Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan kesehatan tentang pengaturan pola makan pada anggota

keluarga dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas masohi

Mata kuliah : metedologi penulisan KTI

Dosen MK : Dr. Saidah Rauf, S.Kep., M.Sc

Disusun Oleh :

Asni Liza Gay

P07120317004

Kementerian kesehatan republik indonesia badan PPSDM

Kesehatan politeknik kesehatan kemenkes maluku

Program studi keperawatan masohi

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah

seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia

merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki

tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan

lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau

proses penuaan.

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan

tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang

ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai

serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada

sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan,

endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring

meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan

fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.


Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran

kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh

pada activity of daily living (Fatmah, 2010).

Penyakit yang sering timbul pada lansia salah satunya adalah

Hipertensi. Data WHO tahun 2000 menunjukkan di seluruh dunia

sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi

dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini

kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2015. Dari 972

juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639

sisanya berada di negara sedang berkembang, termasuk indonesia

(Suhadak, 2010).

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi

resiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor resiko yang

dapat dikendalikan (minor). Faktor-faktor resiko yang tidak bisa di

kendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras, dan usia.

Sedangkan faktor resiko yang dapat di kendalikan (minor) yaitu

obesitas, kurang olahraga atau aktivitas, merokok, minum kopi,

sensifitas natrium, kadar kalium rendah, alkoholisme, stress,

pekerjaan, pendidikan, dan pola makan (Suhadak, 2010).


Penyakit hipertensi akan menjadi masalah yang serius, karena

jika tidak di tangani sedini mungkin akan berkembang dan

menimbulkan komplikasi yang berbahaya seperti terjadinya penyakit

jantung, gagal jantung kongestif, dan penyakit ginjal. Hipertensi dapat

dicegah dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi

dengan pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar, hindari kopi,

merokok, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan da aktivitas

yang cukup seperti olahraga yang teratur (Dalimartha, 2008).

Kebanyakan lansia mengonsumsi garam yang berlebih pada saat

memasak yaitu 3x / hari, ikan laut, ikan tawar, dan ikan asin atau ikan

teri yang asin karena banyak mengandung garam. Garam mengadung

40% sodium dan 60% klorida. Orang yang peka pada sodium akan

lebih mudah menigkat sodiumnya, yang menimbulkan retensi cairan

dan penigkatan tekanan darah (Sheps, 2005).

Garam mempunyai sifat menahan air, Mengonsumsi garam yang

berlebihan atau makanan yang di asinkan dapat menaikkan tekanan

darah. Oleh sebab itu sebaiknya jumlah garam yang di konsumsi di

batasi (wijayakusuma, 2000).


Kebanyakan lansia mengonsumsi gula untuk membuat teh atau

makanan lain. Gula tersebut jika di konsumsi berlebih dapat

menigkatkan berat badan. Kelebihan berat badan dapat memberikan

pengaruh buruk pada tekanan darah (Barnard, 2002). Penderita

obesitas beresiko 2 – 6 kali lebih besar untuk terserang hipertensi

dibandingkan orang dengan berat badan yang normal (Indriyani,

2009).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik dan ingin untuk

meneliti tentang “ pengaturan pola makan pada anggota keluarga

dengan hipertensi untuk lansia di wilayah kerja puskesmas

masohi”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan dengan pendidikan kesehatan

tentang pengaturan pola makan pada anggota keluarga dengan

hipertensi ?

C. Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pendidikan kesehatan

tentang pengaturan pola makan pada anggota keluarga dengan

hipertensi.
D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat tentang bagaimana upaya

meningkatkan pola makan yang teratur pada angota keluarga

dengan hipertensi.

2. Bagi Institusi pendidikan

Hasil penelitian di harapkan dapat menambah pengetahuan

tentang pengaturan pola makan pada anggota keluarga denga

hipertensi

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang pengaturan pola makan

pada pasien hipertensi dan dapat mengimplementasikannya di

dunia kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai