Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KONSTIPASI
PSTW SABAI NAN ALUIH SICINCIN

Oleh Kelompok 2:
Welly Martawati Dini Andriyani
Silvian Diana M. Andika Wallinda
Lodya Riska Gusnia Sinta Purnama Sari
Lusia Utari Febria Dewantara
Essy Realeva Hanifa Yatni
Karina Aprilia

CI KLINIK CI AKADEMIK

( Ns. Shuci Putri Hayu, S. Kep) (Ns. Veolina Irman, M. Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Konstipasi
Sasaran : Lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin
Tempat : wisma Merapi
Hari/tanggal : jum’at / 10 Mei 2019
Waktu : 09.00 wib

A. LATAR BELAKANG
Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besar berupa berkurangnya
frekuensi buang air besar, sensasi tidak puas/lampiasnya buang air besar, terdapat rasa
sakit, perlu ekstra mengejan atau feses yang keras. Dalam praktek sehari-hari dikatakan
konstipasi bila buang air besar kurang dari 3 kali seminggu atau 3 hari tidak buang air
besar atau buang air besar diperlukan mengejan secara berlebihan.
Konstipasi akan mengakibatkan penarikan secara persisten pada nervus pudendus
sehingga akan menyebabkan komplikasi seperti hemoroid, prolaps rectal atau
inkontinensia Dampak psikologis yang terjadi akibat konstipasi adalah penurunan
aktifitas fisik.
Lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun, yang selanjutnya
terbagi ke dalam usia 70-75 tahun, 76-80 tahun dan lebih dari 80 tahun. Lansia
merupakan suatu proses yang alami yang tidak dapat dihindari. Pada lansia akan
mengalami kemunduran biologis tubuh yang mengakibatkan aktifitas kerjanya menurun
dan kecukupan gizi yang dibutuhkan lebih rendah dibanding pada usia remaja dan
dewasa. Salah satu yang harus diperhatikan pada usia ini adalah konsumsi serat dan
intake cairan setiap hari. Ini bertujuan agar manusia lansia terhindar dari terjadinya
kanker kolon, wasir, hemoroid dan konstipasi.
Penanganan pada lansia yang terjadi dimasyarakat sangat bervariasi mulai dari
penanganan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Cara penanganan farmakologi
dengan melakukan terapi obat-obatan. Sedangkan penanganan secara nonfarmakologi
dapat dilakukan dengan cara peningkatan konsumsi makanan yang mengandung serat
seperti buah-buahan dan sayuran hijau. Buah dan sayur yang mengandung serat tinggi
seperti pepaya, jeruk, apel, pir, manga, bayam, brokoli, kacang panjang, selada, labu .Jus
pokat juga dapat di gunakan untuk membantu mengatasi konstipasi.
Data mengenai konstipasi saat ini masih belum terdeteksi namun jika dilihat
berdasarkan risiko usia lansia yang masuk dalam kategori lansia yang rentan untuk
terkena konstipasi sering terjadi pada lanjut usia umur 60 tahun, sebagian besar
konstipasi pada lanjut usia berhubungan dengan penurunan motilitas kolon,
berkurangnya mobilitas aktivitas fisik, rendahnya asupan serat dan asupan cairan pada
lanjut usia. Dari survey yang dilakukan oleh kelompok didapatkan data jumlah lansia di 4
wisma yaitu berjumlah 21 orang. Wisma singgalang berjumlah 3 orang, wisma merpati
berjumlah 7 orang, wisma sago berjumlah 6 orang dan wisma pantai cermin berjumlah 5
orang. Adapun lansia yang mengalami masalah konstipasi berjumlah 9 orang.
Berdasarkan fenomena diatas maka kelompok tertarik untuk melakukan
penyuluhan tentang konstipasi untuk mencegah terjadinya konstipasi serta melakukan
penatalaksanaan pada lansia yang mengalami konstipasi.

B. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan lansia di PSTW Sabai Nan Aluih
Sicincin dapat mengetahui tentang konstipasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan lansia memahami :
a. Pengertian konstipasi
b. Faktor penyebab konstipasi
c. Ciri-ciri konstipasi
d. Cara pencegahan konstipasi
e. Dampak konstipasi
f. Cara penanganan konstipasi

C. Manfaat
a. Bagi PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin
Dapat membantu PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin dalam pemberian
penyuluhan kesehatan tentang konstipasi
b. Bagi Lansia
Dapat menambah ilmu pengetahuan lansia tentang konstipasi.
c. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan di
lapangan tentang konstipasi
D. Strategi pelaksanaan
I. Materi
 Pengertian konstipasi
 Faktor penyebab konstipasi
 Ciri-ciri konstipasi
 Cara pencegahan konstipasi
 Dampak konstipasi
 Cara penanganan konstipasi
II. Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Tanya Jawab
III. Media dan alat
 Infocus
 Leaflet
 Laptop
IV. Waktu : 09.00 WIB – selesai
E. Setting tempat
Keterangan :

: Moderator

: Penyaji

: Observer

: Fasilitator

: Audiens

: infocus

E. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : kelompok II
Fungsi : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
b. Moderator : Febrya Dewantara
Fungsi : Mengarahkan jalannya kegiatan.
c. Penyaji : Essy Realeva
Fungsi :Menyampaikan materi penyuluhan, menjawab pertanyaan.
d. Observer : M. Andika wallinda
Fungsi : Mencatat dan mengamati jalanya penyuluhan, membuat
laporan hasil
e. Fasilitator : Lusia Utari, Sinta Purnama Sari, Hanifa Yatni, Lodya
Riska Gusnia, Karina Aprilia, Silvian Diana, Welly
Martawati dan Dini Andriyani.
Fungsi : Memotivasi audien untuk ikut dalam penyuluhan ,
menjawab pertanyaan
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pre a. Mengucapkan salam  Mendengarkan dan ceramah 5 menit
Interaksi menjawab salam
b. Melakukan evaluasi dan  Mendengarkan dan
validasi menjawab
c. Memberikan  Mendengarkan
reinforcement positif
d. Memperkenalkan diri dan  Mendengarkan
anggota kelompok
e. Menjelaskan topik, tujuan  Mendengarkan
umum dan khusus
f. Kontrak waktu dan bahasa
 Mendengarkan dan
menjawab
Interaksi a. Menggali pengetahuan  Menjawab Tanya 20
lansia tentang pengertian jawab menit
konstipasi
b. Memberi reinforcement  Mendengarkan
positif
c. Menjelaskan pengertian  Memperhatikan dan
konstipasi mendengarkan Ceramah
d. Menggali pengetahuan  Menjawab Tanya
lansia tentang faktor jawab
penyebab konstipasi
e. Memberi reinforcement  Mendengarkan
positif
f. Menyebutkan tentang  Memperhatikan dan
faktor penyebab mendengarkan Ceramah
konstipasi

g. Menggali pengetahuan  Menjawab Tanya


lansia tentang ciri-ciri jawab
konstipasi
h. Memberi reinforcement  Mendengarkan
positif
i. Menjelaskan tentang ciri-  Memperhatikan dan Ceramah
ciri konstipasi mendengarkan

j. Menggali pengetahuan  Menjawab Tanya


lansia tentang cara jawab
mencegah konstipasi
k. Memberi reinforcement  Mendengarkan
positif
l. Menjelaskan tentang cara  Memperhatikan dan Ceramah
mencegah konstipasi mendengarkan
m. Menggali pengetahuan  Menjawab Tanya
lansia tentang dampak jawab
konstipasi
n. Memberi reinforcement  Mendengarkan
positif
o. Menjelaskan tentang  Memperhatikan dan Ceramah
dampak konstipasi mendengarkan

p. Menggali pengetahuan  Menjawab Tanya


lansia tentang cara jawab
penanganan konstipasi
q. Memberi reinforcement  Mendengarkan
positif
r. Menjelaskan tentang cara  Memperhatikan dan Ceramah
penanganan konstipasi mendengarkan
s. Membuka sesi tanya  Bertanya
jawab

Terminasi a. Mengevaluasi tentang  Menjawab Ceramah 20


penyuluhan menit
b. Menyimpulkan tentang  Peserta
materi penyuluhan memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan
c. Menyampaikan yang  Peserta
diharapkan penyuluh memperhatikan
setelah dilakukan penjelasan yang
penyuluhan tentang disampaikan
konstipasi
d. Mengucapkan salam  Menjawab Salam
penutup
G. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
1. 100 % lansia hadir dari awal sampai akhir penyuluhan
2. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
3. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
4. Penyuluh hadir semua
b. Evaluasi Proses :
1. Lansia berperan aktif dalam penyuluhan dan mengajukan beberapa
pertanyaan selama kegiatan penyuluhan
2. Lansia yang hadir mengikuti acara penyuluhan sampai selesai
3. Fasilitator memfasilitasi lansia untuk bertanya atau memberi pendapat
4. Penyuluhan terlaksana sesuai target waktu yang ditetapkan
c. Kriteria hasil
Diharapkan 70 % lansia yang hadir memahami tentang :
1. Pengertian konstipasi
2. Faktor penyebab konstipasi
3. Ciri-ciri konstipasi
4. Cara pencegahan konstipasi
5. Dampak konstipasi
6. Cara penanganan konstipasi
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi pada seseorang yang
disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, tidak tuntas, keras dan kering
(Herdman & Kamitsuru, 2014). Konstipasi adalah penurunan frekuensi
defekasi yang diserti dengan pergerakan feses yang menjadi lebih lambat
(Stanley & Beare, 2007).
Konstipasi adalah pelannya pergerakan tinja melalui usus besar, dan
sering berhubungan dengan sejumlah besar tinja yang kering, keras pada
kolon dessendens yang menmpuk karena penyerapan cairan berlangsung lama
(Meihartati, dkk. , 2018)

B. Faktor penyebab konstipasi


Penyebab konstipasi pada lansia antara lain obat-obatan:
1. Obat-obatan
2. Penyakit neuropati dan miopati
3. Idiopatik
4. Anoreksia
5. Dehidrasi
6. Defekasi yang ditahan
7. Diet yang tidak adekuat
8. Rendah serat
9. Tinggi protein
10. Hiperglikemi
11. Hipotiroid
12. Gangguan psikologis
13. Gaya hidup yang kurang gerak
(Gallegos Orozo, Foxx Orentein, Sterler & Stoa, 2012)
C. Ciri-ciri konstipasi
1. ada perasaan yang tidak tuntas terhadap feses yang dikeluarkan
2. karakter feses yang kering pada lansia
3. frekuensi normal defekasi pada lansia yaitu tiga hari hingga seminggu
sekali atau dua kali, sedangkan pada lansia dengan konstipasi, defekasi
terjadi lebih lama dari waktu tersebut.
(Miller, 2012)
D. cara pencegahan konstipasi
1. jangan jajan di sembarang tempat
2. hindari makanan yang isi gemuk dan gulanya tinggi
3. minum air putih minimal 2 liter sehari
4. olahraga, seperti jalan kaki
5. biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan
buang air besar
6. konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya , seperti buah
dan sayur
E. Dampak kontipasi
1. Hemoroid
2. Prolapse rectum
3. Kanker kolon
(Chu, Zhong, Zhang & Hou, 2014)
F. cara penanganan konstipasi
1. Minum ekstra 2-4 gelas air, gunakan air hangat terutama di pagi hari.
2. Minum susu dapat dicoba untuk meningkatkan pergerakan usus anda
3. Jangan sembarang menggunakan pencahar tanpa konsultasi
dengan dokter karena dapat memperberat konstipasi yang anda alami.
4. Tambahkan buah-buahan dalam diet anda, atau mengkonsumsi jus
seperti jus alpukat
CARA PEMBUATANNYA:

Alat dan bahan:

1. 100 gr alpukat
2. 100 cc air
3. 3 sendok makan gula
4. Blender
5. gelas

Cara pembuatan :

1. Buah alpukat dibersihkan dari biji dan kulit.


2. Daging buah di timbang 100 g.
3. Daging buah dihancurkan dengan alat blender dengan menambahkan air 100 cc
dan gula 3 sendok makan.
4. Masukan kedalam cup dan sajikan.

(Audina & Muzakir, 2016)


DAFTAR PUSTAKA

Byrnes and miller. 2012. The relantionship between neighborhood characteristics and
effective parenting behaviors : the role of social support.
Meihartati, dkk. 2018. 1000 hari pertama kehidupan. Yogyakarta : Deepublish publisher.

Stanley dan bare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Audina & Muzakir, 2016. Pengaruh Pemberian Jus Alpukat (Persea Gratissima)
Terhadap Perubahan Konstipasi Pada Lansia Di Panti Tresna Werdha Teratai
Kota Palembang Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai