Anda di halaman 1dari 509

1-100

1. A. Migrain
2. E. Sumatriptan
• Ny N 40 tahun
• Nyeri kepala sebelah à unilateral
• Nyeri kepala berdenyut à khas ke arah migraine
• Dipicu oleh berjalan dan naik tangga à dipicu
aktivitas
• Semakin sakit bila bising à fonofobia

• Diagnosis?
Kriteria Diagnosis Migrain
• Sakit kepala berlangsung 4 hingga 72 jam
• Sakit kepala disertai setidaknya 2 dari hal berikut
• Dipicu atau menyebabkan penghindaran aktivitas rutin
(berjalan dan menaiki tanga)
• Intensitas moderate atau severe
• Berdenyut
• unilateral
• Selama sakit kepala, setidaknya satu diantara hal
berikut
• Mual dan atau muntah
• Fotofobia dan fonofobia
Migrain dengan aura
• Aura
• Sensory symptom: positif e.g rasa ditusuk-tusuk; negatif
e.g rasa kebas
• Visual symptoms: positif e.g kilasan cahaya, negatif e.g
penurnan penglihatan
• Aura 5 – 60 menit dan mendahului sakit kepa
• Bisa satu aura atau beberapa aura dalam satu serangan
Tatalaksana Migrain
• Mild to moderate symptomp:
• NSAID + caffein
• Moderate to Severe symtom :
• Triptan
• Ergotamin
Pilihan lain
B. Tension type headache: nyeri kepala seperti diikat
C. Hemicrania continua: sakit kepala kronik, gejala
mirip cluster merespon terhadap indometasin
D. Cluster headache : disertai gejala injeksi mata,
lakrimasi, dan salivasi
E. Chronic daily headache: TTH yang terjadi 6 hari
atau lebih dalam satu minggu
• Ibuprofen à TTH
• Indometasin à Hemicrania
• Oksigen dosis tinggi à Cluster
• Acetaminofen à TTH
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

A. Migrain
E. Sumatriptan
3. C. BPPV
4. B. Maneuver Epley
• Perempuan
• Pusing berputar à vertigo
• Memberat jika pasien menoleh tiba-tiba kekiri, à
dipengaruhi posisi
• Tidak ada gangguan pendengaran/tinnitus à
eksklusi Meniere
• Diagnosis yang paling tepat?
Vertigo Vestibular dan Perifer

Sumber : Buku Ajar THT FKUI


www.emedicine.medscape.com
www.vestibular.org
Vertigo vestibular
• BPPV ; dipicu oleh gerakan kepala tanpa penurunan
pendengaran
• Vestibular neuritis: diakibatkan oleh infeksi virus,
tanpa penurunan pendengaran. Nistagmus
horizontal
• Meniere disease: diakibatkan oleh hidros
endolimph. Disertai penurunan pendengaran
Neuroma Akustik
• Neurofibromatosis tipe II
• Vertigo Sentral karena tumor cerebellopontine
• Disertai dengan nyeri kepala, penurunan
pendengaran, yang besifat progresif
• Tatalaksana:
• Vestibulosupresan
• CRP (canalith repositioning procedure) dengan 1st line :
maneuver Epley
• Perasat Liberatory (Semont) tidak dilakukan pada orang
tua, dan bukan merupakan pilihan utama
• Latihan Brandt-Daroff à hanya untuk menimbulkan
neuroadaptasi. tidak mengembalikan partikel yang lepas
https://www.youtube.com/watch?v=
rtS2muvjFbM
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

C. BPPV
E. Maneuver Epley
5. E. EEG
• Anak 9 tahun
• Sering bengong, dan tidak bisa diajak berkomunikasi
à absans dd/ parsial kompleks
• Terjatuh dari sepeda à kemungkinan karena
serangan
• Tidak ada kelemahan setelah bengong à lebih umum
pada absans
• Pemeriksaan penunjang?
Bengong pada Anak
• Daydreaming : ngelamun, dipanggil langsung nyaut
• Absans: melamun, tidak bisa diajak berkomunikasi,
langsung kembali beraktivitas
• Parsial kompleks: melamun, tidak bisa diajak
berkomunikasi, diikuti dengan paralisis sesuai
hemisfer yang terkena
Epilepsi
• Suatu keadaan neurologik yang ditandai oleh
angkitan epilepsi berulang yang timbul tanpa
PROVOKASI
• Kejang Demam -> Diprovokasi demam à BUKAN
EPILEPSI
• Px Penunjang :
• EEG iktal dengan Subdural atau depth EEG/ Long
term EEG Monitoring
• Laboratorium (berdasarkan indikasi)
Tipe-tipe Epilepsi
Kejang parsial (fokal) : Bermula SATU HEMISFER
• Sederhana : Tidak ada penurunan kesadaran.
Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis.
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran (amnesia).
Gejalanya biasanya berupa bengong mendadak yang
diikuti dengan automatisme dan kebingungan pasca-
serangan.
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : kejang parsial
yang berlanjut menjadi kejang tonik klonik umum
Kejang umum
Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER

• Absens/lena (petit mal) : Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa


kebingungan pasca-serangan, bisa disertai automatisme maupun
tidak.
• Mioklonik : kedutan motorik tidak teratur à Jerking movement
• Klonik : kedutan motorik teratur
• Tonik : ekstensi atau fleksi mendadak pada kepala, badan, atau
ekstremitas
• Tonik-klonik umum primer (grand mal) : berawal sebagai ekstensi
tonik ekstremitas atas dan bawah beberapa detik, kemudian
menjadi gerakan klonik ritmik, kebingungan pasca-serangan
• Atonik : Tonus tubuh hilang mendadak (pasien tiba-tiba jatuh)
Pilihan lain
• a. MRI à belum tentu ditemukan kelainan à tidak
cost effective
• B. CT scan angiography à untuk visualisasi
pembuluh darah
• C. CT scan kepala à menilai infark dan perdarahan
serebral dan fraktur tengkorak
• D. EMG à untuk menilai aktifitas listrik di otot
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

E. EEG
6. D. Heparinisasi

• Laki laki 65 tahun


• penurunan kesadaran, Meracau dan marah ->
disfungsi hemisfer
• Hipertensi : TD 250/150
• Tidak menggerakan tubuh sebelah kiri à
kelemahan sesisi à gejala fokal
• Manajemen yang tidak tepat?
Stroke Perdarahan
• Manajemen yang perlu dilakukan adalah:
• Airway, breathing dan circulation (ABC)
• Konsultasi ke bedah saraf dan stroke unit
• Kontrol tekanan darah tinggi dengan labetalol atau
nikardipin
• Antikonvulsan bila pasien kejang (kontroversi dalam hal
diberikan sebagai profilaksis)
• Kontrol tekanan intrakranial (posisikan kepala agak
tinggi, dapat diberikan manitol/diuretik osmotik apabila
indikasi kuat)
• Suportif lain: koreksi koagulopati, nutrisi parenteral,
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

D. Heparinisasi
7. C. 3
• Tn K, 40 tahun, kelemahan lengan kanan
• Mampu mengangkat tangan tapi tidak bisa
menahan beban
• Kekuatan motorik?
Level kekuatan motorik

5: mampu melawan grafitasi + full resistance


4: mampu melawan gafitasi + partial resistance
3 : mampu melawan grfitas + tidak mampu
menahan beban
2 : bergerak + tidak mampu melawan grafitasi
1: bisa sedikit menggerakan jari-jari
0 : tidak ada gerakan sama sekali
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

C. 3
8. C. Demensia Alzheimer
9. D. Agnosia
• Wanita 70 tahun
• Tidak mengenali anak dan cucu à amnesia
• Tidak bisa mengenali objek yang disentuh à
agnosia
• Riwayat kelemahan tubuh sesisi disangkal à
Eksklusi demensia vaskular

• Diagnosis?
Demensia
• Penurunan kognitif, disertai
• Amnesia : hilang ingatan
• Apraxia : ketidakmampuan melakukan sebuah gerakan
dengan tujuan tertentu
• Agnosia : tidak mampu mengenali objek meski sistem
sensorik masih baik
• Gangguan fungsi eksekutif
• Tidak bersifat fluktuatif
• Fluktuatif à Delirium

Alzheimer: penyebab tersering demensia.


Penumpukan beta amiloid, protein
tau, dan kematian sel otak
Skrining
• Verbal fluency test
• Mini cognitive assesement
Pemeriksaan
• MMSE
• Clock drawing test
• Geriatric depression scale

Pengobatan
• Asetilkolinesterase inhibitor : Donepezil
• NMDA antagonist: momentine
Pilihan lain
A. Stroke berulang : belum tentu ada dementia
B. Dementia vaskular : Dementia + riwayat stroke
D. Demensia frontotemporal: disertai gejala
disinhibisi dan perubahan kepribadian
E. Demensia lewy bodies: disertai adanya halusinasi
visual
Pilihan lain
A. Aleksia : kesulitan dalam hal membaca
B. Afasia: hilang kemampuan berbicara (ekspressif
dan atau perseptif)
C. Apraksia: Tidak bisa melakukan suatu kegiatan
motorik dengan tujuan tertentu meski motorik
baik
E. Gangguan fungsi eksekutif: gagal dalam
merencanakan sebuah aktivitas
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

E. Demensia Alzheimer
D. Agnosia
10. E. Secondary generalized
epilepsy
Anak usia 12 bulan, kejang
Awalnya sebagian à satu hemssfer
Menjadi seluruh tubuh à dua hemisfer
CT Scan dan MRI normal

Kemungkinan diagnosa?
Epilepsy
• Bangkitan kejang tanpa provokasi

Dibagi menjadi 3
Idiopatik (berhubungan dengan usia awitan), apabila tidak
diketahui penyebabnya contohnya
benign childhood epilepsi with centro temporal spike;
juvenile ansence epilepsy
Cryptogenic (ada penyebab namun belum diketahui)
Lenox gastaut syndrome; infantile spasm
Simtomatik (spesifik dan nonspesifk).
bangkitan karena penyakit lain, early myoclonic
encephalophaty
Kejang secondary generalized adalah kejang yang didahului
aktifitas satu hemisfer, kemudian menjalar mengenai dua
hemisfer

A. Kejang parsial sederhana


B. Kejang parsial kompleks
C. Kejang umum

Umum sekunder :
1. A berubah jadi C
2. B berubah jadi C
3. A jadi B jadi C
Pemilihan obat epilepsi
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

E. Secondary generalized
11. D. Memberikan diazepam IV
0,25 mg/kgBB
• Anak 4 tahun
• Panas tinggi
• DBD
• Dalam perawatan, pasien kejang

• Terapi farmakologis?
• Pasien dalam perawatan à sudah terpasang IV Line
à diazepam IV

• Pada umumnya pemberian diazepam rektal


dilakukan pra-hospital atau jika baru tiba di rumah
sakit dan pasien belum terpasang akses intravena
Pilihan lain
a. Memberikan paracetamol à menurunkan demam
tapi tidak mengatasi kejang
b. Memberikan diazepam rektal 5 mg à bila IV line
belum terpasang, anak berat < 10kg
c. Memberikan fenobarbital à tidak sebagai lini
pertama kejang
e. Fenitoin à apabila kejang tidak berhenti dengan
diazepam
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

D. Diazepam IV 0,25 mg/kgBB


12. B. Kerusakan substansia nigra
• Perempuan, 60 tahun
• Tangan selalu bergerak walau diam à resting
tremor
• Wajah terasa seperti toping à masking
• Berjalan lambat à bradikinesia
• Sulit mempertahankan posisi berdiri à instabilitas
postural
Parkinson
• Tremor
• Rigiditas
• Akinesia
• Instabilitas postural
Pilihan lain

A. Tersumbatnya arteri serebri media à stroke


iskemik
C. Kerusakan hemisfer bilateral à vegetative state
D. Tersumbatnya arteri vertebrobasiler à stroke
serebelum
E. Pecahnya bridging vein àhematom subdura
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

B. Kerusakan substansia nigra


13. B. Carpal Tunnel Syndrome
• Wanita 28 tahun,
• Sakit ditangan
• Tinnel sign (+), Phalen sign (+)
• Atrofi otot abduktor policis brevis

• Diagnosis?
Carpal Tunnel Syndrome
Manifestasi Klinis
CTS
• Kumpulan tanda dan
• Gejala lain: kadang
gejala akibat penekanan pasien menjatuhkan
nervus medianus dalam barang yang digenggam
terowongan karpal tanpa terasa, gejala
intermiten.
(carpal tunnel)
• Gejala malam hari
• Gejala umum: biasanya cukup spesifik
kesemutan, kebas, nyeri untuk CTS terutama bila
gejala berkurang jika
pada lokasi yang menggerak-gerakkan
dipersarafi nervus tangan.
medianus (terutama pada
malam hari)
Sumber: eMedicine bagian Carpal Tunnel Syndrome
Pemeriksaan
Fisis pada CTS
Tinnel Sign
• Pemeriksaan dengan
cara perkusi ringan
pada N. medianus
• Hasil positif à sensasi
baal/kesemutan/nyeri
pada regio distribusi N.
medianus
Sumber: Urbano FL. Review of Clinical
Signs: Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
Pemeriksaan Fisis pada CTS
Phalen’s Maneuver
• Prosedur: pasien diminta
menekuk tangan hingga
fleksi maksimum ke arah
telapak tangan dan
mempertahankan posisi
tersebut selama sekitar 1
menit
• Hasil positif à sensasi
baal/kesemutan/nyeri
pada regio distribusi N.
medianus
Sumber: Urbano FL. Review of Clinical
Signs: Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
Pilihan lain
A. Tarsal tunnel syndrome :Akibat kompresi nervus tibialis à
Nyeri yang menjalar dari pergelangan kaki medial ke arah
distal

C. Lesi N. radialis: wrist drop

D. Lesi N Brachiradialis : dorsolateral forearm

(musculus brachioradialis)

E. N. ulnaris: MCP IV-V tidak bisa fleksi, PIP dan DIP IV-V tidak
bisa ekstensi
Sumber: eMedicine
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

B. Carpal Tunnel Syndrome


14. A. Stroke iskemik e.c trombus
• Laki laki 63 tahun
• Lemah badan sebelah kanan à hemiparesis
• Pelo, bibir mencong à hemiparesis
• TD 180/100 mmHg
• Tidak ada gangguan irama jantung

• Diagnosis?
Stroke

• Defisit neurologis baik fokal ataupun global yang


terjadi lebih dari 24 jam karena persoalan vaskular
Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik
• Etiologi: trombus/emboli
• Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis – Anamnesis: defisit neurologis akut +
akut (seringnya hemiparesis) penurunan kesadaran
• PF: kesadaran umumnya tidak – nyeri kepala
menurun – muntah proyektil
• tanda lesi UMN (hiperrefleks, – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
ada refleks patologis)
• Penunjang (CT Scan): area
hipodens serebrum
– Penunjang (CT Scan): area
hiperdens di serebrum

Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


Pilihan lain
B Stroke iskemik emboli: ada FR emboli, misalnya
aritmia dan hypercoagulable
Aritmia (misal: pada AF) merupakan salah satu
etiologi tersering terjadinya stroke iskemik jenis
embols
C. Stroke perdarahan intraserebral : menunjukkan
tanda peningkatan TIK
D. Perdarahan subarachnoid : meningismus (+),
CSF berwarna xanthochrome
E. Perdarahan subdural
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

A. Stroke iskemic e.c Trombus


15. B. Cerebral palsy
• Anak 2 tahun belum bisa jalan
• Baru bisa mengangkatkat kepala
• Lahir dengan Apgar 3

• Diagnosis?
Cerebral palsy
• Kelemahan, chronic dan non progressif akibat
kerusakan sel saraf sebelum perkembangan
sempurna dari otak (2 tahun)

• Sebab
• Prenatal : malformasi kongenital, infeksi kongenital
• Natal : trauma jalan lahir
• Post natal: trauma, infeksi, ICH
• Tipe
• Spastis/ piramidal
• Hipertoni, hiperrefleks, refleks patologis

• Ekstrapiramidal
• Gerak involunter, atetosis, distonia
Diagnosis
• Slow motor development
• Abnormal muscle tone
• Unusual posture
• Persistent infantile reflexes

• Sejumlah instrumen penilaian yang bisa digunakan:


Child health Questionnare, Wong Baker FACES ,
Gross Motor Function Classification for CP
Tatalaksana kolaboratif
• Dokter : perencanaan jangka panjang
• Ortopedi : mencegah kontraktur, dislokasi panggul,
dan skoliosis
• Physical therapist: improve movement dan
strength, dan gait
• Okupasional terapis: aktivitas daily living
• Terapi wicara
• Psikolog : mendampingi keluarga
Pilihan lain
A. Stroke neonatal à kejadian akut defisit neurologis
fokal
C. Retardasi mental à IQ dibawah 70
D. Sindrom Rett à biasanya perempuan,
kemunduran perkembangan (setelah
sebelumnya mencapai tingkat perkembangan
tertentu), karakteristik autisme, gerakan tangan
berulang
E. Metabolik neuropati à kerusakan saraf akibat
kelainan metabolik. Contoh : neuropati DM
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

B. Cerebral palsy
16. D. Multiple Sclerosis
17. C. Metilprednisolon
• Perempuan 45 tahun
• Pusing berputar dan penurunan pendengaran
• Pandangan ganda
• Nyeri di kaki tiba tiba muncul
• Peningkatan refleks fisiologis, refleks patologis
• Neuritis retrobulbar

• Diagnosa?
Multiple Sclerosis
• Penyakit autoimun tersering yang mempengaruhi
SSP
• Terjadi proses demielinisasi dari otak dan SSP
• Gejala yang muncul meliputi kelemahan otot
disertai gangguan saraf lain seperti diplopia,
dysarthria, urinary retention, konstipasi, dan
vertigo
• Tatalaksana yang ada meliputi pemberian steroid
IV pada saat serangan akut, dan pengontrol dengan
obat-obatan imunomodulator
Harrison Manual of Medicine
Pilihan Lainnya
A. GBS à Ascending paralysis dan simetris
B. ALS à Terjadi dari tangan dan lengan, sering pada
usia 50an, tanda UMN dan LMN sekaligus, slurred
speech
C. Myasthenia Gravis à Lelah pada sore hari,
wartenberg (+)
D. Meniere Disease : vertigo + penurunan
pendengaran
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

D. Multiple sclerosis
C. Metilprednisolon
18 C. Pembidaian

• Laki laki, 28 tahun


• IGD puskesmas
• Kecelakaan lalu lintas
• Lutut sampai pangkal paha nyeri dan didapatkan
bengkak dan krepitasi pada lutut
• Tatalaksana yang tepat?
4-R penanganan fraktur
• Recognize and resuscitate
• Menilai fraktur dan kondisi fraktur
• Reposition (bila displace)
• Open reduksi : Fr intraartikular
• Closed reduksi: Fr Extra-artikular
• traksi
• Retain : fiksasi interna, eksterna, immobilisasi
konservatif ( cast, splint, sling )
• Rehabilitation
Bidai
• Bidai dilakukan untuk immobilisasi dan mengurangi
nyeri sementara sampai pasien mendapt
penanganan lebih lanjut
• Indikasi
• Acute and definitive treament of select frcature
• Soft tissue injuries
• Acute management waiting for orthopedic
• Syarat bidai:
• Fit dengan bagian yang dipasang
• Melewati sendi diatas dan dibawah bagian yang ttrauma
• Menggunakan padding
• Indikasi Operasi
• Gagal closed redksi
• Sulit mempertahankan posisi fraktur
• Fraktur intraartkular
• Daerah susah sembuh (leher femor)
• Fr terbuka
Pilihan Lain
A. Traksi: kemungkinan mengenai daerah
intraartikular, tidak bisa dengan traksi. Bisa untuk
reposisi dan retain
B. ORIF : baik, namun setting di IGD puskesmas tidak
mungkin di lakukan
D. Infus cairan IV 2 liter: tanda vital dalam kondisi
stabil
E. Diurut: bukan metode yang baku dalam
penatalaksanaan fraktur
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

C. Pembidaian
19. C. Knee joint dan talotibia
joint
• Laki laki 25 tahun
• Fraktur tertutup tibia
• Menggunakan bidai

• Bagaimana lokasi pemasangan bidai terbaik pada


kasus ini?
Bidai
• Bidai dilakukan untuk immobilisasi dan mengurangi
nyeri sementara sampai pasien mendapat
penanganan lebih lanjut
• Indikasi
• Acute and definitive treament of select frcature
• Soft tissue injuries
• Acute management waiting for orthopedic
• Syarat bidai:
• Fit dengan bagian yang dipasang
• Melewati sendi diatas dan dibawah bagian yang trauma
• Menggunakan padding
Pilihan lain
A. Glenohumeral dan elbow joint -> fraktur
humerus
B. Wrist joint dan elbow joint à Fraktur radius /
ulna

D. Knee joint dan hip joint à Fraktur femur


E. Talotibial dan hip joint à Fraktur femur
20. E. Acute hematogenous
Osteomielitis
• An Perempuan, 8 tahun
• Mengeluh nyeri di paha kana
• Paha bengkak dan merah à Radang
• Riwayat demam tifoid à Infeksi bakteri 2 minggu
yang lalu

• Diagnosis pasien?
Osteomyelitis
• Inflamasi tulang akibat infeksi
• Langsung terpapar saat trauma, operasi, atau prosthese
• Penjalaran secara hematogen
• Pada anak dan IV drug user

• Organisme tersering
• Staphylococcus aureus
Hematogenous Spreading
• Anak
• Lebih sering
• Mengenai tulang panjang
• Tx : Parenteral AB diikuti Oral AB, jarang dbutuhkan
debridement

• Dewasa
• Lebih jarang
• Mengenai vertebra
Diagnosis
• Pemriksaan Darah perifer
• Penigkatn neutrofil
• Peningkatan ESR
• Radiografi : elevasi jaringan perosteal, involucrum
dan sequestrum, soft tissue swelling
• Gold standard: biopsi tulang
Pilihan lain
• A. Chronic osteomielitis à biasanya ostemielits
yang penjalaran langsung dari luka
• B. Tumor tulang à codman tringale
• C. Artritis septik à Monoartritis akibat infeksi, di
sendi seperti lutut
• D. Artritis reaktif à artritis yang dipicu oleh infeksi
ditempat lain seperti GI, genital, dan salurankemih
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

C. Acute hematoge Osteomielitis


21. A. Bouchard dan Heberden Nodes
22. C. Penipisan celah sendi
• Wanita 65 tahun
• Nyeri lutut
• Kaku 30 menit pagi hari
• Memburuk karena aktivitas
• Krepitasi kedua lutut

• Diagnosis : Osteoartritis
• Temuan lain?
OA RA Gout
Awitan Perlahan Perlahan Akut
Peradangan - + +
Patologi Degenerasi Pannus Tofus
Jumlah sendi Poli Poli Mono, kdg2 poli
Tipe sendi Kecil atau besar Kecil Kecil atau besar
Lokasi Pinggang, lutut, MCP, PIP, pergelangan MTP, kaki,
vertebra, CMC 1, DIP, tangan, kaki, pergelangan kaki, lutut
PIP pergelangan kaki

Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul subkutan, Tofus, bursitis
pulmonal, kardiak, olecranon, batu ginjal
splenomegali
Pemeriksaan Foto polos RF (+), anti CCP (+), Asam urat ↑
penunjang Foto polos Gold standar : kristal
urat pada aspirasi
cairan sendi
Osteoarthritis
Grading (K-L system)
Pilihan lain
B. Swanneck à Rheumaoid Artritis
C. Botunniere à Rheumatoid Artitis
D. Tofus à Gout
E. Podagra à Tofus à Gout
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

A. Bouchard dan Heberden node


C. Penipisan celah sendi
23. B. Club foot
• An perempuan, 5 bulan
• Kaki bengkok ke dalam
• Fleksi dan inversi
• Trauma disangkal

• Diagnosa?
Deformitas kaki, deformitas kongenital tersering

PF:
Kaki kecil, tibia pendek,
Hindfoot à equinus dan varus
Midfoot à cavus
Forefoot à aduksi
Tatalaksana
• Nonoperatif
• Manipulasi serial dengan metode ponseti
• Surgical pining insitu
• Operatif
Pilihan lain
A. Drop foot : kegagalan kaki dorsofleksi karena
kelemahan N. peroneus communis
B. Osteogenesis imperecta: kelaina kolagen
berdampak pada masalah penulangan. Sklera biru
dan tulang menjadi pipih
D. DDH: kelainan pada anak berupa legth
discrepancy, diperiksa dengan Barlow dan
Ortolhany
E. Dislokasi kaki: biasa terkait dengan trauma
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

B. Club Foot
24. C. Sprain ligamen talofibular
• Laki laki 19 tahun
• Nyeri maleolus setelah olahraga
• Krepitasi (-)
• Inversi disertai dengan nyeri

• Diagnosis?
Ankle Sprain
• Injuri pada talofibular ligamen
• Trauma ATFL atau CFL (calcaneofibular)
• Gejala
• Nyeri dan bengkak bagian lateral ankle
• Instabilitas
• Pemeriksaan
• Anterior drawer test à Low Ankle sprain
• Talar tilt
• Squeeze test à High ankle sprain
Pilihan lain
• Ruptur tendon achilles à bisa asimtomatik, nyeri
dan bengkak sekitar tumit, tidak bisa plantarfleksi
• Fraktur tibia fibula à krepitasi
• Dislokasi talocruralis
• Tarsal tunnel syndrom à nyeri menjalar dan APR
menurun
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

B. Sprain ligamen talofibular


25. B. Lipoma
• Laki laki 47 tahun
• Benjolan dibawah kulit, tidak nyeri, muncul
perlahan
• Masa sebesar telut puyuh, batas tegas, tidak nyeri,
pseudo fluktuatif.
• Diagnosis?
Lipoma
• Lipoma à tumor jaringan lemak di jaringan
subkutan, dilapisi oleh kapsul.
• Slow growing, jinak
• Benjolan tidak nyeri, bulat, mobile, soft, pseudo
fluktuasi

• Tatalaksana:
• Injeksi steroid
• ekstirpasi
Pilihan lain
A. Atheroma: kista sebasea berisi keratin, seperti keju
dan kadang mengandung pus
C. Ganglion : kista synovial à terbentuk di daerah
sendi
D. Veruka : infeksi HPV à kutil, permukaan verukosa,
papillomatosis
E. Abses à fluktuasi (+)
Jadi Kesimpulannya,
Jawabannya adalah

B. Lipoma
26. C. Gangguan somatisasi

• Keyword :
• Keluhan lemas, pusing, perut kembung, diare,
gatal-gatal dan nyeri dada, sejak 6 bulan lalu
• Pada saat diperiksa, tidak ada kelainan.
Diagnosis yang paling mungkin?
Gangguan Somatisasi
à banyak keluhan fisik, tapi PF tidak ada kelainan
Gangguan-Gangguan Somatoform
• Malingering
– Pura-pura sakit dengan tujuan eksternal, seperti malas
kerja atau mendapatkan narkoba à bukan penyakit
• Factitious disorder
– Pura-pura sakit karena ingin mendapat perhatian atau
perawatan, bukan karena tujuan eksternal à kelainan
psikiatri
• Penyakit psikosomatik
– Penyakit-penyakit fisik yang memiliki aspek mental (co/
hipertensi dengan stres) à pasiennya beneran sakit

Sumber : Gabbard’s Treatment of Psychiatric Disorder


Pilihan Lainnya
• A. Hipokondriasisà Pasien yakin dengan satu
diagnosis tertentu
• B. Konversià Hilangnya fungsi tubuh tertentu
• D. Disosiasià Hilang identitas ataupun ingatan
masa lalu
• E. Psikotikà Muncul halusinasi dan waham
Jadi, jawabannya adalah C. Gangguan somatisasi
27. A. Gangguan panik dengan
agorafobia
Keywords :
• dada berdebar hebat dan terasa nyeri
• rasa seperti dicekik disertai cemas yang berlebihan
• Spontan
• Tidak berani keluar rumah sendirian
• Takut berada di tempat ramai
Diagnosis yang paling mungkin ?
Jawaban lainnya
• B. Gangguan panik tanpa agorafobia à Panik
muncul, tidak terkait dengan kesendirian di umum
• C. Gangguan kepribadian dependent à bergantung
sekali pada orang lain, tidak bisa mengambil
keputusan sendiri
• D. Gangguan kepribadian avoidant à cemas
menghindar, takut tidak diterima
• E. Gangguan somatisasi à banyak keluhan,
pemeriksaan normal
Jadi,jawabannya adalah A. Gangguan panik dengan
agorafobia
28. A. Risperidon

Keywords :
• ketakutan yang berlebihan selama sekitar 3 bulan
terakhir
• merasa melihat keranda mayat
• mendengar kata-kata “mati kamu, mati kamu.”
• Tanda vital dalam batas normal.
Dx : skizofrenia paranoid
Tatalaksana yang tepat? antipsikotik
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara
berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone

Sumber: PPDGJ + Medscape


Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme,
menolak untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik,
ataupun katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa
lalu, tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya
saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri
dari lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa
lalu

Sumber: PPDGJ + Medscape


Jawaban lainnya
• B. Diazepam à tranquilizer (obat penenang)
• C. Fluoxetin àanti depressant
• D. Lithium à mood stabilizer
• E. Triheksifenidil à untuk pengobatan efek
ekstrapiramidal akibat antipsikotik
Jadi, jawabannya adalah A. Risperidon
29. B. Sindroma baby blues

Keywords :
• Perempuan, selalu melamun dan menangis, masih
mengurus anak
• Pemeriksaan fisik dalam batas normal
Diagnosis yang paling mungkin?
1. Postpartum blues/baby blues/matrenity
blues
• gejala depresi paling ringan
• Biasa dialami oleh perempuan setelah
melahirkan antara hari ke-7 hingga 14, yang
terjadi untuk sementara (umumnya <2 minggu)
• hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan
2. Depresi postpartum
• Gejala sama dengan gejala depresi (perasaan sedih,
hilangnya minat dan semangat beraktivitas, malas mengurus
anak, sulit tidur atau terlalu banyak tidur, nafsu makan
menurun, merasa tidak mampu mengurus anak
• Umumnya >2 minggu
• Pada kasus berat, bisa disertai keinginan bunuh diri

3. Psikosis postpartum
• Bentuk paling berat
• Disertai halusinasi dan waham (anaknya jelmaan setan,
makhluk aneh)
• Ada keinginan untuk membunuh anaknya
Pilihan Lainnya
• A. Depresi post-partum à umumnya onset lebih
dari 2 minggu, dengan gejala yang lebih berat
• C. Skizofreniaà Tidak ada gangguan mood
• D. Psikotik post-partumà Dominan gejala psikotik
• E. Gangguan Cemasà Muncul gejala simpatis,
bukan hal yang spesifik di pasien ini
Jadi, jawabannya adalah B. Sindroma baby blues
30. B. Histrionik
Keywords :
• senang menjadi pusat perhatian
• amat memperdulikan pujian atau kritik orang lain
• Gangguan kepribadian?
Gangguan Kepribadian
• Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap
orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang
aneh

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


Gangguan Kepribadian
• Kluster B
• Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang
melanggar peraturan
• Ambang : impulsivitas serta hubungan interpersonal
dan mood yang intens tapi tidak stabil
• Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
• Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan orang
lain, mudah iri

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCMv


Gangguan Kepribadian
• Kluster C
• Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa tidak
layak
• Dependen : merasa tidak mampu bertanggung jawab
atas diri sendiri, sehingga terlalu bergantung pada orang
lain, apapun konsekuensinya
• Obsesif-kompulsif: preokupasi dengan keteraturan,
perfeksionisme yang berlebihan, terlalu kaku dalam
memandang suatu hal

Sumber : Panduan pelayanan


medis Departemen Psikiatri
RSCM
Jawaban Lain
A. Obsesif kompulsif à preokupasi dgn keteraturan,
perfeksionisme yg berlebihan, terlalu kaku dalam
memandang suatu hal
C. Skizoidà suka menyendiri
D. Antisosial à tidak peduli hak orang lain & senang
melanggar peraturan
E. Paranoid à penuh rasa tidak percaya dan curiga
terhadap orang lain
Jadi, jawabannya adalah B. Histrionik
31. E. Pica

Keywords :
• Anak suka makan batu, arang, kuku, dia juga suka
mencium aroma minyak tanah
Diagnosa yang tepat?
PICA
• Kebiasaan makan benda-benda yang aneh seperti
batu, cat, kertas
• Diduga berkaitan dengan kondisi defisiensi besi
• Sering pada anak, tetapi bisa terjadi juga pada
orang dewasa (sering pada orang yang sedang
menjalani diet ketat atau pada wanita hamil)
• Terapi: CBT, psikoterapi, mengobati penyebab
(misal mengobati anemia defisiensi besi)
Pilihan Lainnya
• A. Kleptomaniaà mengutil / mencuri
• B. Erotomaniaà Yakin orang lain suka dengan
dirinya
• C. Trikotilomaniaà Mencabut Rambut
• D. Agorafobiaà Takut berada di tempat ramai
Jadi, jawabannya adalah E. Pica
32. B. Litium
Keywords :
• Wanita dengan keluhan utama sulit tidur, tidak nafsu
makan dan berat badan turun 3 kg.
• sering terbangun pada malam hari dan selalu gelisah
memikirkan kecurigaan suaminya yang selingkuh, masa
depan anak semata wayangnya, keadaan ekonomi
dunia yang tidak menentu, serta kondisi global
warming à cemas terhadap hal apapun
• sudah dialami sejak tujuh bulan yang lalu, pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan
Tatalaksana yang tidak tepat diberikan?
• Gangguan cemas menyeluruh à Objek cemasnya:
menyeluruh & menetap dalam 6 bulan.
• Gangguan penyesuaian à cemas atau depresi berlebihan
terkait suatu stressor < 6 bulan. Bila stressor hilang, gejala
cemas atau depresi turut menghilang.
Jawaban lainnya
• Sertralin dan Esitalopram: SSRI, merupakan salah
satu drug of choice pada kasus gangguan cemas
menyeluruh
• Klonazepam dan Diazepam: ansiolitik, tepat
diberikan terutama pada pasien yang gejala
ansietasnya sangat mencolok (kerja cepat)
• Jadi, jawabannya adalah B. Litium
33. D. Fugue Disosiatif
Keywords :
• Pria, 19 tahun, tiba-tiba pergi dari Kota Gorontalo
ke Medan
• tidak ingat identitas awalnya dan pekerjaannya
sebelum pergi
Diagnosis yang paling tepat ?
Gangguan Disosiatif
• Amnesia disosiatif
– Hilang ingatan
• Gangguan identitas disosiatif
– Kepribadian ganda atau lebih
• Fugue disosiatif
– Tiba-tiba pergi dari rumah atau tempat kerja, dengan kesulitan
mengingat sebagian atau seluruh masa lalu. Pasien bisa
menggunakan identitas baru.
• Depersonalisasi
– Merasa dirinya bukan “dirinya” sendiri, ada yang berubah dari
dirinya
– Trans Disosiatif
– “Kesurupan”
– Derealisasi
– Merasa bahwa lingkungan tempat tinggalnya menjadi tidak
familiar, seperti “bukan rumahnya” yang biasa dia tempati

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


Jadi, jawabannya adalah D. Fugue Disosiatif
34. C. Somnambulisme

Keywords :
• pasien terlihat tidur sambil berjalan keluar dari
kamarnya
• tidak tahu alasannya berjalan keluar kamar
• tidak bermimpi apa-apa
Diagnosis yang paling mungkin?
Gangguan Tidur
PARASOMNIA
• Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur
sambil berteriak ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada
mimpi
• Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil tidur
BEDAKAN Narkolepsi dan hipersomnia:
Narkolepsi: Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi
berkali-kali dalam sehari. Namun, di luar serangan,
pasien tidak merasa mengantuk. Bisa disertai katapleksi,
paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik
Hipersomnia: sering merasa mengantuk meskipun
kuantitas dan kualitas tidur di malam hari optimal.

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Jawaban lainnya
• A. Nightmare à ingat mimpinya saat terbangun
• B. Insomnia primer à sulit tidur (early, middle,
maupun late), tanpa penyebab medis yang lain
• D. Halusinasi hipnagogik à halusinasi sebelum
tidur
• Halusinasi hipnopompik à halusinasi saat baru bangun
tidur
• E. Night terror à tidak ingat mimpinya saat
terbangun
Jadi, jawabannya adalah C. Somnambulisme
35. C. Gangguan konversi

Keywords :
• buta mendadak setelah melihat kedua orang
tuanya bertengkar
• Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal
Diagnosis?
Gangguan Konversi
• Menurut DSM IV : gangguan dengan karakteristik
munculnya satu atau beberapa gejala neurologis
(buta, lumpuh, dll) yang tidak dapat dijelaskan
dengan penjelasan medis ataupun neurologis yang
ada.
Jawaban lainnya
• A. Gangguan faktisius à cari perhatian medis,
dengan cara membuat-buat penyakit
• B. Gangguan psikosomatis à ada keluhan fisik
akibat stressor psikis
• D. Malingering à “pura-pura” sakit demi tujuan
(misal: bolos dari kantor, bebas dari pemeriksaan
kehakiman)
• E. Hipokondriasis à yakin menidap suatu penyakit
(umumnya pasien datang dengan SATU diagnosis
jelas, dan tidak mudah digoyahkan tentang
penyakitnya)
Jadi, jawabannya adalah C. Gangguan konversi
36. C. Bipolar I, litium 3x300 mg

Keywords :
• tidak bisa tidur, tidak merasa lelah dan selalu ingin
keluar rumah sejak 2 minggu lalu
• Empat bulan lalu : tidak mau makan, tidak mau
bicara, mengurung diri di kamar dan ingin bunuh
diri.
• perempuan sesuai-usia, dandanan mencolok
dengan bedak tebal, bicara cepat dan bersemangat
Diagnosis dan terapi yang tepat?
Sumber: PPDGJ + Medscape
Gangguan Bipolar dan Siklotimia
• Bipolar I
– Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa
episode depresi mayor
– Tata laksana: lithium
• Bipolar II
– Minimal satu episode hipomania dan minimal satu
episode depresi mayor, tidak boleh ada episode mania
– Tata laksana: lithium + antidepresan
• Siklotimia
– Beberapa episode hipomania dan beberapa episode
depresi minor dalam 2 tahun terakhir
• Beda depresi mayor dan minor?
– Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-hari sangat
terganggu, ada suicidal idea
Sumber: PPDGJ + Medscape
Tatalaksana Bipolar
• Episode manik: lithium
• Episode campuran: asam valproat
• Episode depresi: lithium + lamotrigine/antidepresan.
Jadi, jangan beri antidepresan saja.

Sumber: PPDGJ + Medscape


Jawaban lainnya
• A. Skizoafektif tipe manik, alprazolam 3x0,5 mg
• B. Mania dengan gejala psikotik, estazolam 3x0,5
mg
• D. Bipolar II, alprazolam 3x1 mg
• E. Depresi dengan ciri psikotik, fluoksetin 1x20 mg
Jadi, jawabannya adalah C. Gangguan Bipolar I,
litium 3x300 mg
37. D. Masokisme

Keywords :
• memasukkan kawat timah melalui lubang penis
sampai kandung kemih
• sering melakukan karena nikmat
Jenis gangguan?
Pedofilia à preferensi seksual pada anak2
Fetihisme à kepuasan seksual dengan mengandalkan
benda2 tertentu sebagai objek fantasi à partner seksual
yang memakainya.
Bedakan dengan transvestisme à kepuasan seksual dengan
memakai pakaian lawan jenis untuk menghayatinya (riasan
lengkap, rambut palsu).
Masokisme à preferensi seksual untuk menjadi korban
disiksa
Sadisme à preferensi seksual untuk menjadi pelaku yang
menyiksa
Nekrofilia à preferensi seksual pada mayat.
Jawaban lainnya
• A. Sadismeà suka menyiksa
• B. Pedofilia à suka anak-anak
• C. Eksibionisme à suka memamerkan alat kelamin
• E. Fetihisme à kepuasan seksual dengan
mengandalkan benda2 tertentu yang dipakai
partner sebagai objek fantasi
Jadi, jawabannya adalah D. Masokisme
38. D. Retardasi mental berat
• Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga mempengaruhi
tingkat kecerdasan secara menyeluruh à dapat terjadi
dengan / tanpa gangguan jiwa/fisik lainnya
• Klasifikasi menurut IQ
– Ringan/mild 50-69 à moron
– Sedang/moderate 35-49 à imbisil
– Berat/severe 20-34 à imbisil
– Sangat berat/profound < 20 à idiot

Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III


Jadi, jawabannya adalah D.Retardasi mental berat
39. E. Inkontinensia urin tipe
stress
Keywords
• kesulitan untuk menahan kencing terutama saat
tertawa atau bersin à stress incontinence
• Multipara
• Keadaan ini disebut sebagai?
Inkontinensia Urin
• Dapat terjadi pada wanita post-partum akibat
kelemahan otot-otot dasar panggul.
• Peningkatan hormon selama hamil dengan adanya
janin di dalam kandungan, akan meregangkan otot
dasar panggul yang mengontrol BAK. Otot dan
sfingter yang menahan BAK akan menjadi lemah.
Tipe inkontinensia urin
• Stress: berkaitan dengan peningkatan tekanan
intraabdomen seperti tertawa, bersin, batuk, naik tangga
• Urge : BAK involunter bersamaan dengan keinginan kencing
yang tidak bisa ditahan; disebabkan over-aktivitas otot
detrusor yang menyebabkan kontraksi buli yang tidak dapat
ditahan (detrusor overactivity).
• Mixed : kombinasi stress dan urge
• Overflow incontinence: keadaan dimana terjadi kegagalan
pengosongan buli secara komplit akibat gangguan kontraksi
otot detrusor dan atau bladder outlet obstruction.
• Functional :ketidakmampuan untuk menahan BAK karena
alasan selain masalah neurourologi dan disfungsi LUT
Sumber : medscape
• Automatic bladder = spastic bladder = reflex bladder
• Neurogenic bladder caused by a lesion of the spinal
cord above the voiding reflex center. Marked by loss
of bladder control and bladder sensation.
• Retensio Urin
• Kesulitan untuk mengeluarkan urin
• Functional Enuresis
• Mengompol tanpa adanya kelainan saraf ataupun anatomis,
umumnya terjadi karena immaturitas dari perkembangan
saraf pada anak-anak
Jadi, jawabannya adalah E. Inkontinensia urin tipe
stress
40. B. Parafimosis
Keywords :
• glans penis tampak edema, preputium menjepit
batang penis, saat diretraksikan tidak dapat
dikembalikan lagi.
Diagnosis ?
• Fimosis: preputium tidak dapat diretraksi, sakit dan
nyeri saat berkemih, perlu mengedan dan sebelum
berkemih ada gelembung di penis
• Parafimosis: preputium menjepit batang penis, saat
diretraksi tidak dapat dikembalikan lagi, merupakan
keadaan emergency dalam urologi

• Hipospadia: orifium uretra eksterna tidak berada di


ujung glans penis, tetapi di bagian bawah (ventral),
keluhan pasien: kencing menetes
• Epispadia: OUE pada bagian atas (dorsal) penis
Jawaban lainnya
• A. Fimosis : preputium lengket, tidak bisa ditarik ke
belakang
• C. Epispadia : OUE di atas/dorsum
• D. Hipospadia : OUE di ventral
• E. Balanitis : inflamasi pada glans penis
Jadi, jawabannya adalah B. Parafimosis
41. C. Infeksi bakteri dan fimosis

Keywords :
• anak laki-laki berusia 4 tahun
• kencingnya sedikit-sedikit
• selalu menangis setiap ingin BAK à nyeri
• PF : preputium menggembung, nyeri, edema, dan kadang
keluar cairan purulen à infeksi bakteri
• suhu 38 C à tanda infeksi

Diagnosis : balanitis
• Etiologi?
Balanitis
• Balanitis : peradangan pada glans penis; bila mencakup
foreskin dan preputium disebut balanoposthitis
• Gejala dan tanda : penile discharge, nyeri, kesulitan
retraksi foreskin, impotensi, sulit BAK, bengkak, eritem,
demam dan mual (namun jarang)
• Penyebab : DM, higienitas buruk, belum sirkumsisi,
banyak smegma à fimosis, iritasi zat kimia, obesitas,
alergi obat, infeksi candida (biasanya pada pasien DM),
streptokokus grup B dan A, N. Gonorrhoeae,
Chlamydia, HPV, gardnerella vaginalis, treponema
pallidum, trichomonas, borrelia
• Jenis : balanitis xerotica obliterans (lichen sclerosus),
zoon balanitis, reiter disease
Sumber : emedicine.medscape.com
Jawaban lainnya
• A. Infeksi fungal dan fimosis à infeksi fungal
biasanya tidak membuat demam, keluhan berupa
gatal
• B. Infeksi viral dan fimosis à infeksi virus tidak
menimbulkan nanah
• D. Hipospadia à OUE di ventral penis
• E. Epispadia à OUE di dorsum penis
Jadi, jawabannya adalah C. Infeksi bakteri dan fimosis
42. B. PSA

Keywords :
• Tn. Tyrion, 66 tahun, BAK merah merah sejak 3 hari
yang lalu.
• Nyeri saat BAK (+), penurunan BB signifikan (+)
• prostat teraba keras dan berbenjol-benjol serta ada
nyeri tekan.
Diagnosis : suspek Ca Prostat
• Apa pemeriksaan laboratorium untuk
menegakkan diagnosis?
Karsinoma prostat
• Karsinoma yang cukup sering dijumpai pada laki-
laki
• Gejala umum
• Retensi urin, tanda-tanda obstruksi à mirip BPH
• Hematuria
• Sering disertai nyeri saat berkemih à membedakan
dengan ca buli
• Nafsu makan dan berat badan turun
• RT à prostat keras, berbenjol, bisa disertai nyeri
• Pemeriksaan lab à PSA (prostate specific antigen),
normal = 4 ng/mL
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, Pool atas
tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Prostatitis + Prostat teraba -
kenyal, pool atas
teraba, nyeri tekan
(+)
Ca prostat - Prostat teraba +
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
Jawaban lainnya
• A. Ca-125 à kanker ovarium
• C. BRCA à kanker payudara
• D. CKMB à ACS
• E. AFP à hepatoma
Jadi, jawabannya adalah B. PSA
43. C. Sistitis

Keywords :
• Ny.Raisa, berusia 28 tahun, rasa tidak nyaman saat
buang air kecil
• Pasien baru menikah 2 minggu yang lalu.
• nyeri tekan pada supra simfisis (+).
• Urine : leukosit 10-15/lpb
• Diagnosis yang paling mungkin adalah...
Infeksi Saluran Kemih (1)
Definisi Manifestasi klinis
•ISK non-komplikata: sistitis
pada perempuan tidak •Sistitis: disuria, urgensi,
hamil imunokompeten frekuensi (gejala LUTS),
tanpa penyakit struktural urin keruh, NT
atau neurologik yang
mendasari suprapubik, demam (-)
•ISK komplikata: •Uretritis: mirip sistitis,
• ISK atas pada tapi ada kencing nanah
perempuan
• ISK apapun pada pria •Prostatitis: demam,
atau perempuan
hamil nyeri perineum, NT
• ISK dengan kelainan prostat pada RT
struktural atau
imunosupresi •Pielonefritis: demam
tinggi, nyeri pinggang,
mual muntah, nyeri ketok
Etiologi Tata laksana
•Non-komplikata: E. coli • Sistitis: fluorokuinolon atau
•Komplikata: E. coli, cotrimoxazole PO selama 3
enterococci, pseudomonas hari (non-komp) atau 2
•Uretritis: C. trachomatis, N. minggu (komplikata)
gonorrhoeae
• Uretritis: ceftriaxon 125 mg
IM 1x (untuk Neisseria) +
Penunjang doxycycline 2x100 mg PO
•Urinalisis: pyuria, bakteriuria atau azithromycin 1 g PO 1x
•Urinalisis penting pada wanita (untuk Chlamydia)
hamil untuk mencari
bakteriuria asimptomatik • Prostatitis: fluorokuinolon
atau cotrimoxazole PO 2-4
minggu
• Pielonefritis: ceftriaxone IV
selama 14 hari
• http://www.chemotherapie-journal.de/archiv/artikel/2011/05/388.htm
tmedweb.tulane.edu
Jawaban lainnya
• A. Pyelonefritis à ISK atas, demam, nyeri ketok
CVA
• B. Glomerulonefritis à paling sering pasca
streptokokus, BAK merah/air cola, edema,
hipertensi, azotemia
• D. Vaginitis à radang vagina, dispareunia
• E. Servisitis à radang serviks, kemerahan pada
serviks, dispareunia
Jadi, jawabannya adalah C.Sistitis
44. A. Pasang kateter foley

Keywords :
• full blast (kesan penuh) (+), prostat membesar, pool
atas tidak teraba à Retensi urin e.c BPH
• Tindakan awal?
BPH (benign prostat hyperplasia)
• Pembesaran prostat jinak • α-blocker (terazosin, doxazosin,
prazosin, tamsulosin, alfulosin,
• Keluhan sulit kencing silodosin) menyebabkan relaksasi
otot polos prostat di leher buli,
• RT à lunak, pool atas tidak kapsul prostat dan uretra pars
teraba prostatika.
• 2 kelas obat yang dapat • 5α-reductase inhibitor
diberikan (finasteride, dutasteride) bekerja
dengan mengurangi ukuran
• α-blocker kelenjar prostat.
• 5α-reductase inhibitor
• α-blocker bisa digunakan untuk
hipertensi, yang paling sering
digunakan à prazosin
• Tamsulosin = uroselektif, tidak
efektif untuk menurunkan
tekanan darah!
Medscape
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, Pool atas
tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Prostatitis + Prostat teraba -
kenyal, pool atas
teraba, nyeri tekan
(+)
Ca prostat - Prostat teraba +
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
Jawaban lainnya
• B. Pemeriksaan USG à bukan tindakan awal
• C. Pemberian diuretik à bukan tindakan awal
• D. Pemberian analgetik à suportif, tapi tidak
mengatasi full blast
• E. Lakukan Supra Pubic Puncture à bila tidak
berhasil kateter foley atau pada kasus striktur
uretra dan trauma/ruptur uretra
Jadi, jawabannya adalah A. Pasang kateter foley
45. A. Prostatitis

Keywords :
• Tn. Bayu, berusia 56 tahun
• sering kencing malam hari disertai kencing putus-putus,
kencing harus mengedan, dan merasa kencing tidak
lampias.
• RT : prostat membesar, permukaan tidak berbenjol-
benjol dan nyeri pada penekanan serta Pada
pemeriksaan urine didapatkan bakteriuria dan piuria à
tanda infeksi
• Apakah diagnosis yang paling tepat dari kasus diatas ?
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, Pool atas
tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Prostatitis + Prostat teraba -
kenyal, pool atas
teraba, nyeri tekan
(+)
Ca prostat - Prostat teraba +
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
ISK
• Infeksi pada saluran kemih, terdiri atas sistisis,
prostatitis, pyelonefritis, asimptomatik bakteriuria
à patofisiologi infeksi ascenden
• Klasifikasi:
• Uncomplicated à tanpa instrumen di saluran kemih,
tanpa abnormalitas struktural, tidak hamil dan rawat
jalan
• Complicated à all other
• Penyebab tersering à E. coli
• Pemeriksaan urinalisis à urin pancar tengah,
pungsi suprapubik atau kateter
Tatalaksana prostatitis
• Pemasangan kateter bila obstruksi
• Antibiotik dalam bentuk fluorokuinolon atau
kotrimoksazol atau ampisilin + gentamisin
• Drain abses (bila ada)
• Alpha blocker dapat dipertimbangkan untuk
mengurangi obstruksi
Jawaban lainnya
• B. Karsinoma prostat à penurunan BB signifikan,
massa berdungkul/nodul, iregular, prostat
membesar
• C. BPH à prostat membesar, pool atas tidak
teraba, permukaan licin, tidak ada demam, tidak
ada nyeri,
• D. Pielonefritis à ISK atas, demam +, nyeri ketok
CVA
• E. Striktur uretra à umumnya ada riwayat trauma
(pasca ruptur uretra), tidak bisa BAK / retensi urin
Jadi, jawabannya adalah A. Prostatitis
46. C. Uretra Posterior

Keywords :
• Tn.Usman, berusia 25 tahun, BAK merah dan nyeri
• Riwayat trauma (+)
• RT : prostat melayang.
• Organ yang mengalami masalah?
Ruptur organ
Organ Gejala
Ginjal Nyeri di pinggang, hematuria
Ureter Nyeri dapat menjalar ke selangkangan,
jarang terjadi, hematuria
Buli/kandung kemih Nyeri di suprapubik, hematuria
Uretra anterior Nyeri di selangkangan, paling sering
karena straddle injury, butterfly
hematoma
Uretra posterior Nyeri di selangkangan, biasanya
disebabkan fraktur pelvis, floating
prostate
Jadi, jawabannya adalah C. Uretra posterior
47. D. Varikokel
Keywords :
• Infertil
• Sedikit nyeri pada area buah pelir hilang timbul
• perabaan seperti kantung cacing pada testis kanan
(+)
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
Varikokel
• Terjadi pada 15-20% laki-laki dan 40% pada laki-laki
infertil
• Keluhan utama à sulit mendapatkan keturunan
• Biasanya asimptomatik
• Ciri khas à bag of worm pada palpasi testis
(gambaran kantung cacing)
Hidrokel vs Varikokel

Hidrokel Varikokel
• Biasanya asimptomatik, • Asimptomatik, namun
hanya teraba testis berhubungan dengan
membesar dan tidak infertilitas dan
simetris terkadang bisa nyeri
• Testis teraba skrotal
• Tes transiluminasi (+) • Teraba kantong cacing
• Tes transiluminasi (-)
Varikokel
Jawaban lainnya
• A. Torsio testis à phren sign negatif, buah zakar
besar sebelah, nyeri akut mendadak
• B. Epididimitis à buah zakar besar sebelah, radang
epididimis, phren sign +, nyeri
• C. Hidrokel à transiluminasi positif, benjolan pada
selangkangan/skrotum isi air
• E. Omfalokel à protrusi usus dari rongga abdomen,
selaput +
Jadi, jawabannya adalah D.Varikokel
48. C. Batu asam urat

Keywords :
• pinggang kiri terasa nyeri sejak 5 hari lalu
• Nyeri dirasakan mendadak dan tidak menjalar
• nyeri ketok CVA pada pinggang kiri pasien
Dx : curiga batu ginjal
• foto polos area lumbal : tidak terlihat adanya gambaran
radioopak; ph urin 5.0 à kemungkinan batu yang bersifat
radiolusen dan asam.
• Suka makan sayur dan kacang à tinggi asam urat

• Diagnosis paling mungkin?


Batu asam urat
• Faktor risiko terpenting à pH urin yang asam
• Konsentrasi asam urat > 100 mg/L di urin pada pH asam
akan meningkatkan formasi kristal dan batu
• Penyebab à metabolik sindrom, gout
• Gejala à sama dengan batu lain, nyeri pada pinggang
• Pemeriksaan à pH urin asam, asam urat tinggi, batu
radiolusen
• Tatalaksana à alkalinisasi urin, jaga pH 6-6.5 (jangan
lebih dari itu, meningkatkan risiko batu kalsium fosfat)
• Diet rendah purin + allopurinol
Tatalaksana batu saluran kemih

Clinical surgery 2nd ed


Harrison 18th ed
Pilihan lainnya
A. Batu oksalat à urin oksalat >75 mg /24 jam, batu
merupakan batu kalsium à radioopak
B. Batu sistine à sistinuria hingga 300 mg/hari,
kristal hexagonal, platelike, sediaan urin pagi,
radiolusen
D. Batu struvit à biasanya karena infeksi Proteus,
degradasi urea, menaikkan pH urin à presipitasi
pembentukan batu struvit (magnesium ammonia
fosfat
E. Batu ammonia fosfat à struvite, radiopak (tidak
se-radiopak oksalat)
Jadi, jawabannya adalah C. Batu asam urat
49. C. Phren sign

Keywords :
• Tn. Ali, 20 tahun, nyeri akut mendadak pada buah
pelirnya.
• Testis asimetris
Dx : torsio testis dd epididimitis
• Tes sederhana apa yang bisa dilakukan untuk
menegakkan diagnosis?
Torsio testis
• Emergensi dalam bidang urologi
• Torsio dari korda spermatikus à penurunan suplai darah à
iskemia testis ipsilateral
• Gejala utama adalah nyeri dadakan dan akut serta sangat hebat
• Dd/ utama adalah epididimitis
• Pemeriksaan penunjang yang disarankan à USG doppler, dapat
memperlihatkan kekurangan blood supply
• PF sederhana yang bisa membantu membedakan à Phren sign
• Phren sign à (+) apabila ketika testis diangkat, nyeri berkurang
atau menghilang à suggestive epididimitis, bila (-), suggestive
torsio testis
• Tatalaksana utama à bedah detorsio
Diagnosis Banding Scrotal Pain
Jawaban lainnya
• A. Ten horn sign à pada apendisitis, penarikan
korda spermatikus menimbulkan nyeri
• B. Blumberg sign à nyeri tekan mcBurney pada
apendisitis
• D. Tes transiluminasi à membedakan hernia dan
hidrokel, hidrokel transiluminasi positif
• E. Tes phalen à pada CTS
Jadi, jawabannya adalah C. Phren sign
50. B. Gagal ginjal kronis

Keywords :
• Perempuan, 60 tahun
• Sejak 6 bulan sudah merasa air kencingnya menjadi
lebih sedikit meskipun minum air putih yang cukup.
• Lemas +, edema kedua kaki +.
• Produksi urin 50 cc dalam 24 jam
• HT tidak terkontrol positif, DM sejak 5 tahun lalu
• ureum 80, creatinin 9, proteinuri +++Hb 7,5 à anemis
à mengesankan ke penyakit ginjal kronik
• Diagnosis yang paling mungkin adalah...
Gagal Ginjal Kronis
• Definisi CKD: penurunan GFR
(<60) ≥ 3 bulan dan atau bukti
kerusakan ginjal (marker dan
imaging)
• Patofisiologi gagal ginjal kronik
• Sesak nafas dan edema à
kongesti cairan alveolus dan
jaringan interstitial
• Mual, muntah à sindrom
uremia (dibuktikan dengan
↑Ur dan Cr)
• BAK sedikit à fungsi filtrasi
ginjal rusak
• Anemia à akibat ↓ Epo
(dibuktikan dengan konjuntiva
anemis dan ↓ Hb)
Jawaban lainnya
• A. Gagal ginjal akut à umumnya ada kejadian yang
mendasari seperti diare profus, tidak ada edema
kaki
• C. Sindrom nefrotik à edema anasarka, proteinuria
masif, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia
• D. Sindrom nefritis akut à paling sering pasca
streptokokus (faringitis/impetigo), hematuria,
edema, hipertensi, azotemia
• E. Glomerulonefritis à paling sering pasca
streptokokus (faringitis/impetigo), hematuria,
edema, hipertensi, azotemia
• Jadi, jawabannya adalah B. Gagal ginjal kronis
51. D. Konjungtivitis
Keywords :
• Laki-laki, 32 tahun
• Kedua mata Merah, gatal dan berair
• Pandangan buram & nyeri à disangkal
• PF : visus ODS 6/6, injeksi konjungtiva (+), sekret (+)

Diagnosis?
Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology
Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva

Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana


Bakteri staphylococcistr Mata merah, terasa berpasir, sensasi Antibiotik topikal
eptococci, terbakar, biasanya bilateral, kelopak Air mata buatan
gonocci mata susah membuka, injeksi
Corynebacteriu konjungtiva difus, discharge
m strains mukopurulen, papil (+)

Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, rasa tidak Memburuk pada hari 3-5,
herpes simplex nyaman, fotofobia, edema kelopak sembuh sendiri dalam 7-14 hari
virus or mata, limfadenopati preaurikular, Air mata buatan: mencegah
varicella-zoster konjungtivitis folikular, pseudomembran kekeringan dan mengurangi
virus (+/-) inflamasi
Antiviral àherpes simplex virus
atau varicella-zoster virus

http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida spp. can Jarang, biasanya pd pasien Antijamur topikal
cause conjunctivitis imunokompromais, pasien yg
Blastomyces memakai kortikosteroid, pasien yang
dermatitidis mendapat terapi antibiotik
Sporothrix schenckii

Vernal Alergi Peradangan konjungtiva kronis, Hindari alergen


riwayat keluarga atopik, gatal, Antihistamin topikal, mast
fotofobia, sensasi benda asing, cell stabilizer
blefarospasme, cobblestone
pappilae.

Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg bid
trachomatis beberapa minggu/bulan, sekret for 21 hari atau
mukopurulen, lengket, sensasi benda Erythromycin 250 mg PO
asing, mata berair, kelopak mata qid 21 days
bengkak,kemosis,Folikel Antibiotik topikal
Jawaban Lain
• A. Keratitis
• Mata merah, Visus menurun, injeksi silier, nyeri (+), terdapat kelainan di
kornea tergantung etiologinya.
• B. Glaukoma Akut
• Mata merah, Visus menurun, TIO Meningkat, kornea edem, pupil dilatasi,
Nyeri (+)
• C. Glaukoma Kronis
- Mata tenang, “tunnel vision”, CDR > 0.5
• D. Konjungtivitis
• E. Uveitis Anterior
- mata merah, visus turun, pupil miosis, flare & keratik
presipitat
Jadi, Diagnosisnya adalah

D. Konjungtivitis
52. C. Trikiasis
Keywords :
• Kedua mata berair, tidak nyaman, mengganjal à 3
bulan
• PF : Visus ODS 6/6
• Bulu mata kanan kiri melengkung ke arah dalam
• Kelopak Mata Normal

Diagnosis?
TRIKIASIS
• Bulu mata yang tumbuh ke dalam à erosi korneaà ulkus
kornea
• Dapat disebabkan blefaritis dan entropion
DISTIKIASIS
• Bulu mata yang tumbuh di tempat
yang salah / adanya bulu mata
tambahan YANG sering tumbuh pada
muara kelenjar Meibom
Sumber: emedicine

• Entropion: malposisi
berupa inversi (ke arah
dalam bola mata)
margin kelopak mata
• Ektropion: malposisi
berupa eversi (ke arah
luar/menjauhi) margin
kelopak mata
LAGOFTALMUS
• Kelopak mata yang tidak dapat meutup
sempurnaàbisa karena bels palsy
(paresis N.VII)
PTOSIS
• Turunnya kelopak mata atas à kelopak sukar
diangkat, sering pada usia lanjut setelah
pembedahan intraokular, miastenia gravis, sindrom
horner, Palsi N.III, suntikan toksin botulinum
Jadi, Jawabannya Adalah

C. Trikiasis
53. B. S – 0.75D
• Keyword:
• An 9 tahun à sulit melihat jauh
• Visus ODS 6/12
• Dikoreksi dengan:
• S -0.5 à 6/9
• S -0.75 à 6/6
• S -1.00 à 6/6
• S -1.25 à 6/9
• S -1.50 à 6/9
• Koreksi kacamata yang paling tepat?
Prinsip Kekuatan lensa
• Miopia à diambil kekuatan lensa sferis negatif
terlemah yang menghasilkan visus terbaik

• Hipermetropia à diambil kekuatan lensa sferis positif


terkuat yang menghasilkan visus terbaik

• Presbiopia à digunakan kekuatan lensa sferis positif


sesuai dengan usia

• Astigmatisme à digunakan lensa silindris positif atau


negatif disertai Axis yang sesuai
Jenis miopia : tingkat kebutuhan
lensa
• Miopia ringan sampai -3 dioptri
• Miopia sedang sampai -6 dioptri
• Miopia berat sampai -9 dioptri
• Miopia sangat berat jika lebih dari -9 dioptri
Dengan Demikian Jawabannya
Adalah

B. S – 0.75D
54. D. Memakai Kacamata Hitam
Keywords
• 44 tahun, nelayan
• Selaput di mata kanan
• Diagnosis = pterigium à asimptomatik

• Bagaimana edukasinya?
Pterigium

• Membran segitiga dengan puncak di kornea


• Kebanyakan di bagian nasal
• Faktor risiko : sinar matahari kronik, iritasi debu
• Tes sonde : sonde TIDAK bisa lewat (bedakan
dengan pseudopterigium).
• Tatalaksana : suportif (kacamata hitam, artificial
tear), operatif (bila telah mencapai pupil).
• BMJ : pterygium, aug 30 2016
• Sumber AAO: Management Og Pterygium
Pilihan Lain
• A. Mengurangi terpapar sinar UV à tidak efektif,
dan tidak terlalu practical
• B. Memakai payung à tidak efektif
• C. Memakai tetes mata profilaksis à tidak ada
farmakoterapi yang efektif untuk profiaksis kasus
pterigium
• D. Memakai kacamata hitam
• E. Tidak berpergian ke luar à tidak efektif
Jadi edukasi pada pasien adalah

D. Memakai Kacamata Hitam


55. A. Insisi (dan kuretase)
• Benjolan di kelopak mata, 2 bulan
• Visus normal, nyeri (-)
• Massa 1x1 cm, eritema (-), nyeri tekan (-)
• Dx à kalazion

Tindakan yang tepat?


Khalazion
• Inflamasi idiopatik, steril, dan kronik dari kelenjar Meibom
• Ditandai oleh pembengkakan yang tidak nyeri, muncul berminggu-
minggu.
• Dapat diawali oleh hordeolum, dibedakan dari hordeolum oleh
ketiadaan tanda-tanda inflamasi akut.
• Tanda dan gejala:
• Benjolan tidak nyeri pada bagian dalam kelopak mata. Kebanyakan
kalazion menonjol ke arah permukaan konjungtiva, bisa sedikit
merah.
• Tatalaksana: steroid intralesi (untuk lesi kecil), insisi dan
dilanjutkan dengan kuretase
Vaughan and Asbury’s General Ophtalmology
Jadi, jawabannya adalah

A. Insisi
56. A. Episkleritis
• Wanita 37 tahun
• Mata merah 3 hari
• Trauma (-), visus 20/20
• PF : pelebaran pembuluh darah episklera,
berkurang dengan fenilefrin

Diagnosis?
Episkleritis
• Inflamasi jaringan ikat di bawah sklera
• Sering diderita oleh orang yang berusia muda, 30-40 tahun, lebih
sering pada wanita, dan terjadi unilateral pada dua pertiga kasus.
• Sering terjadi rekuren dan sering diasosiasikan dengan penyakit
lokal atau sistemik (rosacea okular, atopi, gout, infeksi, penyakit
vaskular kolagen.
• Tanda dan Gejala:
• Mata merah, iritasi, rasa tidak nyaman pada mata
• Injeksi episklera
• Tidak ada inflamasi atau edema pada sklera
• Injeksi konjungtiva sedikit, dan tidak ada sekret
• Tatalaksana:
• Umumnya self-limited dalam 1-2 minggu.
• Jika tidak ada penyakit yang mendasari: air mata buatan tiap 4-6 jam
sampai mata tidak merah.
• Jika ada penyakit yang mendasari: pengobatan tergantung etiologi
Pilihan lain
• A. Episkleritis
• B. Skleritis à nyeri, visus dapat menurun, tidak
berkurang dengan fenilefrin
• C. Konjungtivitis à injeksi konjungtiva, visus
normal, sekret (+)
• D. Keratitis à mata merah, Visus menurun, injeksi silier,
nyeri (+), kelainan kornea tergantung etiologi.
• E. Glaukoma akut à mata merah, Visus menurun, TIO
Meningkat, kornea edem, pupil dilatasi, Nyeri (+)
Jadi jawabannya

A. Episkleritis
57. D. Hirschberg

• An. 8 tahun à mata tidak sejajar


• Pemeriksaan?

• Dx. Strabismus

Pemeriksaan untuk kasus tersebut?


• It is performed by shining a light
in the eyes and observing where
the light reflects off the corneas.
• Normal: light reflex lies slightly
nasal from the center of the
cornea (approximately 11 prism
diopters -- or 0.5mm from the
pupillary axis).
• exotropia (abnormal eye is turned
out),
• esotropia (abnormal eye is turned
in),
• hypertropia (abnormal eye higher
than the normal one)
• hypotropia (abnormal eye is lower
than the normal one).
Pilihan lain
• A. Gonioskopi à sudut mata di COA
• B. Kampimetri à lapang pandang
• C. Funduskopi à segmen posterior mata
• D. Hirschberg
• E. Tonometri à tekanan intraocular
Jadi jawabannya

D.Hirschberg
58. B. Khiasma Optikum
• Laki-laki, 24 tahun
• Visus 6/6
• Hemianopia bitemporal

Letak Kelainan?
Pilihan Lain
• A. Nervus optikus à total blindness
• B. Khiasma optikum
• C. Traktus optikus à hemianopia homonim
• D. Radiasio optika à quadrantanopia homonim
• E. Lobus Occipital à hemianopia homonim
Jadi, jawabannya adalah

B. Khiasma Optikum
59. A. XN
• 8 tahun, penglihatan kabur saat malam hari
• PF: kulit kering, bersisik
• Mata à normal
• Diagnosis?
- Xeropthalmia : XN
Klasifikasi Xerophtalmia
• Conjunctival xerosis - Bitot’s Spot

Corneal xerosis
Tatalaksana defisiensi vitamin A:
Usia < 6 bulan : 50.000 IU
Usia 6 – 12 bulan : 100.000 IU
Usia > 12 bulan : 200.000 IU
Jawaban lainnya

B. X1A = conjunctival xerosis


C. X1B = bitot’s spot
D. X2 = corneal xerosis
E. X3 = corneal ulceration
Jadi, jawabannya adalah

A. XN
60. D. Iridotomi
• Perempuan, 50 tahun
• Nyeri mata kiri sejak 1 hari, pandangan kabur, mual
muntah
• Visus OS 3/60, injeksi +, edem kornea, TIO 45
• Mata kanan normal
• Diagnosis à glaukoma akut

Terapi definitif?
Glaukoma
• Berdasarkan perjalanan penyakit :
• Glaukoma akut : gejala akut (nyeri mata, pusing, mual muntah, mata
merah, edema kornea, dll)
• Glaukoma kronis : gejala akut tak ada, tunnel vision, CDR > 0.5
• Berdasarkan penyebab Glaukoma dibedakan menjadi:
• Glaukoma Primer
• Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
• Kongenital
• Glaukoma Sekunderà komplikasi dari kondisi tertentu (Trauma,
katarak, hifema, dll)

Buku Ajar Mata UI


CDR < 0.5

CDR > 0.5

CDR > 0.5


Glaukoma akut : Sudut tertutup

• Etiologi: obstruksi trabekula oleh iris


• Anamnesis: mata merah visus turun mendadak, nyeri,
mual, muntah, halo
• PF: TIO > 21, injeksi, edema kornea, COA dangkal
• Tx: Inisial: acetazolamide, timolol, pilokarpin
• Definitif: iridotomi (iridektomi)
Glaukoma kronik : sudut terbuka

• Etiologi: disfungsi trabekula à penurunan ekskresi


aquaeus humour à neuropati optik
• Anamnesis: tunnel vision atau asimptomatik
• PF: TIO normal, cup to disc ratio > 0.5. Lapang pandang
menyempit
• Penunjang: perimetri
• Tatalaksana: beta bloker topikal. Trabekuloplasti
Jawaban lainnya
• A. Acetazolamid à terapi awal (utama) glaukoma
akut
• B. Pilokarpin à terapi awal glaukoma akut
• C. Timolol à terapi awal glaukoma akut
• E. Laser fotokoagulasi à tatalaksana pada kasus
retinopati (diabetik)
Jadi, jawabannya adalah

D. Iridotomi
61. D. Glaukoma primer sudut
terbuka
Keywords
• Laki-laki, 34 tahun
• Sering tersadung ketika berjalan
• Visus normal
• kesan kehilangan penglihatan perifer (tunnel vision)
• Tekanan OD 27, OS 25 mmHg à TIO meningkat tapi tidak
setinggi glaukoma akut
• kornea, COA dan lensa à normal

Diagnosis?
Glaukoma

• Glaukoma dibedakan menjadi:


• Glaukoma Primer
• Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
• Kongenital
• Glaukoma Sekunderà komplikasi dari kondisi tertentu (ex.
Trauma, katarak fakolitik, eveitis, dll)
• Glaukoma absolut: terdapat gejala glaukoma tetapi diikuti
dengan peningkatan TIO dan gonoskopi negatif
Glaukoma kronik : sudut terbuka

• Etiologi: disfungsi trabekula à penurunan ekskresi aquaeus


humour à neuropati optik
• Anamnesis: tunnel vision atau asimptomatik
• PF: TIO normal, cup to disc ratio > 0.5. Lapang pandang
menyempit
• Penunjang: perimetri
• Tatalaksana: beta bloker topikal. Trabekuloplasti
Glaukoma akut : Sudut tertutup

• Etiologi: obstruksi trabekula oleh iris


• Anamnesis: mata merah visus turun mendadak, nyeri, mual,
muntah, halo
• PF: TIO > 21, injeksi, edema kornea, COA dangkal
• Tx: Inisial: acetazolamide, timolol, pilokarpin
• Definitif: iridotomi (iridektomi)
Pilihan lainnya

• A. Glaukoma akut à ada tanda-tanda akut (mata merah,


visus turun mendadak, kornea edem, COA dangkal, TIO
sangat tinggi)
• B. Glaukoma sekunder sudut terbuka à komplikasi dari
kondisi tertentu
• C. Glaukoma sekunder sudut tertutup à komplikasi dari
kondisi terntentu
• D. Glaukoma primer sudut terbuka
• E. Glaukoma primer sudut tertutup à glaukoma akut
Jadi, jawabannya adalah

D. Glaukoma primer sudut terbuka


62. E. Retinopati Hipertensi
• 47 tahun, Visus menurun
• TD : 160/110
• Segmen anterior mata à normal
• Funduskopi à cotton wool spot, copper wire
arteriole, dan AV nicking

Diagnosis?
Retinop
ati
Hiperte
• nsi
Termasuk mata Copper wire
tenang visus
turun perlahan
• Gejala klinis
retinopati HT:
pada funduskopi
ditemukan
fenomena cotton
wool spot + av
crossing +
copper wire
Retinopati
Diabetik
Komplikasi DM pada
mata:
• Abnormalitas kornea
• Glaukoma
• Neovaskularisasi iris
• Katarak
• Retinopati diabetikà paling sering dan Pemeriksaan :
paling potensial menyebabkan kebutaan
Tanda dan gejala: • Tajam penglihatan
• Funduskopi dalam keadaan pupil dilatasi :
• Melihat titik atau floaters direk/indirek
• Penurunan tajam penglihatan • Foto Fundus
• Terdapat titik hitam di tengah lapang pandang • USG bila ada perdarahan vitreus
Tatalaksana :
• Sulit melihat dalam gelap
• Pada pemeriksaan funduskopi: cotton wool • Fotokoagulasi laser
spot, flame hemorrhages, dot-blot
hemorrhages, hard exudates
Retinopati diabetik
• Stadium
• Nonproliferatif: mikroaneurisma,
dot and blot hemorage, flame
hemorage, cotton wool spot
• Preproliferatif: NONPROLIFERATIF +
soft and hard exsudate
• Proliferatif stadium dini:
PREPROLIFERATIF +
neovaskularisasi
• Proliferatif stadium lanjut:
PROLIFERATIF DINI + perdarahan
vitreus
Jadi, jawabannya adalah

E.Retinopati Hipertensi
63. C. Air Mata Buatan
• Wanita 23 tahun
• Mata merah, nyeri (-)
• Riwayat bersin-bersin sejak 2 hari yang lalu
• Trauma (-)
• PF : gumpalan darah kuadran kanan bawah
• Dx? Perdarahan subkonjungtiva
• TX?
Perdarahan subkonjungtival
• Terkumpulnya darah di konjungtiva Beberapa penyebab yang dapat
• Keluhan (-) menyebabkan perdarahan
• Mata merah visus normal. MERAH subkonjungtiva antara lain,
MERATA 1. Spontan/idiopatik
• Terapi 2. Batuk, bersin, muntah.
• swasirna (self-limiting) à akan di 3. Hipertensi.
absorpsi ± 2 minggu
• Dapat diberikan 4. Gangguan perdarahan
• Kompres hangat 5. Gejala sisa dari operasi mata,
• Artificial tears trauma, menggosok mata

Sumber : American Family Physician


Diagnosis banding : Hifema
• Terkumpulnya darah di kamera okuli anterior (bilik
mata depan)
• Terapi
• Tirah baring
• Pencegahan glaukoma dengan anti-glaukoma
• Rujuk ke dokter spesialis mata
Pilihan lain
• A. Antibiotik à konjungtivitis bakteri
• B. Kortikosteroid à Uveitis anterior
• C. Air mata buatan
• D. Asam traneksamat
• E. Acetazolamid à glaukoma akut
Jadi, jawabannya adalah

C. Air Mata Buatan


64 B. Dakrioadenitis
Keywords:
• Kelopak mata kanan bengkak
• air mata banyak, kotoran mata (-).
• Kesulitan menutup mata dengan sempurna.
• Regio margo superior berbentuk seperti S terbalik.

Diagnosis? Dakrioadenitis
Blefaritis
Pilihan Lain
• A. Dakriosistitis à radang pada saluran air mata.
Bedakan dengan dakrioadenitis = radang pada
kelenjar air mata.
• B. Dakrioadenitis
• C. Blefaritis à pembengkakan cenderung
menyeluruh pada palpebra
• D. Konjungtivitis à radang / infeksi konjungtiva,
mata merah visus normal
• E. Keratitis à radang / infeksi kornea, mata merah
visus turun.
Jadi jawaban yang tepat adalah

B. Dakrioadenitis
65. E. Penyumbatan kanalis
akustikus oleh serumen prop
Keywords:
• 28 tahun penurunan pendengaran
• Riwayat berenang
• Nyeri, batuk pilek, keluar cairan, nyeri tekan tragus
à tidak ada

• Diagnosis? Serumen prop à tuli konduktif,


serumen akan mengembang ketika terkena air.
Serumen Prop
• Sumbatan serumen akan mengakibatkan tuli
konduktif
• Terapi:
• Seruminolitik (karbogliserin) sebagai pelunak serumen,
lalu ekstrasi serumen
Pilihan Lain

A. Obstruksi tuba eustachius à Otitis Media


B. Peradangan pada saluran telinga luar à OTITIS EKSTERNA,
nyeri tekan tragus, demam
C. Peradangan saluran telinga tengah à OMA/OMSK,
demam, nyeri telinga, keluar cairan dari liang telinga
D. Perubahan potensi aksi rambut getar à PRESBIKUSIS
Jadi mekanismenya adalah

E. Penyumbatan kanalis akustikus eksternus oleh serumen


66. C. A. sphenopalatina
• Keluar darah spontan dari lubang hidung yang
tidak berhenti sejak 1 jam SMRS.
• Seperti ada cairan yang mengalir dari tenggorokan
à POST NASAL DROP
• PF didapatkan TD 180/100 mmgHg
• perdarahan aktif dari nasal dan nasofaring
• DX à EPISTKASIS POSTERIOR
Pembuluh darah yang terkena adalah?
Epistaksis (perdarahan hidung)

• Etiologi: trauma, kelainan pembuluh darah, infeksi local,


tumor, kelainan darah, gangguan hormonal, dll

• Sumber perdarahan:
• Epistaksis anterior: plexus kisselbach, arteri etmoidalis anterior

• Epistaksis posterior: arteri etmoidalis posterior, arteri


sfenopalatina
EPISTAKSIS

EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR


• UMUMNYA BERDARAH-BERHENTI • PERDARAHAN SERING BILATERAL
SPONTAN SAMPAI TERLIHAT DI FARING
• UNILATERAL • PREDISPOSISI PADA ORANG TUA
• PEMBULUH: PLEXUS KIESSELBACH ATAU • PENCETUS = EPISTAKSIS ANTERIOR +
A.ETMOIDALIS ANTERIOR ASPIRIN JANGKA LAMA, LEUKEMIA
• PENCETUS: PANAS, UDARA DINGIN DAN • PEMBULUH: A. ETMOIDALIS POSTERIOR,
KERING, MENGOREK-NGOREK HIDUNG A. SFENOPALATINA
• TATALAKSANA: TEKAN, BILA PERLU • TATALAKSANA: PASANG TAMPON
TAMPON ANTERIOR BELLOCQ 72 JAM. INDIKASI RAWAT !!
• A. Plexus Kiesselbach à epistaksis Anterior
• B. A. Ethmoidalis Anterior à epistaksis Anterior
• D. A. Maksilaris
• E. A. Karotis Interna
Jadi jawabannya adalah

C. A. Sphenopalatina
67. D. Asiklovir PO 10 hari
• Keyword
• Wanita, 47 tahun
• Vesikel berkelompok pada wajah dan telinga unilateral
• Nyeri telinga dan tinitus
• Mulut mencong à Paresis N.VII

Diagnosis?
Ramsay-Hunt Syndrome
• Gambaran klinis • Terapi
• Ruam vesikuler di sekitar • Antiviral: acyclovir
mulut atau telinga 5x800mg selama 7 hari
• Facial paresis/palsy (CN • Steroid
VII]) • Vestibulosupresan
• Vertigo dan penurunan
pendengaran unilateral
• Tinnitus
• Otalgia
• Nyeri kepala
• Dysarthria
• Gait ataxia
• Demam
• Pembesaran KGB leher
Pilihan Lainnya

• A. Metilprednison 2,4 mg/kgBB IV adalah dosis yang


sangat tinggi, umumnya digunakan untuk kasus cedera
medula spinalis akut. Pada kasus ini, steroid umumnya
diberikan melalui oral (prednison oral)
• B: Parasetamol PO: tidak ada indikasi
• C: Karbamazepin PO 7 hari bukan untuk kasus Herpes
Zoster Otikus
• E: Furosemid 1 mg/kgBB PO tidak terindikasi pada kasus
ini
Jadi jawabannya adalah

D. Asiklovir PO 10 hari
68. A. Hematoma aurikuler

• Keywords :
• 48 tahun bengkak daun telinga, Trauma (+)
• Hiperemis, benjolan (+) fluktuasi (+)
• Aspirasi à darah

Diagnosa?
Hematoma aurikuler
• Penyebab : trauma
• Penumpukan bekuan darah pada perikondrium
telinga
• Perlu aspirasi , bila tindakan ini tidak steril berisiko
perikondritis.
Pseudokista

• Benjolan di daun telinga disebabkan oleh kumpulan cairan kekuningan di


antara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga
• Tidak nyeri, tidak diketahui penyebabnya
• Tatalaksana: keluarkan cairan secara steril (mencegah perikondritis) à
balut tekan dengan gips 1 minggu (untuk melekatkan perikondrium ke
tulang rawan)
Perikondritis à Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga. Inflamasi lama
merusak tulang rawan telinga. Faktor risiko : trauma, gigitan
serangga, luka bakar, menindik telinga pada tulang rawan.
Komplikasi : telinga kisut (cauliflower ear)

KOMPLIKASI

MEDSCAPE
Pilihan lainnya
B. Pseudokista à kumpulan cairan kekuningan dalam
perikondrium, trauma (-), nyeri (-)
C. Mastoiditis à pembengkakan di mastoid
(belakang telinga)
D. Cauliflower ear à mengkerutnya daun telinga
akibat hancurnya tulang rawan (komplikasi dari
perikondritis)
E. Perikondritis à radang pada tulang rawan
Jadi diagnosa pada pasien ini
adalah

A. Hematoma Aurikuler
69. C. Cuci dengan H2O2
Keywords:
• 9 tahun, nyeri telinga dan demam sejak semalam
• Sekarang à nyeri berkurang, demam (-)
• PF : Perforasi MT sentral
• Diagnosis à OMA perforasi

Tatalaksana?
SEKILAS MATERI

STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA

OKLUSI: Retraksi membran timpani Tetes hidung (efedrin hcl 0.5%)

HIPEREMIS: membran timpani hiperemis +


Antibiotik + tetes hidung + analgetik
edema

SUPURASI: BULGING + SANGAT NYERI Antibiotik + miringotomi

PERFORASI: membran timpani RUPTUR,


Antibiotik + cuci dengan H2O2 3% (3-5
pasien merasa ‘sembuh’ karena nyeri
hari)
berkurang
RESOLUSI: membran timpani menutup.
Resolusi gagal jadi otitis media supuratif kronik antibiotik
(OMSK) > 6 minggu
Pilihan Lain
• A. Cuci dengan NaCl
• B. Cuci dengan alcohol
• D. Cuci dengan Povidone iodine
• E. Mastoidektomi à tatalaksana OMSK maligna
Jadi jawabannya adalah

C. Cuci dengan H2O2


70. D. Otitis Eksterna Difus
Keywords:
• 23 tahun, nyeri telinga 2 hari
• Pasien seorang atlet renang
• Nyeri tekan tragus (+), lingan telinga sempit dan
hiperemis

• Diagnosis?
• SIRKUMSKRIPTA
– 1/3 luar à adnexa kulit (+) à furunkel
– ETIOLOGI: S.aureus
– GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar) saat menekan
perikondrium atau membuka mulut, ggn pendengaran
OE AKUT
• DIFUS
– 2/3 dalam à kulit liang telinga hiperemis dan edema
tidak jelas batasnya
KLASIFIKASI – ETIOLOGI: Pseudomonas
OTITIS EKSTERNA – GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga sempit, sekret
bau

OE MALIGNA • Infeksi difus


• Terutama pada orang tua atau
imunokompromise
• ETIOLOGI: P. Aeruginosa
• GEJALA: rasa gatal + nyeri, pembekakan liang
telinga, paralisis facial jika iritasi n.VII
Pilihan Lain

• A. Otitis media akut à infeksi telinga tengah, gejala tergantung


stadium
• B. Otiti eksterna sirkumskripta à Nyeri tekan tragus (+), Furunkel (+)
• C. Otitis media efusi à Telinga terasa penuh, Nyeri (-), Demam (-), MT
suram
• E. Otitis media supuratif kronik à
• Kelanjutan OMA, keluar sekret > 6 minggu (hilang timbul atau terus
menerus)
Jadi diagnosisnya adalah

D. Otitis Externa Difus


71. A. Rinitis vasomotor
• Keywords
• Laki-laki 29 tahun
• Sering bersin dan hidung tersumbat secara bergantian
sejak 8 bulan
• Pencetus multipel
• obat semprot/tetes hidung à disangkal
• Pemeriksaan skin prick test à negatif.
• Diagnosis: rinitis vasomotor
Rinitis vasomotor
• Keadaan idiopatik
• Dicetuskan rangsangan non-spesifik
• Gejala klinis
• Hidung tersumbat bergantian sesuai posisi,
• Sekret mukoid / serosa
• Golongan
• Bersin
• Rinore
• Tersumbat
• Terapi:
• Hindari stimulus
• Pengobatan simptomatis
• Golongan bersin à antihistamin, glukokortikosteroid topikal
• Golongan rinore à antikolinergik topikal
• Golongan tersumbat à glukokortikosteroid topikal,
vasokonstriktor oral
• Operasi
• Neurektomi N.vidianus
Rinitis Alergi
• Terkait atopi à reaksi • PF:
hipersensitivitas tipe I • Stigmata atopi: nasal
• Gejala crease, allergic shiner
• Bersin • Mukosa pucat/livid
• Hidung tersumbat • Pencetus: alergen
• Rhinorea + gatal • Tatalaksana
• Konjungtivitis • Avoidance
• PND • Dekongestan
• Antihistamin
• Steroid intranasal
• Alergic shiner
• Alergic salute
• Alergic crease
• Konjungtivitis alergi
• Dermatitis atopi
Rinitis Medikamentosa
• Gangguan respon normal vasomotor hidung akibat
pemakaian vasokonstriktor topikal lama dan berlebihan
• Gejala
• Hidung tersumbat terus menerus
• Edema / hipertrofi konka, tidak berkurang dengan tampon
adrenalin
• Tatalaksana:
• Hentikan emakaian vasokonstriktor
• Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek lalu tapp-off
• Dekongestan oral
Rhinitis akut = “common cold”
• Hidung tersumbat
• Demam dan bersin berulang-ulang
• Sekret ingus encer
• Rhinoskopi anterior: kavum nasi edema, merah
dan sekret (+).
• Etiologi: viral
Pilihan Lain
• B. Rinitis alergi à pencetus alergen, stigmata atopi,
mukosa pucat
• C. Rinitis medikamentosa à riwayat penggunaan
obat vasokonstriktor topikal
• D. Rinitis akut à “common cold” = salesma, kavum
nasi edema, merah
• E. Rinitis atrofi à napas berbau, ingus kental hijau,
ada krusta/kerak hijau
Jadi diagnosisnya adalah

A. Rinitis vasomotor
72 D. Presbikusis

Keywords:
• Pria 66 tahun
• Kurang dapat menangkap percakapan saat suasana
ramai.
• Audiometri à tuli nada tinggi.
• Riwayat trauma, keluar cairan dari telinga à disangkal.

Diagnosis?
Presbikusis
Diagnosis:
• Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi,
• umumnya terjadi mulai usia 65 thn.
• Simetris pada telinga kiri dan kanan.

• Gejala klinik :
• berkurangnya pendengaran secara perlahan2 dan progresif.
• Telinga berdenging, pasien dapat mendengar percakapan tapi susah untuk
memahaminya à terutama di tempat bising (cocktail party deafness)
• Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga

Buku Ajar THT-FKUI


Otosklerosis
• Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalamai
spongiosis di daerah kaki stapes sehingga stapes menjadi
kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke
labirin dengan baik
• Awal penyakit akan muncul tuli konduktif yang dapat
menjadi tuli campur bila penyakit sudah menyebar ke
koklea
Otosklerosis
• Gejala :
• Pendengaran terasa berkurang secara progresif
• Keluhan lain: tinitus dan terkadang vertigo
• Lebih sering bilateral, perempuan lebih banyak dari laki-
laki, antara 11-45 tahun
• Pemeriksaan :
• Membran timpani intak, tuba paten
• Dapat ditemukan gambaran membran timpani yang kemerahan
karena pelebaran pembuluh darah promontium (Schwarte’s
sign)
• Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam
ruangan bising (paracusis willisii)
Schwartze sign à otosklerosis
Pilihan Lain
• A. Otitis media akut à infeksi telinga tengah, gejala
tergantung stadium
• B. Otitis media efusi à Telinga terasa penuh, Nyeri
(-), Demam (-), MT suram
• C. Otosklerosis à Awal tuli konduktif yang dapat
menjadi tuli campuran, pendengaran terdengar
lebih baik dalam ruangan bising (paracusis willisii),
Schwartze sign (+)
• E. Tuli sensorineural à kurang spesifik,
penyebabnya banyak.
Jadi, jawabannya adalah

D. Presbikusis
73. A. Benda asing

Keywords:
• Anak 3 tahun
• ingus bau busuk dan kental hanya dari lubang
hidung kanan sejak 5 hari
• demam (-)

Kemungkinan diagnosis? Benda asing


BENDA ASING HIDUNG
• Pada anak-anak
• Diagnosisnya berdasarkan kecurigaan (presumtif)
• Gejala dan tanda :
- hidung tersumbat
- sekret purulen berbau busuk unilateral
Pemeriksaan fisik : rinoskopi anterior, posterior
Tatalaksana : ekstraksi
Pilihan Lain
• A. Rinitis akut à “common cold” = salesma
• B. Rinitis alergi à pencetus alergen, stigmata atopi,
mukosa pucat
• D. Rinitis vasomotor
à bersin2, tersumbat bergantian, pencetus tidak
spesifik, tes cukit kulit (-)
• E. Rinitis medikamentosa à Riwayat pengunaan
dekongestan
Jadi jawabannya adalah

A. Benda Asing
74. D. Otitis Media Efusi
• Keywords:
• 11 tahun, pendengaran berkurang
• Nyeri dan demam à tidak ada
• Batuk pilek berulang
• MT suram, refleks cahaya menurun

Diagnosis?
OTITIS
MEDIA EFUSI • Anamnesa
• Telinga terasa penuh, terasa ada
cairan (grebeg-grebeg
• Peradangan non bakterial mukosa • Pendengaran menurun
kavum timpani • Terdengar suara dalam telinga
sewaktu menelan atau menguap
• Ditandai terkumpulnya cairan yang
tidak purulen (serous atau mucus) • Pemeriksaan fisik :
tanpa tanda infeksi • imobilitas gendang telinga pada
penilaian otoskop pneumatik.
• Etiologi • MT terlihat lebih kusam dan
• Kegagalan fungsi tuba eustachius keruh.
• Alergi • Maleus tampak pendek, retraksi
• Otitis media yang belum sembuh dan berwarna putih kapur.
sempurna • reflek cahaya berubah atau
• Infeksi virus menghilang
• garpu tala : untuk membuktikan
adanya tuli konduksi

:
TATALAKSANA

DEKONGESTAN, ANTIBIOTIK,
MIRINGOTOMI, PIPA GROMET
• Buku THT FKUI - RSCM
• Terapi farmakologis • Terapi nonfarmakologis
• Antibiotik, • Miringotomi
• Steroid • Tube ventilasi
• Antihistamin (Grommet tube)
• Dekongestan
• Mukolitik.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005
Pilihan lainnya

• A. Otitis media akut à infeksi telinga tengah, gejala


tergantung stadium
• B. Otitis media supuratif kronik à Kelanjutan OMA, keluar sekret > 6 minggu
(hilang timbul atau terus menerus)
• C. Otitis eksterna sirkumskripta à Nyeri tekan tragus (+),
Furunkel (+)
• D. Otitis media efusi
• E. Otitis eksterna difus à Nyeri tekan tragus (+), liang
telinga hiperemis, edem
75. B. Tuli sensorineural sedang
• Keyword:
• Laki-laki 54 tahun datang dengan keluhan penurunan
pendengaran telinga kanan.
• Audiometri nada murni ambang dengar pasien AC (air
conduction) dan BC (bone conduction) pada 50 dB

• Diagnosis?
• Air bone gap: AC dan BC berbeda > 10 dB
• Mixed: Ac dan BC sama-sama turun, ada bone gap
Jadi jawabannya adalah

B. Tuli sensorineural sedang


76. D. Sputum SPS
• Keywords:
• Laki-laki, 48 tahun
• Batuk berdahak sejak 3 minggu
• Sesak napas, demam, keringat malam
• Pernah mendapat pengobatan TBC 6 bulan
• Pemeriksaan yang perlu dilakukan?
• Pedoman TB nasional 2014
• Jawaban lain:
A. Kultur darah
B. Kultur sputum
C. Kultur sensitivitas
E. Foto thorax AP
Jawaban di atas bukan merupakan sarana diagnosis
awal TBC
Jadi, jawabannya adalah…..

D. Sputum SPS
77. B. 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
• Keywords
• Konsumsi OAT 3 bulan
• Berhenti >1 tahun
• Saat ini mengeluh batuk, keringat malam, dan sesak
• BTA SPS +/+/-
• Tes cepat : tidak ada resistensi
• Pengobatan yang diberikan?
TB Paru – Tatalaksana
Paduan OAT lini pertama

• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
• Kasus baru
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien putus berobat (loss to follow up)
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)

• Pedoman TB nasional 2014


Jadi, jawabannya adalah…..

B. 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
78. A. Abses paru
• Keywords:
• Laki2, 47 tahun
• Sesak sejak 2 minggu SMRS
• Demam +
• Batuk disertai dahak
• Lab : leukositosis
• Rontgen : kavitas pada lapang paru kanan, berdinding
tebal dan terdapat air fluid level
• Diagnosis yang tepat?

Abses
Bayangan bulat dinding tebal
paru
• Air fluid level.
• Jaringan infiltrat di
sekitarnya
• Paling sering di lapangan
bawah paru
• Manajemen:
• Antibiotik empiris (IV),
chest physiotherapy,
postural drainage.
• Dapat dilakukan
bronskopi maupun
pembedahan

• Medscape
• Pilihan lainnya :
B. Pneumonia à gambaran infiltrat
C. TB paru à gejala khas TB paru, gambaran kavitas,
gambaran infiltrat terutama di lobus apex
D. Bronkietasis à honeycomb appearance, sputum 3
lapis
E. Efusi pleura à sudut costophrenicus tumpul
Jadi, jawabannya adalah…..

A. Abses paru
79. B. Pneumotoraks
• Keywords
• Sesak napas mendadak sejak 3 bulan
• Riwayat TB paru
• hemitoraks kiri mengembang
• pernapasan dada kiri tertinggal, suara napas dada kiri
melemah
• perkusi dada kiri hipersonor
• X ray :gambaran hiperlusen pada lapang paru kiri.
• Diagnosis yang tepat?
Pneumotoraks
• Sering disebut kolaps paru
• Akibat penimbunan udara dalam kavum pleura (kavum pleura seharusnya
tidak terisi udara sehingga paru dapat mengembang dengan baik)

• Closed pneumotoraks: • Open pneumotoraks: dinding dada


dan pleura parietal robek à
pleura visceral robek à terdapat hubungan antara kavum
pleura dengan udara luar
udara inspirasi masuk ke – Apabila lubang >2/3 diameter
kavum pleura trakea, udara cenderung lewat
lubang dibanding traktus
– Bila terbentuk suatu klep respiratorius yang seharusnya
– Inspirasi: tekanan rongga dada
à udara masuk tidak turun, udara masuk kavum
pleura lewat lubang à kolaps
bisa keluar à udara paru ipsilateral
menumpuk dalam – Ekspirasi: tekanan rongga
dada meningkat, udara dari
rongga pleura à kavum pleura keluar lewat
mendorong ke lubang
kontralateral à tension
pneumotoraks
Trakea dapat terdorong ke satu sisi akibat paru yang kolaps
Pneumothorax

• Gambaran radiologi à
gambaran lusen
avaskuler di hemitoraks
yang sakit

Wuryantoro, Nugroho A, Saunar R. Patofisiologi kelainan toraks yang membutuhkan WSD. dalam: Manual pemasangan
WSD. Jakarta: Badan Penerbit Universitas Indonesia; 2011. h. 15-25.
• Jawaban lain :
A. Emphisema à pembesaran abnormal dari
alveolus, merupakan manifestasi PPOK
C. TB kronik à riwayat batuk lama, gambaran
kavitas/fibrosis/infiltrat
D. Asma à riwayat sesak berulang, biasanya ada
pencetus, wheezing +
E. Pneumonia à biasa ada riwayat demam,
gambaran infiltrat di x -ray
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Pneumotoraks
80. B. Salbutamol inhalasi
• Keywords:
• Laki2 35 tahun
• Sesak sejak 2 jam SMRS
• Sudah sering berulang
• Riwayat keluarga +
• RR 30x/menit
• Tatalaksana awal yang tepat?
• Anamnesis Asma:
• Gejala episodik
• Reversibel, dengan atau tanpa pengobatan
• Timbul/memburuk pada malam/dini hari
• Respons terhadap bronkodilator
• Terdapat faktor risiko yang bersifat individual
• Pemeriksaan fisis:
• PF dapat normal
• Wheezing
• Ekspirasi memanjang

• Konsensus Asma PDPI


• Jawaban lain:
A. Kortikosteroid sistemik à pada asma berat, tidak
respon terhadap B2 agonis inhalasi, sedang dalam
terapi oral
C. Salmeterol inhalasi à long acting B2 agonis,
umumnya digunakan pengontrol
D. Antihistamin à tidak diberikan pada asma
E. Teofilin lepas lambat à pengontrol
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Salbutamol inhalasi
81. C. Pirazinamid
• Keyword
• Bengkak di ibu jari kanan kanan
• Sedang program obat paru 6 bulan
• Asam urat : 12 mg/dl
• Obat yang menyebabkan kondisi tersebut?
• Pedoman TB nasional 2014
Jadi, jawabannya adalah…..

C. Pirazinamid
82. E. LABA + kortikosteroid
inhalasi
• Keywords:
• Laki2, 60 tahun
• Sesak sejak 1 tahun, sering berulang
• Riwayat perokok berat
• Barrel chest
• Ekspirasi memanjang
• Medikamentosa untuk mencega kekambuhan?
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
• Hambatan aliran udara yang tidak • Sesak progresif, persisten,
memberat dengan aktivitas, berat,
sepenuhnya reversibel, progresif, sukar bernapas
berhubungan dengan respon • Batuk kronik
inflamasi paru terhadap • Batuk kronik berdahak
partikel/gas berbahaya, disertai • Riwayat faktor risiko
efek ekstraparu
• Gabungan antara obstruksi • Pemeriksaan Penunjang:
saluran napas kecil & kerusakan • Spirometri
parenkim • DPL & AGD
• Radiologi toraks
(hiperinflasi/hyperaerated lungs,
• Faktor Risiko: hiperlusens, ruang retrosternal
melebar, diafragma mendatar,
• Asap rokok, polusi udara, stres jantung pendulum)
oksidatif, genetik, tumbuh
kembang paru, sosial ekonomi

• Konsensus PPOK PDPI


Foto toraks PPOK dijumpai:
• Hiperinflasi/Hiperlusen
• Diafragma mendatar
• Corakan bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
GOLD, 2015
• Jawaban lain
A.SABA + kortikosteroid oral à diperlukan 2 long-
acting bronchodilator
B. Kortikosteroid oral à yang digunakan adalah
preparat inhalasi
C. LABA + kortikosteroid oral à yang digunakan
adalah preparat inhalasi steroid
D. SABA+ antikolinergik+kortikosteroid inhalasi à
SABA hanya sebagai reliever
Jadi, jawabannya adalah…..

E. LABA + kortikosteroid inhalasi


83. E. Bronkiektasis terinfeksi
• Keywords:
• Laki2, 60 tahun
• Batuk kronik 1 bulan
• Batuk berdahak warna kuning
• 1 minggu terakhir : sputum >, sesak +, demam +
• Perokok berat
• Ronki basah +
• X ray : gambaran sarang tawon
• Diagnosis pasien tersebut?
Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah pelebaran Pemeriksaan Fisis
abnormal bronkus ukuran • Ronki basah, ronki kering,
medium disertai destruksi mengi
jaringan dinding bronkus,
umumnya akibat infeksi lama. Pemeriksaan Penunjang
• X-ray dan CT-scan:
DIAGNOSIS honeycombing
Anamnesis
• Batuk kronik produktif, dahak TATA LAKSANA
tiga lapis • Antibiotik
• Hemoptisis • Terapi dada
• Sesak napas
• Malaise

• Medscape
Pemeriksaan Radiologi
• CT scan
• Foto Thorax
• Jawaban lain:
A. Emfisema à gambaran PPOK, diafragma
mendatar, paru hiperlusen, jantung pendulum
B. Asma bronkiale à sesak hilang timbul, ada
pencetus, wheezing +
C. Bronkitis kronis à batuk +++, sputum banyak
D. Bronkopneumonia à sesak, batuk, demam,
infiltray pada x ray
Jadi, jawabannya adalah…..

E. Bronkiektasis terinfeksi
84. B. Tonsilitis folikularis
• Keywords:
• Anak, 12 tahun
• Nyeri tenggorokan 5 hari SMRS
• Tonsil T3/T3, hiperemis, tampak bintik putih multiple
• Diagnosis yang tepat?
Tonsilitis folikularis
• Terdapat detritus yang jelas,
berbentuk bintik-bintik putih multiple

• BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI


Tonsilitis lakunaris
• Gejala dan tanda klinis:
• Demam
• Disfagia
• Tonsil hiperemis
• Terdapat detritus yang mem-
bentuk alur-alur
Tonsilitis difteri
• Penyebab:
Corynebacterium diphteriae
(gram positif)
• Gejala dan tanda klinis:
- demam
- nyeri menelan
- tonsil membengkak
ditutupi bercak putih kotor.
-Membran akan berdarah
bila diangkat.
-Kelenjar limfa leher akan
membengkak à bull neck

BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI


Abses Peritonsil (Quincy)
• Salah satu abses leher dalam
• Etiologi:Komplikasi tonsilitis akut, infeksi kelenjar Weber di
tonsil
• Anamnesis:
• Odinofagia hebat
• Otalgia pada sisi ipsilateral
• Muntah
• Mulut berbau
• Hipersalivasi
• Hot potato voice
• Trismus
• Uvula bergeser
• Jawaban lain
A.Tonsilitis lakunaris à detritus membentuk alur
C. Tonsilitis difteri à tonsil ditutupi membran putih,
dan berdarah bila diangkat
D. Abses peritonsil à uvula terdorong, trismus
E. Faringitis à faring hiperemis, tonsil tidak
membesar
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Tonsilitis folikularis
85. B. Needle dekompresi
• Keyword:
• Sesak napas setelah kecelakaan 30 menit SMRS
• TD 80/60 HR 120x RR 30x
• Jejas pada dada kiri + krepitasi
• Hipersonor dada kiri + suara napas menghilang
• Deviasi trakea ke kanan
• Peningkatan JVP
• Tindakan selanjutnya...
• Tension pneumotoraks à udara dapat masuk ke
rongga pleura tetapi tidak dapat keluar karena adanya
“katup 1 arah” à penekanan struktur di mediastinum
(trakea, vena) à penurunan aliran balik darah ke
jantung à gangguan hemodinamik

• Tatalaksananya : urgent needle decompression di ICS


2 kanan, dilanjutkan dengan pemasangan WSD

• ATLS guideline
• Jawaban lain:
A.Perikadiocentesis à untuk kasus tamponade
jantung
C-E à tindakan yang dilakukan setelah needle
decompression dilakukan
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Needle dekompresi
86. A. Bronkiolitis
• Keywords
• Anak, 1 tahun
• Sesak sejak 2hari lalu
• RR 50x
• Napas cuping hidung, retraksi sela iga
• Wh +/+, rh-/-
• Suhu 380C
• Diagnosis yang tepat?
Sumber : PPM IDAI jilid 1
Bronkiolitis - Pathogenesis
• Invasi virus à inflamasi à akumulasi mukus, debris
dan edema à obstruksi bronkiolus pada fase
inspirasi dan ekspirasi à ada mekanisme ‘klep’
yang menyebabkan air trapping à overinflasi dada
à ventilasi turun dan hipoksemia à frekuensi
napas naik; pada keadaan berat dapat terjadi
hiperkapnia, obstruksi total dapat menyebabkan
atelektasis
Manifestasi klinis
Bronkiolitis
• Gejala Klinis • Diagnosis
• Diawali dengan demam • PF: demam, dyspnea
subfebris dan infeksi saluran (expiratory effort), ekspirasi
nafas atas akut memanjang, mengi,
• Kemudian terjadi batuk, hipersonor (air trapping)
sesak, dan mengi • PP: foto dada AP-lateral (air
• Jarang menjadi berat trapping), AGD: hiperkarbia,
asidosis
metabolik/respiratorik

• Tata laksana:
• Oksigen
• Bronkodilator (hanya kalau
menghasilkan perbaikan)
• Antibiotik (hanya kalau ada
bukti infeksi bakterial)
• Jawaban lain
B. Bronkopneumonia à rhonki +
C. Asma bronkial à usia >2 tahun, demam -, riw
keluarga +, riwayat atopi
D. Bronkitis akut à batuk, demam, dahak banyak
E. Pneumonia à sama dengan B
Jadi, jawabannya adalah…..

A. Bronkiolitis
87. E. Faringitis akut
• Keywords:
• Sakit tenggorikan 4 hari lalu
• Demam, sulit menelan
• Faring hiperemis
• Dinding posterior faring bergranular
• Diagnosis yang paling mungkin?
Faringitis
• Merupakan peradangan pada faring
• Penyebab tersering : virus dan bakteri (group A beta-
hemolytic streptococcal); penyebab lain : GERD, post-
nasal drip, alergi dll
• Curiga adanya infeksi GAHBS, apabila ada:
• Eskudat tonsil
• Pembengkakan uvula
• Petekie pada palatum
• Limfadenopati servikal anterior
• Komplikasi GAHBS : demam rematik, abses peritonsil,
post-streptococcal glomerulonephritis, scarlet fever
• Medscape
• Diagnosis (bila curiga infeksi GAHBS)
• Throat culture
• Rapid streptococcal antigen test
• Tatalaksana
• Simptomatik
• Antibiotik bila curiga/terbukti infeksi GAHBS à efektif
untuk pencegah demam rematik bila diberikan dalam 9
hari setelah onset
• Oral Penicilin V / amoxicilin à lini pertama
• Cephalosporin
• macrolide
• Steroid à hanya pada severe or exudative pharyngitis
• Jawaban lain:
A. Laringitis akut à suara serak
B. Rinitis akut à hidung tersumbat, runny nose
C. Tonsilitis à tonsil edema, hiperemis, ada eksudat
D. Epiglotitis à odinofagia, air liur >>, thumb sign
Jadi, jawabannya adalah…..

E. Faringitis akut
88. A. Stenosis Aorta
• Keywords:
• Laki-laki, 53 tahun
• Sesak napas saat aktivitas
• Riwayat HT (-)
• Bising sistolik di ICS II kanan

• Diagnosis yang tepat?


PSL : Parasternal Line
MCL : Midclavicular Line
Pendekatan diagnosis kelainan
katup
1. Lihat lokasinya
2. Tentukan katup apa yang bermasalah
3. Tentukan apa fase murmurnya?
(sistolik/diastolik/continuous)
4. Ingat :
• Pada sistolik à aorta dan pulmonal membuka, mitral dan
trikuspid menutup
• Diastolik : saat menutup àaorta dan pulmonal menutup, mitral
dan trikuspid membuka
5. Ingat:
• Gangguan saat katup harusnya membuka à stenosis
• Gangguan saat katup harusnya menutup à regurgitasi
Pada kasus tersebut:
1. Lokasi à ICS II kanan
2. Katup yang terlibat à aorta
3. Jenis murmur à sistolik
4. Pada sistolik harusnya katup aorta terbuka
5. Gangguan saat katup harusnya membuka -->
Stenosis
Jadi, jawabannya adalah…..

A. Stenosis Aorta
89. D. Atrial fibrilasi
90. C. DC kardioversi
• Keywords
• Laki-laki, 60 tahun
• Berdebar tiba-tiba
• Keluhan pusing dan nyeri dada
• TD 80/50, nadi cepat ireguler
• Pada EKG : QRS sempit dan ireguler

• Diagnosis dan tatalaksana yang tepat?


Atrial Fibrilasi vs Atrial Flutter

Atrial Fibrilasi Atrial Flutter


• Gelombang P • Biasanya reguler
menghilang
• Saw-tooth appearance
• QRS sempit (kurang
dari 3 kota kecil) dan
ireguler (jarak R ke R
tidak sama)
• Bedakan dengan SVT
à QRS sempit dan
reguler
Ventrikular ekstrasistol /
Ventricular
Supraventrikular takikardi premature ventricle
fibrillation
contraction
Jawaban lain no. 90
A. Defibrilasi 360 J monofasik
B. Defibrilasi 200 J bifasik
D. RJP 30:2 sebanyak 5 siklus
àSemua diatas adalah untuk tatalaksana henti
jantung!

àE: atropin 0.5 mg untuk kasus bradikardia


simptomatik
Jadi, jawabannya adalah…..

No 89 à D. Atrial fibrilasi
No 90 à C. DC kardioversi
91. D. Norepinefrin
• Keywords:
• Laki2, 50 tahun
• Nyeri dada kiri
• Pusing, tidak sadarkan diri
• EKG : ST elevasi
• TD 60/40, HR 120, RR 24, akral dingin
• Obat yang diberikan?
Jenis shock
• Shock hipovolemik : kehilangan cairan intravaskular, ec
: diare, perdarahan (shock hemoragik), dll
• Shock kardiogenik : kegagalan pompa jantung, ec :
infark miokardium, gagal jantung, dll
• Shock distributif : terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
ec : anafilaktif (shock anafilaktik), trauma medula
spinalis (shock neurogenik), infeksi sistemik (shock
sepsis), dll
• Shock obstruktif : terdapat gangguan aliran balik darah
ke jantung, ec : tamponade jantung, tension
pneumothorax, dll
Tatalaksana Utama
Jenis Syok Tatalaksana
Hipovolemik Resusitasi cairan
Kristaloid (NaCl/RL) 10- 20 ml/kgBB bolus
cepat
Septik Resusitasi cairan
Vasokonstriktor (norepinefrin/dopamin)
Antibiotik spektrum luas
Kardiogenik Obat inotropik (seperti dopamin,
dobutamin, norepinefrin)
Anafilaktik Resusitasi cairan
Epinefrin
Kortikosteroid
Jadi, jawabannya adalah…..

D. Norepinefrin
92. B. CKMB
• Keywords:
• Laki2 46 tahun
• Nyeri dada kiri menjalar ke punggung >4 jam SMRS
• EKG : ST depresi V1-4

• Pemeriksaan penunjang yang tepat?


Cardiac Marker

http://heart.bmj.com/content/90/1/99/F1.larg
e.jpgamp
Jawaban lain :
A. SGOT à tidak spesifik, biasa untuk marker
penyakit hepar (pada beberapa kasus, dapat
meningkat pada kondisi infark miokardum)
C. Myoglobin à tidak spesifik
D. CRP à tidak spesifik, biasa untuk marker
infeksi/inflamasi
E. Analisa gas darah à biasa dipakai pada kondisi
gagal napas, dan penentuan asam basa
Jadi, jawabannya adalah…..

B. CKMB
93. D. Angina pektoris tidak stabil
• Keywords:
• Laki2, 61 tahun
• Nyeri dada kiri sejak 1 jam SMRS, tidak hilang dengan
istirahat
• EKG : T inv V1-3
• Enzim jantung dbn
• Diagnosis pasien tersebut?
Penyakit Jantung Koroner
• Angina pektoris stabil à nyeri terjadi saat aktivitas,
berkurang bila diberi nitrat atau istirahat, nyeri berlangsung
< 15 menit, EKG normal bila istirahat à Stress test /
Treadmill test
• Acute coronary syndrome à nyeri bisa terjadi mendadak
dan lama, tidak membaik dengan istirahat
• Unstable angina à ACS tanpa peningkatan enzim
jantung, EKG tidak spesifik
• NSTEMI à No ST elevasi, peningkatan enzim jantung
• STEMI à ST elevasi, peningkatan enzim jantung

Pathophysiology of Heart
Disease Lily
Jawaban lain:
A. STEMI à ST elevasi
B. NSTEMI à ada kenaikan enzim jantung
C. Angina pektoris stabil à nyeri terjadi saat aktivitas,
berkurang bila diberi nitrat atau istirahat, nyeri
berlangsung < 15 menit
E. Angina prinzmetal à akibat vasospasme arteri
koroner, biasa terjadi pada usia muda, dan sulit untuk
didiagnosis
Jadi, jawabannya adalah…..

D. Angina pektoris tidak stabil


94. E. Defibrilasi 200 Joule bifasik
• Keywords:
• Penurunan kesadaran
• Tidak ada napas maupun nadi
• EKG

• Tatalaksana yang tepat?


Ventrikular ekstrasistol /
Ventricular
Supraventrikular takikardi premature ventricle
fibrillation
contraction
Jadi, jawabannya adalah…..

E. Defibrilasi 200 joule bifasik


95. C. NYHA kelas III
• Keywords:
• Laki2, 55 tahun
• Sesak sejak 3 bulan
• Sesak saat mandi, atau aktivitas fisik ringan lainnya
• Relatif nyaman saat istirahat
• Riwayat HT TD 170/110
• Tergolong NYHA kelas?
• Pedoman tatalaksana gagal jantung 2015
Jadi, jawabannya adalah…..

C. NYHA kelas III


96. B. Beta blocker
• Keywords:
• Leher terasa kaku
• Riwayat asma dan hipertensi
• TD 160/90
• Obat HT yang menjadi kontraindikasi?
Hipertensi
• Definisi: Kenaikan tekanan darah, dikonfirmasi
setelah 2 x pengukuran
• Klasifikasi:
• JNC 7
• Hipertensi urgensi à kenaikan tekanan darah hingga
melebihi 180/120 mmHg
• Hipertensi emergensi à hipertensi urgensi + kerusakan
organ target
JNC 7
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Beta blocker
97. B. Decompensatio jantung kiri
• Keyword:
• Laki2, 67 tahun
• Sesak lama à memberat 5 hari SMRS
• HR 101x/min, RR 30x/min
• Batwing apperance
• Diagnosis pasien?
• Pedoman tatalaksana gagal jantung 2015
Manifestasi klinis ADHF
Manajemen: “LMNOP”
• L(asix) = furosemid
• M(orfin)
• Nitrat, terutama jika TD sistolik >100 mmHg
• Oksigen
• Posisi à setengah duduk/duduk
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Decompensatio jantung kiri


98. E. S. viridans
• Keywords:
• Perempuan 22 tahun
• Demam, nyeri dada, mudah lelah
• Riwayat cabut gigi
• Kelainan katup jantung
• Diagnosis pasien?
Endokarditis infektif
• Infeksi pada endokardial jantung
• Menyebabkan gangguan pada katup (baik insufisiensi
maupun vegetasi) à paling sering katup mitral
• Faktor risiko tersering:
• Penggunaan katup prostetik
• Riwayat kelainan jantung (kelainan jantung bawaan, kelainan
katup, dll)
• Intravenous drug user à tersering mengenai katup trikuspid

• Etiologi tersering:
• Streptokokus : viridans, enterococus
• Staphylococcus : aureus, epidermidis
• Lily textbook
Akut vs Subakut

Akut Subakut
• Demam tinggi • Demam tidak tinggi
• Murmur bisa tidak atau normal
terdengar di 1/3 pasien • Murmur di 99% pasien
• Progresif, sudden onset • Gejala lebih ringan,
gejala gagal jantung mialgia, cepat lelah,
• Etiologi tersering à tidak nafsu makan
Staphylococcus aureus • Etiologi tersering à
Streptococcus viridans
Jadi, jawabannya adalah…..

E. Streptococcus viridans
99. A. Hipertensi urgensi
• Keywords:
• Laki2, 70 tahun
• Nyeri kepala + muntah sejak 2 jam SMRS
• TD 190/105
• Pemeriksaan lain dbn
• Diagnosis yang tepat?
Dasar Teori
• Krisis hipertensi: Keadaan hipertensi yang
membutuhkan penurunan TD segera. TD sistolik >180
mmHg atau diastolik >120 mmHg.

• Hipertensi emergensi
• Adanya kerusakan organ target akut atau progresif
(jantung, otak, ginjal)à turunkan dengan obat
parenteral segera
• Hipertensi urgensi
• Peningkatan TD bermakna tanpa gejala berat atau
kerusakan organ target progresif à turunkan TD
dalam beberapa jam dengan obat oral

• JNC 7
Target Penurunan TD
• Hipertensi emergensi
• Berkurangnya MAP 25% dalam 2 jam
• Setelah itu penurunan dilanjutkan dalam 12-16 jam
hingga mendekati normal
• Hipertensi urgensi
• Penurunan bertahap dalam 24 jam
Hipertensi Urgensi
Obat Dosis Awitan
Kaptopril 6,25-50 mg oral atau sublingual 15 menit
Klonidin Awal per oral 0,15 mg, selanjutnya 0,15 mg 0,5-2 jam
tiap jam, dosis total 0,9 mg
Labetalol 100-200 mg per oral 0,5-2 jam
Furosemid 20-40 mg per oral 0,5-1 jam
HipertensiEmergensi
Obat Dosis Awitan Lama Kerja
Nicardipine Mulai dgn dosis 5mg/jam, 5-20 menit 1-4 jam
naikkan 2,5mg/jam tiap 15 menit
bila target belum tercapai
Furosemid 20-40 mg (hanya bila ada retensi 5-15 menit 2-3 jam
cairan)
Nitrogliserin Infus 5-100 mcg/menit 2-5 menit 5-10 menit
Diltiazem Bolus IV 10 mg (0,25mg/kgBB)
dilanjutkan infus 5-10 mg/jam
Klonidin 6 ampul dalam 250 ml cairan
infus, dosis titrasi
Nitropusid Infus 0,25-10 mcg/kgBB/menit Segera 1-2 menit
(maks 10 menit)
• Obat utama untuk emergensi:
nicardipine/nitroprusside. Alasan: efek cepat, TD tidak
langsung cepat drop, dapat diatur dengan infusion
pump.

• Nifedipine tidak digunakan karena menyebabkan


penurunan TD yang berlebihan (refleks takikardia
berlebihan, dan bisa terjadi rebound)

• Pada kasus jantung (misalnya : edema paru) :


nitrogliserin menjadi pilihan utama à menurunkan
preload dan meningkatkan aliran darah koroner
Jadi, jawabannya adalah…..

A. Hipertensi urgensi
100. D. Trombosis vena
dalam/DVT
• Keywords:
• Wanita, 51 thn
• Tungkai kanan bengkak dan nyeri
• Riwayat sering pulang-pergi dengan penerbangan jangka
panjang, 4 tahun terakhir
• Tungkai hiperemis dan edema
• Diagnosis pada pasien?
CVI à peningkatan tekanan di vena, sehingga terjadi
ekstravasi cairan ke jaringan di ekstrimitas à umumnya
terjadi akibat gangguan katup vena
DVT à terbentuknya trombus di vena dalam

• Lily textbook
DVT
• Adanya trombus pada vena dalam yang menghalangi
aliran darah ke jantung
• Jika tidak ditangani, dapat terjadi emboli paru
• Gejala: nyeri, swelling, kemerahan, hangat, dan
pembesaran vena superfisial, unilateral
• Pencegahan : Heparin
• Jawaban lain
A.Gagal jantung kongestif à bengkak bilateral,
terdapat riwayat penyakit jantung
B. Flebitis superfisialis à umumnya terkait “infus”
C. Elefantiasis à limfedema akibat sumbatan cacing
filaria
E. Selulitis dd/ erisipelas à infeksi jaringan kulit
(subkutan), umumnya didahului riwayat
trauma/abrasi pada kulit superfisial yang tidak
ditatalaksana dengan baik.
Jadi, jawabannya adalah…..

D. Trombosis vena dalam/DVT

Anda mungkin juga menyukai