Disusun oleh :
Kelompok 4
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1. PENGERTIAN
a. Sirosis Hati
Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis,
disorganisasi dari lobus dan arsitektur vaskular, dan regenerasi nodul hepatosit.
Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas,
pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul (Siregar, G.A. 2001). Distorsi
arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi
tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Konthen, P.G.
2008).Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit
hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati yang akan menyebabkan penurunan
fungsi hati dan bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan
pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya
menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba
kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan. (Nurdjanah, S. 2006). Komplikasi
yang terjadi pada pasien sirosis hepatik dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
portal dan pendarahan varises esophagus.
b. Hipertensi Portal
Hipertensi porta adalah peningkatan tekanan vena porta di atas 5 mmHg pada
penderita sirosis hepatik. Referensi lain menyebutkan tekanan normal vena porta
antara 5-10 mmHg dan apabila lebih dari 12 mmHg terjadi komplikasi seperti
varises dan asites. Tekanan vena porta adalah perbedaan tekanan antara vena porta
dan vena cava inferior, juga disebut portal pressure gradient, dengan harga normal 1-
5 mmHg. (El-Tawil, 2012)
2. ETIOLOGI
Berdasarkan hasil penelitian (Sutadi, 2003), menyebutkan bahwa penyebab
terbanyak dari sirosis hepatis adalah virus hepatitis B (30-40%), virus hepatitis C (30-
40%), dan penyebab yang tidak diketahui(10-20%). Adapun beberapa etiologi dari
sirosis hepatis antara lain :
1. Virus hepatitis (B,C,dan D)
2. Alkohol (alcoholic cirrhosis)
3. Kelainan metabolik, misalnya: hemokromatosis, penyakit Wilson, nonalkoholik
steato hepatis dan lain-lain.
4. Kholestasis berkepanjangan (baik intra maupun ekstrahepatik)
5. Obstruksi vena hepatica, misalnya sindrom Budd-chairi
6. Gangguan autoimun, misalnya hepatitis autoimun
7. Toksin dan obat-obatan, misalnya: methotrexate, amiodaron, arsenic dan lain-lain.
8. Idiopatik atau Kriptogenik
Hemorrhage 80 97 85 46
Splenomegaly 99 24 100 94
Ascites 17 21 8 7
5. TERAPI PENGOBATAN
Tujuan terapi adalah untuk perbaikan klinis, menurunkan tekanan portal dan
pengurangan risiko komplikasi seperti perdarahan varises akut. Adapun pendekatan
yang dilakukan untuk terapi sebagai berikut:
1. Meminimalkan atau menghentikan faktor penyebab sirosis seperti konsumsi alcohol.
2. Mengkaji risiko terjadinya pendarahan varises dan memulai pemberian profilaksis,
terapi endoskopi untuk pasien yang beresiko tinggi terjadinya pendarahan akut.
3. Evaluasi tanda-tanda terjadinya asites.
4. Ensefalopati hepatic merupakan komlikasi umumsirosis dan memerlukan perhatian
klinis dan terapi dengan modifikasi pola makan dan terapi umtuk menurunkan kadar
ammonia.
5. Sering melakukan pemantauan untuk tanda-tanda sindrom hepatorenal, insufisiensi
paru, dan disfungsi endokrin.
Manajemen terapi untuk hipertensi portal dan perdarahan varises ada 3, yaitu:
a. Assites
Assites merupakan cairan getah bening di dalam rongga peritoneum.Mekanisme
untuk pengembangan asites bersifat multifaktorial.Meningkatan aktivitas sistem
saraf simpatik dan sistem renin angiotensin-aldosteron, yang menyebabkan
peningkatan natrium,retensi air dan produksi. Peningkatan tekanan hidrostatik
menyebabkan splanknik yang berlebihan menyebabkan produksi getah bening dan
kebocoran. Cairan yang bocor terkumpul dalam rongga perut sehingga membentuk
ascites.
b. Ensefalopati hati
Encephalopathy hepatika (HE) merupakan gangguan sistem saraf pusat dengan
berbagai gejala neuropsikiatrik,dan yang berhubungan dengan insufisiensi hati dan
gagal hati. Gejala HE hasil dari zat nitrogen dalam sirkulasi sistemik.Sehingga
menyebabkan penurunan fungsi hati dan shunting melalui portosystemic agunan
yang melewati hati. Setelah zat-zat ini masuk sistem saraf pusat, mereka
menyebabkan perubahan neurotransmisi yang mempengaruhi kesadaran dan
perilaku.
c. Gangguan koagulasi
Gangguan koagulasi merupakan pengurangan sintesis faktor pembekuan berlebihan
pada fibrinolisis, koagulasi intravaskular diseminata, trombositopenia,dan disfungsi
trombosit.
Selain itu, komplikasi pada pasien sirosis hepatik dapat menyebabkan sindrom
hepatorenal dan sindrom hepatopulmonary.
1. Sindrom hepatorenal merupakan gagal ginjal fungsional dalam pengaturan sirosis
yang terjadi tanpa adanya kerusakan ginjal struktural. Terjadi pada pasien dengan
sirosis vasokonstriksi ginjal intens, yang dihasilkan dari vasodilatasi sistemik
ekstrim. Penurunan suplai darah ke ginjal menyebabkan retensi natrium dan
oliguria.
2. Sindrom epatopulmonary terjadi antara 5% dan 32% pasien dengan sirosis.
Kelainan ini ditandai oleh defek dalam oksigenasi arteri, yang disebabkan oleh
dilatasi pembuluh darah paru. Pasien ini biasanya dengan dyspnea saat beraktivitas,
saat istirahat, atau keduanya. Pasien sirosis dengan temuan ini harus dievaluasi
untuk sindrom hepatopulmonary, yang didiagnosis berdasarkan adanya hipoksemia
arteri.
DAFTAR PUSTAKA
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015, Pharmacotherapy
Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
Dite P, Labrecque D, Fried M, Gangl A, Khan AG, Bjorkman D, et al. Esophageal varices.
World gastroenterology organisation practise guideline 2007. Available from:
(http://www.worldgastroenterology.org/graded-evidence-access.html.). diakses pada 20
September 2018.
Kimble, Koda dan Young’s. 2013. Applied Therapeutics : The Clinical Use of Drugs. Tenth
edition. Philadelphia : Lippincott Williams &Wilkins.
Konthen, P.G. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag./SMF Ilmu Penyakit Dalam. Rumah
Sakit Umum Dokter Soetomo:Surabaya.
Lindseth, G.N. 2006. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas.Dalam Patofisiologi
Sylvia A.Price et.al. Edisi 6. EGC: Jakarta.
Siregar, G.A. 2001. Cirrhosis Hepatis pada Usia Muda. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara: Medan
Sulaiman HA, Akbar HN, Lesmana LA, Noer HM. Buku ajar ilmu penyakit hati. Edisi ke-1.
Jakarta: Jayabadi,2007.h.335-61.
Sutadi, S.M. 2003. Sirosis hati. USU digital library Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu
Penyakit Dalam USU: Medan.