KONSTIPASI
PSTW SABAI NAN ALUIH SICINCIN
Oleh Kelompok 2:
Welly Martawati Dini Andriyani
Silvian Diana M. Andika Wallinda
Lodya Riska Gusnia Sinta Purnama Sari
Lusia Utari Febria Dewantara
Essy Realeva Hanifa Yatni
Karina Aprilia
CI KLINIK CI AKADEMIK
A. LATAR BELAKANG
Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besar berupa berkurangnya
frekuensi buang air besar, sensasi tidak puas/lampiasnya buang air besar, terdapat rasa
sakit, perlu ekstra mengejan atau feses yang keras. Dalam praktek sehari-hari dikatakan
konstipasi bila buang air besar kurang dari 3 kali seminggu atau 3 hari tidak buang air
besar atau buang air besar diperlukan mengejan secara berlebihan.
Konstipasi akan mengakibatkan penarikan secara persisten pada nervus pudendus
sehingga akan menyebabkan komplikasi seperti hemoroid, prolaps rectal atau
inkontinensia Dampak psikologis yang terjadi akibat konstipasi adalah penurunan
aktifitas fisik.
Lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun, yang selanjutnya
terbagi ke dalam usia 70-75 tahun, 76-80 tahun dan lebih dari 80 tahun. Lansia
merupakan suatu proses yang alami yang tidak dapat dihindari. Pada lansia akan
mengalami kemunduran biologis tubuh yang mengakibatkan aktifitas kerjanya menurun
dan kecukupan gizi yang dibutuhkan lebih rendah dibanding pada usia remaja dan
dewasa. Salah satu yang harus diperhatikan pada usia ini adalah konsumsi serat dan
intake cairan setiap hari. Ini bertujuan agar manusia lansia terhindar dari terjadinya
kanker kolon, wasir, hemoroid dan konstipasi.
Penanganan pada lansia yang terjadi dimasyarakat sangat bervariasi mulai dari
penanganan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Cara penanganan farmakologi
dengan melakukan terapi obat-obatan. Sedangkan penanganan secara nonfarmakologi
dapat dilakukan dengan cara peningkatan konsumsi makanan yang mengandung serat
seperti buah-buahan dan sayuran hijau. Buah dan sayur yang mengandung serat tinggi
seperti pepaya, jeruk, apel, pir, manga, bayam, brokoli, kacang panjang, selada, labu .Jus
pokat juga dapat di gunakan untuk membantu mengatasi konstipasi.
Data mengenai konstipasi saat ini masih belum terdeteksi namun jika dilihat
berdasarkan risiko usia lansia yang masuk dalam kategori lansia yang rentan untuk
terkena konstipasi sering terjadi pada lanjut usia umur 60 tahun, sebagian besar
konstipasi pada lanjut usia berhubungan dengan penurunan motilitas kolon,
berkurangnya mobilitas aktivitas fisik, rendahnya asupan serat dan asupan cairan pada
lanjut usia. Dari survey yang dilakukan oleh kelompok didapatkan data jumlah lansia di 4
wisma yaitu berjumlah 21 orang. Wisma singgalang berjumlah 3 orang, wisma merpati
berjumlah 7 orang, wisma sago berjumlah 6 orang dan wisma pantai cermin berjumlah 5
orang. Adapun lansia yang mengalami masalah konstipasi berjumlah 9 orang.
Berdasarkan fenomena diatas maka kelompok tertarik untuk melakukan
penyuluhan tentang konstipasi untuk mencegah terjadinya konstipasi serta melakukan
penatalaksanaan pada lansia yang mengalami konstipasi.
B. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan lansia di PSTW Sabai Nan Aluih
Sicincin dapat mengetahui tentang konstipasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan lansia memahami :
a. Pengertian konstipasi
b. Faktor penyebab konstipasi
c. Ciri-ciri konstipasi
d. Cara pencegahan konstipasi
e. Dampak konstipasi
f. Cara penanganan konstipasi
C. Manfaat
a. Bagi PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin
Dapat membantu PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin dalam pemberian
penyuluhan kesehatan tentang konstipasi
b. Bagi Lansia
Dapat menambah ilmu pengetahuan lansia tentang konstipasi.
c. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan di
lapangan tentang konstipasi
D. Strategi pelaksanaan
I. Materi
Pengertian konstipasi
Faktor penyebab konstipasi
Ciri-ciri konstipasi
Cara pencegahan konstipasi
Dampak konstipasi
Cara penanganan konstipasi
II. Metode
Ceramah
Diskusi
Tanya Jawab
III. Media dan alat
Infocus
Leaflet
Laptop
IV. Waktu : 09.00 WIB – selesai
E. Setting tempat
Keterangan :
: Moderator
: Penyaji
: Observer
: Fasilitator
: Audiens
: infocus
E. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : kelompok II
Fungsi : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
b. Moderator : Febrya Dewantara
Fungsi : Mengarahkan jalannya kegiatan.
c. Penyaji : Essy Realeva
Fungsi :Menyampaikan materi penyuluhan, menjawab pertanyaan.
d. Observer : M. Andika wallinda
Fungsi : Mencatat dan mengamati jalanya penyuluhan, membuat
laporan hasil
e. Fasilitator : Lusia Utari, Sinta Purnama Sari, Hanifa Yatni, Lodya
Riska Gusnia, Karina Aprilia, Silvian Diana, Welly
Martawati dan Dini Andriyani.
Fungsi : Memotivasi audien untuk ikut dalam penyuluhan ,
menjawab pertanyaan
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pre a. Mengucapkan salam Mendengarkan dan ceramah 5 menit
Interaksi menjawab salam
b. Melakukan evaluasi dan Mendengarkan dan
validasi menjawab
c. Memberikan Mendengarkan
reinforcement positif
d. Memperkenalkan diri dan Mendengarkan
anggota kelompok
e. Menjelaskan topik, tujuan Mendengarkan
umum dan khusus
f. Kontrak waktu dan bahasa
Mendengarkan dan
menjawab
Interaksi a. Menggali pengetahuan Menjawab Tanya 20
lansia tentang pengertian jawab menit
konstipasi
b. Memberi reinforcement Mendengarkan
positif
c. Menjelaskan pengertian Memperhatikan dan
konstipasi mendengarkan Ceramah
d. Menggali pengetahuan Menjawab Tanya
lansia tentang faktor jawab
penyebab konstipasi
e. Memberi reinforcement Mendengarkan
positif
f. Menyebutkan tentang Memperhatikan dan
faktor penyebab mendengarkan Ceramah
konstipasi
A. Pengertian
Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi pada seseorang yang
disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, tidak tuntas, keras dan kering
(Herdman & Kamitsuru, 2014). Konstipasi adalah penurunan frekuensi
defekasi yang diserti dengan pergerakan feses yang menjadi lebih lambat
(Stanley & Beare, 2007).
Konstipasi adalah pelannya pergerakan tinja melalui usus besar, dan
sering berhubungan dengan sejumlah besar tinja yang kering, keras pada
kolon dessendens yang menmpuk karena penyerapan cairan berlangsung lama
(Meihartati, dkk. , 2018)
1. 100 gr alpukat
2. 100 cc air
3. 3 sendok makan gula
4. Blender
5. gelas
Cara pembuatan :
Byrnes and miller. 2012. The relantionship between neighborhood characteristics and
effective parenting behaviors : the role of social support.
Meihartati, dkk. 2018. 1000 hari pertama kehidupan. Yogyakarta : Deepublish publisher.
Stanley dan bare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.
Audina & Muzakir, 2016. Pengaruh Pemberian Jus Alpukat (Persea Gratissima)
Terhadap Perubahan Konstipasi Pada Lansia Di Panti Tresna Werdha Teratai
Kota Palembang Tahun 2016