Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh
Menurut Virgie, dkk (2013: 97) pengelolaan keuangan desa diturunkan dalam
(APBDes).
Otonomi desa merupakan otonomi yang asli dan utuh (Solekhan, 2012: 328).
Otonomi desa merupakan kewenangan desa untuk mengatur dan mengurus
(Hanifah&Sugeng,
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
2011).
dengan visi, misi, dan rencana organisasi. Kinerja Instansi Pemerintah dalam
adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
lembaga-lembaga desa yang ada dan juga perwakilan masyarakat. Namun tak
banyak dari masyarakat yang tau terkait hasil musrenbangdes tersebut karena
banyak dari masyarakat yang kadang tidak mau tau terkait dengan dana
alokasi desa yang diterima. Dengan kondisi tersebut masyarakat tidak tahu
baik pula.
dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa di desa Long Nah
sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat bagaimana pemerintah
setiap tahun.
Gondangsari.
dana dikekola secara jujur dan baik, maka hasil pembangunan juga terlihat
dengan jelas
1.2. Rumusan
Masalah
juwiring klaten ?
1.3. Tujuan
Penelitian
juwiring klaten.
1.4. Manfaat
Penelitian
1. Secara
Teoritis a.
Bagi
Peneliti
pengetahuan teori.
selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pihak
Kelurahan
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan kepada
sehingga dapat memajukan otonomi daerah yang dalam hal ini adalah desa
akuntabilitas.
Terlampir
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan dari skripsi yang terdiri atas latar
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang deskripsi konseptual fokus dan subfokus
Bab ini menguraikan tentang ruang lingkup penelitian yaitu desain penelitian,
subyek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, validitas dan
reliablitas data.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Pengertian Desa
desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama
BPD terdiri dari ketua RW, golongan profesi, pemuka agama, atau tokoh
masyarakat lainnya.
tipologi desa. Tipologi desa tertinggal di Provinsi Jawa Tengah dibagi dalam
mayoritas petani pada desa tersebut. Kesembilan tipologi tersebut adalah desa
industri kecil, desa buruh industri, serta desa jasa dan perdagangan
antara pusat dan daerah dan antar daerah ( Machfud et.al, 2002: 115).
pengadaan barang dan jasa yang gagal disediakan oleh mekanis pasar.
1. Anggaran
Anggaran adalah estimasi kinerja yang akan dicapai selama periode waktu
rinci, anggaran sektor publik berisi tentang besarnya belanja yang harus
tersebut (Mahsun,
2015: 65).
Organisasi harus tau apa yang akan di lakukan dan kearah mana
strategi.
apa yang harus dilakukan oleh bagian kerja lainnya. Sebagai alat
lingkungan eksekutif.
Sebagai alat ukur dan patokan apakah kinerja telah memenuhi target
Dalam hal ini anggaran sektor publik merupakan wujud komitmen dari
wewenang).
secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan
dibuat oleh pemerintah daerah bersama DPRD untuk jangka waktu lima tahun
RENSTRADA setiap
dalam APBD.
b. Tahap Ratifikasi Anggaran
merupakan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat karena dalam
berikutnya.
4) Berjangka panjang
dan pengendalian.
2. Pendapatan
sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat
modal.
diakui sebagai :
3. Belanja
ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
tak terduga.
lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak akan
Tabel
2.1
Koreksi Belanja Berdasarkan Basis
Akrual
Jenis Terjadi ditahun Terjadi ditahun
sebelumnya yang sama
diperlakukan sebagai :
Tabel
2.2
Koreksi Belanja Berdasarkan PP 24 Tahun
2005
Jenis Terjadi ditahun Terjadi ditahun yang
sebelumnya sama
perkiraan pengeluaran
yang setinggi-tingginya guna membiayai kegiatatan dan proyek daerah
selama satu tahun anggaran tertentu dan pihak lain menggambarkan perkiraan
kekayaan bersih.
antara lain terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal,
pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu, dalam brntuk baru APBD terdiri
atas tiga bagian, yaitu pendapatan, belanja, dan pembiayaan (Halim, 2008:
23).
1. Pendapatan
Terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-
lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan diakui saat diterima pada
penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. PAD
pengelolaan kekayaan milik daerah yang di pisahkan, dan lain-lain PAD yang
rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana jangka pendek
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
2. Belanja
Terdiri dari belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi
hasil dan bantuan keuangan, belanja tak terduga. Belanja diakui saat
basis skrual adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih. Belanja diakui saat timbulnya kewajiban atau pada saat
diperoleh manfaat.
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi, seperti belanja tanah dan belanja modal jalan, irigasi, dan
jaringan.
c. Belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran anggaran untuk kegiatan
jangka pendek dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
3.
Pembiayaan
pertanggungjawaban pelaksanaan
2015).
mendasarinya.
dijalankan tiap urusan pada tahun anggaran, program tersebut diberi prioritas
sesuai dengan visi, misi, dan strategi pemda. Rancangan awal PPAS ini
berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD, serta
sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku. Proses slanjutnya adalah
terdiri dari :
oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.
daerah adalah :
2.1.4. Transparansi
1. Konsep Transparansi
keuangan, hak untuk tahu hasil audit dan ketersediaan informasi kinerja.
publik dibutuhkan empat komponen yang terdiri dari adanya sistem pelaporan
sektor publik,
2007: 8).
menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur /baasan yang
telah ditentukan.
secara signifikan.
personal yang prima. Ini dapat dilihat dari integritas, amanah dan cerdas bagi
seorang pemimpin. Oleh sebab itu suatu keberhasilan hanya dapat diperoleh
pihak
yang memiliki kepentingan, dalam hal ini yaitu masyarakat luas sehingga
(suci Indah,
2
0
1
5)
.
3. Indikator
Transparansi
rakyat.
setiap waktu.
2.1.5.
Akuntabilitas
1. Konsep
Akuntabilitas
Konsep akuntabilitas di Indonesia memang bukan merupakan hal yang
menekankan konsep
yang mulai digemborkan kembali pada awal era reformasi pada tahun 1998.
Tuntutan masyarakat ini muncul karena pada masa orde baru konsep
daerah dalam rangka otonomi daerah untuk mencapai tujuan yang telah
segala
pertanggungjawaban tersebut.
kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
periodik.
pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk minta keterangan akan
(2004: 50)
yaitu:
efektivitas.
anggaran.
Anggaran berkenaa
2. Indikator Akuntabilitas
berikut:
bertujuan untuk:
Desa.
d. Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa
bersama.
Tabel
2.3
Hasil Penelitian Yang
Relevan
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
BAB III
METODE
PENELITIAN
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metoda
alamiah.
untuk merekrut studi. Dalam semua bentuk penelitian, akan sangat ideal untuk
menguji seluruh penduduk, tetapi dalam banyak kasus populasi terlalu besar
3.3. Sumber
Data
1. Data
Primer
Menurut Sanusi (2014: 104), data primer adalah data yang pertama kali
data di lapangan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari wawancara
Gondangsari.
2. Data Sekunder
Menurut Sanusi (2014: 104), data sekunder adalah data yang sudah
tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian
3.4.1. Observasi
Sutopo (2002), teknik observasi digunakan untuk menggali data yang berupa
3.4.2. Wawancara
yang berkaitan dengan teori yang dikaji dalam penelitian ini, serta telah
dalam menentukan siapa saja yang meliputi informan, bisa saja peneliti
alat perekam.
3.4.3.
Dokumentasi
penelitian ini dokumen yang digunakan adalah laporan dan catatan penting
digunakan sebagai sumber data yang dapat mendukung data dari wawancara
dan observasi.
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
sintetis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
dengan apa yang ada direkaman tersebut.Hal ini dilakukan agar peneliti
2. Penyederhanaan Data
mengurangi data yang tidak penting sehingga data yang terpilih dapat di
Pengurangan data tersebut dilakukan dalam penelitian ini karena data yang
Sehingga akan timbul masalah karena data masih mentah, jumlahnya yang
pertanyaan lagi sampai tahap tertentu sampai diperoleh data yang dianggap
kredibel.
4. Hasil Interprestasi
penelitian ini kemudian dikaitkan dengan teori yang ada sehingga interprestasi
tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori tersebut. Dalam
melakukan interprestasi, penelitian ini juga tidak terlepas dari kejadian yang
didasarkan pada teori legitimasi dan teori stakeholder yang muncul pada saat
lapangan.
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan