dan racun dalam tubuh, dan
keseimbangan kadar kolesterol.Garam empedu secara alamiah bersifat
amphipilik karena memiliki gugus polar dan non polar. Gugus polar memiliki
permukaan yang bersifat hidrofilik yang mengandung gugushidroksil dan gugus
karbonil, sedangkan gugus non polar bersifat hidropobik.Cairan empedu
merupakan gabungan antara asam empedu dan garam empedu. Bilirubin
tetrapyrrole
(berwarna coklat), merupakan komponen pemberi warna terbesar pada empedudan
merupakan produk akhir dari metabolisme heme.
Apabila bilirubin mengalami oksidasiakan berubah menjadi biliverdin
(berwarna hijau).Garam empedu bersama pospolipid dan kolesterol merupakan cairan
organik terbesar dalamempedu dan merupakan kun\ci kekuatan dalam pembentukan
empedu pada saat di sekresikanke canalikuli empedu melewati membrane apikal
hepatosit.
Komponen utama asam empedu dalam empedu manusia yaitu asam
xenodeoksikolat (45%)d a n a s a m k o l a t ( 3 1 % ) . S e b e l u m s e b a g i a n
b e s a r g a r a m e m p e d u d i s e k r e s i k a n k e l u m e n canalikuli, terlebih dulu
terjadi konjugasi dengan ikatan amida pada terminal gugus karboksildengan asam
amino glisin dan taurin. Reaksi konjugasi ini menghasilkan glycoconjugates dan
tauroconjugates
. Sebanyak 95% dari total garam empedu yang disintesa di hati diserap olehusus
distal dan dikembalikan lagi ke hati. Proses sekresi dari hati ke
gallbladder
, kemudiank e u s u s , d a n a k h i r n ya d i s e r a p k e m b a l i d i s e b u t s i k l u s
e n t e r o h e p a t i k . J u m l a h t o t a l g a r a m empedu yang mengalami siklus
berulang-ulang melalui siklus enterohep atik sekitar 3,5 g.Jumlah tersebut
bersirkulasi dua kali per makan dan 6-8 kali per hari. Apabila empedu tidak a d a d i
usus, maka hampir 50% lemak yang dimakan akan keluar
m e l a l u i f e s e s ( t e s i s unud,2005)
Gambar 2.2 Garis yang tidak terputus yang masuk ke dalam sistem portalmerupakan
garam empedu yang berasal dari hati, sedangkan garis terputus-putus menunjukkan
garam empedu yang terbentuk akibat aktivitas bakteri
Patofisiologi Pembentukan Batu Empedu
Dari segi patofisiologi, pembentukan batu empedu tipe kolesterol dantipe berpigmen
pada dasarnya melibatkan dua proses patogenesis danmekanisme yang berbeda
sehingga patofisiologi batu empedu turutterbagi atas:1. Patofisiologi batu kolesterol2.
Patofisiologi batu berpigmen
A. Patofisiologi Batu Kolesterol
Pembentukan batu kolesterol merupakan proses yang terdiri atas 4 defek utama yang
dapat terjadi secara berurutan atau bersamaan:1.
berbagai campuran komposisi garam empedu dan lesitin. Oleh karenatitik P berada
di bawah garis ABC serta berada dalam zona yang terdiriatas fase tunggal cairan
misel maka empedu disifatkan sebagai tidak tersaturasi dengan kolesterol.
Empedu dengan campuran komposisi yang berada atas garis ABC akan mengandung
konsentrasi kolesterol yangmelampau dalam sehingga empedu disebut sebagai
mengalamisupersaturasi kolesterol. Empedu yang tersupersaturasi dengankolesterol
akan wujud dalam keadaan lebih daripada satu fase yaitudapat dalam bentuk
campuran fase misel, vesikel maupun kristal dancenderung mengalami presipitasi
membentuk kristal yang selanjutnyaakan berkembang menjadi batu empedu. Dalam
arti kata lain, diagramkeseimbangan fase turut memudahkan prediksi komposisi
kolesteroldalam empedu (fase misel, vesikel, campuran misel dan vesikel
ataukristal).Selain itu, diagram keseimbangan turut menfasilitasi penentuan
indekssaturasi kolesterol (CSI) sebagai indikator tingkat saturasi kolesteroldalam
empedu. CSI didefinisikan sebagai rasio konsentrasi sebenarkolesterol bilier
dibanding konsentrasi maksimal yang wujud dalam bentuk terlarut pada fase
keseimbangan pada model empedu. Pada CSI>1.0, empedu dianggap tersupersaturasi
dengan kolesterol yaitu keadaandi mana peningkatan konsentrasi kolesterol bebas
yang melampauikapasitas solubilitas empedu.Pada keadaan supersaturasi, molekul
kolesterol cenderung berada dalam bentuk vesikel unilamelar yang secara perlahan-
lahan akan mengalamifusi dan agregasi hingga membentuk vesikel multilamelar
(kristal cairan) yang bersifat metastabil. Agregasi dan fusi yang berlanjutan
akanmenghasilkan kristal kolesterol monohidrat menerusi proses nukleasi.Teori
terbaru pada saat ini mengusulkan bahwa keseimbangan fasefisikokimia pada fase
vesikel merupakan faktor utama yang menentukan
PENCERNAANBERBAGAIMAKANAN
hidrolisissebagaiprosesdasarpencernaan.Hampirsemuakarbohidratdalamdietterdiriatas
polisakaridadandisakaridabesaryangmerupakangabunganmonosakaridayangsalingberi
katansatusamalainmelaluikondensasi.Iniberartibahwaionhidrogentelahdipindahkandar
isalahsatumonosakarida,sementarasatuionhidroksilkepolisakaridadandengandemikian
memisahkanmonosakaridasatusamalain.Prosesini,yangdisebuthidrolisis,adalahsebagai
berikut(R"-R'adalahdisakarida);
R"-R'+H2O---->R"OH+R'H
Hampirsemuaguguslemakdidalamdietterdiriatastrigliserida(lemaknetral)yangmerupak
angabungandaritigamolekulasamlemakyangberkondensasidengansatumolekulgliserol.
Padaproseskondensasi,tigamolekulairdipindahkan.Pencernaantrigliseridaterdiriataspr
osesyangberlawanan,enzimpencernaanmengembalikanmolekulairkemolekultrigliserid
adandengandemikianmemecahkanmolekulasamlemakdarigliserol.Sekalilagi,prosesini
merupakansuatuhidrolisis.
Akhirnya,proteindibentukdariasamaminoyangsalingberikatanbersama-
samadenganikatanpeptida.Padaikatanini,satuionhidroksildipindahkandarisatuasamami
no,sedangkansatuionhidrogendipindahkandariasamaminoberikutnya;jadiasamaminod
alamrantaiproteinsalingberikatanmelaluiproseskondensasi,danpencernaanterjadimelal
uiefekhidrolisisyangberlawanan,enzimproteolitikmengembalikanairkemolekulprotein
untukmemecahnyamenjadiunsur-unsurpokokasamamino.
Olehkarenaitu,proseskimiapencernaansungguhsederhana,karenapadaketigajenis(maka
nanutama,terjadiproseshidrolisisdasaryangsama.Perbedaannyahanyaterletakpadaenzi
m-enzimyangdiperlukanuntukmemulaireaksiuntukmasing-masingtipemakanan.
Semuaenzimpencernaanmerupakanprotein.
PencernaanKarbohidrat
Karbohidratdalammakanan.DalamDietnormalmanusiahanyaadatigasumberutamak
arbohidrat.ketiganyayaitusukrosayangmerupakandisakaridayangdikenalsebagaigulate
bu;laktosa,suatudisakaridayangterdapatdalamsusu;dantepung,yangmerupakanpolisaka
ridabesaryangterdapatpadahampirsemuabahanmakananbukanhewanidanterutamaterda
patpadapadi-padian.
Pencernaan Karbohidrat
Enzim-enzim ini terletak di dalam membran mikro vili brush border enterosit, dan
disakarida dicernakan sewaktu berkontak dengan membran ini. Laktosa dipecahkan
menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa.Sukrosa dipecahkan
menjadi satu molekul fruktosa dan satu molekul glukosa.Maltosa dan polimer-
polimer glukosa kecil lainnya semua dipecahkan menjadi molekul-molekul
glukosa.Jadi, produk akhir dari pencernaan karbohidrat adalah semua monosakarida,
dan monosakarida tersebut diserap dengan segera ke dalam darah portal.
Dalam diet biasa, yang mengandung lebih banyak tepung daripada gabungan
karbohidrat yang lain, glukosa mewakili lebih dari 80 persen hasil akhir pencernaan
karbohidrat, dan galaktosa dan fruktosa masing-masing jarang mewakili lebih dai 10
persen hasil akhir pencernaan karbohidrat.
Pencernaan Protein
Protein dalam makanan.Protein dalam makanan dibentuk dari rantai
panjang amino yang diikat bersama oleh ikatan peptide. Ikatan yang khas adalah
sebagai berikut:
Karakteristik dari masing-masing jenis protein ditentukan oleh jenis asam aminonya
dalam molekul protein dan oleh susunan asam-amino ini.
PencernaanProteinOlehSekresiPankreas
Kebanyakanpencernaanproteinterjaditerutamadidalamusushalusbagianatas,didalamdu
odenumdanjejenum,dibawahpengaruhenzim-
enzimproteolitikdarisekresipankreas.Saatproteinmeninggalkangaster,proteinbiasanyat
erutamadalambentukpreteosa,pepton,danpolipeptida-poli-
peptidabasar.Segerasetelahmasukkeusushalus,produkyangtelahdipecahkansebagaiand
iserangolehenzim-
enzimproteolitikutamapankreas,trilsin,kimotripsin,karnoksipeptidase,danproelastase.
Baik tripsinmaupunkimotripsindapatmemecahkanmolekul-
molekulproteinmenjadipolipeptida-polileltidakecil:karboksipeptidasekemudian
memecahkanasam-
aminotunggaldariujungkarboksilpolipeptida.Proelastasemeningkatkanelastaseyangke
mudianmencernakanserabut-
serabutelastinyangmenahandaging.Hanyasuatupersentaseproteinkecilyangdicernakans
epenuhnyamenjadiunsur-
unsurolehgetahpankreas.Kebanyakantinggalsebagaidipeptida,tripeptida,danbeberapab
ahkantinggallebihbesar.
PencernaanPeptida-PeptidaolehPeptida
dalamEnterositYangTerletakPadaViliusushalus.Pencernaanterakhirproteindidala
mlumenususdicapaiolehenterosityangterletakpadaviliusushalus,terutamadidalamduod
enumdanjejenum.Sel-
selinimemilikisuatubrushborderyangsesungguhnyamengandungberatus-
ratusmikroviliyangmenonjoldaripermukaanmasing-
masingsel.Padamembraneseldarimasing-
masingmikroviliiniterdapatbanyakpeptidaseyangmenonjolkeluarmelaluimembran,dim
anapeptideseberkontrakdengancairanusus.Duajenisenzimpeptidaseyangsangatpenting
adalahdanbeberapadipeptidase.Enzim-enzimtersebutberhasil
memecahkansisapolipeptida-
polipeptidayangbesarmenjadibentuktripeptidadandipeptidesertabeberapasepenuhnya
menjadiasam-
aminoamini.Baikasamamino,dipeptida,dantripeptidadenganmudahdirltranspormelalui
membranmikrovilikebagiandalamenterosit.
Akhirnya,didalamsitosolenterositterdapatbanyakpeptidase-
peptidaselainyangspesifikuntukjenisikatanantaraasamaminoyangmasihtertinggal.Dala
mbeberapamenit,sebenarnyasemuadipeptidedantripeptidayangmasihtertinggalakandic
ernasampaitahap akhiryaituasamamino tunggal
kemudianasamaminotunggaltersebutdihantarkankesisiyangberlawanandarienterositma
sukkedalamdarah.Lebihdarienterositmasukkedalamdarah.Lebihdari99persenprodukpe
ncernaanakhirproteinyangdiabsorbsimerupakanasmaaminotunggal,jarangberupapepti
da,danlebihjaranglagiberupamolekulproteinutuh.Darisemuaini,sangatsediki
tmolekulproteinyangkadang-
kadangdapatmenyebabkangangguanalergiyangberatataugangguanimunologik.
PENCERNAANLEMAK
LemakDalamDiet.
Sejauhinilemakyangpalingbanyakdalamdietadalahlemaknetral,yangdikenalsebagaitrig
liseridayangsetiapmolekulnyatersusundarisebuahintigliserolfantigaasamlemak.Lemak
netralmerupakanunsurutamadalambahanmakananyangberasaldaritumbuh-tumbuhan.
Dalamdietyangbiasajugamengandungsejumlahkecilfosfolipid,kolesterol,danesterkoles
terol.Fosfolipiddanesterkolesterolterdiriatasasamlemakdanolehkarenaitudapatdiangga
psebagaisuatusenyawasterooyangtidakmengandungasamlemak,tetapikolesterolmempe
rlihatkanbeberapasifatfisikdankikiadarilemakmerupakanturunanlemak,dandimetabolis
mesepertilemak.Olehkarenaitu,darisudutmakananmerupakan suatulemak.
PencernaanLemakDiDalamUsus.Sejumlahkeciltrigliseridadicernakandidalamlambu
ngolehlipaselingurYangdisekresikanolehkelenjarlingualdidalammulutdanditelanbersa
madengansaliva.Jumlahpencernaankurangdari10persendanumumnyatidakpenting.Seb
aliknya,padadasarnyasemuapencernaanlemakterjadididalamusushalussebagaiberikut.
Olehlipaselingualyangdisekresikanolehkelenjarlingualdidalammulutdanditelan
bersamadengansaliva.Jumlahpencernaankurangdari10persendanumumnyatidakpentin
g.Sebaliknya,padadasarnyasemuapencernaanlemakterjadididalamusushalussebagaiber
ikut.
EmulfikasiLemakolehAsamEmpedudanLetisin.Tahappertamadalampencer
naanlemakadalahmemecahkangelembunglemakmenjadiukuranyanglebihkecil,sehingg
aenzimpencernaanyanglarutdalamairdapatbekerjapadapermukaangelembunglemak.Pr
osesinidisebutemulsitifikasilemak,dandicapaisebagianmelaluipergolakandidalamlamb
ungbersamadenganprodukpencernaanlambungtetapiterutamadibawahpengaruhemped
u,sekresihatiyangtidakmengandungenzimpencernaanapapun.Akantetapi,empedumeng
andungsejumlahbesargaramempedujugafosfolipidlesitla,yangkeduanya,tetapiterutama
lesitin,sangatpentinguntukemusifikasilemakGugus-
guguspolar(tempatdimanaionisasiterjadididalamair)darigaramempedudanmolekulmol
ekullesitinsangatlarutdalamair.Sedangkansebagianbesargugus-
gugusmolekul,keduanyasangatlarutdalamlemak.OlehKarenaitu,gugusyanglarutdalaml
emakterlarutdalampermukaanlapisangelembunglemaksedangkanguguspolarmenonjol
keluardanlarutdalamcairansekitarnya,efekinisangatmenurunkantekananantarpermukaa
ndarilemak.
Bilateganganantarpermukaangelembungcairanyangtidakdapatlarutinirendah,ca
irayangtidakdapatlarutpadapengadukan,dapatdipecahmenjadibanyakpartikelhalusseca
rajauhlebihmudahdaripadabilateganganantarapermukaantinggi.Akibatnya,fungsiutam
agaramempedudanlesitin,terutamalesitindalamempeduadalahuntukmembuatgelembun
glemaksiapuntukdipecaholehpengadukandidalamusushalus.Kerjasamainisamasepertiy
angterjadipadabanyakdeterjenyangbanyakdipakaipadakebayakanpembersihrumahtang
gauntukmembersihkannodakotoran.
Setiapkalidiametergelembunglemakditurunkanolehsuatufaktor2sebagaiakibatp
engadukanpadaususdaerahpermukaantotallemakpadaisiususberbandingterbalikdengan
diameterpartikel.Karenaukuranrata-
ratapartikelemulsilemakdalamusushanyakurang1mikrometer,ukuraninimenggambarka
npeningkatansebagai1000kalilipatpadadaerahpermukaantotallemakyangdisebabkanol
ehprosesemulsifikasi.
Lipasemerupakasenyawayanglarutdalamairdandapatmenyeranggelembunglem
akhanyapadapermukaannya.Akibatnyadapatdimengertibetapapentingnyafungsideterje
ngaramempeduuntukpencernaanlemak.
PencernanTrigiliseridaOlehLipasePankreas.Sejauhinienzimyangpalingpent
inguntukpencernaantrigiliseridaadalahlipase,pancreasdidalamgetahpancreas.Enzimini
terdapatdalamjumlahsangatbanyakdidalamgetahpancreas,cukupuntukmencernakanse
muatrigiliseridayangdapatdilakukandalambeberapamenit.Sebagaitambahan,enterositd
ariusushalusmengadungsejumlahkecillipaseyangdikenalsebagailipaseusustetapienzimi
nibiasanyatidakpenting.
ProdukAkhirPencernaanLemak.Sebagianbesartrigliseridadalammakanandi
pecahkanolehpancreasmenjadiasamlemakbebasdan2-
monogliserida,sepertiyangtampakpadagambar65-
4.Sebagiankeciltetapdalambentukdigliserida.
PERANANGARAMEMPEDUPADAPERCEPATANPENCERNAANLE
MAK-
PEMBENTUKANMISELUS.Hidrolisistrigliseridamerupakanprosesyangsangatreve
rsibleolehkarenaitu,akumulasimonogliseridadanasamlemakbebasdisekitarlemakyangd
icernakansangatcepatmenghambatpencernaanlebihlanjut.Garamempedumemainkanpe
rananyangpentingpadapemindahanmonogliseridadanasamlemakbebasdarilingkunganp
encernaangelembunglemakhampersecepatpembentukanprodukakhirpencernaan.Kead
aaniniterjadidalamcaraberikut.
Garamempedusaatberadapadakonsentrasiyangcukuptinggimempunyai
kecenderunganuntukmembentukmiselus,yangberbentuksferiskecil,gelembungsilindris
berdiameter3sampai6nanometerterdiridari20sampai40molekulgaramempedu.Keadaan
initerbentukkarenasetiapmolekulgaramempedutersusundarisebuahintisterol,yangkeba
nyakansangatlarutdalamlemakdansatuguguspolaryangsangatlarutdalamair20sampai40
intisterolmolekulgaramempedudarimiselusmelekatsatusamalain,bersamadenganlemay
angdicernakan,untukmembentukgelembungkecilditengah-
tengahmiselusdengangugus-
guguspolatgaramempedumenonjolkeluaruntukmenutupipermukaanmiselus.Karenagu
guspolarinibermuatannegative,iamembuatseluruhgelembungmiseluslarutdalamaircair
anpencernaandantetapdalambentuklarutanyangstabilwalaupunukuranmiselussangatbe
sar.
Selamapencernaantrigliserida,secepat
pembentukanmonogliseridadanasamlemakbebas,gugus
Jumlah cairan total yang harus diabsorpsi setiap hari sebanding dengan cairan
yang dicerna (kira-kira 1,5 liter ) ditambah dengan cairan yang di sekresikan oleh
bermacam-macam sekresi gastrointestinal (kira-kira 7 liter). Jadi jumlah totalnya
kira-kira 8-9 liter. Semua kecuali kira-kira 1,5 liter dari cairan ini diabsorbsi di usus
halus dan menyisakan hanya 1,5 liter untuk melalui katub ilosekal kedalam kolon
setiap harinya.
Akhirnya, setiap sel-sel epitel usus ditandai oleh satu brushaborder , yag kira-
kira terdiri atas 1000 mikrovili dengan panjang 1 mikrometer dan berdiameter 0,1
mikrometer menonjol ke dalam kimus usus.
Sekresi yang ekstrm diawali oleh masuknya sub unit toksin kolera kedalam
sel. Sekresi ini merangsang pembentukan siklik adenosine monopospat secara
berlebihan. kemudian membuka sangat banyak saluran klorida, membuat ion klorida
mengalir dengan cepat dari dalam selkedalam kriptus. Sebaliknya, keadaan ini di
duga mengaktifkan pompa natrium yang memompa ion-ion natrium kedalam kriptus
untuk pergi bersama dengan ion klorida.Akhirnya, semua natrium klorida yang
berlebihan ini juga menyebabkan osmosis air yang ekstrim kedalam kripta, sehingga
mengakibatkan aliran cairan yang cepat bersama dengan garam.
Pada kebanyakan institusi, kehidupan penderita kolera diselamatkan dengan
pemberian larutan natrium klorida dalam jumlah yang sangat besar untuk
menggantikan kehilangannya .
Kalium, magnesium, posfat dan mungkin masih ada ion-ion lain dapat
diabsorpsi secara aktif melalui mukosa.Pada umumnya, ion-ion monovalen diabsorpsi
dengan mudah dan dalam jumlah besar.Sebaliknya, io-ion bivalen normalnya hanya
diabsorpsi dalam jumlah sedikit. Contohnya, absorpsi maksimum ion kalsium hanya
1/50 dari besarnya absorpsi normal ion natrium.
Absorpsi Karbohidrat
Absorpsi Protein
Absorpsi Lemak
PEMBENTUKAN FESES
Kira-kira 1500 mililiter kimus secara normal melalui katup ilcosekal kedalam
usus bear setiap harinya. Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi pada
pertengahan proksimal kolon, biasanya meninggalkan kurang dari 100 mililiter cairan
untuk di ereksi dalam feses.
Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi pada proksimal kolon,
sehingga bagian ini dnamakan kolon pengabsorpsi, sedangkan kolon bagian distal
pada prinsipnya berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan oleh sebab itu dinamkan
kolon penyimpanan.
Muntah
Mual
Mual adalah pengenalan secara sadar terhadap eksitasi bawah sadar pada
daerah medulla yang secara erat berhubungan dengan atau merupakan bagian
dari pusatmuntah, dan mual dapat disebabkan oleh impuls iritasi yang datang
dari traktus ggastrointestinal .muntah kadang terjadi tanpa didahului
perangsangan prodromal mual, yang menunjukan bahwa hanya bagian-bagian
tertentu dari pusat muntah yang berhubungan dengan perangsangan mual.
OBSTRUKSIGASTROINTESTINAL
Traktus gastrointestinal dapat mengalami obstruksi pada hamper semua
bagian sepanjang perjalanannya. Beberapa penyebab umum obstruksi adalah
kanker, konstriksi fibotik yang merupakan akibat dari ulserasi atau dari
pelekatan peritoneum, spasme dari suatu segmen usu, atau paralisis suatu
segmen usus. Jika obstruksi terjadi di pylorus,yang sering terjadi akibat
konstriksi fibrotic setelah ulserasi peptic, terjadi muntahan isi lambung yang
persisten. Jika obstruksi terjadi di bawah lambung, gerakan antiperistaltik
yang berasal dari usus halus menyebabkan cairan usus bergerak mundur
maasuk ke dalam lambung, dan cairan-cairan ini dimuntahkan bersama sekresi
lambung.Pada obstruksi usus halus adalah distensi yang bermakna dari usu
yang terletak proksimal dari tempat obstruksi.Sejumlah besar cairan dan
elektrolit terus disekresi ke dalam lumen usus halus.Jika obstruksi terletak
dekat ujung distal usus besar, feses dapat menumpuk di dalam kolon untuk
beberapa minggu.Pasien mengalami perasaan konstipasi yang hebat, tetapi
pada tahap pertama dari obstruksi, muntah tidak parah. Obstruksi yang
berkepanjangan dari usus besar akhirnya akan menyebabkan ruptur usus itu
sendiri atau terjadi dehidrasi dan syok sirkulasi akibat muntah hebat.
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
i. Jadi dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa
gannguan system pencernaan itu banyak diantaranya adalah
yang telah di bahas oleh pembaca.
a. gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang di
sebabkan oleh berbagai enterogen termasuk, bakteri, virus dan
parasit, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna
makanan tertentu atau mencerna toksin yang di tandai dengan
muntah-muntah dan diare yang mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit.
b. typhus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
salmonella typhi mengenai saluran pencernaandi tandai dengan adanya
demam lebih dari satu minggu , gangguan pada saluran cerna dan gangguan
kesadaran.
c. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal ana. Hemoroid
sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui
mengawali atau memperberat adanya hemoroid. Hemoroid di klasifikasikan
menjadi dua tipe yaitu. Hemoroid internal, yaitu hemoroid yang terjadi diatas
sfingter anal sedangkan yang muncul di luar sfinger anal di sebut hemoroid
eksternal.
d. Hernia adalah suatu keadaan keluuarnya jaringan organ tiubuh dari suaatu
ruangan melalui suatu celah aatau lubang keluar di bawahkulit menuju rongga
lain, dapat kongetinal ataupun aquisita.
1.2 Saran
Bagi pembaca penulis mengharapkan pembaca dapat mengembangkan
dan memperluar pengetahuan tentang isi makalah yang telah di tulis oleh
pembaca, bnyak-banyaklah membaca agar kita bias bersaing dengan pesaing
yang tanggu “ jadilah pemenang diatas pemenang “
DAFTAR PUSTAKA
http://anfebfel.blogspot.com/2012/10/thypus-abdominalis.html
http://askepklien-keperawatan.blogspot.com/2011/04/pathway-
hernia.html
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2165
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-wahyuniuta-
6308-2-bab2.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-zadicamikh-
6748-2-babii.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-hevitarosi-
6181-2-babii.pdf