Anda di halaman 1dari 12

BUDIDAYA JAGUNG MANIS

Disusun Oleh

Nama : Andre Parulian Sihombing

Nim : 1754211020

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah selesai tepat pada waktunya,
makalah ini mengambil judul tentang “ BUDIDAYA JAGUNG MANIS“. Makalah ini
berisikan berbagai informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan budidaya tanaman jagung

Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mohon kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun, serta
menjadi pembelajaran baru bagi penulis sendiri demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan
informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Perawang, 27 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………... 1


1.2. Tujuan…………………………………………………………….. 1

BAB II. PEMBAHASAN.................................................……………………………….. 2

2.1 Morfologi Tanaman Jagung……………………………………. 2

2.2 Budidaya Tanaman Jagung……………………………………. 5

BAB III. PENUTUP …………………………………………………………………… 17

A. Kesimpulan ……………………………………………….………………… 17

B. Saran …………………………………………………………….………….. 17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 18


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah salah satu
jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika. Orang-orang Eropa
yang datang ke Amerika membawa benih jagung tersebut ke negaranya. Melalui Eropa
tanaman jagung terus menyebar ke Asia dan Afrika. Baru sekitar abad ke-16 tanaman jagung
ini oleh orang Portugis dibawa ke Pakistan, Tiongkok dan daerah-daerah lainnya di Asia
termasuk Indonesia (Wirawan dan wahab, 2007).
Di Indonesia daerah-daerah penghasil tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa
Barat, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus daerah Jawa Timur dan Madura, tanaman
jagung dibudidayakan cukup intensif karena selain tanah dan iklimnya sangat mendukung
untuk pertumbuhan tanaman jagung (Warisno, 2007).
Jagung merupakan salah satu pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi.
Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi
alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia juga
menggunakan jagung sebagai bahan pangan yang penting. Selain sebagai sumber karbohidrat,
jagung juga ditanam (Suprapto, 1999).
Varietas jagung manis yang diperjual belikan di Pekanbaru cukup banyak, namun
belum menarik perhatian petani untuk membudidayakannya. Salah satu penyebabnya adalah
mereka belum yakin dengan produksi varietas tersebut, oleh karena itu keberadaan varietas
tersebut perlu untuk diuji daya tumbuhnya dan daya produksinya, agar petani di Pekanbaru
mendapatkan informasi tentang mutu hasil varietas jagung manis yang ada di Pekanbaru,
sehingga petani dapat memilih varietas yang sesuai dengan permintaan konsumen. (Surtinah
2016)

1.2. Tujuan Masalah


Mengetahui teknik dalam budidaya tanaman jagung manis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Morfologi Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea Mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian
dari keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman pangan yang
penting, selain gandum dan padi. Tanaman jagung berasal dari Amerika yang tersebar ke
Asia dan Afrika, melalui kegiatan bisnis orang Eropa ke Amerika. Pada abad ke-16 orang
portugal menyerbarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Jagung oleh orang Belanda
dinamakan main dan oleh orang Inggris (Ki-Jin, 2000).

Secara umum, jagung memiliki kandungan gizi dan vitamin. Di antaranya kalori,
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, dan mengandung banyak vitamin.

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotiledon

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L (Sepriliyana, 2010).

Kandungan gula pada jagung manis akan sangat menentukan kualitasnya. Kualitas hasil
diukur dalam bentuk kandungan gula. Semakin tinggi kandungan gula maka kualitasnya
semakin baik. Sukrosa dan gula reduksi (glukosa dan fruktosa) hasil fotosintesis yang
ditransfer ke berbagai organ pengguna yang kemudian sebagian digunakan untuk
pemeliharaan integritas organ tersebut, sebagian lagi dikonversi ke bahan struktur tanaman
dan sisanya sebagai cadangan makanan ( Harini, 1993 dalam Surtinah, 2008 ).

Jagung manis mengandung Energi 96 cal, Protein 3,5 g, Lemak 1,0 g, Karbohidrat 22,8
g, Kalsium 3,0 mg, Fosfor 111 mg, Besi 0,7 mg, Vitamin A 400 SI, Vitamin B 0,15 mg,
Vitamin C 12,0 mg, dan air 72,7 g Iskandar, 2006). Surtinah (2008) melaporkan bahwa
jagung manis yang dipanen pada umur 70 hari menghasilkan berat tongkol 384.53 g, berat
tongkol tanpa kelobot 288.89 g, dan kandungan gula biji 15,78 %.

Secara morfologi bagian-bagain tanaman jagung adalah

 Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman (Burhanuddin, 2009).

 Batang jagung
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak
seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun
yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin (Irfan, 1999).
 Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun
ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter,
yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis
berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi
defisit air pada selsel daun (Puslitbangtan, 1993).
 Bunga
Jagung memiliki bunga jantandan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan
bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun dalam tongkol (Sinuraya, 1989).
 Tongkol
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu
tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki
sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya protandri (Soemadi, 2000).

Syarat tumbuh tanaman jagung

 Iklim
Iklim sedang hingga daerah beriklim basah. Pada lahan tidak beririgasi, curah hujan
ideal 85-200 mm/bulan dan harus merata. Sinar matahari cukup dan tidak ternaungi
Suhu 21-340C, optimum 23-270C. Perkecambahan benih memerlukan suhu ± 300C
(Effendi, 1999).
 Tanah
Tanah gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah: andosol, latosol, grumosol, dan
tanah berpasir. Tanah grumosol memerlukan pengolahan tanah yang baik. Tanah
terbaik bertekstur lempung/liat berdebu. pH tanah 5,6 – 7,5. Aerasi dan ketersediaan
air dalam kondisi baik. Kemiringan ≤ 8%, lahan miring > 8%, perlu di teras. Tinggi
tempat 1.000-1800 m dpl, optimum 0-600 m dpl (Sukarsono, 2003).

Pemeliharaan tanaman

 Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih
muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai
mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat
mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari (Sania, 1988).
 Penyisipan
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting
tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh
dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-
10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam
penyulaman sama dengan sewaktu penanaman (Iskandar, 1988)
 Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah
lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman
berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit
di antara bumbunan tanaman jagung (Poehlman, 1959).
 Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi
batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas
permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu,
bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan
tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara
ini akan terbentuk guludan yang memanjang (Anonimus, 2000).
 Pemupukan
Dosis pupuk jagung yang digunakan dalam praktikum ini urea sebanyak 300 gr sp
36sebanyak 300 gr dan KCLsebanyak 200 gr. Pemupukan ini di lakukan hanya satu
kali, pada tanaman mengalami masa pegetatif. Pupuk di berikan ketika tanaman
jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam (Effendi, 1999)
2.2 Budidaya Jagung Manis
Terkait jurnal Komparasi Tampilan dan Hasil Lima Varietas Jagung Manis (Zea mays
saccharata, Sturt) di Kota Pekanbaru oleh (Surtinah, dkk). Dalam penelitian ini kita dapat
melihat budidaya yang dilakukan yaitu,

 Penanaman

Penanaman benih secara tugal dengan kedalaman lebih kurang 3 cm dengan jarak
tanam 40 x 50 cm. Setiap lubang tanam dimasukkan 3 benih, lalu ditutup dengan sedikit
tanah.

 Pemupukan

Pemberian pupuk NPK diberikan 3 kali yaitu pada waktu tanam dengan dosis 3 g / tanaman.
Pupuk dibenamkan ke dalam tanah sedalam 5 cm disebelah lubang tanam dengan jarak 5 cm,
kemudian ditutup tanah. Pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam dengan dosis 5
g / tanaman, dan 5 g/tanaman pada saat tanaman berumur 6 minggu, pupuk dibenamkan
dengan jarak 10 cm dari tanaman dengan kedalaman 7 cm.Pupuk kandang diberikan
bersamaan dengan pengolahan tanah kedua dua minggu sebelum tanam dengan dosis 40
ton/ha ( 6 kg/plot ).

 Pencegahan hama dan penyakit

Pencegahan serangan hama digunakan Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2 ml/l air dan untuk
pencegahan penyakit digunakan Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g/l air, penyemprotan
dilakukan pada saat tanaman berumur 4 dan 8 minggu setelah tanam.

 Penyiraman

Tanaman jagung manis disiram dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari dengan volume
air yang sama yaitu 1 liter/tanaman, dan pemberian disesuaikan dengan umur tanaman.

 Penjarangan

Tanaman jagung manis yang tumbuh dipilih yang vigor pertumbuhannya, dan hanya
disisakan satu tanaman/lubang tanam.

 Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan dilakukan satu minggu sekali dengan cara mencabut gulma-gulma, dan
pembumbunan dilakukan bersamaan dengan waktu penyiangan gulma dengan waktu dua
minggu sekali.

Budidaya jagung manis pada tanah PMK yang diberi bahan organik yang cukup dapat
meningkatkan pertumbuhan dan produksi, pemberian bahan organik harus diiringi dengan
pemberian pupuk anorganik, yang karena tanaman jagung manis merupakan tanaman yang
membutuhkan unsur hara makro N, P, dan K dalam jumlah cukup untuk pertumbuhan
vegetatif maupun generatif (Surtinah, 2012).

Kondisi tanah tempat tumbuh jagung manis sangat menentukan pertumbuhan dan
produksivitas tanaman. Pada tanah PMK jagung manis dapat tumbuh dengan baik bila bahan
organik tanah mencukupi (Lidar dan Surtinah, 2012). Pengolahan tanah yang baik dan
pemberian bahan organik pada tanah dapat meningktakan pertumbuhan dan produksi jagung
manis, seperti yang dilaporkan oleh Yassi dan Rezkiani ( 2011) bahwa pengolah tanah
maksimum memberikan potensi pertumbuhan dan produksi yang lebih baik terhadap jagung
manis dan kacang hijau.
Ciri dan Umur Panen:

Umur panen 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen
sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung dipanen ketika malang susu
dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah malang
fisiologis. Jagung siap dipanen jika klobot sudah mengering dan berwarna coklar muda, biji
mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jagung merupakan kebutuan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berasal
dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika. Tanaman jagung dapat dibudidayakan
dengan sangat baik.

3.2 Saran

1. Saat budidaya tanaman ada baiknya melakukan perawatan yang efektif agar tanaman
dapat tumbuh dengan baik.
2. Kami menyadari masih banyak kekurangan dari makalah kami maupun penulisannya
jadi kami sangat berterimakasih kepada pembaca yang memberikan kritik, saran dan
solusi agar makalah kami dapat diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA

Surtinah, 2008. Umur Panen yang tepat menentukan kandungan gula biji jagung manis (zea
mays saccharata, Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.4 (2):1-6

Surtinah, 2012. Korelasi antara waktu panen dan kadar gula biji jagung manis (Zea mays
saccharata, Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 9 (1):1-

Surtinah, 2013. Menguji 3 Varietas jagung manis di Rumbai Pekanbaru. Jurnal Ilmiah
Pertanian (Edisi khusus) Vol. 1 (1):1-10.

Surtinah, 2013. Analisis data penelitian tanaman budidaya. Unilak Press. Pekanbaru. 161
halaman.

Yassi, A., N. Rezkiani, 2011. Respon tumpangsari tanaman jagung manis dan kacang hijau
terhadap sistem olah tanah dan pemberian pupuk organik. Jurnal Agronomika Vol.
1(1): 13-18.

Anda mungkin juga menyukai