Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan
persamaan reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta
kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi
dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan masing-masing dipangkatkan
dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999:52).
Sifat larutan mempunyai hubungan erat dengan konsentrasi dari tiap
komponennya, adapun tujuan percobaan ini adalah mengetahui prinsip prinsip
hasil kali kelarutan, menghitung panas kelarutan PbCl2 dengan menggunakan
sifat ketergantungan Ksp pada suhu, dan mengetahui pengaruh temperatur
terhadap besarnya kelarutan dari asam benzoat . Prinsip percobaan ini adalah
penentuan nilai hasil kali kelarutan (Ksp) PbCl2 yang terbentuk dari Pb(NO3)2
dan KCl, serta mengukur suhu pelarut aendapan PbCl2 melalui poses
pemanasan. Salah satu aplikasinya dalam kehidupan sehari hari adalah
pembuatan larutan gula.
Kelarutan suatu senyawa didefinisikan sebagai jumlah terbanyak (yang
dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang akan larut dalam
kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu pada suhu tertentu. Meskipun
pelarut – pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikasi, larutan dalam air
adalah yang paling penting dan banyak digunakan (Oxtoby, 2001:93).
Jika sejumlah zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas
pelarut, pelarutan terjadi secara terus menerus. Hal ini berlaku karena adanya
proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies (atom, ion dan molekul)
kedalam keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi
dengan laju atau kecepatan sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah
pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses ini adalah satu kesetimbangan
dinamis dan larutannya dinamakan larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh
dikenal sebagai kelarutan zat terlarut dalam pelarut tertentu .
Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan,
apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan
membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan, kriterianya adalah
apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-
masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi
endapan. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-
masing sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun tidak
terjadi endapan. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya
lebih dari nilai Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan
(Syukri, 1999:99).
Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan
mengukur kelarutan sampai keadaan tepat jenuh. Dalam keadaan itu,
kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat
terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan.
Larutan tepat jenuh dapat dibuat memasukkan zat kedalam pelarut sehingga
lewat jenuh. Endapan disaring dan ditimbang untuk menghitung massa yang
terlarut (Syukri, 1999:99).
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut
dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut
yang larut dan yang tak larut. Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat
dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang berlebih. Banyaknya zat
terlarut yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu, untuk
menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya
kelarutan dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm3 atau 100 gram
pelarut pada temperatur yang sudah ditentukan. Suatu larutan tak jenuh kalah
pekat (lebih encer) dari pada larutan jenuh. Dan suatu larutan lewat jenuh
lebih pekat dibandingkan dengan larutan jenuh. Suatu larutan lewat jenuh
biasanya dibuat dengan membuat larutan jenuh pada temperatur yang lebih
tinggi. Zat terlarut haruslah lebih banyak larut dalam dalam pelarut panas dari
pada dalam pelarut dingin. Jika tersisa zat terlarut yang belum larut, sisa itu
disingkirkan. Larutan panas itu kemudian didinginkan dengan hati-hati untuk
menghindari pengkristalan. Artinya larutan itu tidak boleh digetarkan atau
diguncang, dan debu maupun materi asing dilarang masuk. Jika tidak ada zat
terlarut yang memisahkan diri selama pendinginan, maka larutan yang dingin
itu bersifat lewat jenuh (Brady, 1999:97).
Pada proses penelitian bahan umpan pengendapan dibuat dengan
kandungan hafnium serendah mungkin. Larutan umpan pengendapan dapat
diperoleh dari metode re-ekstraksi hasil proses ekstraksi (proses basah)
maupun metode pelarutan hasil proses klorinasi (proses kering). Pengendapan
merupakan proses pengolahan pasir zirkon (Sajima,dkk.2007:75).
Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari satu
sumber padatan murni. Namun, bagaimana pengaruhnya pada kesetimbangan
larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain dimasukkan ke dalam larutan
pertama. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada keadaan setimbang
menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya dengan cara menggeser
kesetimbangan ke arah dimana pereaksi tersebut dikonsumsi (Petrucci,
1987:97).

1.2 Tujuan Percobaan


- Mengetahui prinsip-prinsip hasil kali kelarutan.
- Menghitung panas kelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat
ketergantungan Ksp terhadap suhu.
- Mengetahui pengaruh temperatur terhadap besarnya kelarutan dan hasil
kali kelarutan dari asam benzoat.

1.3 Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan ini adalah proses kelarutan suatu senyawa yang
didasarkan pada prinsip-prinsip hasil kali kelarutan dan konsentrasi ion-ion
yang terlibat dalam larutan yang setimbang. Analisis yang akan dilakukan
adalah penentuan nilai hasil kali kelarutan (Ksp) PbCl2 melalui pembentukan
endapan PbCl2 melalui reaksi antara Pb(NO3)2 dan KCl, serta mengukur panas
pelarutan PbCl2 melalui proses pemanasan. Reaksi dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut :
Pb(NO3)2 + 2 KCl → PbCl2 + 2 KNO3
C6H5COOH + NaOH → C6H5COONa + H2O
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Semakin tinggi suhu semakin kecil nilai Ksp nya, semakin banyak
endapan yang terjadi maka makin kecil hasil kali kelarutan.
 Semakin banyak endapan maka semakin besar suhu untuk melarutkan
endapan.
 Hal yang mempengaruhi Ksp adalah suhu, endapan yang terjadi, sifat
pelarut, pengaruh Ph.
 Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
maka kelarutan semakin kecil.
 Asam asetat, kloroform, dan air merupakan sistem 3 komponen yang dapat
campur sebagian dan dapat digambarkan dalam diagram terner
 Suatu zat yang dilarutkan akan mengendap jika hasil kali kelarutan antara
ion-ionnya lebih besar daripada harga Kspnya,
Dimana : [Pb2+][Cl-] > Ksp PbCl2
 Makin banyak endapan yang terbentuk maka suhu yang diperlukan untuk
melarutkan endapan juga makin tinggi

3.2 Saran
Dalam melakasanakan percobaan ini, agar mendapatkan hasil yang
mendekati akurat diharapkan lebih teliti dalam pelaksaan percobaan, terutama saat
melakukan titrasi pengamatan perubahan warna titrasi. Sebaiknya pada percobaan
berikutnya dapat menganalisis panas kelarutan dari gula dengan menggunakann
sifat ketergantungan Ksp pada suhu serta menggunakan bahan kimia lainnya
seperti MgCl2 dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi kelima jilid 1.

Binarupa Aksara : Jakarta.

Day,J.R and Underwood,AL.1989.Analisa Kimia Kuantitatif.Edisi 6.Alih

Bahasa Iis Sopyan.Erlangga.Jakarta

Sastrohamijojo,H.2010.Kimia Dasar.Gajah Mada University.Press.Yogyakarta

Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi kelima jilid 1.

Binarupa Aksara : Jakarta.

Oxtoby david w, dkk 0,2001.Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Erlangga, Surabaya

Petrucci, RH 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta

Sajima, Indarti,J. Mulyono. 2007. Pembuatan larutan umpan proses pengendapan


Zr(OH)4 menggunakan metode re-ekstraksi. Seminar Nasional SDM.
ISSN, 1978-0176:74-75

Syukri,S. 1999. Kimia Dasar. ITB. Bandung

Anda mungkin juga menyukai